• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP SIKAP KEWIRASWASTAAN SISWA DI SMKN 1 KATAPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP SIKAP KEWIRASWASTAAN SISWA DI SMKN 1 KATAPANG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

ADITYA JANUAR TRISATYA 0605775

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

iii ABSTRAK

ADITYA JANUAR TRISATYA (2013): Kontribusi Praktik Kerja

Industri Terhadap Sikap Wiraswasta di SMKN 1 Katapang

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2013.

Permasalahan pengangguran usia produktif merupakan masalah yang serius. Berbagai faktor menjadi penyebab hal tersebut terjadi, salah satunya adalah tingginya syarat pendidikan yang diterapkan oleh perusahaan. Salah satu alternatif yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan berwirswasta. SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang terampil, melalui kegiatan belajar di sekolah maupun praktik di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi prestasi praktik kerja industri terhadap sikap wiraswasta. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII Otomotif yang berjumlah 80 siswa. Data diambil menggunakan metode angket dan dokumentasi. Validitas angket dilakukan dengan analisis butir dengan rumus korelasi product moment, dan reliabilitas menggunakan rumus alpha cornbach. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dan analisis regresi sederhana. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji persyaratan analisis, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan antara prestasi praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha, itu ditunjukan oleh persamaan Y = 45 + 0,11 X, dalam persamaan tersebut menunjukan angka 0,11 sebagai kontribusi prestasi praktik kerja industri terhadap sikap wiraswasta. Artinya perubahan variabel X akan berpengaruh terhadap variabel Y. Pengaruh tersebut sangat kecil karena masih ada faktor lain diluar praktik kerja industri yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

(3)

iv ABSTRACT

ADITYA JANUAR TRISATYA (2013): Contribution The Working Practices of The Industry Interest In Entrepreneurship SMKN 1 Katapang.

Majoring in Engineering Education and Vocational Technological Education Faculty Of Education University Of Indonesia.

Age unemployment problem is a serious problem. Variety of factors cause this happens, one of them is the high educational requirements imposed by the company. One alternative that is considered appropriate to address the problem is with entrepreneurship. SMK is an educational institution that aims to prepare students to be skilled labor, through learning activities in school and practice in the field. This study aims to determine the contribution of industry performance work practices on entrepreneurship interest. Subject of this study is a class XII o automotive totaling 80 students. Data taken using the questionnaire method and documentation, the validity of the questionnaire is done with the analysis of the grains with a formula product moment correlation, and reliability using alpha cronbach. Hypotesis testing using t test and simple regression analysis. Previously done first test requirements analysis, including normality test and homogenelty test. Based on the results of data processing has been done, showing that there is a positive contribution but not significant between the achievenets of the industrial working practice interest in entrepreneuship,

it’s in the show by the equation Y = 45 + 0,11 X, in equation 0.1 shows the number of work practices as the influence of industry performance againts the interest in entrepreneurship. Mean that changes will affect the variable X to variable Y. The effect is very small because there are other factor outside the industry work practices which affect the interest of entrepreneurship.

(4)

iv LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH……… .………. ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 6

F. Manfaat Penelitian……….. 8

G. Sistemakatika Laporan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Wiraswasta ... 9

B. Pengertian Sikap... 10

C. Unsur-Unsur Wiraswasta ... 13

D. Sikap Mental Wiraswasta ... 18

E. Faktor Yang Diduga Mempengaruhi Sikap Kewiraswastaan ... 21

F. Upaya Menumbuhkan Sikap Kewiraswastaan Pada Siswa SMK .. ... 23

G. Anggapan Dasar……… 27

(5)

v

A. Metode Penelitian ... 28

B. Variabel Penelitian ... 28

C. Populasi dan sampel Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Teknik Pengumpulan Data ... 29

2. Instrumen Pengumpulan Data……….. 30

E. Alat Ukur Sikap Kewiraswastaan ... 31

F. Uji Coba Angket ... 33

G. Pengujian Validitas Instrumen ... 33

H. Pengujian Reliabilitas Instrumen……….. 34

I. Sumber Data Penelitian………. 35

J. Teknik Analisis Data………. . 35

K. Uji Normalitas Data………. 37

L. Uji Homogenitas……… 38

M. Pengujian Regresi Sederhana……….. 38

N. Uji Hipotesis……… 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

B. Deskripsi Data………. 42

C. Analisis Data ... 43

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha meningkatkan kualitas kehidupan adalah cita-cita setiap manusia.

Oleh karena itu kehidupan manusia selalu dinamis, sehingga apa yang telah

berhasil dilakukan senantiasa diusahakan untuk ditingkatkan lagi. Jadi setiap

manusia dalam benaknya memiliki motif untuk berupaya merealisasikannya

pengembang diri yang terus menerus tanpa batas selama individu tersebut mampu

meningkatkan dirinya. Adanya motif mengaktualisasikan diri tersebut bila dibina

dan diarahkan maka pengembangan sumber daya manusia dapat dikembangkan.

Berbicara masalah pengembangan sumber daya manusia tidak terlepas dari

masalah pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.

Salah satu pendidikan sekolah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Tujuan dari proses pendidikan dan pengajaran di SMK menurut pelaksanaan

kurikulum (Depdikbud, 2004) sebagai berikut :

1. Menjadi warga negara yang baik, yaitu manusia pancasila yang utuh, kuat

lahir dan bathin, serta memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

akan tenaga kerja.

2. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan dan

sikap juru teknik dalam bidangnya sesuai dengan jurusan yang dipilihnya.

Bila kita melihat tujuan pendidikan SMK di atas, pada dasarnya adalah

proses pendidikan dan pengajaran di SMK adalah merupakan suatu proses untuk

mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk menghasilkan tenaga kerja

tingkat menengah yang berjiwa pancasila.

Sejalan dengan tujuan SMK di atas, maka keberadaan SMK sangat penting

sekali dalam proses alih teknologi. Keberadaan SMK tersebut bila dihubungkan

dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat di Indonesia, maka hasil dari

pendidikan SMK ini dapat dikatakan belum siap untuk langsung menjadi tenaga

kerja yang dibutuhkan. Keadaan di atas disebabkan tuntutan dari masyarakat lebih

(7)

cocok dengan keahlian dari para lulusan SMK. Bahkan muncul isyu bahwa

banyak lulusan SMK tidak siap pakai atau bahkan tidak siap latih. Terhadap isyu

tersebut memang belum diketahui sampai sejauh mana kebenarannya tetapi itu

memang beralasan bahwa lulusan SMK di jawa barat aspek penalarannya kurang

dan aspek keterampilan motoriknya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Bila hal tersebut dibiarkan maka bisa mengakibatkan adanya

kecenderungan pada pihak pemakai kerja dalam hal merekrut tenaga kerjanya

lebih cenderung memilih lulusan sekolah menengah umum dari pada lulusan

Sekeloh Kejuruan (SMK). Ini memang menurut beberapa informasi yang masih

perlu dibuktikan kebenarannya hal tersebut di atas terjadi pada saat ini. Akibat

dari kenyataan di atas para lulusan SMK tidak dapat mengisi lapangan pekerjaan

yang tersedia. Bila itu terjadi maka tentunya sistem pendidikan dan pengajaran di

SMK perlu dibenahi, salah satu diantaranya adalah dengan cara membina dan

memotivasi para siswanya untuk lebih ditumbuhkan jiwa sikap wiraswastanya,

tetapi jika mereka memiliki jiwa wiraswasta yang baik tentunya hal tersebut tidak

menjadi masalah bagi mereka karena bisa saja mereka akan mencoba sendiri

berwiraswasta dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk

dirinya sendiri.

Penciptaan lapangan pekerjaan merupakan tanggung jawab bersama, sebab

terciptanya lapangan pekerjaan di masyarakat, tidak terlepas dari mutu manusia

baik watak, sikap maupun latar belakang pendidikannya.

Telah dikemukakan di atas bahwa proses pendidikan dan pengajaran di

SMK merupakan salah satu bentuk pembinaan sumber daya manusia. Disatu

pihak untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan kerja manusia dalam

melakukan berbagai kegiatan masyarakat. Dilain pihak pengembangan sumber

daya manusia berhubungan erat dengan usaha peningkatan taraf hidup. Pendapat

diatas memang rasional, tetapi dalam kenyataan umumnya penekaan pada

perningkatan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan tertentu. Bila

dalam pembinaan sumber daya manusia tidak ditanamkan sikap untuk

mengembangkan keahlian tertentu berarti pembinaan sumber daya manusia

(8)

sekolah menengah kejuruan yang dalam hal ini SMK, maka orientasi proses

pendidikan dan pengajarannya perlu dikembangkan, jadi bukan hanya mendidik

dan mencetak tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi lapangan pekerjaan

yang sudah ada tetapi harus diarahkan kepada bagaimana para siswa dapat

menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk dirinya sendiri. Inilah salah satu

kendala yang dihadapi pemerintah pada saat ini, yaitu karena terbatasnya lapangan

pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu pola pembinaan sumber daya manusia di

Indonesia sebaiknya tidak ditujukan pada usaha untuk memasuki lapangan

pekerjaan, tetapi yang lebih penting adalah pembinaan sikap untuk menciptakan

lapangan pekerjaan dengan bekal kemampuan yang telah mereka miliki.

Dasar untuk memperluas lapangan pekerjaan adalah sikap mental

wiraswasta, hal ini karena jika tiap individu memiliki sikap mental wiraswasta

yang baik, maka akan tumbuh manusia-manusia wiraswasta yang dapat

menciptakan lapangan pekerjaan.

Mengenai sikap kewiraswastaan pada proses pendidikan di SMK akan

tumbuh pada seorang individu siswa jika adanya dukungan internal dan eksternal.

Dukungan internal dimaksudkan pada penelitian ini ditekankan pada motivasi.

Hal ini karena motivasi akan menjadi tenaga penggerak dalam

mengaktualisasikan diri.

Hasil penelitian mengenai kebutuhan di masyarakat barat, ditemukan

adanya enam kebutuhan dan ini berlaku pula pada masyakat di bagian dunia

lainnya, dikemukakan oleh Krech (1962:89) sebagai berikut:

1. Motif untuk Mengejar materi

2. Motif berprestasi

3. Motif berafiliasi

4. Motif menolong orang lain

5. Motif berkuasa

6. Motif untuk mengetahui

Kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi pembentukan motivasi

belajar dalam menumbuhkan sikap kewiraswastaan adalah lingkungan sekolah

(9)

siswa, mengingat peranan guru sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar

para siswa. pendekatan guru dalam mengajar, mengkomunikasikan apa yang

dipandang bermakna diterima siswa sebagai suatu masukkan yang kemudian

diinternalisasikan ke dalam dirinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam proses belajar mengajar sehingga terciptanya komunikasi intensif antara

lain, adanya prinsip komunikasi dan lingkungan belajar yang mendukung serta

tersedianya fasilitator yang memumpuni.

Jika ciri-ciri yang diungkapkan di atas dimiliki oleh guru dan siswa maka

akan mampu menciptakan suatu lingkungan yang baik, sehingga memberikan

kemungkinan dan merangsang siswa untuk mencerna apa yang dipelajarinya. Jadi

dalam hal ini, fungsi guru bukan lagi orang yang maha tahu, melainkan seorang

pembimbing, seorang petunjuk jalan yang juga berperan serta dalam proses

belajar mengajar.

Faktor lainnya yang diduga peranannya cukup menentukan atau

mempengaruhi sikap kewiraswastaan adalah motif berprestasi. Jadi motif

berprestasi merupakan daya pendorong dalam individu untuk menampilkan

sesuatu baik berkenaan dengan standar kesempurnaan tertentu. Individu yang

mempunyai motif berprestasi tinggi tidak semata-mata mengerjakan sesuatu

tantangan itu berdasarkan status atau pamrih tertentu, kecuali ingin berbuat sebaik

mungkin. Jadi ada kecenderungan motif beprestasi dapat menunjang pencapaian

belajar dalam kewiraswastaan. Oleh karena itu prestasi belajar seseorang ada

kecenderungan akan menentukan juga kualitas sikap kewiraswastaan.

Berdasarkan uraian di atas bahwa sikap kewiraswastaan cenderung

dipengaruhi oleh faktor prestasi belajar siswa. Apakah pertanyaan di atas tersebut

memang demikian atau mungkin sebaliknya? Oleh karena itu hal tersebut di atas

akan dicoba diteliti kebenarannya, sehingga penelitian ini mengambil judul :

"Kontribusi Praktek Kerja Industri Terhadap Sikap Kewiraswastaan Siswa di

(10)

B. Perumusan Masalah

Proses pendidikan dan pengajaran di SMK pada dasarnya mengacu pada

tujuan pendidikan nasional, yaitu berusaha mengembangkan manusia seutuhnya.

Pembentukan manusia seutuhnya menghendaki adanya keseimbangan penataan

aspek-aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, sehingga diharapkan muncul

manusia yang berolah pikir yang kemudian terwujud dalam bentuk tindakan nyata

ke arah positif dan normatif. Salah satu tindakan nyata yang diharapkan dari

sistem pendidikan dan pengajaran di SMK yaitu dapat menumbuhkan sikap

kewiraswastaan yang baik, maka mereka akan dapat menciptakan lapangan

pekerjaan sendiri dengan bekal kemampuannya dan bukan hanya mengandalkan

kesempatan lapangan pekerjaan yang tersedia.

Berdasarkam hal di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan

permasalahkan pokoknya sebagai berikut prestasi belajar siswa merupakan faktor

yang berkontribusi terhadap pembentukan kewiraswastaan siswa SMK?

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka dari permasalahan pokok

yang telah dirumuskan di atas, dapat dirumuskan beberapa sub masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sikap kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa dilihat dari nilai praktek kerja

industri di SMKN 1 Katapang?

3. Apakah terdapat kontribusi yang bermakna antara praktek kerja industri

terhadap sikap kewiraswastaan siswa di SMKN 1 Katapang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini berupa analisis deskriptif terhadap pembinaan sikap

kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang terutama siswa kelas 2 yang akan atau

sedang melakukan praktek kerja industri.

Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, maka ini dapat

dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai sikap kewiraswastaan siswa

(11)

2. Untuk mengetahui bagaimana nilai praktek kerja industri siswa di

SMKN 1 Katapang.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang bermakana antara

praktek kerja industri terhadap sikap kewiraswastaan siswa di SMKN 1

Katapang

D. Pembatasan Masalah

Adapun penelitian yang penulis lakukan dibatasi agar penelitian ini lebih

terarah, pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data prestasi belajar siswa diambil dari nilai praktek kerja industri

siswa SMKN 1 Katapang.

2. Siswa yang diteliti adalah kelas XII.

E. Penjelasan Istilah

Agar terjalin kesatuan pemikiran, maka akan dijelaskan beberapa istilah

yang tertera pada judul dan rumusan masalah:

1. Sikap Kewiraswastaan

Mengenai sikap kewiraswastaan dalam penelitian ini merupakan

kesediaan mental seseorang untuk merespon baik positif, negatif maupun

netral terhadap sesuatu objek. Dimana hal tersebut selanjutnya dapat

berfungsi mengarahkan, membimbing pada suatu perilaku tertentu pada

berbagai karakteristik kewiraswastaan. Adapun karakteristik sikap

kewiraswastaan dapat dikembangkan sebagai berikut:

1. Berkemauan Keras :

a. Tidak cepat puas

b. keingintahuan

c. Sanggup berkorban

d. Kemauan bertanya

e. Tidak menunda pekerjaan

(12)

2. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi

a. Rasa optimis

b. Senang tantangan

c. Cara pemecahan masalah

3. Kejujuran dan tanggung jawab

a. Disiplin

b. Jujur

c. Tanggung jawab

4. Ketahanan fisik dan mental

a. Tidak mudah menyerah

b. Tidak mudah mengeluh

c. Tidak mudah tersinggung

5. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras

a. Penuh perhitungan

b. Usaha untuk maju

c. Bersikap energik dan inovatif

d. Mampu memanfaatkan peluang

6. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif

a. Kemauan mandiri

b. Pandangan terhadap pekerjaan

c. Tujuan sekolah

2. Prestasi Belajar Siswa

Pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini mengacu pada

pendapat Dadang Sulaeman bahwa prestasi belajar adalah angka-angka

atau nilai untuk berbagai bidang studi, yang tercantum dalam raport siswa.

Jadi hasil angka raport pada mata pelajaran produktif dapat dianggap

sebagai gambaran kemampuan individu sebagai hasil dari kegiatan

(13)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan memberikan

informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan

sikap kewiraswastaan siswa

2. Bagi siswa penelitian ini dapat memberikan masukan tentang pentingnya

sikap kewiraswastaan.

G. Sistemastika Laporan

Sistematiaka penulisan yang berperan sebagai pedoman susunan penulisan

skripsi ini agar terarah dengan terstruktur secara sistematik adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan pembahasan mengenai tinjauan pustaka dan

hipotesis penelitian yaitu merupakan landasan teoritis untuk pembahasan

penelitian ini.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini mengemukakan perencanaan prosedur penelitian, mulai dari

metode penelitian yang digunakan, kemudian penjelasan variabel penelitian,

pengambilan populasi dan sampel, rencana instrumen penelitian dan sekaligus

hasil dari uji instrumen.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini mengemukakan hasil dari pengolahan data dan analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mengemukakan resume hal-hal yang telah dibahas sebelumnya

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian ini penulis akan mempergunakan

Deskriftik analitik. Alasan penulis mempergunakan metode Deskriptif Analitik

karena metoda tersebut dianggap memadai untuk mengungkap keadaan yang

sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan, yang kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan baik secara deskriptif maupun secara korelatif.

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.Sikap kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang

b.Data mengenai nilai praktek industri siswa di SMKN 1 Katapang

B. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini dasarnya ingin mengungkapkan tentang sikap

kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang. Untuk menumbuhkan sikap

kewiraswastaan pada dasarnya dapat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya

adalah faktor internal (motivasi belajar siswa), faktor eksternal (interaksi

guru-siswa) dalam proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu

sikap kewiraswastaan dari siswa SMK tersebut dapat terlihat dari indikatornya

yang bergantung dari faktor-faktor yang memperngaruhi.

Berdasarkan hal di atas, maka ditentukan sebagai variabel dependent atau

variabel terikatnya yaitu variabel yang dipengaruhi adalah sikap kewiraswastaan

siswa dan selanjutnya disingkat Y. Sedangkan faktor stimulusnya yang

merupakan variabel independent atau variabel bebas adalah nilai praktek kerja

industri, dan selanjutnya disingkat X.

Kaitan beberapa variabel diatas bila digambarkan dalam bentuk bagan

(15)

Gambar 2. Hubungan Variabel Penelitian

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek peneltian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, maka penelitiannya merupakan

penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (sabar, 2007)

Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2001: 80)

Karena berbagai pertimbangan, maka ditentukan sampel penelitian.

Pengambilan sampel dan penentuan sampel penelitian ini berdasarkan cluster

sampling dimana penentuan sampelnya dilakukan dengan cara pengelempokan

para siswa SMK berdasarkan kelasnya, yaitu kelas X, kelas XI, kelas XII.

Dari 3 kelas tersebut yang dijadikan sampel tersebut sabyek sampelnya

adalah ditentukan siswa kelas XII dengan pengambilan subyek sampelnya

masing-masing 5 sampai 10 orang siswa dari tiap kelas dan diambil secara

random atau acak dari beberapa jurusan TKR yang ada di SMK. Berdasarkan

pengambilan sampel yang dikemukakan di atas maka jumlah sampel dari 10 kelas

adalah berjumlah 40 sampai 80 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metoda

observasi, angket dan wawancara serta dokumentasi, ke empat metoda

pengumpulan data tersebut dapat penulis dijelaskan sebagai berikut:

(16)

a) Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang

ditelitinya. Teknik ini dimaksudkan untuk mengetahui situasi dan keadaan

obyek peneliti secara langsung.

b) Angket

Metoda pengumpulan data dengan angket atau kuisioner umumnya

banyak digunakan karena mempunyai beberapa kelebihan sebagai instrumen

pengumpulan data. Menurut Aikunto (2006) Angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadi nya ataupun hal yang

diketahuinya. Metoda ini digunakan untuk mengumpulkan data dari keempat

variabel dalam penelitian ini.

c) Wawancara

Metoda pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk

mencari informasi tambahan sebagai data pendukung hasil angket. Menurut

Sugiyono (2010: 194) pengertian wawancara adalah teknik pengumpulan data

apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil.

d) Dokumentasi

Metoda pengumpulan data dengan studi dokumentasi dengan maksud

untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen yang dianggap berkaitan

dengan tujuan penelitian. Misalnya data nilai rapot para siswa dan sebagainya.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang dperlukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a) Sikap kewiraswastaan siswa SMKN 1 Katapang

(17)

Untuk mengumpulkan data di atas disusun alat pengumpulan data. Alat

pengumpulan data sikap kewiraswastaan disusun dalam bentuk tes sikap. Untuk

mengadakan penyelidikan mengenai sikap umumnya dipergunakan dengan skala

sikap, yang dalam pembuatannya melalui langkah-langkah yang telah ditentukan.

Selanjutnya data mengenai prestasi belajar siswa diambil dari data dokumentasi

berupa nilai rapot.

Untuk penyusunan angket tersebut digunakan juga skala likert, keuntungan

skala likert adalah sebagai berikut :

1. Mudah dibuat dan diterapkannya.

2. Terdapat kebebasan dalam memasukan pertanyaan-pertanyaan, asalkan

masih sesuai dengan konteks permasalahan.

3. Jawaban suatu item dapat berupa alternatif, sehingga informasi mengenai

item tersebut diperjelas.

4. Reliabiltasi pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah iten tersebut.

Mengenai kategori atau alternatif jawaban yang digunakan sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (KS), Sangat

Tidak Setuju (STS). Selanjutnya data angket tersebut untuk dapat diubah kedalam

bentuk skor, maka pembobotan sebagai berikut :

Item Positif Item Negatif

Sangat Setuju = 5 Sangat Setuju = 1

Setuju = 4 Setuju = 2

Kurang Setuju = 3 Kurang Setuju = 3

Tidak Setuju = 2 Tidak Setuju = 4

Sangat Tidak Setuju = 1 Sangat Tidak Setuju = 5

Secara rinci, pengembangan ketiga alat pengumpulan data dikemukakan

sebagai berikut:

E. Alat Ukur Sikap Kewiraswastaan

Untuk menyusun alat ukur (instrumen) sikap kewiraswastaan, dirumuskan

butir-butir pernyataan dengan berpedoman pada karakteristik-karateristik sikap

(18)

pernyataan, terdiri dari 15 item positif dan 16 butir item negatif. Secara rinci

penyebaran karakteristik dan butir-butir item untuk sikap kewiraswastaan tersbut

dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1

Kisi-kisi angket uji coba sikap kewiraswastaan

NO VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR

(19)

3. Tujuan sekolah 31 29,30 2

JUMLAH 15 16 31

F. Uji Coba Angket

Semua alat ukur memiliki cirri-ciri tertentu, maka untuk mengukur sesuatu

diperlukan alat ukur yang baik. Alat ukur yang akan digunakan harus mempunyai

validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk mengetahui angket atau kuisioner itu

mempunyai validitas dan realibitas yang baik, maka alat ukur tersebut harus

diujicobakan terlebih dahulu.

G. Pengujian Validitas Instrumen

Suatu alat ukur dapat dikatakan baik jika alat ukur tersebut mempunyai

validitas yang tinggi. Pengertian validitas Scarvia B Anderson (1991,63) adalah :

A test is the valid if mesasures what is purpose to measure. Menurut Sugiyono

(2003,1-2), validitas adalah “ derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya

terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti”. Pendapat -pendapat tentang validatas menunjukan kepada sejauhmana alat tes tersebut atau

alat mengumpul data itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat tes

tersebut. Jadi suatu alat tes atau alat pengumpul data dapat dikatakan valid bila

alat tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Mengenai validitas alat pengumpul data tersebut dapat diketahui dari hasil

pengalaman dan dari hasil pemikiran. Jadi validitas alat tes dapat dilakukan secara

rasional dan secara empirik. Untuk alat pengumpulan data pada penelitian ini

yaitu berupa non tes.

Selanjutnya dikatakan pula uji coba instrumen bukan tes terutama adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap intrumen. Dengan

tujuan pertama ujicoba harus didahului dengan pra ujicoba yang dilakukan

(20)

2. Untuk mengetahui ketepatan penyelenggaraan sekaligus mencari pengalaman

pelaksanaan dan mengidentifikasikan kemungkinan sarana penunjuang yang

masih harus dipersiapkan.

Jika mengacu pada pendapat di atas bahwa alat pengumpul data pada

penelitian ini yang buka bentuk tes dikatakan telah valid, tetapi untuk lebih

baiknya dilakukan uji coba alat ukur tersebut, dengan dimaksudkan untuk

menghitung validitas alat ukur tersebut. Adapun pengujian validitas alat

pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan analisis butir.

H. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Suatu alat tes yang baik selain harus valid juga harus variable. Menurut

sugiono (2005) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran dan serangkaian alat

ukur yang memiliki konsistensi bila pengkuruan yang dilakukan oleh alat ukur

tersebut dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan

(konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk

menghasilkan skor yang konsisten, relative tidak berubah-ubah walaupun di

teskan dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan Sukadji (2000), mengatakan

bahwa reliabiritas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara

konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka,

biasanya sebagai koefisien, koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Oleh karena

itu suatu tes dikatakan variable jika alat tes tersebut dapat dipercaya, konsisten

atau stabil.

Untuk menguji reliabilitas alat pengumpulan data yang berupa angket pada

penelitian ini digunakan rumus alpha. Adapun langkah-langkah untuk uji

reliabilitas sebagai berikut:

Menghitung reliabilitas kuesioner dengan rumus Alpha sebagai berikut:

(21)

2 b

 = Mean kuadrat kesalahan.

2 i

 = Varians total

Pedoman didalam menetapkan kriteria penafsiran reliabilitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 2

Kriteria Penafsiran Reliabilitas

Koefisien korelasi (r11) Interpretasi

0,80r<1,00 Sangat tinggi

0,60r<0,80 Tinggi

0,40r<0,60 Cukup

0,20r<0,40 Rendah

0,00r<0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2002: 216)

I. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah siswa kelas XII Jurusan Otomotif di SMKN 1

Katapang. Sedangkan data pendukung adalah dokumentasi yang diperoleh dari

guru mata diklat yang bersangkutan dan staf Tata Usaha di SMKN 1 Katapang.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

sederhana. Riduwan & Akdon (2010: 133) menyatakan bahwa “Regresi

sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau

hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)”.

(22)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah:

a. Persiapan, meliputi:

1) Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan

2) Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam pengisian

b. Tabulasi, meliputi:

1) Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yaitu skor 4

sampai 1 untuk pernyataan (skor 4 untuk jawaban SS, skor 3 untuk

jawaban S, skor 2 untuk jawaban KS, dan skor 1 untuk jawaban TS).

2) Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden

3) Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor

standar

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, meliputi:

1) Mengolah data dengan uji statistika

2) Analisis data dan pengujian hipotesisi merupakan dasar dari penarikan

kesimpulan.

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor

Untuk pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar,

langkah-angkahnya sebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus:

n X

X  

n Y

Y   (Siregar, 2004: 16)

Keterangan: X = mean untuk variabel X

Y = mean untuk variabel Y

(23)

ΣY = jumlah skor item variabel Y b. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus:

1

c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus:

SD

Perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan dari T skor.

K. Uji Normalitas Data

Menguji normalitas data dalam skripsi ini digunakan uji coba Chi-

Kuadrat. Pengujian normalitas dilakukan dengan cara membandingkan kurva

normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul dengan kurva normal baku/

standar. Bila kurva dari data yang terkumpul tidak berbeda secara signifikan

dengan kurva baku maka data tersebut berdistribusi normal, menurut (Sugiyono,

2011:80) adapun langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan

chi-Kuadrat ini, jumlah kelas interval di tetapkan = 6. Hal ini sesuai

dengan 6 bidang yang ada pada kurva baku.

2. Menentukan panjang kelas interval

Panjang kelas = data terbesar-data terkecil

6 (jumlah kelas interval)

3. Membuat tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk

menghitung harga chi-Kuadrat hitung:

Interval fo Fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)

2

(24)

45

Fo = frekuensi/jumlah data hasil observasi.

Fh = jumlah/ frekuensi yang diharapkan (presentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n).

Cara menghitung fh didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva

normal dikalikan jumlah data observasi.

4. Memasukan harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga (fo-fh)2/fh, yang merupakan harga Chi-Kuadrat hitung.

5. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Bila

harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabelm maka

distribusi dinyatakan normal.

L. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian

populasi adalah sama atau tidak. Sebagai Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi

lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok

data adalah sama. Uji homogenitas pada data penelitian ini di bantu dengan

menggunakan SPSS 16.

M. Pengujian Regresi Sederhana

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas. Maksudnya

apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Jika tidak

linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun rumus untuk uji

linearitas adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 265):

Jk(T) = ∑Y2

(25)

Jk(b/a) =

1. Memasukan ke tabel analisis varians (ANAVA)

Sumber

2. Menghitung harga a dan b:

  

Langkah terakhir dari analisis data ini adalah pengujian hipotesis

dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang telah diajukan pada penelitian

n X b. Y

(26)

ini diterima atau di tolak Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan,

maka dapat diuji dengan rumus:

2

1 2

r n r t

  

(Sudjana, 1996: 380)

Keterangan:

r = kadar korelasi yang telah di hitung.

n = jumlah responden.

Ho :  ≤ 0, Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara prestasi

praktik kerja industri terhadap sikap kewiraswastaan siswa.

Ha :  > 0, Terdapat kontribusi signifikan antara prestasi praktik kerja

industri terhadap sikap kewiraswastaan siswa

Kriteria sebagai berikut: jika thitung≥ ttabel, maka tolak Ho dan terima Ha.

(27)

47 Aditya Januar Trisatya, 2013

Kontribusi Praktek Kerja Industri Terhadap Sikap Kewiraswastaan Siswa Di SMKN 1 Katapang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan dari

permasalahan penelitian yang diangkat, yaitu:

1. Prestasi belajar siswa di mata pelajaran Praktek Kerja Industri di SMK

1 Katapang sangat baik

2. Sikap wiraswasta siswa di SMKN 1 Katapang baik.

3. Kontribusi yang diberikan praktek kerja industri terhadap sikap

kewiraswastaan siswa di SMKN 1 Katapang tidak signifikan hanya

sebesar 0,11 poin faktor yang disumbang oleh Praktik Kerja Industri,

dan sebesar 45 poin disumbang oleh faktor lain di luar Praktik Kerja

Industri.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan diatas, ada beberapa saran yang peneliti bisa

sampaikan:

1. Bagi lembaga pendidikan kejuruan disarankan agar dapat memperbaiki

kerja sama dengan pihak industri, serta dapat memperbaiki kebijakan yang

di terapkan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Supaya tercipta

hubungan antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia industri.

2. Bagi siswa disarankan agar dapat mengoptimalkan pelaksanaan program

Praktik Kerja Industri yang di selenggarakan oleh sekolah. Karena

program tersebut akan sangat membantu memberikan gambaran, tentang

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahyono. (2009). Pengertian Wiraswasta. (Online). Tersedia:

http://cintadamai.files.wordpress.com/artikel/2009/Pengertian-wiraswasta.html..[19 Mei 2012]

Kurikulum SMK. (2004). [Online]. Tersedia: http://ditpsmk.net. [8 Juli 2010] Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

_______.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Pendidikan Nasional. (2003). [Online]. Tersedia: www.

Inherent-dikti.net/files/sisdiknas. [13 Juli 2012]

Bambang. (1993). Teori dan Praktek Kewiraswastaan. Yogyakarta: liberty

Mar’at. (1984). Sikap manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Indonesia:

Ghalia.

Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam analisis Statika. Bandung:

Alfabeta.

Sugihartono. (2009). Pendidikan Sistem Ganda. [Online]. Tersedia:

http://dudik99.com/artikel/2009/pendidikan-sistem-ganda.html [19 juni 2012]

Alma, B. (2004). Kewiraswastaan. Bandung: Alfabeta.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan

Gambar

Tabel 1
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

1) Identifikasi kebutuhan untuk melakukan penilaian: tim atau individu yang merencanakan penilaian harus memiliki tujuan jelas dan nyata yang telah dikonsultasikan dengan

bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 39 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Mirnayanti selaku Asisten Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan dalam Public Relation atau Humas Bank Indonesia pastinya sudah paham peranan dan

apakah metode Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis teks hasil wawancara ke dalam bentuk paragraf narasi oleh

 Emisi adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai

Jenis Pekerjaan, dan Tingkat Penghasilan Terhadap Pembayaran pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang.. ;

seorang dari suami atau istri. Thalak dalam arti khusus ialah perceraian yang dijatuhkan oleh pihak suami. Djamil Latif, 2004, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, Ghalia Indonesia,

[r]