• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN HAND SANITIZER DETTOL SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN HAND SANITIZER DETTOL SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN

HAND SANITIZER DETTOL SELAMA PANDEMI COVID-19

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

Tami Amalia Haryati

[email protected]

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Sariyati

[email protected]

Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Semenjak pandemi Covid-19 di berbagai penjuru dunia, semua masyarakat berusaha untuk menjaga pola hidup sehat. Salah satu cara menjaga kesehatan yaitu dengan cara mencuci tangan. Namun ada kalanya ketika berpergian atau beraktivitas diluar rumah, toilet ataupun tempat cuci tangan sulit ditemukan. Pada keadaan inilah hand sanitizer menjadi salah satu solusi untuk membersihkan tangan dari virus dan bakteri. Pada awal masa pandemi Covid-19 hand sanitizer mengalami kelangkaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, citra merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian hand

sanitizer merek Dettol selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma,

baik secara parsial maupun simultan.

Data pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari 100 responden mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen Angkatan 2018 yang mengambil lokasi perkuliahan di Kalimalang. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah

purposive sampling. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier

berganda, dengan bantuan aplikasi program SPSS 22.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian hand sanitizer Dettol pada mahasiswa Universitas Gunadarma, sedangkan variabel harga dan citra merek tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian hand sanitizer Dettol. Variabel harga, citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian hand sanitizer Dettol selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

Kata Kunci : harga, citra merek, kualitas produk, dan keputusan pembelian

PENDAHULUAN Latar belakang

Pandemi Covid-19 tidak hanya merupakan masalah nasional dalam suatu Negara, tapi sudah merupakan masalah global. Penyebaran virus Corona yang sedang merebak di sejumlah negara menimbulkan

kehawatiran negara-negara di dunia

termasuk negara Indonesia. Virus Corona

pertama kali muncul dari Kota Wuhan Cina.

Penyebaran Virus Corona sangat cepat dan mematikan jika orang yang terkena memiliki penyakit penyerta . Penularan virus corona melalui kontak fisik, ditularkan melalui mulut, mata dan hidung.

Semenjak virus ini mewabah di berbagai penjuru dunia, semua masyarakat berusaha untuk menjaga pola hidup. Hal ini

(2)

2

sehingga risiko terinfeksi virus

mematikanini dapat diminimalisir.

Pola hidup sehat adalah bagian penting yang harus dijalankan setiap manusia, agar terhindar dari penyakit. Salah satu cara menjaga kesehatan yaitu dengan cara mencuci tangan. Hal ini perlu dilakukan

mengingat manusia sering melakukan

aktifivitas yang membuat virus dan bakteri menempel di tangan. Oleh sebab itu menjaga kesehatan harus diterapkan setiap individu.

Untuk mencuci tangan idealnya

menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun. Dengan sabun diharapkan dapat membantu proses pelepasan virus dan bakteri yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku secara kimiawi. Penggunaan air yang mengalir diharapkan dapat meluruhkan virus dan bakteri. Namun

ada kalanya ketika berpergian atau

beraktivitas diluar rumah, toilet ataupun tempat cuci tangan sulit ditemukan. Pada keadaan inilah hand sanitizer menjadi salah satu solusi untuk membersihkan tangan dari virus dan bakteri.

Tangan adalah bagian tubuh yang sangat rentan menjadi tempat bersarangnya virus dan bakteri. Saat melakukan berbagai aktivitas, secara sadar maupun tidak sadar tangan sering kali berinteraksi dengan hal-hal yang memungkinkan menebar virus dan bakteri misalnya membuka pintu, memegang tangan dan berjabat tangan.

Di masa globalisasi seperti sekarang, kebanyakan masyarakat mengejar sesuatu yang lebih mudah dan praktis dalam membersihkan tangan, salah satunya yaitu menggunakan hand sanitizer. Ketika sedang terburu-buru, terkadang untuk mencari sabun dan air untuk mencuci tangan pun terasa sungkan, hingga akhirnya hand

sanitizer menjadi cara tepat untuk

membersihkan tangan.

Hand sanitizer merupakan salah satu

bahan antiseptik berupa gel yang sering

digunakan masyarakat sebagai media

pencuci tangan yang praktis. Penggunaan

hand sanitizer lebih efektif dan efisien bila

dibanding dengan menggunakan sabun dan air sehingga masyarakat banyak yang

tertarik menggunakannya. Adapun kelebihan hand sanitizer dapat membunuh kuman

dalam waktu relatif cepat, karena

mengandung senyawa alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan konsentrasi ± 60% sampai 80% dan golongan fenol;

(Aminah Asngad, Aprilia Bagas R,

Nopitasari; 2018)

Menjaga kebersihan tangan adalah hal yang mutlak yang harus selalu dilakukan oleh siapapun di masa pandemi Covid-19.

Tangan merupakan organ yang

interaksinya sangat banyak digunakan untuk diri sendiri, seperti makan, menutup hidung dan mengusap mata serta wajah. Dampak yang ditimbulkan dari aktifiktas tersebut seseorang dapat berpeluang dengan mudah terserang penyakit terutama virus Covid-19. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer pada masa pandemi Covid-19 ternyata

menimbulkan peluang bisnis. Hand

sanitizer merupakan kebutuhan yang tidak

bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat negara Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Masyarakat sudah lebih sadar dan peduli akan kesehatan dan kebersihan pada tangan. Kesehatan dan kebersihan pada tangan yang terjaga akan membuat orang tersebut lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas diluar rumah.

Selama masa pandemi Covid-19 permintaan masyarakat akan hand sanitizer

meningkat. Meningkatnya permintaan

berimbas pada kelangkaan hand sanitizer serta naiknya harga hand sanitizer tersebut.

Harga hand sanitizer yang semakin

melonjak membuat masyarakat berlomba-lomba untuk menyetok barang tersebut. Masyarakat kuatir harga hand sanitizer akan semakin melambung tinggi dan barang semakin mengalami kelangkaan.

Kondisi tersebut akhirnya memacu munculnya peluang bisnis baru. Berbagai macam hand sanitizer bermunculan dan dijual di masyarakat. Hal tersebut membuat beberapa merek hand sanitizer yang sudah lama harus bersaing dengan beberapa merek hand sanitizer yang baru muncul.

(3)

3

Menurut Kotler (2009:48) harga

adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Citra merek (brand image) adalah

penglihatan dan kepercayaan yang

terpendam pada konsumen, sebagai

cerminan asosiasi yang tertahan diingatkan konsumen; Kotler (2012:272).

Perusahaan semakin menyadari bahwa merek sebagai asset perusahaan yang sangat menilai. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibeli dengan produk lain dengan

memperhatikan kualitas, kepuasan,

kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. Masyarakat memilih hand sanitizer bukan hanya karena keunggulan produk saja tetapi juga karena keunggulan merek tersebut untuk membantu

menjaga kesehatan masyarakat pada

umumnya. Dengan adanya citra merek yang baik, konsumen akan mengetahui suatu

produk yang dibuat oleh produsen.

Konsumen akan memilih produk yang memiliki citra merek yang baik.

Pada masa pandemi Covid-19,

dimana kelangkaan produk sering terjadi,

masyarakat akan lebih memilih dan

mengedepankan produk yang berkualitas tinggi dalam melakukan pembelian suatu produk yang akan digunakan.

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu kegunaan dan nilai-nilai

yang lainya; Kotler (2008). Suatu

perusahaan harus mengetahui kualitas

produknya, karena perusahaan tidak hanya menjual produk itu sendiri tetapi juga manfaat dari produk tersebut, dimana pada

akhirnya hal tersebut membentuk

perusahaan untuk meningkatkan penjualan karena akan berpengaruh pada keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen diantaranya

adalah: harga, citra merek dan kualitas produk. Penelitian ini mengalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian hand sanitizer Detol selama

pandemic Covid-19 pada mahasiswa

Universitas Gunadarma. Rumusan masalah

1. Apakah harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian hand

sanitizer Dettol selama pandemi

Covid-19 pada mahasiswa Universitas

Gunadarma?

2. Apakah citra merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian

hand sanitizer Dettol selama pandemi

Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma?

3. Apakah kualitas produk berpengaruh

secara parsial terhadap keputusan

pembelian hand sanitizer Dettol selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma?

4. Apakah harga, citra merek dan kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian hand

sanitizer Dettol selama pandemi

Covid-19 pada mahasiswa Universitas

Gunadarma?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh harga secara parsial terhadap keputusan pembelian

hand sanitizer Dettol selama pandemi

Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek

secara parsial terhadap keputusan

pembelian hand sanitizer Dettol selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap keputusan pembelian hand sanitizer Dettol selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

4. Untuk mengetahui pengaruh harga, citra merek dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembelian

(4)

4 Covid-19 pada mahasiswa Universitas

Gunadarma.

TELAAH PUSTAKA Kerangka Teori

Menurut Alma (2010:2) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial menyangkut individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya

melalui penciptaan, penawaran dan

pertukaran (nilai) produk dengan yang lain. Harga dalam sebuah perusahaan sangat penting karena harga sebagai penentuan harga produk dan jasa yang dijual. Suatu perusahaan atau organisasi baik mengutamakan laba maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan. Bagi sebagian masyarakat tingkat harga menjadi salah satu simbol dari kualitas produk yang ditawarkan. Semakin tinggi harga produk pada umunya kualitas produk yang bersangkutan tinggi juga, sebalik semakin rendah harga semakin rendah juga kualitas produknya. Pendapat tersebut sebenarnya

kurang tepat, karena tinggi-rendanya

kualitas produk bukan hanya ditentukan oleh faktor harga. Hal ini menunjukkan bahwa harga berperan tinggi terhadap produk.

Suatu perusahaan dalam

menetapkan sebuah merek harus didasari dengan perencanaan dan pemasaran yang kuat serta tidak sembarangan, karena terdapat komitmen secara tidak langsung terhadap konsumen. Hal ini dimaksudkan untuk pencitraan merek agar tetap dikenal oleh masyarakat. Menurut Kotler dan Keller (2009:175) citra merek adalah gambaran mental atau konsep tentang sesuatu objek yang dimaksud berupa orang, organisasi, kelompok orang atau lainnya yang tidak diketahui. Image terhadap merek berakar dari nila-nilai kepercayaan yang diberikan, konkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanat kepercayaan yang diberikan oleh individu-individu, akan mengalami suatu proses cepat atau

lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak.

Menurut Tjiptono (2015:49) citra merek adalah deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek adalah pengamatan

dan kepercayaan yang digenggam

konsumen, seperti yang dicerminkan di asosiasi atau di ingatan konsumen.

Berdasarkan pengertian citra merek diatas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek terbentuk dari persepsi yang telah lama terdapat di pikiran konsumen. Setelah melalui tahap yang terjadi dalam proses persepsi, kemudian dilanjutkan pada

tahap keterlibatan konsumen dalam

pembelian. Level keterlibatan ini selain

mempengaruhi persepsi juga

mempengaruhi fungsi memori. Merek bukan hanya sekedar nama melainkan sebuah nilai, konsep, karakteristik dan citra dari produk. Merek yang baik akan menciptakan citra merek yang unggul didalam benak konsumen dan hal tersebut membutuhkan pondasi yang kokoh juga.

Kualitas dalam pandangan

konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda

dengan kualitas dalam pandangan

produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Baik buruknya kualitas dinilai oleh konsumen yang berdasarkan persepsi

konsumen. Suatu produk dikatakan

berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang

bergantungpada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan, Kotler dan Armstrong (2008:272).

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:189) kualitas produk harus mampu mencapai tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaanya tidak perlu

melebihi. Kualitas dalam pandangan

konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda

dengan kualitas dalam pandangan

produsen. Saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya.

(5)

5

Dalam memahami perilaku

konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau

merek. Menurut Sunyoto (2014:285)

keputusan pembelian adalah tahap evaluasi berakibat bahwa konsumen membentuk preferensi di antara alternatif-alternatif

merek barang. Oleh karena itu,

pengambilan keputusan pembelian

konsumen merupakan suatu proses

pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu

konsumen dapat melakukan evaluasi

pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. Kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah

hand sanitizer Dettol. Sample

penelitian ini adalah mahasiswa

Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Gunadarma angkatan 2018 yang mengambil

lokasi perkuliahan di Kampus

Kalimalang serta pernah membeli dan menggunakan hand sanitizer Dettol selama pandemi Covid-19.

Bila populasi besar dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.

Mengingat jumlah populasi telah diketahui maka jumlah sampel dapat

dihitung dengan menggunkan rumus

Slovin sebagai berikut : n = N 1+Ne2

Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan.

Pada penelitian ini diketahui jumlah

populasi mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma angkatan tahun 2018 yang mengambil lokasi

perkuliahan di kampus Gunadarma

Kalimalang adalah 300 orang (sumber: PSMA Online Universitas Gunadarma), maka jumlah sampel untuk penelitian ini dengan nilai eror maksimal 10% (tingkat kesalahan yang di ambil dalam sampling) dapat ditentukan sebagai berikut:

n = N 1+Ne2 n = 300 1+300 (0,1)2 n = 75

Dari rumus di atas didapatkan hasil 75. Untuk memudahkan jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 responden.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel

penelitian merupakan penjelasan dari

masing-masing variabel yang digunakan

dalam penelitian terhadap

indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2

(6)

6 Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

No

Variabel Definisi

Operasional Indikator

1 Harga Harga adalah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Kotler dan Armstrong (2003:430) 1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuaian harga dengan kualitas 3. Daya saing harga 4. Kesesuain harga dengan manfaat 2 Citra Merek Citra Merek adalah deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek adalah pengamatan dan kepercayaan yang di genggam konsumen seperti yang dicerminkan di asosiasi atau di ingatan konsumen. (Tjiptono,2015) 1. Nama baik 2. Pengenalan 3. Hubungan emosional 4. Loyalitas merek 3 Kualitas Produk Kualitas ProdukKualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantungpada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. (Kotler dan Armstrong, 2008). 1. Kualitas kinerja 2. Kualitas kesesuaian dengan spesifikasi 3. Ketahanan 4. Kehandalan 5. Kemudahan perbaikan 5 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah tahap 1. Pengenalan Produk 2. Pencarian Informasi No Variabel Definisi Operasional Indikator evaluasi berakibat bahwa konsumen membentuk preferensi di antara alternatif-alternatif merek barang. (Sunyoto, 2014) 3. Evaluasi alternatif 4. Kepuasan pembelian 5. Kepuasan pasca pembelian

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian

Dari 100 responden pernah membeli hand

sanitizer Dettol maka diperoleh data

karakteristik responden menurut Jenis

Kelamin, Usia, Uang Saku sebagai berikut: Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 34 34%

Perempuan 66 66%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Diolah, 2020

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin dari 100 responden sebanyak 34 orang (34%) berjenis kelamin laki-laki dan 66 orang (66%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin

responden perempuan lebih banyak

jumlahnya.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Frekuensi Presentase (%) 17-20 10 10% 21-25 88 88% 26-30 2 2% <31 n 0 0% Jumlah 100 100%

(7)

7

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut

diketahui bahwa dari 100 responden, responden yang berusia 17-20 tahun adalah 10 orang (10%), usia 21-25 tahun adalah 88 orang (88%), usia 26-30 tahun adalah 2 ( 2%), dan usia <31 tahun adalah tidak ada (0%). Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok terbesar yang membeli produk

hand sanitizer dettol adalah mahasiswa yang

berusia 21- 25 tahun. Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku

Usia Frekuensi Presentase

(%) <Rp 500.000 40 40% Rp 500.000-Rp 1.000.000 35 35% Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 10 10% >Rp 2.000.000 15 15% Jumlah 100 100%

Sumber: Data Diolah, 2020

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki uang saku per bulan <Rp 500.000 yaitu sebanyak 40 orang (40%), uang saku per bulan Rp 500.000-Rp 1.000.000 adalah 35 orang (35%), uang saku per bulan Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 adalah 10 orang (10%) dan uang saku per bulan <Rp 2.000.000 adalah 15 orang (15%).

Hasil Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan Bivariate Pearson dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah

penjumlahan dari keseluruhan item.

Pengujian menggunakan level signifikasi 5% dari df = n-2 (n: sampel). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 100 responden,

jadi besarnya df = 100-2 = 98, dan alpha = 0,05, maka diperoleh rtabel = 0,1966. Terlihat

bahwa korelasi antara masing-masing

indikator terhadap total skor dari setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan dan valid, dan menunjukkan bahwa rhitung> rtabel (0,1966).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas

Variabel Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan

X1.1 0,733 0,1966 Valid X1.2 0,767 0,1966 Valid X1.3 0,789 0,1966 Valid HARGA X1.4 0,765 0,1966 Valid (X1) X1.5 0,786 0,1966 Valid X1.6 0,840 0,1966 Valid X1.7 0,749 0,1966 Valid X1.8 0,772 0,1966 Valid X2.1 0,678 0,1966 Valid X2.2 0,737 0,1966 Valid X2.3 0,737 0,1966 Valid CITRA X2.4 0,818 0,1966 Valid MEREK(X2) X2.5 0,824 0,1966 Valid X2.6 0,863 0,1966 Valid X2.7 0,776 0,1966 Valid X2.8 0,813 0,1966 Valid X3.1 0,778 0,1966 Valid X3.2 0,627 0,1966 Valid X3.3 0,622 0,1966 Valid KUALITAS X3.4 0,677 0,1966 Valid PRODUK X3.5 0,512 0,1966 Valid (X3) X3.6 0,755 0,1966 Valid X3.7 0,666 0,1966 Valid X3.8 0,689 0,1966 Valid Y1.1 0,727 0,1966 Valid Y1.2 0,730 0,1966 Valid

KEPUTUSAN Y1.3 0,635 0,1966 Valid

PEMBELIAN Y1.4 0,529 0,1966 Valid

(Y) Y1.5 0,654 0,1966 Valid

Y1.6 0,709 0,1966 Valid Y1.7 0,606 0,1966 Valid Y1.8 0,667 0,1966 Valid

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan table 4.8 terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor dari setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan dan valid, dan menunjukkan bahwa rhitung> rtabel (0,1966).Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid

Uji Realibilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS, kuesioner dikatakan reliabel (layak) jika Croncbach’s

(8)

8 telah di lakukan, diperoleh hasil berdasarkan

tabel dibawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Nilai reliable Keterangan Harga (X1) 0,60 0,904 Reliabel

Citra Merek (X2) 0,60 0,904 Reliabel Kualitas Produk (X3) 0,60 0,819 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y)

0,60 0,814 Reliabel Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji reliabilitas pada variable Harga 0,904, Citra Merek 0,904 Kualitas Produk 0,819 dan Keputusan

Pembelian 0,814 tersebut menunjukkan

bahwa semua variabel mempunyai koefisien

Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60

sehingga dapat dikatakan semua konsep

pengukur masing-masing variabel dari

kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur

Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memilki distribusi normal.Pada normal probability

plot, data dikatakan normal jika penyebaran

titik-titik disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti arah garis

diagonal. Sebagai dasar pengambilan

keputusannya, jika titik-titik menyebar disekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah normal. Berdasarkan uji normalitas yang telah di lakukan, diperoleh hasil berdasarkan tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 1.67441794

Most Extreme Differences Absolute .073

Positive .073

Negative -.053

Test Statistic .073

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,200 atau

lebih dari 5% (0,05), maka dapat

disimpulkan model regresi dalam penelitian ini memiliki distribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel (independen).

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

.704 1.421

.718 1.392

.976 1.025

(9)

9 Berdasarkan dari tabel diatas 4.11 nilai VIF setiap variabel <10, maka dapat disimpulkan bahwa Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian konsumen tidak terjadi gejala

multikoliniearitas terhadap persamaan

regresi yang ada.

Uji Heteroskedestisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak

samaan variasi dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas. Metode yang

digunakan adalah metode grafik (melihat pola titik-titik pada grafik regresi).Hasil Uji heteroskedestisitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Sumber: data diolah

Gambar 4.12 Hasil Uji Heteroskedestisitas

Menurut Imam Ghozali (2008:105)

regresi linier berganda terbebas dari heteroskedastisitas, yaitu :

a. tidak ada pola yang jelas

b. titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua

atau lebih variabel independen yaitu (Harga, Citra Merek, dan Kualitas Porduk) dengan variabel dependen yaitu (Keputusan Pembelian). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau

negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Hasil uji analisis regresi berganda dapat dilihat pada persamaan regresi di bawah ini:

Tabel 4.13

Persamaan Regresi Linier Berganda

a. Dependent Variable: KEPUTUSANPMBLN

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.942 2.349 3.380 .001 HARGA -.063 .045 -.084 -1.393 .167 CITRA MEREK .007 .052 .008 .131 .896 KUALITAS PRODUK .836 .050 .854 16.72 4 .000

a. Dependent Variable: KEPUTUSANPMBLN

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah:

Y = 7,942 - 0,063 X1 + 0,007 X2 + 0,836 X3 Keterangan: Y = Keputusan Pembelian X1 = Harga X2 = Citra Merek X3 = Kualitas Produk

Hasil dari analisis tersebut diintepretasikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta (a) sebesar 7,942 artinya jika nilai pada variabel Harga, Citra Merek, dan Kualitas Produk adalah (0), maka besar nilai Keputusan Pembelian (Y) akan sama dengan nilai konstanta yaitu 1,206.

(10)

10 b. Nilai koefisien variabel harga (X1)

menunjukan nilai negatif yaitu sebesar -0,063 hasil ini menunjukan bahwa jika harga mengalami kenaikan harga satu-satuan maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,063 satuan dengan asumsi variabel bebas lain tetap.

c. Nilai koefisien variabel citra merek (X2) menunjukan nilai positif yaitu sebesar 0,007 hasil ini menunjukan bahwa jika citra merek mengalami

kenaikan harga satu-satuan maka

keputusan pembelian (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar 0,007 satuan dengan asumsi variabel bebas lain tetap.

d. Nilai koefisien variabel kualitas produk (X3) sebesar 0,836 dengan hasil ini menunjukan bahwa jika kualitas produk mengalami kenaikan harga satu-satuan maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,836 satuan dengan asumsi variabel bebas lain tetap.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas, yaitu Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap variabel terikat, yaitu Keputusan Pembelian. Koefisien

Determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .869a

.756 .748 1.700

a. Predictors: (Constant), KUALITASPRODUK, CITRAMEREK, HARGA

b. Dependent Variable: KEPUTUSANPMBLN

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.14 di atas

diperoleh hasil perhitungan untuk uji koefisien determinasi sebesar 0,748. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi faktor Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian sebesar 74,8% sisanya 25,2%(100% - 74,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji T

Uji statistik t menunjukkan ada tidaknya pengaruh satu variabel bebas (independen)

secara individual dalam menerangkan

variabel dependen, yaitu pengaruh variabel Harga, Citra Merek dan Kualitas

Produk secara parsial berpengaruh pada variabel (dependen) yaitu Keputusan Pembelian.

Tingkat signifikan menggunakan α=5%, dan tabel distribusi t dicari pada α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat bebas

df=n-k-1 atau 100-3= 97(n adalah

banyaknya observasi dalam kurun waktu data dan k adalah jumlah variabel bebas dan

terikat). Dengan pengujian 2 sisi

(signifikan=0,025) hasil diperoleh untuk tabel t sebesar 1,985.

1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Jika t hitung< t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hasil pengujian Uji t adalah seperti tabel berikut:

(11)

11 Tabel 4.15

Hasil Pengujian T Hitung

Dari hasil perhitungan yang

ditunjukan pada Tabel 4.15, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Harga

Hasil pengujian untuk variabel Harga (X1) diperoleh nilai thitung sebesar -1,393 dan signifikansi 0,001. Karena t hitung -1,393 < t tabel 1,985 hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikan t 0,167>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsial, variabel Harga tidak

berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian pada hand sanitizer

dettol.

2. Variabel Citra Merek

Hasil pengujian untuk variabel Citra Merek (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 0,131 dan signifikansi 0,896. Karena t hitung 0,131 < t tabel 1,985 hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikan t 0,896 >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsial, variabel Citra Merek tidak

berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian pada hand sanitizer dettol 3. Variabel Kualitas Produk

Hasil pengujian untuk variabel Variasi Produk (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 16,724dan signifikansi 0,000. Karena t hitung16,724 > t tabel 1,985hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikan t 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya secara parsial, variabel Kualitas Produk

berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian pada pada hand sanitizer dettol.

Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen, yaitu Harga Citra Merek dan Kualitas Produk secara bersama-sama berpengaruh pada variabel dependen,

yaitu Keputusan Pembelian. Tingkat

signifikan menggunakan α=5%. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, tingkat signifikan α=5%, df1= k-1 (jumlah variabel-1) atau 4-1=3, dan df2=n-k atau 100-3=97 (n adalah banyaknya observasi dalam kurun waktu data dan k adalah jumlah variabel bebas dan terikat), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2,31.

Hasil pengujian Uji f adalah seperti tabel berikut:

Tabel 4.16

Hasil Penguji F Hitung

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 859.436 3 286.479 99.083 .000b Residual 277.564 96 2.891 Total 1137.000 99

a. Dependent Variable: KEPUTUSANPMBLN

b. Predictors: (Constant), KUALITASPRODUK, CITRAMEREK, HARGA

Berdasarkan hasil dari tabel 4.16 ditunjukan bahwa Fhitung sebesar 99,083 sedangkan hasil Ftabel pada tabel distribusi dengan tingkat kesalahan 5% adalah sebesar 2,70. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel (99,083 >2,31). Perhitungan tersebut menunjukan bahwa variabel Harga (X1), Citra Merek (X2), Kualitas Produk (X3), secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap variabel keputusan

pembelian (Y). Hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikansi t (0,000 < 0,05) artinya secara bersama-sama variabel Harga (X1), Citra Merek (X2), Kualitas Produk (X3) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Rangkuman Hasil Penelitian

Tabel rangkuman ini merupakan hasil dari penelitian dan anlisis di atas maka dapat

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.942 2.349 3.380 .001 HARGA -.063 .045 -.084 -1.393 .167 CITRA MEREK .007 .052 .008 .131 .896 KUALITAS PRODUK .836 .050 .854 16.724 .000

a. Dependent Variable: KEPUTUSANPMBLN

(12)

12 simpulkan dengan menggunakan tabel 4.17

sebagai berikut:

Tabel. 4.17 Rangkuman hasil penelitian

No Metode Hasil

1.

Uji Validitas R hitung>r table R hitung > 0.3610

Hasil dari uji validitas bahwa variabel Harga(X1), Citra Merek (X2), Kualitas Produk (X3), semua hasil yang diuji nilai r hitung > r tabel sebesar 0,1966, sehingga semua hasil data kuesioner Valid

2.

Uji Reabilitas Cronbach's Alpha>

0,6

Hasil dari uji reliabilitas variabel bahwa variabel Harga(X1), Citra Merek (X2), Kulitas Produk (X3) semua pernyataan yang diajukan dianggap reliabel karena memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,60 dinyatakan reliabel. 3.

Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,200 atau lebih dari 5% (0,05), maka dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini memiliki distribusi normal 4 Multikolinieritas Berdasarkan hasil uji

multikolinieritas nilai VIF setiap variabel <10, maka dapat disimpulkan bahwa Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian hand sanitizer dettol tidak terjadi gejala multikoliniearitas terhadap persamaan regresi yang ada. 5.

Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas scatterplot menunjukkan titik data regresi linier berganda terbebas dari heteroskedastisitas, yaitu tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil yang di dapat adalah titik-titik menyebar secara acak tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. 6 Regresi Linier Berdasarkan hasil analisis

regresi liner berganda, maka model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 7,942 - 0,063 X1 + 0,007 X2 + 0,836 X3

7 Koefisien

Dterminasi

Dari tabel koefisien determinasi (R2) diatas menunjukkan besarnya adjusted R2 diperoleh hasil perhitungan untuk uji koefisien determinasi sebesar 0,748. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi faktor Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian sebesar 74,8% sisanya 25,2%(100% - 74,8%) dipengaruhi oleh

No Metode Hasil

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

8 Uji T Berdasarkan hasil uji t (parsial) dari SPSS versi22 dijelaskan analisis uji t tiap variabel sebagai berikut:

a. Tidak ada pengaruh signifikan variabel Harga terhadap keputusan Pembelian hand sanitizer dettol, karena t hitung < t tabel (-1,393< 1,985) b. Tidak ada pengaruh

signifikan variabel Citra Merek terhadap keputusan Pembelian hand sanitizer dettol, karena t hitung < t tabel (0,131 < 1,985) c. Ada pengaruh signifikan

variabel Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian hand sanitizer dettol, karena t hitung > t tabel (16,724 > 1,985) 9 Uji F Berdasarkan hasil dari tabel

4.17 ditunjukan bahwa Fhitung sebesar 99,083 sedangkan hasil Ftabel pada tabel distribusi dengan tingkat kesalahan 5% adalah sebesar 2,70. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel (99,083 >2,31). Perhitungan tersebut menunjukan bahwa variabel Harga (X1), Citra Merek (X2), Kualitas Produk (X3), secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikansi t (0,000 < 0,05) artinya secara bersama-sama variabel Harga (X1), Citra Merek (X2), Kualitas Produk (X3) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

KESIMPULAN

1. Bahwa harga secara parsial tidak

berpengaruh terhadap keputusan

pembelian hand sanitizer Dettol selama pandemic Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

2. Bahwa Citra Merek secara parsial tidak

berpengaruh terhadap keputusan

pembelian hand sanitizer Dettol selama pandemic Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

3. Bahwa Kualitas Produk secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan

(13)

13 pandemic Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

4. Harga, Citra Merek dan Kulilitas Produk berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Hand Sanitizer Dettol selama Pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Gunadarma.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

A. Perusahaan (PT Reckitt Benckiser)

diharapkan dapat menetapkan yang

terjangkau dan sesuai sesuat dengan manfaat produk dan daya beli konsumen,

sehingga akan membuat konsumen

tertarik untuk melakukan pembelian.

B.Perusahaan diharapkan dapat

meningkatkan citra merek yang meliputi citra perusahaan, citra konsumen dan citra produk,

C.Perusahaan diharapkan dapat

mempertahan dan meningkatkan kulitas

produknya dan harus mampu

menciptakan produk-produk yang

berkualitas serta terus berinovasi dalam mendesain produk untuk menciptakan kepuasan bagi konsumennya.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker. 2013. Manajemen Pemasaran dan

Pemasaran Jasa 1.Bandung

:Penerbit Alfabeta.

Abdullah. Thamrin dan Francis Tantri. 2014.

Manajemen Pemasaran, Cetakan

Ketiga. Jakarta : PT. Raja

GrafindoPersada.

Amrullah, A.R. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat”.

Jurnal Ilmu & RisetManajemen.vol.

5. No. 7.

Alma, Buchari. 2010. Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran

Jasa.Bandung :Penerbit Alfabeta.

Alma, Buchari, 2016.Pengantar Bisnis. Penerbit: Alfabeta, Bandung.

Aminah Asngad, Aprilia Bagas R,

Nopitasari. 2018. “Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya”.

Jurnal Bioeksperimen.Volume 4 No.2,

(September 2018) ISSN 2460-1365. Pp. 61-70. Doi: 10.23917

Angipora, Marius. 2002. Dasar-dasar

Pemasaran. Edisi Kedua. PT. Raja

Graffindo Persada. Jakarta.

Agustin E. 2017 “Pengaruh Kualitas Produk, Harga,dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian One Push Vape di Kecamatan Kertosono”. Jurnal Simki-Economic Vol. 01. No. 09.

Aripin. 2017. Marketing. Penerbit MedPress 1 (Anggota IKAPI) : Yogyakarta.

Davidson. 1998. Kuisioner Penilaian

Terhadap “Walls Populaire”.

Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya. Jawa Timur.

Ferriana dewi. 2008. Merek dan Psikologi

Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Ferdinand A. 2006. Manajemen Pemasaran

Dengan Program SPSS. Jilid 1.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Gunawan Tri. 2017. “ Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Citra

Merek Terhadap Keputusan

Pembelian”. Jurnal Ilmu & Riset

(14)

14 Ghozali, Imam. 2012. Analisis Multivariate

Dengan Program SPSS.Cetakan

Empat. Badan Penerbit Universitas diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis

Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.Edisi 8.Semarang:Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Idris Andrianto. 2013. “Pengaruh Kualitas

Produk, Citra Merek, Harga dan

Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova di Semarang”. Diponegoro Journal Of Management Vol. 2. No. 3.

Joyce F. 2015. “Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian di J.CO

Manado”. Jurnal EMBA 368 Vol.3. No. 1.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001.

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi

ke-12. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong.2003.

Manajemen Pemasaran. Jilid 1.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong.2003.

Manajemen Pemasaran. Jilid 2.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2005.

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi

ke-1. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip. (2008).Manajemen

Pemasaran. Jakarta:Ghalia

Indonesia.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008.

Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1.

Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008.

Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta :

PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen

Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Indeks.

Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran. Edisi 12.

Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen

Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1.

Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran. Edisi 13.

Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip. 2012. Prinsip-prinsip

Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1.

Terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012.

Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12.

Jilid 1. Terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2013.

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi

ke-12. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2013.

Manajemen Pemasaran. Edisi ke-12.

Erlangga. Jakarta.

Muanas, A. 2014.“ Pengaruh Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Buana Indo mobil Trada”. Jurnal Ilmu & Riset

Manajemen. Vol. 3.No. 12.

Mufaricha, L. 2018.“ Pengaruh Produk,

Harga dan Promosi Terhadap

Keputusan Pembelian Sabun Dettol di Sidoarjo”. Jurnal Manajemen

Brancmark. Vol. 4.

Meutia R. 2017.“ Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap perpindahan Merek Oriflame di Kota Langsa”. Jurnal Ilmu Manajemen

(15)

15 Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah

Data Terpraktis. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Riyono. 2016. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian

Produk Aqua di Kota Pati”. Jurnal

STIE Semarang Vol. 8. No. 2.

Sangadji, Etta. Mamang, dan Sopiah. 2013.

Perilaku Konsumen : Pendekatan Praktis Disertai: Himpunan Jurnal

Penelitian. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Sarwono. dkk. 2006. “ Pengaruh Inovasi Produk, Harga, Citra Merek dan

Kualitas Pelayanan Terhadap

Loyalitas Pelanggan Mobil Suzuki Ertiga”. Jurnal EMBA. 5(2), hal 2230-2239.

Siregar. 2015. PengantarBisnis Modern. Edisi 3, Yogyakarta:Penerbit Liberty. Sudaryono, 2012, Dasar dasar Evaluasi

Pembelajaran, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif R&D,

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif R&D, Cetakan

Ke-21. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif R & D, Cetakan

Ke-23. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2014. Konsep Dasar Riset

Pemasaran & Perilaku Konsumen,

Cetakan Kedua. Yogyakarta : Caps.

Solvin. 1998. Measuring Consumer

Perseption Through Factor Analysis, The Asian Manager.

Schiffiman, Leon. G & Kanuk, Leslie Lazar. 2013. Perilaku Konsumen edisi

ketujuh. Jakarta: PT Indeks

Kelompok Gramedia.

Swastha, BasudanIbnuSukotjo. 2015.

Pengantar Bisnis Modern. Edisi 3,

Yogyakarta:Penerbit Liberty.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2015. StrategiPemasaran, Edisi 1, Yogyakarta :Penerbit Andi. Tjiptono, Fandy. 2015. StrategiPemasaran,

Edisi 3, Yogyakarta :Penerbit Andi. Tjiptono, Fandy. 2015. StrategiPemasaran,

Edisi 4, Yogyakarta :PenerbitAndi. Tjiptono, Fandy. 2016. Strategi Pemasaran,

Edisi 2, Yogyakarta :PenerbitAndi. Umar, Husein. 2009. Riset Pemasaran dan

Perilaku Konsumen.PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Yustiawan. 2016. “ Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek

Terhadap Keputusan Pembelian

Honda Vario”. Jurnal Ilmu & Riset

Manajemen. Vol. 5. No. 2.

www.kumpara.com www.topbrand

award.comdiaksespadaMaret 2020 https://pddikti.kemdikbud.go.id/

Gambar

Gambar kerangka pemikiran
tabel dibawah ini.
Tabel  4.15  Hasil Pengujian T Hitung

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa dengan adanya memori banding tersebut Terbanding, semula Pelawan telah pula mengajukan kontra memori banding pada tanggal 8 Oktober 2013, yang

Apa saja masukan dari bapak untuk pemerintah terkait upaya penanggulangan bencana longsor di Kelurahan Sukorejo.. Jawab: Semoga Pemerintah Kota Semarang dapat terus

Data-data yang di gunakan adalah data penduduk 10 tahun keatas menurut kabupaten dan jenis kegiatan selama seminggu yang lalu, status pekerjaan, lapangan usaha

Pada tampilan layar ini juga terdapat button tambah untuk menambah data absen, button Simpan untuk menyimpan absen, button ubah untuk mengubah data absen, button Hapus

Sebagai akibat kebijakan yang tidak konsisten dari segi waktu penyaluran dana terjadi kasus dimana salah satu sekolah (SMP Negeri 2 Mimika) pada tahun 2012 mengambil suatu

Tikus Perlakuan III Pemaparan asap rokok 4x/hari, 1 batang rokok selama 15 menit dan diberikan ekstrak kulit buah naga merah dosis. 400 mg/200 gBB tikus/hari

Pertamina Drilling Service Indonesia (PT. PDSI) Onshore Drilling Area Jawa tempat penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan, terima kasih sudah. memperbolehkan

Priyatno, Agus, 2009, “Perbedaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Penyesuain Diri Siswa Kelas II di SMK dr. Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam , Fakultas Tarbiyah,