• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK BEKERJA DI PERKEBUNANKOPI

N/A
N/A
BAYU ADI SUPRAPTO

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK BEKERJA DI PERKEBUNANKOPI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK-ANAK YANG BEKERJA DI PERKEBUNAN KOPI. studi deskriptif pekerja anak di Desa Mulyorejo Kabupaten Jember). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Anak di Perkebunan Kopi (Studi Deskriptif Pekerja Anak di Desa Mulyorejo Kabupaten Jember)” benar-benar merupakan hasil karya sendiri, kecuali disebutkan sumbernya dan belum pernah diserahkan kepada lembaga manapun serta bukan merupakan hasil plagiat. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK-ANAK YANG BEKERJA DI PERKEBUNAN KOPI. studi deskriptif pekerja anak di Desa Mulyorejo Kabupaten Jember).

Tesis yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Bekerja di Perkebunan Kopi (Studi Deskriptif Pekerja Anak di Desa Mulyorejo Kabupaten Jember)” telah diuji dan disetujui pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong anak bekerja di perkebunan kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anak bekerja di perkebunan kopi adalah: mengisi waktu luang untuk mencari uang, mengikuti jejak orang tua bekerja di perkebunan, peran orang tua dalam mendorong anak bekerja untuk mendapatkan penghasilan. pendapatan, putus sekolah karena jarak antar sekolah. terlalu jauh sehingga memutuskan untuk berhenti dan terjun ke dunia kerja sejak dini, sosial budaya tentang pernikahan dini.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Bekerja di Perkebunan Kopi (Studi Deskriptif Pekerja Anak di Desa Mulyorejo Kabupaten Jember)” dan karya ilmiah ini. merupakan syarat untuk menyelesaikan program Sarjana di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. A selaku pemilik lahan perkebunan kopi telah menyambut baik dan memberikan ilmu serta pengalamannya dalam proses penelitian makalah ini.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Keberadaan pekerja anak tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Namun jumlah dan persentasenya sangat kecil dibandingkan negara berkembang. Negara-negara maju yang telah lama mengalami industrialisasi dan mencapai kesejahteraan sosial ekonomi yang tinggi belum sepenuhnya terbebas dari permasalahan pekerja anak. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan laporan bertajuk “Pekerja Anak di Indonesia 2009”, yang memuat temuan Survei Pekerja Anak Indonesia tahun 2009.

Istilah 'pekerja anak' yang digunakan dalam penelitian ini mencakup semua pekerja anak berusia 5 – 12 tahun, berapapun jam kerjanya, dan pekerja anak berusia 13 – 14 tahun. Rata-rata, anak-anak yang bekerja bekerja 25,7 jam per minggu, sedangkan anak-anak yang menjadi pekerja anak bekerja 35,1 jam per minggu. Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi lembaga-lembaga yang terlibat dalam perlindungan anak dan hak-hak pekerja anak.

Bagi yayasan pemerhati sosial Indonesia, penelitian ini dapat berkontribusi terhadap kemajuan proses perlindungan anak dan hak pekerja anak. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai prevalensi pekerja anak di Indonesia khususnya Kabupaten Jember, serta konsep mengenai pekerja anak dan metodologinya.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pekerja Anak
  • Kemiskinan
  • Keluarga
  • Waktu Luang
  • Pendidikan
  • Pernikahan Dini
  • Konsep Kesejahteraan Sosial
  • Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
  • Kerangka Berfikir Konsep Penelitian

Salah satu alasannya adalah anak-anak yang bekerja mungkin mendapat upah lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Pekerja anak rentan terhadap tindakan tersebut, karena pada umumnya pekerjaan yang mereka lakukan tidak memiliki segmentasi pekerjaan berdasarkan usia. Pekerja anak mudah direkrut dan tidak sulit dipecat karena sifatnya yang ketergantungan dan tidak berdaya.

Angka putus sekolah yang disumbang oleh pekerja anak relatif tinggi, karena pekerja anak sebagai anak berkebutuhan khusus masih terjadi. Penelitian terdahulu terkait pekerja anak di sektor informal adalah faktor-faktor yang membuat anak bekerja di sektor informal, studi deskriptif pada bus jalan raya oleh Rony Zainurridho (2013). Pekerja anak memilih bekerja di sektor informal karena mudah untuk masuk tanpa modal dan memerlukan keterampilan khusus.

Penelitian sebelumnya ini lebih fokus pada pekerja anak, yaitu bus di alun-alun kota Jember, Jawa Timur. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi konsep pekerja anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi pekerja anak di perkebunan kopi, seperti faktor ekonomi, sosial, budaya dan tersedianya kesempatan kerja bagi anak di bawah umur yang tidak memerlukan keterampilan khusus.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Pekerja Anak
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Pekerja Anak

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian

Jenis Penelitian

Teknik Penentuan Lokasi

Semula Desa Mulyorejo adalah Desa Baban Desa Pace, namun sejak tahun 1982 menjadi desa persiapan hingga tahun 1989 kemudian menjadi desa akhir dan kemudian disahkan oleh Bupati Daerah Tingkat II Jember pada tanggal 2 Maret 1989 untuk menjadi Desa Mulyorejo. Terdiri dari 5 desa yaitu Dusun Silosanen, Dusun Baban Timur, Dusun Batuampar, Dusun Baban Tengah, Dusun Baban Barat. Pada tahun 2014 mulai terjadi perubahan dan perbaikan pembangunan baik fisik maupun non fisik, pada tahun 2017 jalan utama dari desa Pace menuju balai desa Mulyorejo sudah diaspal.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Desa Mulyorejo
Gambar 3.1 Peta Wilayah Desa Mulyorejo

Teknik Penentuan Informan

  • Informan Pokok

Informan IA adalah seorang pekerja anak berusia 13 tahun yang duduk di bangku kelas 6 SD, dan masih bekerja hingga saat ini sejak tahun 2017, sejak ia duduk di bangku kelas 4 SD. Informan AZ adalah seorang pekerja anak berusia 14 tahun yang putus sekolah karena kekurangan biaya, dan jarak rumah ke sekolah yang cukup jauh menjadi alasan ia putus sekolah pada kelas 2 SMP. sekolah dan memilih bekerja di perkebunan kopi. Sama halnya dengan kakak sulungnya yang sebelumnya juga bekerja sebagai petani kopi di perkebunan kopi tempatnya bekerja saat ini.

Informan tambahan (Suyanto dan Sutinah) adalah mereka yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, mengapa terdapat pekerja anak dan mengapa informan mempekerjakan anak di bawah umur.

Informan JH merupakan ibu dari informan utama II yang berumur 42 tahun dan mempunyai 3 orang anak, 2 diantaranya sudah menikah dan II sendiri masih bersekolah. Informasi yang ingin diperoleh informan adalah alasan informan MH mengizinkan cucunya bekerja dan mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi cucunya bekerja. Informasi yang ingin diperoleh informan ST adalah alasan mereka membiarkan anaknya bekerja dan putus sekolah, serta mendapatkan informasi lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anaknya bekerja.

Berdasarkan keberadaan informan tersebut, hal ini memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dari informan yang telah ditentukan untuk memperkaya data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak bekerja di perkebunan kopi. Keterbukaan dalam memperoleh informasi dapat membantu peneliti memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengelola data penelitian. Penentuan informan berguna agar data yang diperoleh dapat dikumpulkan secara obyektif dan terbuka dalam memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Wawancara
  • Dokumentasi

Observasi partisipatif, dalam observasi ini peneliti terlibat dalam aktivitas sehari-hari orang yang diteliti atau diamati yang dijadikan sumber data penelitian. Observasi terbuka atau terselubung, yaitu peneliti yang melakukan pengumpulan data menyatakan secara terbuka kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Namun pada saat tertentu peneliti tidak bersikap terbuka atau halus dalam observasinya, hal ini untuk menghindari data yang diminta merupakan data yang masih dirahasiakan.

Observasi tidak terstruktur, dalam penelitian kualitatif observasi dilakukan secara tidak terstruktur karena fokus penelitiannya belum jelas. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis terhadap apa yang akan diamati. Adapun untuk keperluan penelitian yang akan dilakukan, maka dalam penelitian ini observasi yang dipilih adalah observasi yang jujur, karena dalam melakukan pengumpulan data peneliti jujur ​​terhadap sumber data yang melakukan penelitian.

Peneliti terjun langsung ke Desa Mulyorejo, kemudian menemukan beberapa orang yang memenuhi kriteria sebagai informan utama dan tambahan, kemudian melakukan observasi jujur ​​terhadap informan tersebut. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti sudah yakin mengenai informasi apa yang akan diperoleh. Saat melakukan wawancara, peneliti harus mendengarkan dengan seksama dan mencatat apa yang disampaikan informan.

Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis dan lengkap dalam pengumpulan datanya. Metode wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara semi terstruktur.Jenis wawancara ini dipilih karena dalam penyelidikan informasi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi anak-anak yang bekerja di perkebunan kopi, wawancara tersebut dapat berkembang ketika peneliti melakukan tanya jawab dengan mewawancarai para pekerja di perkebunan kopi. informan. . Proses melakukan wawancara melibatkan tanya jawab dari pedoman wawancara yang telah disiapkan peneliti, kemudian jawaban informan penelitian ditulis di atas kertas dan peneliti menggunakan alat perekam suara dari awal hingga akhir wawancara.

Teknik dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data sejarah dengan cara menganalisis dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain. Sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat, buku harian, laporan, foto, artefak, dan lain-lain. Bentuk dokumentasi yang dikumpulkan dan dipelajari adalah foto-foto pada saat peneliti melakukan wawancara dengan informan.

Teknik Analisis data

Setelah peneliti mencari hal-hal penting, peneliti memperoleh kata-kata dari informasi yang telah dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan mengelompokkan konsep (kata kunci) ke dalam suatu kategori. Dalam tahap ini peneliti menarik kesimpulan sementara berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti dari lapangan.

Kesimpulan akhir ini diambil setelah dirasa cukup dan data sudah jenuh serta peneliti yakin akan kebenarannya, maka peneliti harus menarik kesimpulan dan dapat mengakhiri penelitian.

Teknik Keabsahan Data

Informan : 2 Kakak, Adik laki-laki saya berangkat ke Bali bersama ayah dan ibu saya Peneliti : Apakah adik-adik MB bersekolah? Di PTPN biasanya ada yang jadi peneliti: Apakah ada paksaan dari pihak lain kepada Anda? Peneliti : Tahukah anda bahaya-bahaya yang anda hadapi ketika bekerja di usia muda?

Peneliti : Apakah anda pernah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pemilik atau dari karyawan lain yang lebih dewasa dari anda? Peneliti: Apakah anak-anak yang bekerja juga akan memberikan kontribusi terhadap kondisi ekonomi keluarganya, Pak? Peneliti : Apakah penghasilan yang anda peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anda dan MB?

Peneliti: Tahukah Anda apa saja bahaya yang bisa ditimbulkan oleh pekerja di bawah umur? Peneliti : Apakah tidak ada peringatan dari pihak sekolah ketika MB sering memberikan izin untuk tidak masuk sekolah? Peneliti: Apakah Anda tidak khawatir dengan bahaya pekerjaan yang dapat menimbulkan risiko bagi anak Anda?

“Saya kerja di sini sejak tahun 2017 ya Kak, tapi ibu saya hanya ajak ibu saya saat liburan sekolah” (informan IA 12 Desember 2019. Biasanya anak-anak saya kerjakan memanen kopi di bawah sinar matahari.” ( informan) Hj.A 12 Desember 2019).

HASIL TEMUAN LAPANGAN …

ANALISA

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anak bekerja di perkebunan kopi Desa Mulyorejo adalah sebagai berikut.

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Pekerja Anak
Gambar 3.1 Peta Wilayah Desa Mulyorejo

Referensi

Dokumen terkait