• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor yang mempengaruhi tamatan sma/sederajat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "faktor yang mempengaruhi tamatan sma/sederajat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAMATAN SMA/SEDERAJAT TIDAK MELANJUTKAN KE PENDIDIKAN TINGGI DI JORONG

KAMPUNG DALAM KENAGARIAN LIMBANANG KECAMATAN SULIKI KABUPATEN 50 KOTA

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA-1)

WENNY YUHELMAWATI NPM. 11060011

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

1

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAMATAN SMA/SEDERAJAT

TIDAK MELANJUTKAN KE PENDIDIKAN TINGGI DI JORONG KAMPUNG DALAM KENAGARIAN LIMBANANG

KECAMATAN SULIKI KABUPATEN 50 KOTA

Wenny Yuhelmawati

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

This research based on a number of senior high school graduates/equivalent that does not go on to higher education in Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota. The purpose of this research is to described: (1) Internal factors affecting senior high school graduate/equivalent does not proceed to higher education in the views of the individual, and (2) Eksternal factors affecting senior high school graduate/equivalent does not proceed to higher education views from beyond the individual.

This research is descriptive quantitative research. The population is a senior high school graduate/equivalent that does not go on to higher education within the last five years (2010-2014), in Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota, counted 32 people (total sampling technique). All members of the population used as a sample. The data were collected by questionnaire, and analyzed by percentage technique.

The results of this research shows that: (1) Internal factors affecting senior high school graduate/equivalent does not proceed to higher education with 25 of 32 (78.13%) senior high school graduate/equivalent is a little categories, and (2) External factors that affect senior high school graduate/equivalent does not proceed to higher education that 22 of 32 (68.75%) of them in many categories. This research is recommended for senior high school graduate/equivalent that does not go on in order to be able to continue their education in entrepreneurship.

Keywords: Senior high school graduate/equivalent, higher education.

Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat. Hal ini menuntut manusia di dalamnya untuk selalu menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak tertinggal. Salah satu bentuk penyesuaiannya adalah belajar kembali, belajar terus, belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat.

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa, perkembangan dan kemajuan bangsa sedikit banyaknya berada ditangan generasi muda. Pendidikan generasi muda diharapkan mampu mencapai tujuan pembangunan nasional. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Tanpa pendidikan sulit bagi suatu kelompok masyarakat dapat berkembang sejalan dengan harapannya untuk maju, sejahtera dan bahagia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial, sebagai bimbingan, dan sebagai sarana

pertumbuhan yang mempersiapkan diri untuk membentuk penyesuaian diri terhadap perkembangan globalisasi, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan.

Menurut Mudyahardjo (2001: 11) pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, atau latihan yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Pendidikan mempunyai fungsi untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut bisa terwujud, dengan adanya program pemerintah wajib belajar sembilan tahun guna untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(3)

2 Melanjutkan ke pendidikan tinggi diawali

adanya rasa ketertarikan dan kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Adanya rasa ketertarikan dan kebutuhan akan mendorong seseorang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dengan melanjutkan ke pendidikan tinggi. Kebutuhan ini berguna bagi tercapainya masa depan yang gemilang dan ada kaitannya dengan status ekonomi mereka nantinya.

Menurut Willis (2010: 76) sulitnya memasuki lembaga-lembaga pendidikan menengah dan perguruan tinggi merupakan problem yang sulit diatasi. Hal ini bersangkut- paut dengan soal biaya sekolah/kuliah. Karena ketiadaan biaya maka orang tua mengalami kesulitan hambatan untuk menyekolahkan anak, dan remaja pun mengalami kesulitan untuk menambah ilmu. Karena terbenturnya biaya atau sulitnya memasuki lembaga pendidikan yang bermutu, akhirnya remaja tidak bersekolah atau tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Mungkin juga melanjutkan studi tanpa motivasi yang kuat, dengan asal belajar saja di sembarang perguruan. Masalah ini akan berdampak pada pengangguran dan kejahatan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 8-11 Januari 2015 yaitu masih adanya tamatan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi dan tidak memiliki aktivitas rutin yang bermanfaat untuk mengisi hari-harinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang tua dan tamatan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi, di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota pada hari Jum’at, 9-10 Januari 2015 menggambarkan bahwa adanya faktor yang melatar belakangi mengapa tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Berdasarkan data kependudukan menurut tingkat pendidikan yang diperoleh dari kantor Wali Nagari Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota, terdapat sebanyak 102 orang tamatan SMA/sederajat dan 37 orang tamatan perguruan tinggi di Jorong Kampung Dalam. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka masyarakat setempat akan tertinggal dalam perkembangan IPTEK dan persaingan dunia kerja seperti sekarang ini dan akhirnya tingkat pengangguran semakin tinggi dan kejahatan pun semakin meningkat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi dilihat dari dalam diri individu (internal).

2. Faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi dilihat dari luar diri individu (eksternal).

Rumusan permasalahan yang dikemukan dalam penelitian ini adalah “Faktor apa saja yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota?”

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Yusuf (2005:83) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sisitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”.

Waktu dan tempat penelitian ini adalah 28 Februari-1 Maret 2015. Tempat penelitian di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan populasi sebanyak 32 orang dan teknik pengambilan sampel adalah total sampling, semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval, sumber data yang digunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah angket. Data diolah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2009:43) dengan rumus sebagai berikut.

P = 𝐹

𝑛 x 100 Keterangan:

P = Tingkat persentase jawaban F = Frekuensi jawaban

n = Jumlah angka mutlak

Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Faktor Internal

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi pada sub variabel faktor internal di Jorong Kampung Dalam

(4)

3 Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki

Kabupaten 50 Kota, 25 dari 32 (78,13%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sedikit berpengaruh terhadap mereka untuk tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Syah (2012: 146), faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang/individu, dimana pengaruhnya sangat besar terhadap sikap seseorang. Jadi, faktor internal merupakan faktor yang sedikit mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

a. Perhatian

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan indikator perhatian, 28 dari 32 (87,50%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sedikit berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Ghazali menjelaskan bahwa, perhatian (Slameto, 2003: 56), “keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek”. Jadi, perhatian merupakan salah satu faktor yang sedikit mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

b. Minat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan indikator minat, 22 dari 32 (68,75%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sedikit berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Syah (2012: 152), minat (interst) yaitu kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa minat lebih mengarah pada tindakan seseorang yang berdasarkan pada rasa senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu seperti tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Segala sesuatu aktifitas yang tidak diiringi dengan adanya keinginan terhadap sesuatu, seperti menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik maka tidak akan tercapai dengan baik. Jadi, minat merupakan salah satu faktor yang sedikit mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

c. Motif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan indikator motif, 22 dari 32 (68,75%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sedikit berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Slameto (2003: 58) menjelaskan, motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, motif merupakan salah satu faktor yang sedikit mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

Berdasarkan penjelasan di atas secara umkum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari tamatan SMA/sederajat mengalami bahwa faktor internal sedikit berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

(5)

4 2. Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub variabel eksternal, 22 dari 32 (68,75%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Syah (2012: 154), faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang, dimana pengaruhnya sangat besar terhadap sikap seseorang mengenai objek tertentu. Faktor eksternal yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi antara lain:

a. Faktor Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sedeerajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan indikator keluarga, 15 dari 32 (46,88%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori banyak dan cukup banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Dalyono (2012: 59), keluarga adalah ayah, ibu, dan anak- anak, serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

Dengan demikian

dukungan/dorongan keluarga sangat berarti bagi tamatan SMA/sederajat untuk melanjutkan ke pendidikannya, sebab keluarga sebagai lingkungan akan mengarahkan tindakan mereka yang

terkait dengan tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Oleh karena itu, perwujudan harapan orang tua tergantung pada mereka yang menerima kesan pendidikan dari keluarganya.

Diantara faktor keluarga yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi adalah sebagai berikut:

1) Cara orang tua mendidik

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator cara orang tua mendidik, 15 dari 32 (46,88%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori cukup banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Silalahi (2010: 73) menjelaskan, setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi pandai, cerdas, dan berakhlak. Akan tetapi, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayangi oleh orang tuanya. Namun dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa, cara orang tua dalam mendidik cukup banyak

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Jadi cara orang tua mendidik merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

2) Relasi antar anggota keluarga Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki

(6)

5 Kabupaten 50 Kota dengan sub

indikator relasi anggota keluarga, 14 dari 32 (43,75%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sedikit berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Hamalik (2003: 13), dukungan semangat dari orang tua dan semua anggota keluarga lainnya sangat penting artinya bagi usaha belajar, karena hal ini berkaitan erat dengan aspirasi dan cita-cita masa depan dan martabat keluarga tersebut. Orang tua dan keluarga yang sikap acuh tidak acuh dapat mengendurkan semangat belajar, sedangkan kasih sayang keluarga akan memperteguhkan tekat untuk belajar.

Jadi, relasi antar keluarga bukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

3) Keadaan ekonomi keluarga

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator keadaan ekonomi keluarga, 19 dari 32 (59,38%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sangat banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Willis (2010: 76), hal ini bersangkut-paut dengan soal biaya sekolah/kuliah. Karena ketiadaan biaya maka orang tua mengalami hambatan untuk menyekolahkan anak, dan remaja pun mengalami kesulitan untuk menambah ilmu. Karena terbenturnya biaya atau sulitnya memasuki lembaga pendidikan yang bermutu, akhirnya remaja tidak

bersekolah atau tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan keadaan ekonomi keluarga sangat banyak

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan keterbatasan ekonomi keluarga, mereka ikut membantu pekerjaan orang tua dengan cara bekerja sendiri dalam membantu orang tuanya untuk memenuhi ekonomi keluarga, sehingga tamatan SMA/sederajat hanya dapat mengenyam pendidikan sampai pada tingkat SMA/sederajat saja.

Jadi, keadaan ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat banyak

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

4) Pengertian orang tua

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator pengertian orang tua, 21 dari 32 (65,63%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori cukup banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Slameto (2003: 64) menjelaskan, untuk belajar anak perlu dorongan dan pengertian orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, sedapat mungkin bisa membantu kesulitan yang dialami anak.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi tamatan SMA/sederajat perlu

(7)

6 dorongan dan pengertian orang tua.

Tanpa dorongan dan pengertian orang tua, akan membuat tamatan SMA/sederajat tidak bersemangat atau termotivasi untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi karena dengan adanya dorongan dan pengertian yang diberikan orang tua kepada anak, akan memberikan semangat baginya untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Jadi pengertian orang tua, merupakan salah satu faktor yang cukup banyak mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

5) Latar belakang kebudayaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator latar belakang kebudayaan, 17 dari 32 (53,13%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori cukup banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Slameto (2003: 64) menjelaskan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa latar belakang kebudayaan, merupakan salah satu faktor yang cukup banyak

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kengarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

Berdasarkan penjelasan secara umum faktor keluarga di atas dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar dari mereka mengalami bahwa faktor keluarga banyak dan cukup banyak berpengaruh terhadap

mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

b. Faktor masyarakat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator masyarakat. Secara umum faktor yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan indikator keluarga, 26 dari 32 (81,25%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Willis (2010: 22), semakin sederhana masyarakat itu semakin pendek masa pendidikan bagi anak-anaknya sedangkan pada masyarakat yang maju pendidikannya, maka bertambah panjang masa pendidikan bagi anak mereka. Agar anak-anaknya dapat hidup dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan masyarakat. Diantara faktor masyarakat yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan dalam masyarakat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator kegiatan dalam masyarakat, 18 dari 32 (56,25%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Slameto (2003: 70), kegiatan dalam masyarakat dapat

(8)

7 menguntungkan terhadap

perkembangan pribadi. Tetapi jika seseorang ambil bagian dalam masyarakat terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lainnya, belajar akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banyaknya tamatan SMA/sederajat yang mengambil kegiatan dalam masyarakat seperti berorganisasi sehingga tidak bisa mengatur waktu, yang menyebabkan tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Jadi kegiatan dalam masyarakat, merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

2) Teman bergaul

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan sub indikator teman bergaul, 21 dari 32 (65,62%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Slameto (2003: 71), teman bergaul yang tidak baik akan berpengaruh baik terhadap diri, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Jadi teman bergaul, merupakan salah satu faktor yang banyak

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

3) Bentuk kehidupan masyarakat Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian dapat diungkap bahwa, faktor yang

mempengaruhi tamatan

SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dengan indikator bentuk kehidupan masyarakat, 21 dari 32 (65,63%) tamatan SMA/sederajat berda pada kategori banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Menurut Slameto (2003: 71), masyarakat yang terdiri dari dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ.

Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya.

Akibatnya belajar akan tertanggu dan bahkan anak/siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah-pindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya tidak baik tadi.

Jadi, bentuk kehidupan masyarakat merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota.

Berdasarkan penjelasan secara umum tentang faktor masyarakat di atas dapat disimpulkan bahwa tamatan SMA/sederajat mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka mengalami bahwa faktor masyarakat banyak mempengaruhi mereka untuk tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

(9)

8 1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai

faktor internal yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota, dapat diketahui bahwa 25 dari 32 (78,13%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori sedikit berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi di Jorong Kampung Dalam Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 kota, dapat diketahui bahwa 22 dari 32 (68,75%) tamatan SMA/sederajat berada pada kategori banyak berpengaruh terhadap mereka tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Berdasarkan hasil dari kesimpulan penelitian ini, maka dapat disarankan bagi:

1. Tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi jangan mudah berputus asa untuk mencapai pendidikan yang tinggi untuk masa depan. Hal itu dapat diraih apabila ada niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita yang tinggi sesuai dengan apa yang diinginkan dengan beasiswa.

2. Orang tua tamatan SMA/sederajat, agar memperhatikan kebutuhan dan memotivasi anak serta memberikan perhatian yang serius terhadap permasalahan yang muncul dalam keluarga, serta menjaga pergaulan anak dari lingkungan yang berpengaruh negatif terhadap kelanjutan pendidikan anak.

3. Wali nagari dan Jorong, sebaiknya lebih memperhatikan dunia pendidikan saat ini sehingga tamatan SMA/sederajat dapat mengenyam pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi dengan memberikan subsidi terhadap mereka yang memiliki ekonomi rendah dan sedikit mengurangi beban mereka.

4. Masyarakat, agar meminimalisir kegiatan- kegiatan yang mempengaruhi tamatan SMA/sederajat bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan cara

5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas lulusan yang profesional dalam mengaplikasikan ilmu di lapangan dan merancang bimbingan,

pelatihan dan seminar untuk memotivasi tamatan SMA/sederajat bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi.

6. Peneliti selanjutnya, yang tertarik dengan permasalahan yang sama hendaknya menghubungkan dengan variabel yang lain.

Diharapkan dapat menindak lanjuti dengan mencari upaya mengatasi tamatan SMA/sederajat tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Daftar Pustaka

Dalyono. M. (2012). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2003). Managemen Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algensindo

(2003). Psikologi Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Komar, Oong. (2012). Filsafat Pendidikan Non Formal. Bandung: CV. Pustaka Setia Mudyaharjo, Redja. (2001). Pengantar

Pendidikan (Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia). Jakarta:

CV. Rajawali

Silalahi, Karlinawati. & Meinarno, Eko. A (ed). (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman. Jakarta: Raja Grafindo

Slameto. (2003). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Soekanto, Soerjono. (2004). Sosiologi

Keluarga tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, Anas. (2009). Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta Syah, Muhibbin. (2012). Psikologi Belajar.

Jakarta: Rajawali Pers

Willis, S. Sofyan. (2010). Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex, dan Pemecahannya. Bandung: Alfabeta Yusuf, A. Muri. (2005). Metodologi Penelitian

“Dasar–dasar Penyelidikan Ilmiah”.

Padang: UNP Press.

Referensi