• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesian Accounting Research Journal Vol. 3, No. 2, June 2023, pp. 202 – 211

©Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat

Determinants of the Quality of Local Government Reports of West Bandung Regency Azmi Raudhatul Jannah

Politeknik Negeri Bandung

E-mail: azmi.raudhatul.amp19@polban.ac.id

Jouzar Farouq Ishak

Politeknik Negeri Bandung E-mail: jouzar.farouq@polban.ac.id

Abstract: This paper aims to examine three competencies (i.e., HR competence, SPIP implementation, and SIPD implementation) in Bandung Barat Regency towards the quality of Local Government financial reports. Data were collected from 90 respondents from human resources in Bandung Barat Regency, Indonesia. Multiple linear regression analysis was employed to evaluate HR proficiency, SPIP implementation, SIPD implementation, and the quality of Local Government financial reports. The significance of this study lies in its potential to influence the auditor's evaluation of the financial statements of regional governments by enhancing the competence of the apparatus, internal control systems, and development factors of local government information systems for the local government of Bandung Barat Regency. The sole signal in the Bandung Barat Regency was the focus of this investigation, which has the drawback that the results of a comparable study on another study object can provide different results. Nonetheless, several areas were identified that the local government can explore to enhance credibility and the auditor's perspective.

Keywords: HR Competence, SPIP Implementation, SPID Implementation, Quality of Local Government Financial Reports

1. Pendahuluan

Pemerintah memiliki niat untuk merancang laporan keuangan dengan tujuan menghasilkan suatu keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum (Karsana &

Suaryana, 2017). Menurut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 yang mengatur Kode Etik Akuntansi, laporan keuangan yang memenuhi standar yang baik harus memiliki kualitas yang dapat dipercaya, relevan, dapat dibandingkan, serta mudah dipahami. Secara keseluruhan, evaluasi yang dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat mencerminkan mutu dari laporan keuangan (Karsana & Suaryana, 2017). Berdasarkan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 mengenai Pengelolaan Kas Negara dan Pemeriksaan Pertanggungjawaban, BPK menyampaikan beberapa opini mengenai laporan keuangan, termasuk Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Pengecualian Dengan Wajar (WDP), dan Tidak Sesuai (TW). Kabupaten Bandung Barat yang telah menjadi daerah otonom sejak tahun 2007, berhasil memperoleh Surat Keterangan Tidak Berlaku (WTP) pada tahun 2019 dan kembali pada tahun 2021. Akan tetapi, saat BPK memberikan Opini WDP terkait kesalahan material atau ketidaksesuaian karakteristik pelaporan keuangan, Kabupaten Bandung Barat menerima Pendapat Disclaimer (TMP) atau Opini Disclaimer pada awal masa jabatannya. Laporan Hasil Pemeriksaan

(2)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

(LHP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat tahun 2020 menjadi faktor penentu dari hal tersebut. Beberapa hal yang melatarbelakangi pernyataan WDP tersebut adalah proses pengadaan barang dan jasa senilai Rp13,43 miliar, dugaan pengadaan fiktif dan tidak terduga. . kenaikan harga. Akun beban, nilai persediaan pada 31/12/2020 Rp 2,71 miliar tidak didukung dengan mutasi posting, selisih perhitungan penyusutan sebesar Rp 39,28 miliar karena kesalahan formula yang tidak dapat diverifikasi oleh BKAD, dan selisih biaya persediaan sebesar Rp 48,46. miliar tidak dapat diverifikasi. Umumnya laporan keuangan mengandung kesalahan material yang mengakibatkan kesalahan, ketidakjujuran dan laporan keuangan tidak diaudit.

Sejalan dengan hukum yang berlaku di Indonesia, yakni UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diharuskan menyediakan informasi tentang perkembangan pembangunan dan keuangan daerah melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). Dengan adanya SIPD, pemerintah pusat memiliki kemampuan untuk memantau kemajuan pembangunan dan keuangan di semua daerah secara terintegrasi, serta memudahkan analisis laporan keuangan yang memiliki format seragam di seluruh wilayah. Pada tahun anggaran 2022, Kabupaten Bandung Barat baru-baru ini sepenuhnya menerapkan SIPD. Namun, penerapan SIPD di pemerintah daerah, khususnya di Kabupaten Bandung Barat, membutuhkan persiapan seperti penyediaan akses internet yang merata, perangkat untuk menyimpan data, dan peningkatan pemahaman serta keterampilan sumber daya manusia (SDM) terkait operasional SIPD.

Implementasi sistem keuangan sangat bergantung pada pandangan, wawasan, dan profesionalisme para pegawai pemerintah (Jannaini, 2012). Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 11 Tahun 2018 mengenai Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Berbasis Kompetensi, kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku memiliki peranan penting bagi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menggarap kewajiban serta tanggung jawab mereka dengan tingkat profesionalisme, efektivitas, dan efisiensi yang tinggi.

Keahlian akuntansi diperlukan dari karyawan yang berkaitan dalam penyusunan laporan keuangan. Namun, masih banyak PNS yang memiliki kemampuan akuntansi yang terbatas.

mencatat bahwa pelatihan karyawan yang sering terlibat langsung dalam penyusunan laporan keuangan tidak sesuai dengan keahlian akuntansi. Penelitian Listiyan dan Gunawan (2020) menerangkan bahwa kompetensi pegawai berakibat positif pada kualitas laporan keuangan.

Pengamatan ini juga didukung oleh studi tahun 2020 oleh Rufaedah yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan pelaporan keuangan tenaga kerja memengaruhi peluang untuk menerima opini tanpa syarat (WTP).

Menurut informasi dari Laporan Kinerja Provinsi Jabar Tahun 2020 yang diterbitkan oleh BPKP Jabar, Kabupaten Bandung Barat memiliki tingkat perkembangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang masih Level 2 dengan skor 2,6193. Dengan demikian, Kabupaten Bandung Barat merupakan tingkat kematangan terendah ketiga di Provinsi Jawa Barat.

Namun demikian, Kabupaten Bandung Barat masih belum mencapai skor kematangan sejalan dengan sasaran yang telah ditentukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Menurut RPJMN, seharusnya Pemerintah Daerah mencapai tingkat kematangan 3 dengan skor antara 3 hingga kurang dari 4.

Dapat dikonklusikan bahwa implementasi Sistem Pengendalian Intern Negara (SPIP), keterampilan dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), dan implementasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIPD) merupakan faktor penting untuk mencapai keunggulan.

Penataan laporan keuangan sejalan dengan standar yang ditetapkan untuk memberikan informasi yang berharga. Menurut penelitian (Fathia et al., 2020; Listiyani & Gunawan, 2020; Rusvianto et al., 2018), sistem pengendalian internal dewan memiliki pengaruh positif mengenai kualitas laporan keuangan.

Penelitian ini bermaksud untuk menguji pemahaman tentang kompetensi sumber daya manusia, implementasi sistem pengendalian internal, penerapan sistem informasi pengelolaan

(3)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

keuangan daerah (SIPD), dan kualitas laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah provinsi Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji dampak dari kompetensi pegawai, implementasi sistem pengendalian internal, dan penerapan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPD) terhadap mutu pelaporan keuangan, baik secara individu maupun secara keseluruhan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi para sarjana dan peneliti dalam mengembangkan ilmu tentang akuntansi pemerintahan dan memberikan rekomendasi untuk mengembangkan kualitas pelaporan keuangan di Pemerintah Daerah Bandung Barat. .

2. Kajian Pustaka

2.1. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Pada Permendagri Nomor 11 tahun 2018 dijabarkan bahwa kompetensi merujuk kepada kemampuan dan karakteristik yang wajib dimiliki oleh seorang pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan profesionalisme, efektivitas, dan keberhasilan.

Dalam pandangan Moeheriono (2014), pendapat ini juga mendapat dukungan. Kompetensi dasar seseorang terdiri atas 5 hal, yaitu :

1. Watak (traits), yaitu Sifat-sifat atau karakteristik individu menyebabkan mereka menunjukkan perilaku atau cara bereaksi yang khas terhadap suatu hal.

2. Motif (motive), yaitu segala hal yang diperlukan atau secara selaras dipertimbangkan oleh seseorang, yang mengarah pada perbuatan tertentu.

3. Konsep Diri (self-concept), mengacu konsep diri merujuk pada sikap dan nilai-nilai yang ada pada individu, yang dapat dianalisis melalui tes untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

4. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang ada pada seseorang di bidang yang dikuasainya.

5. Keterampilan atau keahlian (skill), yaitu secara fisik maupun mental adalah kemampuan dalam melakukan aktivitas tertentu.

2.2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Pada tahun 2008, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 60 yang menyusun peraturan mengenai Sistem Pengendalian Intern Negara (SPIP). SPIP mencakup rangkaian langkah dan tindakan berkesinambungan yang dilakukan oleh manajer dan seluruh karyawan untuk memastikan untuk meraih capaian organisasi dengan efektif dan efisien. Ini melibatkan memastikan keandalan laporan keuangan, perlindungan terhadap aset pemerintah, dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan. Prinsip-prinsip pengendalian intern pemerintah ini juga diterapkan di banyak negara.(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, 2008)

a. Lingkungan pengendalian

Komponen ini membentuk budaya organisasi dan perilaku manusia yang berada di lingkungan instansi menjadi lebih sadar atas pentingnya pengendalian.

b. Penilaian risiko

Dalam bagian ini, instansi diharuskan untuk melaksanakan penilaian risiko. Penilaian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi risiko yang dialami unit organisasi baik internal ataupun eksternal organisasi, dan kemudian menganalisis risiko tersebut atau menentukan dampak yang ditimbulkan.

c. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian bertujuan menjamin pelaksanaan perintah dari pimpinan instansi berjalan dengan efektif, melalui penggunaan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan dalam meraih tujuan yang sudah ditentukan.

d. Informasi dan komunikasi

(4)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

Berfungsi sebagai penghubung untuk komponen lainnya sehingga antar komponen memiliki hubungan integral. Pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak yang berwenang harus mendaptakan laporan terkait informasi yang diterima. Pengendalian dapat dilakukan dengan memastikan bahwa informasi disajikan dengan benar dan dalam waktu yang tepat

e.

Pemantauan

Pemantauan adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen atau satuan pengawas untuk mengevaluasi secara berkala kualitas kinerja dan menjamin bahwa rekomendasi temuan audit dan reviu lainnya dapat seketika ditindaklanjuti.

2.3 Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi tata kelola pemerintahan daerah, Kemendagri sedang melakukan pengembangan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) berdasarkan Permendagri No. 70 Tahun 2019. Pengembangan ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai informasi pembangunan, keuangan daerah, dan pemerintahan daerah lainnya dalam satu sistem yang berkaitan dan terpadu secara elektronik. Dengan adanya pengembangan SIPD ini, diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan pemerintahan daerah tanpa mengurangi inti pokok kalimat tersebut.

SIPD berfungsi sebagai suatu sarana yang menyediakan akses terhadap berbagai informasi yang relevan dalam upaya penyelenggaraan pembangunan daerah. Sistem ini bertujuan untuk memfasilitasi perolehan data yang diperlukan, pengolahan informasi yang efisien, dan pemantauan serta evaluasi kinerja pemerintah daerah secara lebih efektif. Melalui implementasi SIPD, diharapkan tercipta suatu kerangka kerja yang memungkinkan pemangku kepentingan dalam pemerintahan daerah mampu mendapatkan informasi yang akurat, tepat waktu, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, SIPD dirancang sebagai suatu sistem berbasis elektronik yang memungkinkan berbagai informasi terkait pemerintahan daerah dapat diakses secara terintegrasi. Dengan demikian, sistem ini mempercepat akses informasi, meningkatkan koordinasi dan sinergi antarunit kerja di dalam pemerintahan daerah, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dilandaskan pada data dan informasi yang akurat.

Penerapan SIPD diharapkan dapat memperbaiki tata kelola pemerintahan daerah secara menyeluruh. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, sistem ini memberikan landasan yang kokoh untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah.

2.4 Karakteristik Laporan Keuangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan pemerintah merupakan sebuah dokumen terstruktur yang menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Standar Akuntansi Pemerintahan menekankan pentingnya aspek-aspek khusus yang harus tercukupi agar laporan keuangan pemerintah mencapai tingkat kualitas yang diinginkan.

Adanya empat karakteristik yang harus dipenuhi sebagai syarat wajib, yaitu:

1. Relevan. Laporan keuangan dianggap relevan ketika informasinya memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan pengguna melalui kontribusinya dalam mengevaluasi keajadian masa lampau atau saat ini, melakukan proyeksi untuk masa depan, dan memverifikasi atau mengoreksi temuan evaluasi sebelumnya.

2. Andal. Pentingnya laporan keuangan yang tidak terdapat pemahaman yang menyimpang dan kesalahan material tidak bisa diabaikan. Laporan keuangan harus mengungkapkan semua fakta dengan jujur dan mampu diverifikasi.

(5)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

3. Dapat dibandingkan. Keberhasilan dalam membandingkan laporan keuangan dengan periode sebelumnya atau laporan keuangan dari substansi lain menjadi faktor penting agar informasi dalam laporan keuangan menjadi lebih relevan. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat mengamati perubahan dan tren dalam posisi keuangan dan kinerja substansi tersebut.

4. Dapat dipahami. Pengguna mampu memahami informasi yang terdapat terkait laporan keuangan karena disajikan dengan format dan istilah yang disesuaikan agar sesuai dengan pemahaman mereka. Sebagai hasilnya, diasumsikan bahwa pengguna memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas dan lingkungan operasional entitas yang menyampaikan laporan, serta memiliki motivasi untuk mempelajari informasi yang dimaksudkan.

3. Metode Penelitian

Studi ini memanfaatkan kuesioner yang dirancang secara internal untuk menghimpun informasi dari tim sumber daya manusia di Kabupaten Bandung Barat, Indonesia. Convenience sampling digunakan untuk memilih responden karena kesulitan praktis dalam mendeteksi populasi target. Kuesioner diberikan kepada 97 responden sumber daya manusia selama periode 2023 di Kabupaten Bandung Barat. Sebanyak 90 responden mengisi kuesioner, menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 92 persen. Persyaratan sampel minimum untuk menggunakan analisis multivariat terpenuhi dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, variabel independen diterapkan dalam mengukur kualitas laporan keuangan pemerintah daerah meliputi kompetensi SDM, implementasi SPIP, dan implementasi SIPD. Tabel 1 memperlihatkan bagaimana variabel-variabel ini dioperasionalisasikan dan diukur.

Tabel. 1 Pengukuran Variabel

Variable Definisi Ukuran

Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi merujuk pada kapabilitas dan atribut yang dimiliki oleh seorang pegawai ASN, mencakup pemahaman, keahlian praktis, serta sikap yang esensial dalam melaksanakan tugas-tugas yang melekat pada jabatannya. (Permendagri Nomor 11 Tahun 2018)

Menggunakan intrumen yang digunakan oleh (Listiyani & Gunawan, 2020) dengan dimensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diadopsi dari (Permendagri Nomor 11 Tahun 2018). Variabel diukur menggunakan skala likert dengan nilai maksimum 5.

Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah

SPIP merupakan sebuah langkah yang krusial dalam menjalankan sebuah tindakan maupun kegiatan secara berkelanjutan oleh pemimpin dan anggota organisasi, dengan bertujuan memberikan kepercayaan yang cukup terhadap pencapaian tujuan organisasi. ((PP Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

Menggunakan intrumen yang digunakan oleh (Rusvianto et al., 2018) dengan dimensi dalam hal ini Menyertakan dalam cakupan adalah lingkungan pengawasan, penilaian risiko, aktivitas pengawasan, informasi dan komunikasi, dan pemantauan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 mengenai Sistem Pengawasan Internal Pemerintah.

Pengukuran variabel dilaksanakan menggunakan skala Likert dengan skor maksimum 5.

Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah

Menurut (Permendagri No. 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah). Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, terdapat keterkaitan antara sebuah pembangunan daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi pemerintahan daerah lainnya. Keterkaitan ini dimaksudkan agar informasi-informasi tersebut dapat saling dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

Menggunakan intrumen yang digunakan oleh (Daryati, 2019) dengan dimensi yaitu hardware, software, brainware, procedure, database, dan communication network yang merupakan komponen sistem informasi manajemen menurut (Susanto, 2017). Variabel diukur menggunakan skala likert dengan nilai maksimum 5.

(6)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

Kualitas Laporan

Keuangan Karakteristik yang terkandung dalam Laporan keuangan memainkan peran penting dalam menentukan kualitasnya, sehingga informasi yang dihasilkan memiliki nilai untuk pembuatan keputusan. Ada empat karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan mencapai kualitas yang diharapkan, yaitu relevan, andal, dapat dimengerti, dan dapat dibandingkan. (PP No.

71 Tahun 2010 tentan Standar Akuntansi Pemerintah)

Menggunakan intrumen yang digunakan oleh (Rusvianto et al., 2018) Dengan dimensi yang handal, relevan, mudah dipahami, dan memungkinkan perbandingan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, variabel diukur menggunakan skala likert dengan skor maksimum 5.

Data dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik menyebarkan kuesioner kepada responden di lapangan. Kuesioner tersebut berisi seperangkat pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Semua indikator kompetensi sumber daya manusia, penerapan SPIP, penerapan SIPD, dan kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah dinilai dengan menerapkan skala Likert lima poin (dengan 5 sebagai "sangat setuju" dan 1 sebagai "sangat tidak setuju").

Langkah pertama dalam analisis data adalah pengujian deskriptif dan demografi responden.

Selanjutnya, alat penelitian diuji melalui uji reliabilitas dan validitas. Setelah instrumen penelitian terbukti valid dan reliabel, dilakukan pengujian asumsi klasik. Terakhir, menggunakan uji regresi linier berganda yang merupakan alat analisis untuk melakukan uji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4. Hasil dan Pembahasan

Metode pengumpulan data pada penelitian ini melibatkan penggunaan kuesioner agar mendapatkan informasi dari responden. Responden penelitian terdiri dari 41 pria dan 49 wanita, dengan mayoritas dari mereka memiliki pengalaman kerja antara 1 hingga 5 tahun. Selain itu, mayoritas responden pada penelitian ini mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam, yaitu SMA (2%), Diploma (47%), Sarjana (42%), dan Master (9%).

Tabel. 2 Karakteristik Responden Penelitian

(7)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

Dalam penelitian ini, beberapa variabel terkait menjadi sasaran analisis statistik deskriptif.

Kompetensi staf adalah variabel pertama yang dianalisis. Skor minimal 32, skor maksimal 45, dan skor rata-rata 39,9. Variabel lain yang dikendalikan adalah penerapan sistem pengendalian intern.

Skor minimal 58 dan maksimal 80, rata-rata 68,91. Selain itu, variabel ketiga adalah penggunaan sistem informasi perkotaan. Skor minimal 47, maksimal 70 dan rata-rata 57,9. Terakhir, variabel yang akan dievaluasi adalah kualitas laporan keuangan. Skor minimal 36, skor maksimal 55, dan skor rata-rata 48,18. Berdasarkan hasil analisis tersebut, disimpulkan bahwa rata-rata semua variabel mengarah ke nilai maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden pada umumnya setuju atau sangat setuju dengan pernyataan yang dibuat mengenai variabel-variabel tersebut.

Pada proses uji validitas seluruh variabel diperoleh hasil yang mengungkapkan bahwa nilai signifikansi (sig) sebesar 0,00 (<0,05). Temuan ini menjelaskan bahwa variabel yang diuji terbukti adanya validitas yang tinggi. Di sisi lain, uji reliabilitas menjelaskan bahwa Cronbach's alpha melebihi 0,70, menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur pada penelitian ini.

Uji normalitas dengan menerapkan uji Jarque-Bera menunjukkan probabilitas sebesar 0,612 yang berada di atas taraf signifikansi 0,05. Ditarik kesimpulan bahwa sebaran data pada penelitian ini secara umum normal. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai variabel masing- masing adalah 2,268, 3,001 dan 2,509. Disimpulkan bahwa tidak adanya bukti multikolinearitas pada model regresi penelitian ini, karena seluruh nilai VIF variabel tersebut tidak melebihi nilai cut- off 10. Selain itu, pengujian uji White menunjukkan bahwa probabilitas chi-kuadrat Obs*R-kuadrat adalah 0,385. Karena probabilitas ini melebihi tingkat signifikansi 0,05, maka disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas pada data penelitian ini. Analisis regresi linier berganda diterapkan dalam penelitian ini, sebagaimana dapat di lihat pada tabel berikut.:

Tabel 3 Hasil Estimation Output Variable Coefficient Std,

Error t-Statistic Prob,

C 2,069 3,241 0,638 0,525

X1 0,624 0,113 5,510 0,000

X2 0,040 0,075 0,537 0,059

X3 0,318 0,070 4,517 0,000

Berdasarkan hasil estimasi output Eviews, persamaan regresi linear berganda berikut dapat dibuat

Y = C + bX1 + bX2 + bX3 + e

Y = 2,069 + 0,624X1 + 0,040X2 + 0,318X3 + e

Mengacu pada persamaan yang sama menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan meningkat menjadi 2,846 ketika kompetensi pegawai, penerapan sistem pengendalian intern dan penerapan sistem informasi pemerintah memiliki nilai yang sama. Pada persamaan ini koefisien regresi menunjukkan pengaruh yang positif, hal ini mmenjelaskan bahwa variabel X berpengaruh positif terhadap variabel Y.

Pada penelitian ini diperoleh nilai uji-t kompetensi kepribadian (X1) sebesar 0.0000,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa penerapan SPIP tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Pemerintah Kota Bandung Barat. Dengan kata lain, ada tidaknya sistem pengendalian intern dewan tidak mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Selain itu, hasil pengujian variabel implementasi sistem informasi pemda (X3) menunjukkan nilai p-value (Prob) sebesar 0,000, menunjukkan adanya kontribusi positif dan signifikan implementasi SIPD terhadap kualitas laporan keuangan Kota Bandung Barat. Daerah. Pemerintah. Secara umum hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan

(8)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

sistem pengendalian intern dan peningkatan kompetensi pegawai berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Jika signifikansi (F-statistik) atau probabilitas uji F sebesar 0,000 tinggi, maka disimpulkan bahwa faktor-faktor independen memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependen pada waktu yang bersamaan. Adanya hubungan yang positif dan signifikan diantara efisiensi sumber daya manusia, penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dan sistem informasi pemerintah daerah, dengan efisiensi pelaporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan uji koefisien determinasi, ketiga faktor tersebut memberikan kontribusi sebesar 71,9%.

Berdasarkan temuan penelitian, disimpulkan bahwa kompetensi aparatur berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung Barat. Secara khusus, peningkatan kapasitas SDM Pemerintah Kabupaten Bandung Barat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan. Pengamatan dan wawancara dengan profesional keuangan perkotaan menunjukkan peran penting keterampilan manusia dalam semua tahapan pelaporan keuangan, seperti persiapan, analisis, dan penyajian informasi keuangan. Diperlukan personel yang berkualitas dan berpengalaman untuk memastikan keakuratan, keandalan, dan transparansi pelaporan keuangan. Persyaratan ini mengharuskan mereka yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan memiliki pemahaman menyeluruh tentang konsep, aturan, dan standar akuntansi. Hasil ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya (Listiyani & Gunawan, 2020) bahwa intervensi seperti konsultasi teknis, pengembangan karir dan evaluasi posisi dapat meningkatkan keterampilan karyawan.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan sistem pengendalian intern hanya berpengaruh terbatas terhadap kualitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah Bandung Barat.

Hasil ini membantah hipotesis lain yang diajukan sebelumnya. Artinya, sejauh apapun Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah berhasil menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), kualitas pelaporan keuangan akan tetap tidak berubah atau berdampak. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya (Leiwakabessy, 2021) yang menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern Pemerintah Daerah Pemerintah Maluku Barat Daya belum dapat mendukung kemajuan kualitas laporan perekonomian daerah. Meskipun kontrol internal pemerintah sangat penting untuk memastikan kepatuhan, akuntabilitas, dan manajemen risiko di sektor publik, dampak langsungnya terhadap kualitas pelaporan keuangan terbatas. Pengamatan ini juga sejalan dengan penelitian lain (Fatimah & Indrawati, 2022) yang menemukan bahwa aparatur pemerintah harus memenuhi kriteria tambahan selain efektivitas pengendalian internal untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh (Ariska et al., 2019) ditemukan bahwa Aplikasi SIMDA Keuangan memiliki kemampuan untuk memberikan informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada pengolahan data secara manual. Hal ini telah terbukti melalui hasil analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan.Mengintegrasikan sistem informasi pemerintah daerah ke dalam lingkungan pemerintah daerah dapat meningkatkan akurasi laporan keuangan. Menjamin keandalan, transparansi, dan komparabilitas data keuangan, sistem ini membantu pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang efisien dan akurat.

Menurut penelitian (Daryati, 2019), penerapan SIMDA Keuangan di Kabupaten Bungo mampu membuat laporan keuangan dan semua data pendukung yang diperlukan dengan lebih cepat dan teliti dibandingkan dengan cara manual, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya human error. Dengan menggunakan sistem informasi yang lengkap, administrasi data dapat dilakukan dengan lebih cepat sehingga kontrol internal yang lebih baik. SIPD menyediakan akses real-time ke data keuangan dan juga memfasilitasi pembuatan laporan keuangan secara instan. Selain itu, adanya integrasi beberapa modul seperti penganggaran, pengadaan, dan manajemen aset, memungkinkan aliran data yang lancar dan meningkatkan kelengkapan laporan keuangan secara keseluruhan.

Sistem informasi pemerintah daerah yang dirancang oleh Kementerian Dalam Negeri secara efektif

(9)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

dapat membantu memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku dan persyaratan peraturan, meningkatkan kredibilitas dan keandalan laporan keuangan.

Agar laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi, perlu dipertimbangkan bagaimana mengintegrasikan kemampuan SDM dengan penerapan sistem pengendalian internal pemerintah dan sistem informasi pemerintah daerah. Ketiga elemen tersebut berkolaborasi untuk memastikan bahwa pelaporan keuangan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat relevan, dapat dipercaya, dapat dibandingkan, dan dapat dimengerti. Tenaga kerja yang terlatih dan berpengalaman, yang memiliki pemahaman mendalam tentang konsep, aturan, dan standar akuntansi, memainkan peran yang sangat penting dalam persiapan dan analisis data keuangan.

Sistem pengendalian internal pemerintah yang kuat menjadi dasar bagi pengelolaan keuangan yang efektif. Penerapannya membantu dalam identifikasi dan mitigasi potensi risiko, memperkuat pengendalian internal, dan meningkatkan integritas pelaporan keuangan secara keseluruhan. Implementasi sistem informasi pemerintah daerah melengkapi kompetensi sumber daya manusia dan juga sistem pengendalian internal. Sistem informasi ini meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan mengotomatisasi operasi keuangan, mengoptimalkan aliran data, dan memungkinkan akses informasi secara real-time. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIPD dibuat secara otomatis sesuai dengan aturan dan standar akuntansi yang berlaku.

5. Kesimpulan

Dampak praktis yang signifikan dari penelitian ini berhubungan dengan pemerintah daerah.

Yang menjadi fokus utama pada penelitian ini adalah mengenai keahlian sumber daya manusia dan keunggulan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Peningkatan keahlian sumber daya manusia akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk meningkatkan keahlian pegawai yang terlibat dalam pelaporan keuangan, seperti melalui workshop, bimbingan teknis, pemberian modul, dan asesmen, sejalan dengan temuan penelitian ini. Oleh karena itu, disarankan untuk melaksanakan program pelatihan berkelanjutan guna meningkatkan kemampuan khususnya bagi pegawai yang terlibat langsung dalam pelaporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan pentingnya penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPD) dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan tujuan Kementerian Dalam Negeri dalam menciptakan SIPD sebagai sistem informasi yang terintegrasi, memastikan keberadaan data atau informasi yang akurat, serta memungkinkan pelaporan keuangan yang seragam di seluruh pemerintah daerah di Indonesia agar dapat dimengerti dan dibandingkan.

Meskipun studi ini menyimpulkan beberapa hal penting, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Pertama, penelitian ini hanya berfokus pada sumber daya manusia di Kabupaten Bandung Barat di Indonesia, sehingga sampel penelitian ini tidak mewakili pegawai pemerintah secara keseluruhan. Selain itu, tidak semua pegawai pemerintah di Indonesia akan terpengaruh oleh kesimpulan dari studi ini. Agar model hasil penelitian menjadi lebih baik dan representatif, penelitian selanjutnya dapat memperluas pengujian hubungan antara variabel-variabel tersebut ke provinsi-provinsi lain di Indonesia. Kedua, fokus penelitian ini hanya berkaitan dengan peran keahlian sumber daya manusia, implementasi SPIP, dan implementasi SIPD dalam mengembangkan kualitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah. Namun, terdapat faktor-faktor lain di luar variabel-variabel penelitian seperti budaya organisasi, manajemen aset, dan peran auditor, yang juga memiliki dampak pada kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Daftar Pustaka

Ariska, C., Masniadi, R., & Rachman, R. (2019). Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan SKPD Di Kabupaten Sumbawa. Jurnal Riset Kajian Teknologi Dan Lingkungan (JRKTL), 2(1), 15–23.

(10)

Azmi Raudhatul Jannah, Jouzar Farouq Ishak

BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat. (2021). Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020.

BPKP Provinsi Jawa Barat. (2020). Laporan Kinerja Provinsi Jawa Barat Tahun 2020.

Daryati, E. (2019). Implementasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah Kabupaten Bungo. Akrab Juara, 113–127.

Fathia, N., Tangjung, A. R., & Indrawati, N. (2020). Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Organisasi Pemerintah Daerah Pada Kabupaten Rokan Hilir). Pekbis Jurnal, 12(1), 39–54.

Fatimah, S., & Indrawati, L. (2022). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi pada SKPD Kabupaten Bandung) Lili Indrawati. Indonesian Accounting Literacy Journal, 02(03), 539–553.

Jannaini, Y. (2012). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Kinerja Survei pada Dinas Kota Bandung. Universitas Komputer Indonesia.

Karsana, I. W., & Suaryana, I. G. N. A. (2017). Pengaruh Efektivitas Penerapan SAP, Kompetensi SDM, dan SPI Pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bangli. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 21(1), 643–670.

Kemendagri. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengembangan SDM Aparatur Berbasis Kompetensi Di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah.

www.peraturan.go.id

Permendagri No. 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, (2019).

Leiwakabessy, T. F. F. (2021). Komitmen Organisasi dan Motivasi Sebagai Pemoderasi Hubungan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi: TRansparansi Dan Akuntabilitas, 9(1), 29–

40.

Listiyani, S., & Gunawan, A. (2020). Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, 11(1), 814–819.

Moeheriono. (2014). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. RajaGrafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, (2004).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, 1 (2008).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, 1 (2010).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, 1 (2014).

Rufaedah, Y. (2020). Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat. Sigma- Mu, 12(2), 44–64.

Rusvianto, D., Mulyani, S., & Yuliafitri, I. (2018). Pengaruh Pelaksanaan Pengendalian Internal Pemerintah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kota Bandung). Jurnal Bangue Syar’i, 4(1), 33–67.

Susanto, A. (2017). Sistem Informasi Manajemen: Konsep dan Pengembangan Secara Terpadu. Lingga Jaya.

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Sistem

Nilai ini menunjukkan bahwa 74% variasi kualitas informasi laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variasi dari semua variabel kompetensi sumber daya manusia, penerapan

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan

Didalam penelitian ini pengaruh yang diteliti meliputi penerapan SAP, pemanfaatan SIAKD, peran dan fungsi internal audit, kompetensi sumber daya manusia, kepatuhan terhadap

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi sumber daya manusia, pamanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan bantuan

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Pengendalian Internal, Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Empiris Pada