• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA DI SEKOLAH MI AL-HIDAYAH

BATULICIN-TANAH BUMBU TAHUN 2020

Ayuni Sarah1, Akhmad Fauzan2, Erwin Ernadi3

1Kesehatan Masyarakat, 13201, fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al-Banjari, 16070025

2Kesehatan Masyarakat, 13201, fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al-Banjari, 1116108502

3Kesehatan Masyarakat, 13201, fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al-Banjari, 1122028802

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jumlah anak di Indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau 237,556,363 orang dan usia sekolah merupakan masa ke emasan untuk menanamkan nilai-nilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250,000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama. PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Tujuan Penelitian untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel adalah siswa kelas IV, V dan VI dengan jumlah 50 orang. Pengambilan dengan teknik total sampling. Analisis data menggunakan Chi-square.

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (P=Value 0,011) dan ada hubungan sarana dan prasarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (P=Value 0,035) pada siswa di Sekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu. Berdasarkan penelitian ini guru di harapkan berperan aktif untuk selalu menerapkan pada siswa akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sarana dan Prasarana ABSTRAC

The number of children in Indonesia on average 30% of the total population of Indonesia or 237,556,363 people and school age is time to favoritism to embed the values of clean and healthy living behavior (PHBS) so that potentially as a change agent to promote PHBS, currently in Indonesia there are more than 250.000 public schools, private and religious schools. PHBS at school is an effort to empower students, teachers, and the school environment community to know, want, and be able to practice PHBS and play an active role in realizing a healthy school. Research objectives to know the factors related to the behavior of clean and healthy living in the school MI Al-Hidayah Batulicin-tanah Bumbu year 2020.

This type of research uses analytic survey research with cross sectional. Population and samples are students of grade IV, V and VI with a total of 50 people. Sampling with total sampling techniques. Data analysis using Chi-square. The results of the study showed that there is a knowledge relationship with clean and healthy living behavior (p = value 0.011) and there is a relationship of facilities and infrastructures with clean and healthy living Behavior (p = value 0.035) in the students at MI Al-Hidayah School of Batulicin-Tanah Bumbu. Based on this research teachers in hopes of active role to always apply on students the importance of living a clean and healthy life.

Keywords: Clean And Healthy Living Behavior (PHBS), Knowledge, Facilities And Infrastructure

(2)

PENDAHULUAN

Sehat adalah hak setiap individu manusia untuk mendapatkan kesehatan. Agar setiap orang sehat, maka kita harus mempunyai pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) adalah sifat yang berasal dari kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang membuat manusia mampu menolong diri sendiri atau keluaraga agar berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan di masyarakat (Depkes, 2006).

Anak usia sekolah adalah sekelompok umur yang kritis dimana anak akan rentan terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tidak hanya tentang masalah kesehatan, anak usia dekolah berada di stimulus yang harus dibimbing, di arahakan untuk kebiasaan yang baik khususnya kesehatan yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Namun juga, usia tersebut, anak akan mudah menyampaikan apa yang telah diterima. (Nadia,2012)

Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh peneliti pada kamis, 06 february 2020 di sekolah MI.AL-HIDAYAH BATULICIN - TANAH BUMBU diperoleh data siswa kelas I- VI berjumlah 138 siswa. Hasil observasi menunjukan kondisi lingkungan dan kondisi wc siswa masih tampak kurang bersih dan penataan ruang kelas masih kurang rapi. Persediaan tempat pembuangan sampah didepan kelas masing-masing sudah ada, tetapi siswa masih sering membuang sampah dijendela kelas mereka. Pihak sekolah sudah menyediakan kantin sekolah akan tetapi ada sebagian siswa yang sering jajan diluar lingkungan sekolah atau jajan ditempat sembarangan yang tidak diketahuai hygiene dari jajanan yang dikomsumsi. disamping itu tidak adanya tersedia westafel didepan kelas untuk mencuci tangan sehingga siswa jarang mencuci tangan pada saat sebelum makan atau mengosumsi jajanan jarang mencuci tangan. Peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan tanggal 06 february 2020 kepala sekolah menyatakan bahwa masih banyak siswa yang kurang kesadaran membuang sampah pada tempatnya khususnya pada kelas I-IV masih banyak siswa yang membuang sampah dijendela kelas sehingga sampah banyak bertumpuk di samping sekolah.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antar faktor- faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini yang dimaksud disini adalah untuk menganalisis tentang

“Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa di Sekolah MI Al-Hidayah Batulicin- Tanah Bumbu Tahun 2020”

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI tahun ajaran 2019/2020 di SD MI Al-Hidayah Batulicin- Tanah Bumbu sebanyak 50 orang. Sampel penelitian ini seluruh anak kelas IV, V dan VI di SD MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebanyak 50 orang. pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik total sampling (jenuh). Teknik sampel jenuh yaitu pengambilan sampel yang jumlahnya sama dengan jumlah populasi. Alat atau Instrumen yang digunakan untuk penelitian yaitu berupa kuesoner untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Sekolah, pengetahuan, peran guru, dan sarana prasarana. Koesoner di adopsi dari Rizki Maulani Tahun 2014 dan Nursalam Tahun 2008. Uji statistik yang dipakai adalah Chi Square test.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden

Tabel 1.1 Distribusi responden kelas di sekolah Mi Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Dari Tabel 1.1 menunjukan bahwa siswa di MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar kelas 4 terdapat 20 orang (40,0%)

Kelas n (%)

IV 20 40,0

V 18 36,0

VI 12 24,0

Jumlah 50 100

(3)

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Umur siswa di sekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Dari tabel 1.2 menunjukan bahwa anak di MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar berumur 11 tahun yaitu sebanyak (24,0%)

Tabel 1.3 Distribusi responden Jenis kelamin siswa di sekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Dari tabel 1.3 menunjukan bahwa anak di MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu memiliki jumlah anak laki-laki sebanyak 24 orang (48,0%) dan perempuan sebanyak 26 orang (52,0%).

2. Analisis Univariat

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Dari Tabel 1.4 menunjukan bahwa Perilsku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa di sekolah Mi Al-Hidayah Batulicin Tanah Bumbu Tahun 2020 sebagian besar dengan kategori Tidak Ber-PHBS sebanyak 33 orang (66,0%)

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan murid di sekolah Mi Al- Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Dari Tabel 1.5 menunjukan bahwa siswa di Mi-Al hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang tentang PHBS sebanyak 35 orang (70,0%).

Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana di Sekolah Mi Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Tabel 1.6 menunjukan bahwa sarana dan prasarana di sekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar memilikikategori yang kurang baik sebanyak 47 orang (94,0%).

Umur n %

9 Tahun 5 10,0

10 Tahun 10 20,0

11 Tahun 12 24,0

12 Tahun 8 16,0

13 Tahun 9 18,0

14 Tahun 6 12,0

Jumlah 50 100

Jenis Kelamin n % Laki-laki 24 48,0

Perempuan 26 52,0

Jumlah 50 100

PHBS n %

Tidak 33 66,0

Ya 17 34,0

Jumlah 50 100

Pengetahuan n %

Kurang 35 70,0

Cukup+Baik 15 30,0

Jumlah 50 100

Sarana dan

Prasarana n %

Baik 3 6,0

Kurang Baik 47 94,0

Jumlah

50 100

(4)

3. Analisis Bivariat

Tabel 1.8 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Mi Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020

Berdasarkan table 4 menunjukan bahwa dari 35 orang memiliki pengetahuan kurang baik sebagian besar siswa yang tidak-berPHBS sebanyak 27 orang (54,0%), dan siswa yang memiliki pengetahuan kurang yang berPHBS sebanyak 8 orang (16,0%), dari 15 orang yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar siswa yang tidak-berPHBS sebanyak 6 orang

(12,0%) sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup dan baik yang yang ber- PHBS sebanyak 17 orang (34,0%).

Hasil uji statistik chi-square menunjukan nial p value = 0,011 (α < 0,05) seacara statistik ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa disekolah Mi Al- Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu

Tabel 1.9 Hubungan sarana dan prasarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Mi Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu 2020

Berdasarkan tabel 5. menunjukan bahwa 3 orang yang berPHBS dengan sarana dan prasarana yang baik sebanyak 3 orang (100%), sedangkan sarana dan prasarana yang kurang baik yang tidak ber- PHBS sebanyak 33 orang (70,2%)

Hasil uji statistik fisher’s exact menunjukan nial p value = 0,035 (α < 0,05) seacara statistik ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa disekolah Mi Al- Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu

PEMBAHASAN

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Hasil penelitian menunjukan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa disekolah Mi Al- Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar dengan kategori tidak ber-PHBS sebanyak (66,0%). Data tersebut menunjukan sebagian besar siswa masih banyak yang belum melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Pengetahuan

Perilaku Hidup bersih dan Sehat

(PHBS) Jumlah P. Value

Tidak Ya

n % n % N %

0,011

Kurang 27 54,0 8 16,0 35 100

Cukup+Baik 6 12,0 9 18,0 15 100

Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100

Sarana dan Prasarana

Perilaku Hidup bersih dan Sehat

(PHBS) Jumlah P. Value

Tidak Ya

n % n % N %

0,035

Baik 0 0,0 3 100 3 100

Kurang Baik 33 70,2 14 29,8 47 100

Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100

(5)

Penyebab siswa masih belum maksimal dalam menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada disekolah seperti westafel disetiap kelas kemudian kantin yang menyediakan makanan seperti gorengan dan kue yang dijual tidak tertutup. Keadaan tersebut yang menyebabkan siswa tidak dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dengan optimal.

Sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana untuk memenuhi syarat agar kegiatan PHBS dapat terlaksana.

Fasilitas tersebut akan mendorong siswa untuk melaksanakan PHBS. Siwa akan merasa malas apabila fasilitas kurang tersedia, misalnya fasilitas cuci tangan (Pedoman Pembinaan PHBS Kemenkes RI, 2011).

2. Pengetahuan

Beradasarkan hasil jawaban koesoner responden bahwa hal ini dipengaruhi oleh murid tidak mengetahui cara mencuci tangan yang baik, murid tidak mengetahui cara memilih jajanan yang sehat yaitu yang terbuat dari pengawet dan pemanis buatan, dan murid tidak mengetahui cara melihat kemasan makanan yang baik dan yang rusak. Kurangnya informasi yang didapat oleh siswa juga dapat menimbulkan masalah kesehatan karenasiswa setengah harinya berada di lingkungan sekolah. Oleh karena itu siswa sekolah dasar rentan terhadap penyakit yang menyangkut perilaku hidup bersih sehat seperti diare, cacingan, asma, dan lain-lainnya.

Hal ini paparan informasi sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Kurangnya informasi dan pendidikan kesehatan yang optimal merupakan salah satu faktor dan penyebabnya. Perilaku merupakan hasil kolaborasi dari banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek

Pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, pengetahuan merupakan faktor penting

tidaknya dalam perubahan perilaku, perilaku dan tindakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan harus di miliki oleh seseorang agar menumbuhkan rasa percaya diri pada diri seseorang, sehingga pengetahuan akan menstimuli tindakan seseorang.

Disamping itu, perilaku yang dalam pembentukannya didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng. (Notoadmodjo, 2003).

3. Sarana dan Prasarana

Berdasarakan hasil jawaban koesoner responden dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa menjawab kurang baik tentang sarana dan sarana prasarana hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas yang tersedia dan hal ini membuat siswa kurang mengerti bagaimana cara menerapkan PHBS.

Dalam PHBS, sarana dan prasarana merupakan alat yang dapat membantu kelancaran kegiatan PHBS di sekolah dimana kegiatan PHBS disekolah sangat diperlukan jika sarana dan prasarana dapat memungkinkan adanya dalam melakukan kegiatan PHBS tersebut.

Menurut Depkes RI (2000) menetapkan ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran PHBS di sekolah yaitu:

Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, jajan dikantin sekolah, buang sampah ditempat sampah, olah raga secara teratur, timbang berat badan dan ukur berat badan, tidak merokok, buang air kecil dan buang air besar di jamban/ WC, dan berantas jentik nyamuk.

Sarana dan prasarana yang baik, akan memberikan pengaruh positif bagi kebersihan siswa. Beberapa fasilitas yang kurang mendukung terciptanya PHBS disekolah seperti fasilitas jamban siswa dimana kesebrsihan kurang dijaga, jumlah tidak sesuai dengan banyak siswa, tidak terdapat tempat sampah, dan fasilitas cuci tangan. (Suryani, 2017).

(6)

4. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa di Sekolah Mi Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu bahwa semakin baik pengetahuan siswa maka semakin baik cakupan PHBS siswa, sebaliknya semakin kurang baik pen getahuan siswa maka semakin buruk cakupan PHBS siswa,

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masih banyak responden yang berpengetahuan kurang karena guru-guru kurang memberikan informasi tentang PHBS perlu dilakukan pembinaan kepada siswa secara terus menerus, melalui penyuluhan baik oleh guru disekolah maupun petugas kesehatan. Penyuluhan dapat dilakukan dengan cara penjelasan melalui poster sehingga siswa tertarik dan cepat mengerti apa yang disampaikan. Siswa yang kurang mengerti seperti mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, jajan di kantin sekolah yang sehat, mengikuti kegiatan olah raga di sekolah. Pengetahuan yang kurang dapat terjadi karena pendidikan mereka yang masih rendah sehingga pemahaman mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat itu sendir masih tergolong kurang.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah suatu usaha dalam memberikan pengalaman untuk belajar dan menciptakan kondisi bagi individu, keluarga, kelompok bahkan masyarakat dengan komunikasi, seperti memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan yang telah ada. Manfaat PHBS di sekolah adalah untuk menciptakan sekolah yang sehat dan bersih agar siswa, guru, dan masyarakat serta lingkungan sekolah terhindar dari berbagai penyakit, meningkatkan proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi siswa.

Pengetahuan adalah segala sesuatu

yang diketahui berdasarkan pengalaman yang diperoleh setiap manusia.

Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2011).

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadia Primivita Dirgahayu (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan Kartasura Sukoharjo. Dengan nilai P- Value 0,001

5. Hubungan sarana dan prasarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di Sekolah Mi Al- Hidayah Batulicin-Tanah Tumbu.

Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari pihak sekolah dan pemeritah dalam memperhatikan perlengkapan atau pembangunan sarana dan prasarana disekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu dan sikap acuh tak acuh dan tidak adanya pengawasan dari pemerintah mengakibatkan sekolah kekurangan fasilitas.

Faktor yang berpengaruh penting terhadap PHBS yaitu sarana dan prasarana sanitasi yang terlihat dari akses masyarakat terhadap bersih dan sanitasi. Fasilitas PHBS merupakan sarana yang dipergunakan sebagai pendukung Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. fasilitas yang harus tersedia sebagai faktor pendukung untuk PHBS disekolah adalah fasilitas cuci tangan pakai sabun, kantin sekolah dengan menyediakan jajanan sehat, jamban memenuhi syarat kesehatan, tersedia tempat olahraga, pemberantasan jentik nyamuk, tersedia tempat sampah, dll.

(Maryunani, 2013)

(7)

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aldiman (2019) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid di SD Negeri Ujong Pulo Cut Kecamatan Bakongan Timur Tahun 2019, dengan nilai p-value=0,002.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa disekolah MI Al- Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar dapat dikategorikan Tidak ber-PHBS sebanyak 33 orang (66,0%)

2. Siswa disekolah MI Al-Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 35 orang (70,0%) 3. Sarana dan Prasarana disekolah MI Al-

Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu sebagian besar dikategorikan kurang baik sebanyak 47 orang (94,0%) 4. Ada hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa disekolah MI Al- Hidayah Batulicin-Tanah Bumbu Tahun 2020 Dari hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai (p value = 0,011 < α 0,05)

5. Ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa disekolah MI Al-Hidayah Batulicin- Tanah Bumbu Tahun 2020 Dari hasil uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai (p value = 0,035 < α 0,05)

DAFTAR PUSTAKA

Aldiman. (2019). Faktor – Faktor Yang Ber hubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Murid Di SD Negeri Ujong Pulo Cut Kecamatan Bakongan Timur Tahun 2019, Skripsi.

Banda Aceh : Universitas Muhammadiyah Aceh tahun 2019 diakses 30 Januari.

Badan POM RI. (2008). Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Serta Upaya Penanggulangannya. INFOPOM.

Indonesia.

Banun, Titi Sari. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Pola Hidup Sehat Siswa Di SD Negeri Tamanan Bantul TA 2015/2016. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Yogyakarta diakses 29 januari Bawole, B. B., Umboh, J. M., & Sumampouw, O. J.

(2019). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Murid Sekolah Dasar GMIM 9 Dan Sekolah Dasar Negeri Inpres Pinangunian Kota Bitung. KESMAS, 7(5).

Cahyaningrum, Riesti. (2016). Tingkat Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap Kebersihan Peribadi Siswa Kelas IV Dan V Negeri Keraton Yogyakarta Tahun 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta Universitas: Negeri Yogyakarta, diakses 17 Maret.

Depkes RI. (2006). Pedoman Pelatihan Pembinaan PHBS Di Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. (2010) Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah. Kementrian Republik

Kementrian Kesehatan RI. (2011) Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan Lina, Henico Putri. (2016) Perilaku Hidup Bersih

Dan Sehat (PHBS) Siswa Di SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Jurnal Promker. 4(1), pp. 92-103 Maryunani A, Eka P., (2013). Asuhan

Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Trans Info Media.

Maulani, Rizky. (2014). Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswi-Siswi SD Negeri 2 Sumampir Kecamatan Purwekerto Utara Kabupaten Banyumas. diakses 20 maret

Mubarak, W. I. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

diakses 11 juli

Primivita Dirgahayu, N. (2015). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan Kartasura Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. (2011).

Interaksi Suplemen: PHBS di Sekolah.

Jakarta: Depkes RI

Rahmat, K. (2016) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri 08 Moramo Utara Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016, Skripsi. Sulawesi Selatan:

Universitas Makasar, 2016. Diakses 15

(8)

maret.

Suryani, Linda. (2017). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Siswa A/I Sekolah Dasar Negeri 37 Kecamatan Tampan Kota Pekan Baru, Jurnal. Pekan Baru : STIKes Payung Negeri Pekan Baru diakses 9 Februari.

Susanto, T., Sulistyorini, L., Wuryaningsih, E. W., &

Bahtiar, S. (2016). School Health Promotion: A Cross-Sectional Study On Clean And Healthy Living Program Behavior (CHLB) Among Islamic Boarding Schools in Indonesia. International Journal of Nursing Sciences, 3(3), 291-298.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya hubungan antara status ekonomi dengan kejadian hipertensi dapat dilihat dari hasil analisis univariat distribusi frekuensi status ekonomi, dimana sebagian

Berdasarkan hasil penelitian tentang factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dn sehat pad tatanan rumah tangga dapat disimpulkan mayoritas pengetahuan

Setelah pengambilan data, dilakukan analisis Univariat dengan membuat tabel distribusi frekuensi untuk variabel-variabel yang diteliti serta dilakukan analisis

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan program UKS dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada murid sekolah dasar berdasarkan lingkungan sekolah....

Berdasarkan tabel 2. didapatkan kurang dari setengah responden 41,0%) dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) tidak sehat dan lebih dari setengah responden

Berdasarkan tabel 4.4 diatas tentang distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah kelas IV dan V di SD Negeri Tuguran Gamping

Tabel Defenisi Operasional Penelitian Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Desa Srimartani Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan

Determinan Perilaku yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi pada Siswa SD/MI di Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji); Sonny