37
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI RESIKO PANDEMI COVID 19 TERHADAP
TINGKAT STRESS PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
Sulistyo Budiarto1, Haniek Farida2
1,2Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
1[email protected]; 2[email protected]
Kronologi Naskah:
Naskah masuk : 20 Maret 2023 Revisi naskah : 10 April 2023 Naskah diterima : 5 Mei 2023
________________________________________________________________________________
Abstract. This study aims to identify the factors that affect risk perceptions of the COVID 19 Pandemic on Stress Levels in UST Yogyakarta Students. This research will be conducted at the Sarjanawiyata Tamansiswa university.
This research was conducted with a quantitative approach. with the independent variable, namely Risk Perception which is defined as a subjective evaluation of the possibility of an accident / loss, as well as how to deal with the consequences of the accident / loss. These results indicate that there is a significant relationship between the perception of Covid 19 and the level of stress experienced by students of the Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta University. The result of the calculation of the coefficient of determination shows a result of (r2) = 0.233, which means that the perception of Covid 19 contributes 23.3% to stress levels. The exposure aspect contributed 26.9%.
Familiarity aspect contributed 22.58%. Preventability aspect contributed 25.37%. Dread aspect contributed 25.05%
Keywords: covid 19; risk perception; stres
______________________________________________________________________________________
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi resiko Pandemi COVID 19 Terhadap Tingkat Stress Pada Mahasiswa UST Yogyakarta . Penelitian ini akan dilakukan di universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. dengan variable bebas yaitu Persepsi Resiko yang definisikan sebagai evaluasi subjektif terhadap kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian, serta bagaimana menghadapi konsekuensi dari kecelakaan/kerugian tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi Covid 19 dengan tingkat stress yang dialami mahasiswa Universitas Sarjanawiyata tamansiswa Yogyakarta. Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan hasil sebesar (r2) = 0,233 yang artinya, persepsi covid 19 memberikan sumbangan sebesar 23,3 % terhadap tingkat stres. Aspek exposure berkontribusi sebesar 26,9 %. Aspek familiarity berkontribusi sebesar 22,58 % Aspek preventability berkontribusi sebesar 25,37 %. Aspek dread berkontribusi sebesar 25,05 %
Kata kunci: covid 19; persepsi resiko; stress
____________________________________________________________________________________________
Ketidakpastian akibat munculnya pandemi covid 19 masih sangat dirasakan oleh masyarakat berbagai latar belakang. Tidak terkecuali dunia pendidikan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memaksa civitas akademika untuk melakukan aktvitas belajar mengajar secara daring untuk menghindari penularan COVID 19. Meskipun bertujuan baik namun kebijakan ini juga berdampak pada aspek psikologis, yaitu kebosanan belajar pelajar/ mahasiswa, stress, kegaduhan sosial dan lainya.
Purwanto, dkk (2020) menyebutkan terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, adanya pekerjaan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar, komunikasi dan sosialisasi antar siswa,
Budiarto, S dan Farida, H Faktor yang mempengaruhi persepsi Resiko
Pandemi COVID 19 Terhadap Tingkat Stress
Pada Mahasiswa UST Yogyakarta
38 guru dan orang tua menjadi berkurang dan Jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala sekolah.
Sebuah survei menunjukkan, sebagian besar responden percaya bahwa kemungkinan mereka tertular Covid-19 sangat kecil. Secara rinci, 54% menyatakan sangat kecil kemungkinan terjangkit virus corona. Lalu 50% yakin orang terdekatnya tidak terinfeksi Covid-19. Sedangkan 42% mengaku sangat kecil kemungkinan orang di lingkungan tempat tinggalnya tertular corona (Alika, 2020). Hal ini menunjukan sikap masyarakat yang cenderung merasa “aman” dari penularan COVID-19 perilaku mereka masih sama dengan sebelumnya.
Salah satu hal yang berperan dalam hal ini adalah sikap masyarakat yang cenderung menurun kewaspadaanya. Hal ini berkaitan erat dengan sifat ketidakpastian pandemic Covid 19. Pandemic Covid 19 layaknya bencana pada umumnya akan menghadirkan resiko bagi seseorang. Resiko dapat diartikan sebagai kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu, yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan (Rundmo, Moen & Sjöberg, 2004). Ini artinya masyarkat tidak menganggap bahwa covid-19 berbahaya bagi dirinya atau orang-orang disekitarnya.
Ketidakpastian merupakan ciri khas kemunculan sebuah resiko (Sjöberg, 2003), yang tidak hanya terikat pada sifat-sifat fisik atau materi. Ketidakpastian ini menggambarkan pengetahuan dan persepsi individu akan lingkungannya, seseorang mengalami ketidakpastian karena tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi secara akurat, atau karena individu merasa tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan.
Ketidakpastian tersebut memunculkan stress. Stress berdampak pada Kesehatan mental. Kesehatan mental yang terganggu akan mempengaruhi perilaku individu. Stress adalah suatu kondisi terjadinya tekanan mental pada individu yang sedang menghadapi permasalahan yang berujung pada munculnya berbagai penyakit (Bhargava & Trivedi, 2018).
Pandemi Covid 19 memicu munculnya stress dan kecemasan. Dampak stress selain memicu munculnya berbagai penyakit, juga dinilai sebagai suatu kondisi yang mampu menyerap energi kognitif yang sangat tinggi, sehingga individu yang mengalami stress akan mengalami penurunan produktivitas kinerja (Boal & Banks, 2020).
Mengacu pada paparan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memetakan gambaran persepsi resiko dan tingkat stress yang dimiliki mahasiswa di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Peta persepsi resiko covid-19 dan tingkat stress yang dimiliki oleh mahasiswa penting sebagai referensi kebijakan tata kehidupan baru di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode kuantititatif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi resiko (X) terhadap tingkat stress (Y). Yakni Exposure (X1), Familiarity (X2), Preventability (X3), Dread (X4) terhadap Tingkat stress (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive sampling, jumlah sampel yang digunakan berjumlah 304 mahasiswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Alat ukurnya berupa skala stres dan skala persepsi resiko. Skala stres menggunakan skala summated rating scale, dengan menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu
39 sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Adapun skala persepsi resiko diukur dengan menggunakan skala likert
Hasil
Berdasarkan hasil analisis data dan kategorisasi, persepsi resiko pandemi Covid 19 berada pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar 63 %, dengan total 193 dari total 304 subjek. Tingkat stress mahasiswa berada dalam kategori sangat tinggi, dengan prosentase sebesar 84 % dengan total 256 subjek dari 304 subjek. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki persepsi resiko pandemi covid 19 yang tinggi dengan tingkat stress yang sangat tinggi.
Table 1. Persepsi resiko Pandemi Covid 19 terhadap tingkat Stress
a. Uji asumsi
Sebelum analisis data dilakukan teknik Korelasi Produst Moment, terlebih dahulu uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi dilakukan dengan menggunkan program SPSS 20 for windows. Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya seberan data dari masing-masing varibel penelitian. Uji normalitas dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu p >
0.05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data tidak normal.
b. Uji Normalitas
Analisis data untuk variabel menghasilkan persepsi resiko pandemi covid 19 yang tinggi dengan tingkat Stress dengan p = 0,108 ( p >0.05). Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa sebaran variabel adalah normal.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel x dan y. Uji linieritas berguna untuk melihat apakah garis lurus dapat ditarik dari sebaran data variabel- variabel penelitian. Linearitas dapat dilihat dari nilai koefisien F linearity sehingga kaidahnya adalah jika p < 0,05 maka terdapat hubungan yang linier antara kedua
Kategori Variabel
Persepsi Resiko Covid 19
F % Stress F %
Sangat Tinggi ≥ 84 102 34 % ≥ 133 256 84 %
Tinggi 68 - 84 193 63 % 109 - 132 42 14 %
Sedang 52 - 67 9 3 % 86 - 108 6 2 %
Rendah 36 - 51 0 0 62 - 86 0 0
Sangat Rendah ≤ 35 0 0 ≤ 61 0 0
Total 304 100 304 100
Budiarto, S dan Farida, H Faktor yang mempengaruhi persepsi Resiko
Pandemi COVID 19 Terhadap Tingkat Stress
Pada Mahasiswa UST Yogyakarta
40 variabel tersebut. Hasil uji linearity ini mendapatkan nilai p 0.00 < 0.05.
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil korelasi product moment dari Pearson antara variabel x (persepsi resiko) dan y (stres), diperoleh (r)= 0.483 dengan taraf signifikan p = 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi Covid 19 dengan tingkat stress yang dialami mahasiswa Universitas Sarjanawiyata tamansiswa Yogyakarta.
Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan hasil sebesar (r2) = 0,233 yang artinya, persepsi covid 19 memberikan sumbangan sebesar 23,3 % terhadap tingkat stres.
Aspek exposure berkontribusi sebesar 26,9 %. Aspek familiarity berkontribusi sebesar 22,58 % Aspek preventability berkontribusi sebesar 25,37 %. Aspek dread berkontribusi sebesar 25,05 %.
Diskusi
Pada hipotesis pertama, menunjukan bahwa exposure berpengaruh secara significant pada persepsi resiko pandemic COVID-19 Mahasiswa. Semakin tinggi tingkat pemahaman dan pengetahuan Covid-19 pada mahasiwa semakin meningkatkan persepsi resiko terhadap pandemi Covid 19. Faktor exposure berkontribusi sebesar 26,9 % pada persepsi resiko Covid 19. Hal ini sesuai dengan studi Cori, dkk (2020); Ding, dkk (2020) yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingginya persepsi resiko.
Pada hipotesis kedua menunjukan faktor familiarity berpengaruh secara significant pada persepsi resiko pandemic COVID-19 Mahasiswa. Artinya semakin tinggi tingkat familiarty semakin tinggi pula persepsi resiko mahasiswa terhadap pandemi covid 19.
Kontribusi faktor familiarity pada persepsi resiko covid 19 sebesar 22,58 %. Hal ini menunjukan paparan informasi melalui media massa tentang dampak Covid 19 mempengaruhi persepsi resiko individu. Temuan ini senada dengan Steul-Fischer dan Heideker (2015) menunjukan bahwa familiarity memiliki pengaruh terhadap persepsi resiko kesehatan
Pada hipotesis ketiga menunjukan faktor preventability berpengaruh secara significant pada persepsi resiko pandemic COVID-19 Mahasiswa. Kontribusi faktor preventability pada persepsi resiko covid 19 sebesar 25,37 %. Keyakinan bahwa pandemi dapat dikontrol akan mempengaruhi tingkat kewaspadaan. Hal ini sesuai dengan studi oleh Wadud, dkk (1998).
Pada hipotesis keempat menunjukan bahwa faktor dread berpengaruh secara significant pada persepsi resiko pandemic COVID-19 Mahasiswa. Kontribusi faktor dread pada persepsi resiko pandemic COVID-19sebesar 25,05 %. Tingkat keparahan yang ditimbulkan covid 19 akan menimbulkan persepsi resiko pada idividu. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Lanciano dkk (2020), selain dampak fisik juga terkait dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pademi covid 19.
Hipotesi kelima menujukan bahwa bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi Covid 19 dengan tingkat stress yang dialami mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Semakin tinggi persepsi resiko Covid 19 semakin tinggi pula tingkat stress pada mahasiswa. Persepsi resiko pandemi Covid 19 berada pada kategori tinggi
41 dengan prosentase sebesar 63 %. Sedangkan tingkat stres pada mahasiswa berada pada kategori tinggi.
Hal ini menunjukan bahwa sesungguhnya kemunculan respon negatif stres tidak muncul pada individu yang telah memiliki persepsi resiko tinggi. Agung (2020) mengatakan bahwa respon negatif saat pandemi tidak hanya muncul dari kalangan awam. Hal ini diperkuat oleh studi dari Tan, dkk (2020) yang menunjukan pekerja medis dan non medis Rumah sakit di Singapura mengalami kecemasan, stres, post traumatic stress disorder ( PTSD) dan depresi.
Studi lain Huang, dkk (2020) menemukan perwat juga mengalami emosi negatif seperticemas dan rasa takut.
Kesimpulan Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara persepsi resiko terhadap tingkat stress pada mahasiswa di UST. Faktor –faktor yang mempengaruhi persepsi resiko pada mahasiswa adalah tingkat keterpaparan informasi (exposure), familiarity, preventability, serta dread.
Saran
Meningkatkan literasi media agar untuk menghindari efek negatif pada psikologis (kecemasan, ketakutan, dsb) akibat paparan berita tentang covid 19 pada media. Selalu meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari bias optimistik (merasa mampu) menghadapi penademi covid 19.
Daftar pustaka
Agung, I. M. (2020). Memahami pandemi COVID-19 dalam perspektif psikologi sosial. Buletin Ilmiah Psikologi, 1(2), 2720–8958. https://doi.org/10.24014/pib.v1i2.9616
Alika, Rizky (2020) Survei: Warga DKI Jakarta Belum Siap Terapkan Normal Baru.
https://katadata.co.id/berita/2020/07/05/survei-warga-dki-jakarta-belum- siap-terapkan- normal-baru. Diakses pada tanggal10 Juli 2020
Bhargava, D., & Trivedi, H. 2018. A Study Of Causes Of Stress And Stress Management among Youth.
IRA-International Journal of Management & Social Sciences (ISSN 2455-2267). II (3), 108-117.
doi:http://dx.doi.org/10.21013/jmss.v11.n3.p1
Boal, A., & Banks,J.B 2020. Stress And Cognitive Functioning During A Pandemic : Thoughts From Stress Researchers. Journal Pshychogical Trauma: Theory, Research, Practice, And Policy.12(S1), s255-257. http://dx.doi.org/10.1037/tra000716
Bodemer, N., & Gaissmaier, W. (2015). Risk Perception. The Sage handbook of risk communication . Cori, L., Bianchi, F., Cadum, E., & Anthonj, C. (2020). Risk Perception and COVID-19. International
Journal of Environmental Research and Public Health. 17(9), 3114.
https://doi.org/10.3390/ijerph17093114
Ding, Y., Du, X., Li, Q., Zhang, M., Zhang, Q., Tan, X., & Liu, Q. (2020). Risk perception of coronavirus disease 2019 (COVID-19) and its related factors among college students in China during quarantine. PLOS ONE. 15(8). e0237626. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0237626 Huang, L., Lei, W., Xu, F., Liu, H., & Yu, L. (2020). Emotional responses and coping strategies in nurses
and nursing students during Covid-19 outbreak: A comparative study. PLOS ONE, 15(8), e0237303. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0237303
Lanciano, T., Graziano, G., Curci, A., Costadura, S., & Monaco, A. (2020). Risk Perceptions and Psychological Effects During the Italian COVID-19 Emergency. Frontiers in Psychology, 11.
Budiarto, S dan Farida, H Faktor yang mempengaruhi persepsi Resiko
Pandemi COVID 19 Terhadap Tingkat Stress
Pada Mahasiswa UST Yogyakarta
42 https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.580053
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C., Wijayanti, L., Putri, R., & santoso, priyono. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling. 2(1).
1-12. Retrieved from https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397 Slovic, P. (1987). Perception of Risk. Science. 236, 280-285.
Sjöberg, L., Moen, B. E., & Rundmo, T. (2004). Explaining risk perception. An evaluation of the psychometric paradigm in risk perception research: Rotunde.
Steul-Fischer, M., & Heideker, S. (2015). The Effect of Familiarity and Dread on Health Risk Perception.
In AP-Asia-Pacific Advances in Consumer Research. Vol. 11. Association for Consumer Research.
http://www.acrwebsite.org/volumes/1018828/volumes/ap11/AP- 11http://www.copyright.com/.
Tan, B. Y. Q., Chew, N. W. S., Lee, G. K. H., Jing, M., Goh, Y., Yeo, L. L. L., Zhang, K., Chin, H. K., Ahmad, A., Khan, F. A., Shanmugam, G. N., Chan, B. P. L., Sunny, S., Chandra, B., Ong, J. J. Y., Paliwal, P.
R., Wong, L. Y. H., Sagayanathan, R., Chen, J. T., … Sharma, V. K. (2020). Psychological impact of the COVID-19 pandemic on health care workers in Singapore. Annals of Internal Medicine.
173(4). 317–320. https://doi.org/10.7326/M20-1083
Wadud, S. E., Kreute, M. ., & Clarkson, S. (1998). Risk Perception, Beliefs about Prevention, and Preventive Behaviors of Farmers. Journal of Agricultural Safety and Health. 4(1), 15–24.
https://doi.org/10.13031/2013.15345
Yong, A. G. (2017). A Social-Ecological Approach to Understanding Natural Disaster Preparedness and Risk . School of Psychology: University of Ottawa