• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Resiko Penyakit Gigi dan Mulut pdf

N/A
N/A
khalis amna

Academic year: 2024

Membagikan "Faktor Resiko Penyakit Gigi dan Mulut pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/367280769

Faktor Resiko Penyakit Gigi dan Mulut

Article · January 2023

CITATIONS

0

READS

2,410

2 authors, including:

Fania Adrin

Universitas Islam Sultan Agung 1PUBLICATION   0CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fania Adrin on 20 January 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

Faktor Resiko Penyakit Gigi dan Mulut

Risk Factors of Oral Disease

Fania Adrin¹, Meilan Arsanti²

Fakultas Kedokteran Gigi¹, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan²

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Email Penulis: faniaadrin@gmail.com¹,meilanarsanti@unissula.ac.id² Abstrak

Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit gigi dan mulut kedua yang terbanyak, setelah karies gigi. Penyakit jaringan periodontal meliputi keradangan gusi atau gingivitis dan periodontitis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor risiko penyakit jaringan periodontal di Indonesia. Faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, kebiasaan menyikat gigi, makan buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok, hipertensi, dan stress berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut khususnya jaringan periodontal. Kesimpulan: Hampir semua faktor risiko bermakna terhadap penyakit periodontal, kecuali pada diabetes melitus, stroke dan makan buah dan sayur. Namun yang paling besar pengaruhnya adalah faktor merokok.

Kata kunci: Faktor resiko, Karies, Penyakit Periodontal.

Abstract

Periodontal disease is the highest oral disease after cavities. Periodontal tissue disease covers gingiva inflammation or gingivitis and periodontitis. The purpose of this study is to determine risk factors involving the periodontal tissue disease in Indonesia.

Risk factors such as, age, gender, education, occupation, economical status, habit of teeth brushing, fruits and vegetable diet, physical activities, smoking, hypertension, and stress influencing the oral health especially in the periodontal tissue. Conclusion:

Almost all of risk factors is significant toward periodontal disease, excluding diabetes mellitus, stroke, and fruit and vegetable diet. However, it is found that the biggest risk factor is smoking.

(3)

Faktor risiko adalah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Faktor tersebut dapat diidentifikasi dan dievaluasi dengan berbagai cara. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018, didapati angka yang tinggi pada prevalensi karies dan penyakit periodontal, sehingga dilakukan identifikasi dan evaluasi dari faktor resiko. Evaluasi fakto resiko penyakit gigi dan mulut merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan faktor resiko mana yang paling banyak menjadi penyebab penyakit gigi dan mulut. Faktor resiko yang didapati meliputi penyakit sistemik, pengetahuan gaya hidup, pola diet, sosio-kultur.

Dalam mengidentifikasi faktor resiko penyakit gigi dan mulut, dokter dan kader kesehatan menganalisis hasil survei mengenai permasalah kesehatan gigi dan mulut oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 meliputi angka prevalensi karies dan penyakit periodontal di Indonesia. Riskesdas adalah suatu penelitian dibidang kesehatan berbasis komunitas yang dapat menggambarkan perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor resiko, dan upaya pembangunan kesehatan. Tujuan dilakukannya survei terhadap faktor resiko penyakit gigi dan mulut di masyarakat yaitu untuk dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi penyakit gigi dan mulut serta merencanakan tindakan selanjutnya untuk menanggulangi atau membentuk strategi sebagai bentuk upaya untuk mengurangi angka prevalensi penyakit gigi dan mulut di suatu daerah tertentu.

1. Definisi Faktor Resiko

Faktor risiko didefinisikan sebagai faktor lingkungan, perilaku, atau biologis yang dikonfirmasi oleh urutan temporal, biasanya dalam studi longitudinal, yang jika ada, secara langsung meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit, dan jika tidak ada atau dihilangkan, mengurangi kemungkinan tersebut. Faktor risiko adalah bagian dari rantai sebab akibat atau memaparkan pejamu pada rantai sebab akibat. Mereka dapat dimodifikasi atau tidak dapat dimodifikasi. Begitu penyakit terjadi, penghilangan faktor risiko mungkin tidak menghasilkan penyembuhan.

(Mehta, 2015)

(4)

2. Definisi Evaluasi Faktor Resiko Gigi dan Mulut

Evaluasi faktor resiko gigi dan mulut terdiri dari kata dasar evaluasi dan faktor resiko. Evaluasi adalah sebuah proses penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan pada suatu tindakan (Anwar, K, 2021). Dan faktor resiko adalah setiap paparan terhadap individu yang berkaitan dengan meningkatnya kecenderungan terjadinya penyakit (Pradono, et. al., 2003). Sehingga evaluasi faktor resiko gigi dan mulut dapat didefinisikan sebagai proses penilaian yang bertujuan untuk melihat paparan yang berkaitan dengan kecenderungan terjadinya penyakit gigi dan mulut.

3. Tujuan Dilakukannya Identifikasi Faktor Resiko Penyakit Gigi dan Mulut Identifikasi faktor resiko gigi dan mulut di masyarakat dilakukan untuk mengumpulkan,menganalisis serta menyajikan data yang berhubungan dengan penyakit gigi dan mulut masyarakat agar dapat tahu seberapa banyak penderita karies dan penyakit periodontal pada masyarakat serta untuk mengetahui bagaimana pola makan, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mampu meningkatkan faktor risiko penyakit gigi dan mulut. (Bebe, A.Z. 2018)

4. Faktor Resiko Dari Karies dan Penyakit Periodontal

Berikut merupakan factor resiko dari karies dan penyakit periodontal

● Faktor Resiko Karies a. Faktor internal

- Faktor Host

Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi.Sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu marvel, gigi atau ukuran dan bentuk gigi struktur enamel faktor kimia dan faktor kristal logh rafis. Fit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies. Karena sisa sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut, terutama pidan fitur yang dalam. Permukaan gigi yang

(5)

kasar dapat menyebabkan plak Dekat dan membantu perkembangan karies.

- Agen atau mikroorganisme

Memegang peranan penting dalam menyebabkan karies adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matrik yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan di mana mikroorganisme ini yang menyebabkan karies adalah kokus gram positif seperti streptokokus mutans.

- Faktor Saliva

Selain mempunyai efek buffer di mana saliva juga berguna untuk membersihkan sisa-sisa makanan di daerah mulut. Aliran saliva pada anak-anak meningkat sampai anak tersebut berusia 10 tahun. Namun, setelah dewasa hanya terjadi peningkatan sedikit. Dimana pada individu dengan fungsi saliva yang berkurang, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.

- Karbohidrat

Konsumsi makanan manis seperti karbohidrat seperti sukrosa yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi dikenal dengan sebutan makanan kariogenik dapat diragikan oleh bakteri tertentu. Bakteri yang berkembang biak di dalam rongga mulut akan membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut sebagai plak. Bakteri yang menempel pada permukaan tersebut akan menghasilkan sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatka deremineralisasikan permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai (Amalia, dkk, 2021).

b. Faktor ekstraoral - Umur

(6)

Prevalensi karies meningkat seiring bertambahnya usia karena semakin bertambahnya usia, aliran saliva menurun pada individu yang aliran salivanya menurun, maka aktivitas karies akan meningkat.

- Jenis Kelamin

Lebih umum pada laki laki daripada perempuan yang bisa disebabkan oleh gaya hidup laki laki yang konsumsi alkohol dan merokok.

- Penyakit Sistemik

Berbagai komplikasi diabetes dapat bermanifestasi pada rongga mulut. Neuropati (gangguan saraf tubuh) menyebabkan hiposalivasi (berkuragnya aliran saliva) sehingga permukaan mukosa menjadi kering, sensasi mulut terbakar, peningkatan insidensi karies dan peningkatan frekuensi serta keparahan infeksi bakteri atau jamur (Amalia, dkk, 2021).

● Faktor Resiko Penyakit Periodontal a. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi

- Merokok

- Oral hygiene yang buruk, kurangnya kualitas kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan penumpukan bakteri dan plak di gigi dan gingiva

- Faktor psikologis, seperti perubahan hormon pada wanita, menstruasi dan ovulasi. Pada saat tertentu gingiva mengalami peradangan sebelum menstruasi dan selama ovulasi

- Diabetes melitus, merupakan faktor sistemik, kerusakan liganen periodontal yang dapat sebabkan kehilangan gigi.

- Obat-obatan, berkurangnya aliran saliva akibat efek samping dari obat

b. Faktor resiko periodontal tak dapat dimodifikasi - Usia, sering terjadi pada usia lanjut seperti lansia

- Keturunan, seperti genetik, lingkungan dan demografis yang menjadi factor dengan interaksi resiko.

(Wahyuningtyas, 2021)

(7)

5. Cara Mengidentifikasi Faktor Resiko dari Karies dan Penyakit Periodontal Dalam mengidentifkasi faktor resiko dari karies dan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. Metode CRA (Caries Risk Assessment).

CRA ini merupakan suatu proses pengumpulan data terkait dengan berbagai macam faktor resiko dan indikator untuk memperbaiki aktivitas karies dalam waktu tertentu, dimana metode ini bertujuan untuk memberikan perawatan preventif maupun restoratif secara lebih spesifik kepada pasien sehingga memberikan informasi kepada pasien yang dapat membantu dalam menurunkan faktor resiko karies dari waktu ke waktu.

2. Metode CAMBRA (Caries management by risk assessment)

CAMBRA ini merupakan salah satu pendekatan untuk mencegah atau merawat penyebab karies gigi pada tahap paling awal sebelum gigi berlubang. Dimana penilaian faktor risiko karies dengan menggunakan metode ini ada 2 tahap:

● Tahap pertama melakukan pemeriksaan klinis pada individu yang memiliki karies meliputi indikator, faktor resiko dan faktor pencegah

● Tahap kedua dokter ataupun petugas kesehatan menentukan level risiko karies pasien, misal masuknya ke level apa (low, moderate, high, or extreme) berdasarkan adanya indikator penyakit karies dan keseimbangan antara patologis dan faktor pencegah.

3. Metode Kariogram

Kariogram ini merupakan cara baru yang menggambarkan interaksi berbagai faktor yang berhubungan dengan proses karies. Dimana tujuan dari metode cariogram ini untuk menunjukan grafik resiko, yang dinyatakan sebagai kesempatan untuk menghindari karies baru dalam waktu dekat dan juga tujuan cariogram ini untuk mendorong langkah langkah pencegahan karies sebelum karies baru berkembang.

(8)

Metode cariogram ini dengan cara penggunaannya di komputer jadi semacam aplikasi yang nantinya akan kita masukan data data yang diperoleh untuk mendapatkan hasilnya. (Bird, 2012)

6. Cara yang Dilakukan untuk Mengevaluasi Faktor Resiko Penyakit Gigi dan Mulut

Dalam mengevaluasi faktor resiko penyakit gigi dan mulut dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. Epidemiologi Analitik

Studi yang menganalisis determina penyakit yang terjadi dalam kelompok masyarakat. Tujuan:

Menentukan faktor resiko/pencegah/kausa/determinan penyakit

Menentukan faktor yg mempengaruhi prognosis kasus

Menentukan efektivitas intervensi untuk mengendalikan/mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi

Ada beberapa studi yang digunakan dalam epidemiologi analitik

Studi Potong-Lintang (Cross-sectional study)

Dimana mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu dari populasi tungga pada saat satu periode. Dalam studi ini variabel sebab (resiko) dan akibat (kasus) yang terjadi pada objek penelitian diukur dalam waktu yang bersamaan

Studi Kasus Kontrol

Dimana mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol

Studi Kohort

Dimana mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit dengan membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar yang diamati dalam jangka waktu tertentu

2. Epidemiologi Deskriptif

Penggambaran pola distribusi penyakit dan determinan penyakit berdasarkan populasi Tujuan:

(9)

Memberikan informasi ttg distribusi penyakit, besarnya beban penyakit, dan trend penyakit pd populasi

Memberi pengetahuan ttg

Epidemiologi Deskriptif→ evaluasi semua keadaan yg berada di sekitar seseorang yg dapat mempengaruhi sebuah kejadian kesehatan

Ada beberapa studi yang digunakan dalam epidemiologi deskriptif

Studi Kasus

Bentuk pengamatan terhadap suatu populasi yang besar yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa dilakukan untuk mengamati beberapa variabel sekaligus. Hasil pengamatan ini berupa gambaran karakteristik objek pengamatan atau penelitian secara menyeluruh.

Survey

Bentuk pengamatan yang dilakukan secara terencana dan terorganisir untuk mengumpulkan informasi dari suatu populasi yang di fokuskan pada keadaan tertentu. Survei umumnya dilakukan pada sebagian anggota populasi yang menjadi sampel mewakili populasi secara keseluruhan

3. Periodontal Chart

Periodontal chart dapat membantu mencatat kondisi periodontal serta temuan lainnya terkait penyakit periodontal yang dapat mempermudah operator dalam memeriksa dan merekam kondisi pasien. Periodontal chart juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil perawatan dengan membandingkan hasil catatan pada setiap kunjungan perawatan (Yanti, dkk, 2019).

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita individu yang mana secara statistic berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa individu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari faktor resiko inilah yang kemudian dijadikan dasar penentuan tindakan pencegahan dan penanggulangan. Contoh faktor resiko penyakit gigi dan

(10)

mulut yaitu pengetahuan, pola makan, gaya hidup, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dll. Mengidentifikasi faktor resiko karies gigi dan penyakit periodontal bisa dengan cara metode CRA (Caries Risk Assessment), CAMBRA, Kariogram, dan CAT.

Selain itu, juga terdapat juga evalusi faktor resiko gigi dan mulut yang merupakan proses penilaian yang bertujuan untuk melihat paparan yang berkaitan dengan kecenderungan terjadinya penyakit gigi dan mulut. Evaluasi tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan epidemiologi analitik dan epidemiologi deskriptif.

Daftar Pustaka

Amalia.R, Dedy H, Yulianto,dkk. 2021. Karies Gigi: Prespektif Terkini Aspek Biologis, Klinik dan Komunitas. Penerbit Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Anwar, K. 2021. Urgenai Evaluasi dalam Proses Pembelajaran. Rousyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan. 17(1).

Bebe, A.Z. 2018. Faktor Risiko Kejadian Karies Gigi Pada Orang Dewasa Usia 20-39 Tahun Di Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.

Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(1): 365-374

Bird, D.L., Robinson, D.S., 2012. Modern Dental Assisting, 10Ed. ST. Louis:

Elsevier Saunders

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Balitbangkes.

Mehta, Abhishek. 2015. Risk factors associated with periodontal diseases and their clinical considerations. International Journal of Contemporary Dental and Medical Reviews.

Pradono, Julianty, et. al. 2003. Faktor Beresiko Yang Mempengaruhi Penyakit Tidak Menular Di Jawa dan Bali. Indonesian Bulletin of Health Research. 31(3)

(11)

Wahyuningtyas, A. 2021 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Terjadinya Penyakit Periodontal pada Remaja di Poli Gigi RSU UMM. Skripsi. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang.

Wijaksana, I.K.E., 2019. PERIODONTAL chart dan periodontal risk assessment sebagai bahan evaluasi dan edukasi pasien dengan penyakit periodontal.

Jurnal kesehatan gigi, 6(1):19-25.

Yanti, F., Nangi, M. G., et al. 2019. Buku Dasar Epidemiologi. Yogyakarta:

Deepublish

View publication stats

Referensi

Dokumen terkait

PKV merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial sehingga semua faktor resiko perlu dipertimbangkan dalam upaya pencegahan, baik primer maupun sekunder. Faktor resiko tersebut

Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yaitu pengetahuan, sikap dan kebiasaan menginang yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil

PKV merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial sehingga semua faktor resiko perlu dipertimbangkan dalam upaya pencegahan, baik primer maupun sekunder. Faktor resiko tersebut

Aplikasi sistem pakar dirancang dengan menggunakan metode forward chaining yang dapat membantu pengguna (user) untuk mendeteksi penyakit gigi dan mulut yang

Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yaitu pengetahuan, sikap dan kebiasaan menginang yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil

1) Penelitian ini menghasilkan sistem CBR untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut dengan memperhitungkan kedekatan antara permasalahan baru dan kasus lama

Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yaitu pengetahuan, sikap dan kebiasaan menginang yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil

Aplikasi sistem pakar yang dibangun menggunakan metode naïve bayes yaitu dengan menganalisa gejala-gejala yang timbul karena penyakit gigi dan mulut.. Adapun untuk tujuan penelitian