SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
ADITYA JANUAR TRISATYA 0605775
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
iii ABSTRAK
ADITYA JANUAR TRISATYA (2013): Kontribusi Praktik Kerja
Industri Terhadap Sikap Wiraswasta di SMKN 1 Katapang
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2013.
Permasalahan pengangguran usia produktif merupakan masalah yang serius. Berbagai faktor menjadi penyebab hal tersebut terjadi, salah satunya adalah tingginya syarat pendidikan yang diterapkan oleh perusahaan. Salah satu alternatif yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan berwirswasta. SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang terampil, melalui kegiatan belajar di sekolah maupun praktik di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi prestasi praktik kerja industri terhadap sikap wiraswasta. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII Otomotif yang berjumlah 80 siswa. Data diambil menggunakan metode angket dan dokumentasi. Validitas angket dilakukan dengan analisis butir dengan rumus korelasi product moment, dan reliabilitas menggunakan rumus alpha cornbach. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dan analisis regresi sederhana. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji persyaratan analisis, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan antara prestasi praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha, itu ditunjukan oleh persamaan Y = 45 + 0,11 X, dalam persamaan tersebut menunjukan angka 0,11 sebagai kontribusi prestasi praktik kerja industri terhadap sikap wiraswasta. Artinya perubahan variabel X akan berpengaruh terhadap variabel Y. Pengaruh tersebut sangat kecil karena masih ada faktor lain diluar praktik kerja industri yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha.
iv ABSTRACT
ADITYA JANUAR TRISATYA (2013): Contribution The Working Practices of The Industry Interest In Entrepreneurship SMKN 1 Katapang.
Majoring in Engineering Education and Vocational Technological Education Faculty Of Education University Of Indonesia.
Age unemployment problem is a serious problem. Variety of factors cause this happens, one of them is the high educational requirements imposed by the company. One alternative that is considered appropriate to address the problem is with entrepreneurship. SMK is an educational institution that aims to prepare students to be skilled labor, through learning activities in school and practice in the field. This study aims to determine the contribution of industry performance work practices on entrepreneurship interest. Subject of this study is a class XII o automotive totaling 80 students. Data taken using the questionnaire method and documentation, the validity of the questionnaire is done with the analysis of the grains with a formula product moment correlation, and reliability using alpha cronbach. Hypotesis testing using t test and simple regression analysis. Previously done first test requirements analysis, including normality test and homogenelty test. Based on the results of data processing has been done, showing that there is a positive contribution but not significant between the achievenets of the industrial working practice interest in entrepreneuship,
it’s in the show by the equation Y = 45 + 0,11 X, in equation 0.1 shows the number of work practices as the influence of industry performance againts the interest in entrepreneurship. Mean that changes will affect the variable X to variable Y. The effect is very small because there are other factor outside the industry work practices which affect the interest of entrepreneurship.
iv LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH……… .………. ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Pembatasan Masalah ... 6
E. Penjelasan Istilah ... 6
F. Manfaat Penelitian……….. 8
G. Sistemakatika Laporan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Wiraswasta ... 9
B. Pengertian Sikap... 10
C. Unsur-Unsur Wiraswasta ... 13
D. Sikap Mental Wiraswasta ... 18
E. Faktor Yang Diduga Mempengaruhi Sikap Kewiraswastaan ... 21
F. Upaya Menumbuhkan Sikap Kewiraswastaan Pada Siswa SMK .. ... 23
G. Anggapan Dasar……… 27
v
A. Metode Penelitian ... 28
B. Variabel Penelitian ... 28
C. Populasi dan sampel Penelitian ... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
1. Teknik Pengumpulan Data ... 29
2. Instrumen Pengumpulan Data……….. 30
E. Alat Ukur Sikap Kewiraswastaan ... 31
F. Uji Coba Angket ... 33
G. Pengujian Validitas Instrumen ... 33
H. Pengujian Reliabilitas Instrumen……….. 34
I. Sumber Data Penelitian………. 35
J. Teknik Analisis Data………. . 35
K. Uji Normalitas Data………. 37
L. Uji Homogenitas……… 38
M. Pengujian Regresi Sederhana……….. 38
N. Uji Hipotesis……… 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41
B. Deskripsi Data………. 42
C. Analisis Data ... 43
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha meningkatkan kualitas kehidupan adalah cita-cita setiap manusia.
Oleh karena itu kehidupan manusia selalu dinamis, sehingga apa yang telah
berhasil dilakukan senantiasa diusahakan untuk ditingkatkan lagi. Jadi setiap
manusia dalam benaknya memiliki motif untuk berupaya merealisasikannya
pengembang diri yang terus menerus tanpa batas selama individu tersebut mampu
meningkatkan dirinya. Adanya motif mengaktualisasikan diri tersebut bila dibina
dan diarahkan maka pengembangan sumber daya manusia dapat dikembangkan.
Berbicara masalah pengembangan sumber daya manusia tidak terlepas dari
masalah pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.
Salah satu pendidikan sekolah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Tujuan dari proses pendidikan dan pengajaran di SMK menurut pelaksanaan
kurikulum (Depdikbud, 2004) sebagai berikut :
1. Menjadi warga negara yang baik, yaitu manusia pancasila yang utuh, kuat
lahir dan bathin, serta memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
akan tenaga kerja.
2. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan dan
sikap juru teknik dalam bidangnya sesuai dengan jurusan yang dipilihnya.
Bila kita melihat tujuan pendidikan SMK di atas, pada dasarnya adalah
proses pendidikan dan pengajaran di SMK adalah merupakan suatu proses untuk
mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk menghasilkan tenaga kerja
tingkat menengah yang berjiwa pancasila.
Sejalan dengan tujuan SMK di atas, maka keberadaan SMK sangat penting
sekali dalam proses alih teknologi. Keberadaan SMK tersebut bila dihubungkan
dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat di Indonesia, maka hasil dari
pendidikan SMK ini dapat dikatakan belum siap untuk langsung menjadi tenaga
kerja yang dibutuhkan. Keadaan di atas disebabkan tuntutan dari masyarakat lebih
cocok dengan keahlian dari para lulusan SMK. Bahkan muncul isyu bahwa
banyak lulusan SMK tidak siap pakai atau bahkan tidak siap latih. Terhadap isyu
tersebut memang belum diketahui sampai sejauh mana kebenarannya tetapi itu
memang beralasan bahwa lulusan SMK di jawa barat aspek penalarannya kurang
dan aspek keterampilan motoriknya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Bila hal tersebut dibiarkan maka bisa mengakibatkan adanya
kecenderungan pada pihak pemakai kerja dalam hal merekrut tenaga kerjanya
lebih cenderung memilih lulusan sekolah menengah umum dari pada lulusan
Sekeloh Kejuruan (SMK). Ini memang menurut beberapa informasi yang masih
perlu dibuktikan kebenarannya hal tersebut di atas terjadi pada saat ini. Akibat
dari kenyataan di atas para lulusan SMK tidak dapat mengisi lapangan pekerjaan
yang tersedia. Bila itu terjadi maka tentunya sistem pendidikan dan pengajaran di
SMK perlu dibenahi, salah satu diantaranya adalah dengan cara membina dan
memotivasi para siswanya untuk lebih ditumbuhkan jiwa sikap wiraswastanya,
tetapi jika mereka memiliki jiwa wiraswasta yang baik tentunya hal tersebut tidak
menjadi masalah bagi mereka karena bisa saja mereka akan mencoba sendiri
berwiraswasta dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk
dirinya sendiri.
Penciptaan lapangan pekerjaan merupakan tanggung jawab bersama, sebab
terciptanya lapangan pekerjaan di masyarakat, tidak terlepas dari mutu manusia
baik watak, sikap maupun latar belakang pendidikannya.
Telah dikemukakan di atas bahwa proses pendidikan dan pengajaran di
SMK merupakan salah satu bentuk pembinaan sumber daya manusia. Disatu
pihak untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan kerja manusia dalam
melakukan berbagai kegiatan masyarakat. Dilain pihak pengembangan sumber
daya manusia berhubungan erat dengan usaha peningkatan taraf hidup. Pendapat
diatas memang rasional, tetapi dalam kenyataan umumnya penekaan pada
perningkatan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan tertentu. Bila
dalam pembinaan sumber daya manusia tidak ditanamkan sikap untuk
mengembangkan keahlian tertentu berarti pembinaan sumber daya manusia
sekolah menengah kejuruan yang dalam hal ini SMK, maka orientasi proses
pendidikan dan pengajarannya perlu dikembangkan, jadi bukan hanya mendidik
dan mencetak tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi lapangan pekerjaan
yang sudah ada tetapi harus diarahkan kepada bagaimana para siswa dapat
menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk dirinya sendiri. Inilah salah satu
kendala yang dihadapi pemerintah pada saat ini, yaitu karena terbatasnya lapangan
pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu pola pembinaan sumber daya manusia di
Indonesia sebaiknya tidak ditujukan pada usaha untuk memasuki lapangan
pekerjaan, tetapi yang lebih penting adalah pembinaan sikap untuk menciptakan
lapangan pekerjaan dengan bekal kemampuan yang telah mereka miliki.
Dasar untuk memperluas lapangan pekerjaan adalah sikap mental
wiraswasta, hal ini karena jika tiap individu memiliki sikap mental wiraswasta
yang baik, maka akan tumbuh manusia-manusia wiraswasta yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan.
Mengenai sikap kewiraswastaan pada proses pendidikan di SMK akan
tumbuh pada seorang individu siswa jika adanya dukungan internal dan eksternal.
Dukungan internal dimaksudkan pada penelitian ini ditekankan pada motivasi.
Hal ini karena motivasi akan menjadi tenaga penggerak dalam
mengaktualisasikan diri.
Hasil penelitian mengenai kebutuhan di masyarakat barat, ditemukan
adanya enam kebutuhan dan ini berlaku pula pada masyakat di bagian dunia
lainnya, dikemukakan oleh Krech (1962:89) sebagai berikut:
1. Motif untuk Mengejar materi
2. Motif berprestasi
3. Motif berafiliasi
4. Motif menolong orang lain
5. Motif berkuasa
6. Motif untuk mengetahui
Kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi pembentukan motivasi
belajar dalam menumbuhkan sikap kewiraswastaan adalah lingkungan sekolah
siswa, mengingat peranan guru sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar
para siswa. pendekatan guru dalam mengajar, mengkomunikasikan apa yang
dipandang bermakna diterima siswa sebagai suatu masukkan yang kemudian
diinternalisasikan ke dalam dirinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam proses belajar mengajar sehingga terciptanya komunikasi intensif antara
lain, adanya prinsip komunikasi dan lingkungan belajar yang mendukung serta
tersedianya fasilitator yang memumpuni.
Jika ciri-ciri yang diungkapkan di atas dimiliki oleh guru dan siswa maka
akan mampu menciptakan suatu lingkungan yang baik, sehingga memberikan
kemungkinan dan merangsang siswa untuk mencerna apa yang dipelajarinya. Jadi
dalam hal ini, fungsi guru bukan lagi orang yang maha tahu, melainkan seorang
pembimbing, seorang petunjuk jalan yang juga berperan serta dalam proses
belajar mengajar.
Faktor lainnya yang diduga peranannya cukup menentukan atau
mempengaruhi sikap kewiraswastaan adalah motif berprestasi. Jadi motif
berprestasi merupakan daya pendorong dalam individu untuk menampilkan
sesuatu baik berkenaan dengan standar kesempurnaan tertentu. Individu yang
mempunyai motif berprestasi tinggi tidak semata-mata mengerjakan sesuatu
tantangan itu berdasarkan status atau pamrih tertentu, kecuali ingin berbuat sebaik
mungkin. Jadi ada kecenderungan motif beprestasi dapat menunjang pencapaian
belajar dalam kewiraswastaan. Oleh karena itu prestasi belajar seseorang ada
kecenderungan akan menentukan juga kualitas sikap kewiraswastaan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa sikap kewiraswastaan cenderung
dipengaruhi oleh faktor prestasi belajar siswa. Apakah pertanyaan di atas tersebut
memang demikian atau mungkin sebaliknya? Oleh karena itu hal tersebut di atas
akan dicoba diteliti kebenarannya, sehingga penelitian ini mengambil judul :
"Kontribusi Praktek Kerja Industri Terhadap Sikap Kewiraswastaan Siswa di
B. Perumusan Masalah
Proses pendidikan dan pengajaran di SMK pada dasarnya mengacu pada
tujuan pendidikan nasional, yaitu berusaha mengembangkan manusia seutuhnya.
Pembentukan manusia seutuhnya menghendaki adanya keseimbangan penataan
aspek-aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, sehingga diharapkan muncul
manusia yang berolah pikir yang kemudian terwujud dalam bentuk tindakan nyata
ke arah positif dan normatif. Salah satu tindakan nyata yang diharapkan dari
sistem pendidikan dan pengajaran di SMK yaitu dapat menumbuhkan sikap
kewiraswastaan yang baik, maka mereka akan dapat menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri dengan bekal kemampuannya dan bukan hanya mengandalkan
kesempatan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Berdasarkam hal di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan
permasalahkan pokoknya sebagai berikut prestasi belajar siswa merupakan faktor
yang berkontribusi terhadap pembentukan kewiraswastaan siswa SMK?
Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka dari permasalahan pokok
yang telah dirumuskan di atas, dapat dirumuskan beberapa sub masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sikap kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang?
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa dilihat dari nilai praktek kerja
industri di SMKN 1 Katapang?
3. Apakah terdapat kontribusi yang bermakna antara praktek kerja industri
terhadap sikap kewiraswastaan siswa di SMKN 1 Katapang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini berupa analisis deskriptif terhadap pembinaan sikap
kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang terutama siswa kelas 2 yang akan atau
sedang melakukan praktek kerja industri.
Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, maka ini dapat
dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai sikap kewiraswastaan siswa
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai praktek kerja industri siswa di
SMKN 1 Katapang.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang bermakana antara
praktek kerja industri terhadap sikap kewiraswastaan siswa di SMKN 1
Katapang
D. Pembatasan Masalah
Adapun penelitian yang penulis lakukan dibatasi agar penelitian ini lebih
terarah, pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Data prestasi belajar siswa diambil dari nilai praktek kerja industri
siswa SMKN 1 Katapang.
2. Siswa yang diteliti adalah kelas XII.
E. Penjelasan Istilah
Agar terjalin kesatuan pemikiran, maka akan dijelaskan beberapa istilah
yang tertera pada judul dan rumusan masalah:
1. Sikap Kewiraswastaan
Mengenai sikap kewiraswastaan dalam penelitian ini merupakan
kesediaan mental seseorang untuk merespon baik positif, negatif maupun
netral terhadap sesuatu objek. Dimana hal tersebut selanjutnya dapat
berfungsi mengarahkan, membimbing pada suatu perilaku tertentu pada
berbagai karakteristik kewiraswastaan. Adapun karakteristik sikap
kewiraswastaan dapat dikembangkan sebagai berikut:
1. Berkemauan Keras :
a. Tidak cepat puas
b. keingintahuan
c. Sanggup berkorban
d. Kemauan bertanya
e. Tidak menunda pekerjaan
2. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi
a. Rasa optimis
b. Senang tantangan
c. Cara pemecahan masalah
3. Kejujuran dan tanggung jawab
a. Disiplin
b. Jujur
c. Tanggung jawab
4. Ketahanan fisik dan mental
a. Tidak mudah menyerah
b. Tidak mudah mengeluh
c. Tidak mudah tersinggung
5. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras
a. Penuh perhitungan
b. Usaha untuk maju
c. Bersikap energik dan inovatif
d. Mampu memanfaatkan peluang
6. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif
a. Kemauan mandiri
b. Pandangan terhadap pekerjaan
c. Tujuan sekolah
2. Prestasi Belajar Siswa
Pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat Dadang Sulaeman bahwa prestasi belajar adalah angka-angka
atau nilai untuk berbagai bidang studi, yang tercantum dalam raport siswa.
Jadi hasil angka raport pada mata pelajaran produktif dapat dianggap
sebagai gambaran kemampuan individu sebagai hasil dari kegiatan
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan memberikan
informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan
sikap kewiraswastaan siswa
2. Bagi siswa penelitian ini dapat memberikan masukan tentang pentingnya
sikap kewiraswastaan.
G. Sistemastika Laporan
Sistematiaka penulisan yang berperan sebagai pedoman susunan penulisan
skripsi ini agar terarah dengan terstruktur secara sistematik adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan pembahasan mengenai tinjauan pustaka dan
hipotesis penelitian yaitu merupakan landasan teoritis untuk pembahasan
penelitian ini.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini mengemukakan perencanaan prosedur penelitian, mulai dari
metode penelitian yang digunakan, kemudian penjelasan variabel penelitian,
pengambilan populasi dan sampel, rencana instrumen penelitian dan sekaligus
hasil dari uji instrumen.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini mengemukakan hasil dari pengolahan data dan analisis data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mengemukakan resume hal-hal yang telah dibahas sebelumnya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian ini penulis akan mempergunakan
Deskriftik analitik. Alasan penulis mempergunakan metode Deskriptif Analitik
karena metoda tersebut dianggap memadai untuk mengungkap keadaan yang
sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan, yang kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan baik secara deskriptif maupun secara korelatif.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.Sikap kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang
b.Data mengenai nilai praktek industri siswa di SMKN 1 Katapang
B. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini dasarnya ingin mengungkapkan tentang sikap
kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang. Untuk menumbuhkan sikap
kewiraswastaan pada dasarnya dapat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya
adalah faktor internal (motivasi belajar siswa), faktor eksternal (interaksi
guru-siswa) dalam proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu
sikap kewiraswastaan dari siswa SMK tersebut dapat terlihat dari indikatornya
yang bergantung dari faktor-faktor yang memperngaruhi.
Berdasarkan hal di atas, maka ditentukan sebagai variabel dependent atau
variabel terikatnya yaitu variabel yang dipengaruhi adalah sikap kewiraswastaan
siswa dan selanjutnya disingkat Y. Sedangkan faktor stimulusnya yang
merupakan variabel independent atau variabel bebas adalah nilai praktek kerja
industri, dan selanjutnya disingkat X.
Kaitan beberapa variabel diatas bila digambarkan dalam bentuk bagan
Gambar 2. Hubungan Variabel Penelitian
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek peneltian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (sabar, 2007)
Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2001: 80)
Karena berbagai pertimbangan, maka ditentukan sampel penelitian.
Pengambilan sampel dan penentuan sampel penelitian ini berdasarkan cluster
sampling dimana penentuan sampelnya dilakukan dengan cara pengelempokan
para siswa SMK berdasarkan kelasnya, yaitu kelas X, kelas XI, kelas XII.
Dari 3 kelas tersebut yang dijadikan sampel tersebut sabyek sampelnya
adalah ditentukan siswa kelas XII dengan pengambilan subyek sampelnya
masing-masing 5 sampai 10 orang siswa dari tiap kelas dan diambil secara
random atau acak dari beberapa jurusan TKR yang ada di SMK. Berdasarkan
pengambilan sampel yang dikemukakan di atas maka jumlah sampel dari 10 kelas
adalah berjumlah 40 sampai 80 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metoda
observasi, angket dan wawancara serta dokumentasi, ke empat metoda
pengumpulan data tersebut dapat penulis dijelaskan sebagai berikut:
a) Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang
ditelitinya. Teknik ini dimaksudkan untuk mengetahui situasi dan keadaan
obyek peneliti secara langsung.
b) Angket
Metoda pengumpulan data dengan angket atau kuisioner umumnya
banyak digunakan karena mempunyai beberapa kelebihan sebagai instrumen
pengumpulan data. Menurut Aikunto (2006) Angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadi nya ataupun hal yang
diketahuinya. Metoda ini digunakan untuk mengumpulkan data dari keempat
variabel dalam penelitian ini.
c) Wawancara
Metoda pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk
mencari informasi tambahan sebagai data pendukung hasil angket. Menurut
Sugiyono (2010: 194) pengertian wawancara adalah teknik pengumpulan data
apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
d) Dokumentasi
Metoda pengumpulan data dengan studi dokumentasi dengan maksud
untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen yang dianggap berkaitan
dengan tujuan penelitian. Misalnya data nilai rapot para siswa dan sebagainya.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang dperlukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a) Sikap kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang
Untuk mengumpulkan data di atas disusun alat pengumpulan data. Alat
pengumpulan data sikap kewiraswastaan disusun dalam bentuk tes sikap. Untuk
mengadakan penyelidikan mengenai sikap umumnya dipergunakan dengan skala
sikap, yang dalam pembuatannya melalui langkah-langkah yang telah ditentukan.
Selanjutnya data mengenai prestasi belajar siswa diambil dari data dokumentasi
berupa nilai rapot.
Untuk penyusunan angket tersebut digunakan juga skala likert, keuntungan
skala likert adalah sebagai berikut :
1. Mudah dibuat dan diterapkannya.
2. Terdapat kebebasan dalam memasukan pertanyaan-pertanyaan, asalkan
masih sesuai dengan konteks permasalahan.
3. Jawaban suatu item dapat berupa alternatif, sehingga informasi mengenai
item tersebut diperjelas.
4. Reliabiltasi pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah iten tersebut.
Mengenai kategori atau alternatif jawaban yang digunakan sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (KS), Sangat
Tidak Setuju (STS). Selanjutnya data angket tersebut untuk dapat diubah kedalam
bentuk skor, maka pembobotan sebagai berikut :
Item Positif Item Negatif
Sangat Setuju = 5 Sangat Setuju = 1
Setuju = 4 Setuju = 2
Kurang Setuju = 3 Kurang Setuju = 3
Tidak Setuju = 2 Tidak Setuju = 4
Sangat Tidak Setuju = 1 Sangat Tidak Setuju = 5
Secara rinci, pengembangan ketiga alat pengumpulan data dikemukakan
sebagai berikut:
E. Alat Ukur Sikap Kewiraswastaan
Untuk menyusun alat ukur (instrumen) sikap kewiraswastaan, dirumuskan
butir-butir pernyataan dengan berpedoman pada karakteristik-karateristik sikap
pernyataan, terdiri dari 15 item positif dan 16 butir item negatif. Secara rinci
penyebaran karakteristik dan butir-butir item untuk sikap kewiraswastaan tersbut
dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Kisi-kisi angket uji coba sikap kewiraswastaan
NO VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR
3. Tujuan sekolah 31 29,30 2
JUMLAH 15 16 31
F. Uji Coba Angket
Semua alat ukur memiliki cirri-ciri tertentu, maka untuk mengukur sesuatu
diperlukan alat ukur yang baik. Alat ukur yang akan digunakan harus mempunyai
validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk mengetahui angket atau kuisioner itu
mempunyai validitas dan realibitas yang baik, maka alat ukur tersebut harus
diujicobakan terlebih dahulu.
G. Pengujian Validitas Instrumen
Suatu alat ukur dapat dikatakan baik jika alat ukur tersebut mempunyai
validitas yang tinggi. Pengertian validitas Scarvia B Anderson (1991,63) adalah :
A test is the valid if mesasures what is purpose to measure. Menurut Sugiyono
(2003,1-2), validitas adalah “ derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti”. Pendapat -pendapat tentang validatas menunjukan kepada sejauhmana alat tes tersebut atau
alat mengumpul data itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat tes
tersebut. Jadi suatu alat tes atau alat pengumpul data dapat dikatakan valid bila
alat tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Mengenai validitas alat pengumpul data tersebut dapat diketahui dari hasil
pengalaman dan dari hasil pemikiran. Jadi validitas alat tes dapat dilakukan secara
rasional dan secara empirik. Untuk alat pengumpulan data pada penelitian ini
yaitu berupa non tes.
Selanjutnya dikatakan pula uji coba instrumen bukan tes terutama adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap intrumen. Dengan
tujuan pertama ujicoba harus didahului dengan pra ujicoba yang dilakukan
2. Untuk mengetahui ketepatan penyelenggaraan sekaligus mencari pengalaman
pelaksanaan dan mengidentifikasikan kemungkinan sarana penunjuang yang
masih harus dipersiapkan.
Jika mengacu pada pendapat di atas bahwa alat pengumpul data pada
penelitian ini yang buka bentuk tes dikatakan telah valid, tetapi untuk lebih
baiknya dilakukan uji coba alat ukur tersebut, dengan dimaksudkan untuk
menghitung validitas alat ukur tersebut. Adapun pengujian validitas alat
pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan analisis butir.
H. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Suatu alat tes yang baik selain harus valid juga harus variable. Menurut
sugiono (2005) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran dan serangkaian alat
ukur yang memiliki konsistensi bila pengkuruan yang dilakukan oleh alat ukur
tersebut dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan
(konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk
menghasilkan skor yang konsisten, relative tidak berubah-ubah walaupun di
teskan dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan Sukadji (2000), mengatakan
bahwa reliabiritas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara
konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka,
biasanya sebagai koefisien, koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Oleh karena
itu suatu tes dikatakan variable jika alat tes tersebut dapat dipercaya, konsisten
atau stabil.
Untuk menguji reliabilitas alat pengumpulan data yang berupa angket pada
penelitian ini digunakan rumus alpha. Adapun langkah-langkah untuk uji
reliabilitas sebagai berikut:
Menghitung reliabilitas kuesioner dengan rumus Alpha sebagai berikut:
2 b
= Mean kuadrat kesalahan.
2 i
= Varians total
Pedoman didalam menetapkan kriteria penafsiran reliabilitas adalah
sebagai berikut:
Tabel 2
Kriteria Penafsiran Reliabilitas
Koefisien korelasi (r11) Interpretasi
0,80r<1,00 Sangat tinggi
0,60r<0,80 Tinggi
0,40r<0,60 Cukup
0,20r<0,40 Rendah
0,00r<0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2002: 216)
I. Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah siswa kelas XII Jurusan Otomotif di SMKN 1
Katapang. Sedangkan data pendukung adalah dokumentasi yang diperoleh dari
guru mata diklat yang bersangkutan dan staf Tata Usaha di SMKN 1 Katapang.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
sederhana. Riduwan & Akdon (2010: 133) menyatakan bahwa “Regresi
sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau
hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)”.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
1. Langkah-Langkah Analisis Data
Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah:
a. Persiapan, meliputi:
1) Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan
2) Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam pengisian
b. Tabulasi, meliputi:
1) Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yaitu skor 4
sampai 1 untuk pernyataan (skor 4 untuk jawaban SS, skor 3 untuk
jawaban S, skor 2 untuk jawaban KS, dan skor 1 untuk jawaban TS).
2) Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden
3) Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor
standar
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, meliputi:
1) Mengolah data dengan uji statistika
2) Analisis data dan pengujian hipotesisi merupakan dasar dari penarikan
kesimpulan.
2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor
Untuk pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar,
langkah-angkahnya sebagai berikut:
a. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus:
n X
X
n Y
Y (Siregar, 2004: 16)
Keterangan: X = mean untuk variabel X
Y = mean untuk variabel Y
ΣY = jumlah skor item variabel Y b. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus:
1
c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus:
SD
Perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan dari T skor.
K. Uji Normalitas Data
Menguji normalitas data dalam skripsi ini digunakan uji coba Chi-
Kuadrat. Pengujian normalitas dilakukan dengan cara membandingkan kurva
normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul dengan kurva normal baku/
standar. Bila kurva dari data yang terkumpul tidak berbeda secara signifikan
dengan kurva baku maka data tersebut berdistribusi normal, menurut (Sugiyono,
2011:80) adapun langkahnya sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan
chi-Kuadrat ini, jumlah kelas interval di tetapkan = 6. Hal ini sesuai
dengan 6 bidang yang ada pada kurva baku.
2. Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = data terbesar-data terkecil
6 (jumlah kelas interval)
3. Membuat tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk
menghitung harga chi-Kuadrat hitung:
Interval fo Fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)
2
45
Fo = frekuensi/jumlah data hasil observasi.
Fh = jumlah/ frekuensi yang diharapkan (presentase luas tiap bidang
dikalikan dengan n).
Cara menghitung fh didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva
normal dikalikan jumlah data observasi.
4. Memasukan harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung
harga (fo-fh)2/fh, yang merupakan harga Chi-Kuadrat hitung.
5. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Bila
harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabelm maka
distribusi dinyatakan normal.
L. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi adalah sama atau tidak. Sebagai Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi
lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok
data adalah sama. Uji homogenitas pada data penelitian ini di bantu dengan
menggunakan SPSS 16.
M. Pengujian Regresi Sederhana
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas. Maksudnya
apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Jika tidak
linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun rumus untuk uji
linearitas adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 265):
Jk(T) = ∑Y2
Jk(b/a) =
1. Memasukan ke tabel analisis varians (ANAVA)
Sumber
2. Menghitung harga a dan b:
Langkah terakhir dari analisis data ini adalah pengujian hipotesis
dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang telah diajukan pada penelitian
n X b. Y
ini diterima atau di tolak Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan,
maka dapat diuji dengan rumus:
2
1 2
r n r t
(Sudjana, 1996: 380)
Keterangan:
r = kadar korelasi yang telah di hitung.
n = jumlah responden.
Ho : ≤ 0, Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara prestasi
praktik kerja industri terhadap sikap kewiraswastaan siswa.
Ha : > 0, Terdapat kontribusi signifikan antara prestasi praktik kerja
industri terhadap sikap kewiraswastaan siswa
Kriteria sebagai berikut: jika thitung≥ ttabel, maka tolak Ho dan terima Ha.
47 Aditya Januar Trisatya, 2013
Kontribusi Praktek Kerja Industri Terhadap Sikap Kewiraswastaan Siswa Di SMKN 1 Katapang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan dari
permasalahan penelitian yang diangkat, yaitu:
1. Prestasi belajar siswa di mata pelajaran Praktek Kerja Industri di SMK
1 Katapang sangat baik
2. Sikap wiraswasta siswa di SMKN 1 Katapang baik.
3. Kontribusi yang diberikan praktek kerja industri terhadap sikap
kewiraswastaan siswa di SMKN 1 Katapang tidak signifikan hanya
sebesar 0,11 poin faktor yang disumbang oleh Praktik Kerja Industri,
dan sebesar 45 poin disumbang oleh faktor lain di luar Praktik Kerja
Industri.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan diatas, ada beberapa saran yang peneliti bisa
sampaikan:
1. Bagi lembaga pendidikan kejuruan disarankan agar dapat memperbaiki
kerja sama dengan pihak industri, serta dapat memperbaiki kebijakan yang
di terapkan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Supaya tercipta
hubungan antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia industri.
2. Bagi siswa disarankan agar dapat mengoptimalkan pelaksanaan program
Praktik Kerja Industri yang di selenggarakan oleh sekolah. Karena
program tersebut akan sangat membantu memberikan gambaran, tentang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Cahyono. (2009). Pengertian Wiraswasta. (Online). Tersedia:
http://cintadamai.files.wordpress.com/artikel/2009/Pengertian-wiraswasta.html..[19 Mei 2012]
Kurikulum SMK. (2004). [Online]. Tersedia: http://ditpsmk.net. [8 Juli 2010] Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_______.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Pendidikan Nasional. (2003). [Online]. Tersedia: www.
Inherent-dikti.net/files/sisdiknas. [13 Juli 2012]
Bambang. (1993). Teori dan Praktek Kewiraswastaan. Yogyakarta: liberty
Mar’at. (1984). Sikap manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Indonesia:
Ghalia.
Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam analisis Statika. Bandung:
Alfabeta.
Sugihartono. (2009). Pendidikan Sistem Ganda. [Online]. Tersedia:
http://dudik99.com/artikel/2009/pendidikan-sistem-ganda.html [19 juni 2012]
Alma, B. (2004). Kewiraswastaan. Bandung: Alfabeta.
UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan