• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MEDIATOR DI PENGADILAN AGAMA METRO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MEDIATOR DI PENGADILAN AGAMA METRO "

Copied!
141
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Para pihak yang bersengketa atau berperkara di pengadilan tentunya harus terlebih dahulu melalui proses mediasi. Di sisi lain, perilaku mediator dalam negosiasi tidak dapat sepenuhnya memuaskan pihak yang berkonflik. Sesuai dengan Pasal (1) PERMA no. 1 Tahun 2016, mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk mencapai kesepakatan antara para pihak yang dibantu oleh seorang mediator.

Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi pihak berperkara yang menjalani proses mediasi.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Metro dan Penentu Keberhasilan Mediator di Pengadilan Agama Metro. Sehingga para praktisi hukum dan akademisi dapat mengetahui tingkat keberhasilan para mediator di Pengadilan Agama Metro.

Penelitian Relevan

34; Penerapan Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri Yogyakarta Tahun Studi Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008”10. Penelitian ini merupakan penerapan mediasi dalam penyelesaian sengketa perdata di Pengadilan Agama Negeri Yogyakarta sesuai dengan PERMA No.1 Tahun 2008. Pertanyaan pokok yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan mediasi dalam penyelesaian sengketa sengketa perdata di Pengadilan Agama.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Pelaksanaan mediasi dalam perkara perdata di Pengadilan Agama Yogyakarta sudah sesuai dengan PERMA No.1 Tahun 2008.

LANDASAN TEORI

Alternatif Penyelesaian Sengketa(APS)

  • Pengertian Sengketa
  • Macam-macam Alternatif Penyelesaian Sengketa

Yang dimaksud dengan Alternative Dispute Resolution (ADR) disini adalah lembaga penyelesaian sengketa atau perbedaan pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yaitu penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau expert judgment. Dengan demikian jelas bahwa yang dimaksud dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) dalam perspektif Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 adalah lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan kesepakatan para pihak dengan mengesampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di pengadilan. Alternatif penyelesaian sengketa memiliki tingkat kepatuhan terhadap aturan main yang berbeda-beda, dari yang paling kaku dalam pelaksanaan aturan main sampai yang paling santai.

New York: McGraw-Hill Publishing Company, hal. Op. mengutip h.230 dan h.293, sebagaimana dikutip Rachmadi Usman, Pilihan penyelesaian sengketa di luar pengadilan, hal.23.

Mediator

  • Pengertian Mediator
  • Persyaratan Mediator
  • Tipologi Mediator
  • Keterampilan Mediator
  • Fungsi Mediator

Keberadaan mediator sebagai pihak ketiga sangat tergantung pada kepercayaan yang diberikan para pihak untuk menyelesaikan perselisihannya. Kepercayaan ini lahir karena para pihak menerima bahwa seseorang dianggap mampu menyelesaikan perselisihannya. Hubungan kerja atau hubungan rekan kerja mempengaruhi seorang mediator untuk bersikap netral dalam mencari dan menawarkan solusi penyelesaian sengketa antara para pihak.

Apa yang dikatakan para pihak dirangkum oleh mediator dan kemudian dikirim kembali ke para pihak.

Mediasi

  • Pengertian Mediasi
  • Tujuan Mediasi
  • Model Mediasi
  • Mediasi dalam Hukum Syariah
  • Prosedur Mediasi dalam PERMA No.1 Tahun 2016
  • Keunggulan dan Kelemahan Mediasi

Tujuan mediasi adalah untuk menyelesaikan perselisihan antara para pihak dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak (jujur). Membantu mencarikan jalan keluar/alternatif penyelesaian sengketa yang timbul diantara para pihak yang disepakati dan dapat diterima oleh para pihak yang bersengketa. Agar para pihak yang bersengketa dapat mendengar, memahami alasan/penjelasan/dalil yang menjadi dasar/pertimbangan para pihak yang bersengketa.

Yang paling ditekankan adalah kaidah itikad baik dalam proses mediasi dan akibat hukum para pihak yang tidak beritikad baik dalam proses mediasi.

Tabel 2 Perbandingan Model Mediasi 41
Tabel 2 Perbandingan Model Mediasi 41

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Kemudian setelah diketahui tingkat keberhasilannya, selanjutnya kita lihat apa saja yang menjadi penentu keberhasilan mediator di Pengadilan Agama Metro. Untuk mengetahui perkara yang dimediasi di Pengadilan Agama Metro, peneliti menggunakan laporan tahunan kasus yang diterima di Pengadilan Agama Metro tahun 2016 dan 2017. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah perkara yang diajukan di Pengadilan Agama Metro pada tahun 2016 gugatan cerai adalah 76, 98%, cerai 22,8% dan harta bersama 0,22%.

Berdasarkan tabel kedua di atas, perkara yang diterima Pengadilan Agama Metro tahun 2016 adalah gugatan cerai 76,98% dan cerai talak 22,8% dan harta bersama 0,22%. Dilihat dari data tersebut, kasus yang lebih dominan masuk ke Pengadilan Agama Metro adalah gugatan cerai dan talak talak. 78 Data dokumentasi Laporan Mediasi Pengadilan Agama Metro Tahun 2016, diperoleh dari Ros Amanah, Panitera Muda pada tanggal 2 November 2018.. antara jumlah perkara yang diterima dengan jumlah perkara yang dimediasi.

Pada bulan Juli, 7 kasus dimediasi, dan semuanya berhasil dimediasi oleh mediator di Pengadilan Agama Metroen. 79 Data Dokumentasi Laporan Mediasi Pengadilan Agama Metro Tahun 2017, diperoleh dari Ros Amanah, Panitera Muda Hukum pada tanggal 2 November 2018. Berdasarkan pemaparan di atas, Hakim Mediator di Pengadilan Agama Metro telah melaksanakan Tahap Tugas Mediator dengan baik.

Peneliti menyimpulkan bahwa faktor keberhasilan mediator dalam melakukan mediasi di Pengadilan Agama Metro masih tergolong rendah. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor penentu keberhasilan mediator di Pengadilan Agama Metro.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

  • Sejarah Pengadilan Agama Metro
  • Lokasi Pengadilan Agama Metro
  • Visi dan Misi Peradilan Agama
  • Struktur Organisasi Pengadilan Agama Metro
  • Daftar Mediator Pengadilan Agama Metro

Secara hukum Mahkamah Syariah Karesidenan Lampung didirikan pada tanggal 13 Januari 1947 oleh Gubernur Sumatera yang Kantor Urusan Agama Provinsi Sumatera di Pematang Siantar melalui kawat pada tanggal 13 Januari 1947 No. 1/DJA PS/1947 menginstruksikan Kantor Urusan Agama Keresidenan Lampung di Tanjung Karang untuk menyelenggarakan pembentukan Mahkamah Syariah yang berkedudukan di Teluk Betung dengan susunan: Ketua, Wakil Ketua, dua anggota, seorang panitera dan seorang pejabat anak laki-laki. Kemudian dengan persetujuan BP DPRD Karesidenan Lampung, SK P.T. Residen Lampung tanggal 13 Januari 1947 Nomor 13 tentang Pendirian Mahkamah Syariah Karesidenan Lampung.. memuat Dasar Hukum, Yurisdiksi serta Tugas dan Wewenang. Berdasarkan hal tersebut Ketua Pengadilan Negeri Karesidenan Lampung menyatakan dalam suratnya tertanggal 1 Oktober 1953 kepada Biro Agama Karesidenan Lampung bahwa “Status hukum Mahkamah Syariah Karesidenan Lampung tidak sah ".

Ketua Pengadilan Negeri Lampung melaporkan kejadian tersebut kepada Departemen Agama di Jakarta melalui surat tertanggal 27 Oktober 1953 dan kemudian Biro C.q Peradilan Agama Departemen Agama (K.H. Junaidi) dalam suratnya tertanggal 29 Oktober 1953 ditujukan kepada Mahkamah Syariah Keresidenan Lampung menyatakan bahwa “Pengadilan Agama Lampung dapat dilanjutkan seperti semula sambil menunggu hasil musyawarah antara Kementerian Agama dan Kementerian Kehakiman di Jakarta.” Ketua Mahkamah Syariah Lampung dengan Surat Nomor: 1147/B/PA, tanggal 7 November 1953 ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang menyampaikan langsung isi Surat Departemen Agama C.q Biro Peradilan Agama tentang status Pengadilan Agama Lampung. Kemudian dengan surat keputusan Menteri Agama tanggal 10 Mei 1957 K.H. Syarkawi diangkat sebagai ketua Mahkamah Syariah Lampung.

Situasi ini diyakini juga terjadi di daerah lain, sehingga perjuangan lembaga resmi pemerintah dan lembaga keagamaan menuntut keberadaan Mahkamah Syariah dibuat dengan dasar hukum yang kuat. Pemerintah Nomor 29 Tahun 1957 yang menjadi dasar hukum Peradilan Agama (Mahkamah Syariat) di Aceh yang juga berlaku bagi Mahkamah Syariat di Sumatera. Peraturan pemerintah ini diwujudkan dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 1957 tentang Pendirian Pengadilan Agama/Pengadilan Syariah di Sumatera, termasuk Pengadilan Syariah Karesidenan Lampung di Teluk Betung.

Kuasa Mahkamah Syariah dalam PP 45 Tahun 1957 terkandung dalam seksyen 4 perenggan (1), iaitu: “Mahkamah Agama/Mahkamah Syariah hendaklah memeriksa dan mengadili perselisihan antara lelaki dan perempuan Islam dan segala perkara yang diputuskan oleh undang-undang yang hidup mengikut undang-undang. hukum syarak yang berkaitan dengan nikah, cerai, rujuk, fasakh, hadhonah, malwaris, wakaf, wasiat, shodaqoh, baitulmal dan lain-lain yang berkaitan dengannya, serta memutuskan perkara perceraian dan mengesahkan bahawa syarat-syarat taklik talak selepas berkuat kuasa". Dalam perkembangan selanjutnya, badan kehakiman agama termasuk Mahkamah Agama/Mahkamah Syariah di Teluk Betung mendapat asas perundangan yang kukuh dan kukuh dengan

Analisis dan Paparan Data

  • Gambaran Perkara di Pengadilan Agama Metro
  • Laporan Mediasi Tahun 2016
  • Laporan Mediasi Tahun 2017

Dalam perkara ini, penyidik ​​memfokuskan pada 3 perkara utama yang diterima di Pengadilan Agama Metro, yakni Perceraian Talak, Gugatan Perceraian dan Harta Bersama. 76 Data Dokumentasi Laporan Perkara Tahunan tahun 2016 yang diperoleh dari Ros Amanah, Panitera Muda Hukum pada tanggal 31 Oktober 2018. 77 Data Dokumentasi Laporan Kasus Tahunan yang diterima pada tahun 2016 yang diperoleh dari Ros Amanah, Panitera Muda Hukum pada tanggal 31 Oktober 2018 .

Dari jumlah subjek yang diterima di atas terlihat sekitar 1753 subjek yang diterima, namun hanya 160 subjek yang dimediasi, sehingga terdapat kesenjangan antara jumlah subjek yang diterima dan subjek yang dimediasi. 78 Laporan Mediasi Peradilan Agama Metro Tahun 2016 data berkas perkara yang diperoleh dari Ros Amanah, Panitera Muda pada tanggal 2 November 2018.

Dari uraian di atas terlihat bahwa datanya kurang lengkap karena ada beberapa kasus yang diterima tetapi tidak masuk dalam pembukuan, namun masih dapat dimediasi. Dari jumlah perkara yang diterima di atas, terlihat bahwa perkara yang diterima sekitar 2084, namun yang dimediasi hanya 168. Perkara yang tidak sampai ke mediasi akan dilanjutkan sebagai perkara di hadapan hakim karena perkara dapat diberhentikan/ditarik kembali. dengan memeriksa hakim jika penggugat/pemohon tidak beritikad baik/tidak ikut mediasi.

Sementara itu, beberapa kasus tetap berlanjut karena mediator tidak dapat melakukan mediasi karena ketidakhadiran salah satu pihak di ruang mediasi.

Tabel Laporan Tahunan Perkara yang diterima pada Pengadilan Agama  Metro Tahun 2016 76
Tabel Laporan Tahunan Perkara yang diterima pada Pengadilan Agama Metro Tahun 2016 76

Analisis Faktor Penentu Keberhasilan Mediator dalam upaya

Namun sebagus apapun usaha tersebut jika tidak didukung oleh itikad baik para pihak. Tugas Mediator dalam Pasal 14 bahwa Mediator harus berusaha menjalankan fungsinya dengan baik, termasuk pada point. h) memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menyampaikan masalah dan usulan perdamaian; Dan. i) pencatatan masalah dan penjadwalan diskusi berdasarkan skala prioritas. Dalam hal ini, seharusnya dapat dijadikan acuan bagi Pengadilan Agama Metro untuk segera memberikan fasilitas tersebut.

Karena banyak di luar negeri yang menggunakan metode audio visual untuk menyadarkan pihak-pihak agar kembali harmonis. Di Perm no. 1 Tahun 2016, ditegaskan pada ayat 5 (3) pasal tersebut disebutkan bahwa mediasi dapat dilakukan dengan komunikasi audiovisual jarak jauh, yang memungkinkan para pihak untuk saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam pertemuan mediasi. . Namun, pengadilan agama metro belum menyediakan alat komunikasi audio visual jarak jauh seperti yang dibayangkan.

Jika para pihak berpikir positif tentang masa depan pernikahan mereka akan membaik, akan memudahkan mediator untuk memberikan nasihat juga melalui pendekatan spiritual, bahwa perceraian adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT dan dampak perceraian akan mempengaruhi anak-anak. Di Perma No. 1 Tahun 2016 Pasal 26 ayat (1) bahwa mediator dapat menawarkan keterlibatan ahli dan tokoh masyarakat atas persetujuan para pihak dan/atau pengacara. Jika para pihak dapat diundang melalui pendekatan spiritual, mediator dapat menggunakan alternatif ini untuk memaksimalkan tingkat keberhasilan mediasi.

Konflik berlarut-larut sehingga selama mediasi para pihak tidak dapat menekan emosinya, bahkan tidak menerima masukan dari mediator karena dianggap benar. Para pihak tetap tidak jera terhadap akibat hukum dari para pihak yang tidak beritikad baik terhadap PERMA No. 1 Tahun 2016 Pasal 22(1). (1) dan Pasal 22, ayat (3).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, mediasi dalam perkara yang menjadi fokus peneliti adalah Gugatan Cerai, Cerai Cerai dan Harta Bersama khususnya Perkara Tahun 2016-2017 di lingkungan Pengadilan Agama Metro. Tempat dan fasilitas pendukung di Pengadilan Agama Metro sudah memadai secara standar namun belum cukup ideal untuk kenyamanan para pihak yang berperkara, sehingga perlu lebih dioptimalkan lagi di ruang mediasi. Mediator yang mengikuti pelatihan mediasi yang diadakan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia masih sedikit dibandingkan dengan jumlah hakim.

Saran

RajaGrafindo Persada, 2004 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta Sinar Grafika, 2008 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, , Jakarta RajaGrafindo Persada. Maskur Hidayat, Strategi dan Taktik Mediasi Berdasarkan Perma no. 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Mediasi Peradilan, Edisi Pertama, Kencana, 2016.

Gambar

Tabel 2 Perbandingan Model Mediasi 41
Tabel Laporan Tahunan Perkara yang diterima pada Pengadilan Agama  Metro Tahun 2016 76

Referensi

Dokumen terkait

Apabila penyelesaian sengketa tidak berhasil, maka sengketa dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan.38 Berdasarkan pernyataan di atas peneliti menganalisis bahwa