PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Masa perkembangan anak usia dini merupakan masa yang sangat tepat bagi perkembangan seluruh potensi yang ada pada diri seorang anak, baik itu perkembangan emosional, sosial, kreatif, kognitif, dan lain-lain. Kemampuan yang diharapkan pada anak usia dini ditinjau dari perkembangan kognitifnya adalah kemampuan berpikir logis, kritis, membenarkan, memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab-akibat.7 Berdasarkan istilah tersebut berarti dimungkinkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak sejak usia dini. oleh guru. 5Bambang Sujiono, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini: Panduan Orang Tua dalam Membina Perilaku Anak Sejak Dini, (Jakarta: Gramedia, 2010), hal.
Peralihan dari cara berpikir sensorimotor ke cara berpikir mental, meskipun cara bertindaknya belum sempurna.10 Kemampuan yang kita harapkan dari sudut pandang perkembangan kognitif pada anak usia dini adalah kemampuan berpikir logis, kritis. , membenarkan, memecahkan masalah dan mencari. hubungan sebab-akibat 11. Sistem pendidikan anak usia dini biasanya dilaksanakan melalui bermain, dan perkembangan kognitif anak juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan dengan atau tanpa alat yang menciptakan pemahaman dan memberikan informasi, memberikan kesenangan dan mengembangkan imajinasi anak.13 Permainan yang ditawarkan kepada anak prasekolah harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya.
Berdasarkan observasi awal di RA Azzahra Biru Biru Deli Serdang yang diikuti oleh 20 orang anak, masih perlu adanya peningkatan kemampuan kognitif anak tentang kendaraan. Berdasarkan hal tersebut, perlu dicari solusi untuk meningkatkan pengetahuan kognitif anak tentang kendaraan sebagai alat transportasi.
Identifikasi Masalah
Peneliti memilih permainan simulasi sebagai metode bermain pada anak RA Azzahra Biru Biru Deli Serdang karena sesuai dengan tahap perkembangan dan usia anak. Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan mengenai peningkatan kemampuan kognitif anak dalam bidang transportasi, maka peneliti tertarik untuk mencoba melakukan hal tersebut dalam bentuk penelitian. Hal tersebut peneliti susun menjadi sebuah judul Penelitian Tindakan Kelas yaitu “Upaya peningkatan kognisi anak tentang alat transportasi melalui permainan simulasi di RA Azzahra Biru Biru Deli Serdang”.
Rumusan Masalah
Alternatif dan Cara Pemecahan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis Tindakan
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORETIS
- Kognitif
- Pengertian Kognitif Anak
- Fase-Fase Perkembangan Kognitif Anak
- Aspek dan Prinsif Perkembangan Kognitif Anak
- Karakteristik Kemampuan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun
- Alat Transportasi
- Alat Transportasi Darat
- Alat Transportasi Air
- Alat Transportasi Udara
- Kemampuan Kognitif Anak Tentang Alat Transportasi
- Permainan Simulasi
- Pengertian Permainan Simulasi
- Tujuan, Pembagian, dan Prinsif Pembelajaran Simulasi
- Penelitian Terdahulu
Variasi alat angkut yang menggunakan kuda antara lain kereta perang, kereta emas, dan kereta kuda e) Sepeda Motor Sepeda motor merupakan alat transportasi darat beroda dua yang digerakkan dengan mesin. Kata 'kereta api' berasal dari bahasa Perancis Kuno trahine, dari bahasa Latin trahere 'tarik, tarik'. h) Mobil, mobil adalah suatu alat transportasi darat yang digerakkan oleh tenaga motor, beroda empat atau lebih (selalu berjumlah genap), yang pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar). Kesimpulannya angkutan air adalah suatu alat transportasi yang beroperasi di permukaan air baik dengan menggunakan mesin maupun tenaga manusia.
Berdasarkan uraian tersebut, angkutan udara merupakan suatu alat transportasi yang hanya beroperasi di udara dengan cara terbang menggunakan motor. Anak yang mempunyai kemampuan kognitif kendaraan menyukai permainan kendaraan, menyimpan banyak kendaraan atau mainan kendaraan, dan menghabiskan waktu dengan mainan sebagai kendaraan. 36 Pendapat lain menyatakan bahwa anak yang kognitif tentang alat transportasi mempunyai keinginan yang besar untuk dapat membawa, mengemudikan, merancang dan merawatnya serta menyebutkan jenis-jenis alat transportasi.
38 Yuskardi menyatakan bahwa anak mempunyai kemampuan dalam menggunakan alat transportasi dengan menggambar alat transportasi sesuai imajinasinya. Anak-anak suka bertanya tentang alat transportasi. Anak dapat membedakan antara imajinasi dan kenyataan sebenarnya mengenai jenis transportasi. Mereka tertarik pada film, gambar, mainan, alat transportasi.39. Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif anak mengenai alat transportasi ditandai dengan munculnya minat terhadap alat transportasi seperti replika kendaraan, merawat mainan dan menikmati bermain alat transportasi.
METODE PENELITIAN
- Setting Penelitian
- Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Siklus Penelitian
- Persiapan Penelitian
- Subjek Penelitian
- Sumber Data
- Anak
- Guru
- Teman Sejawat
- Teknik dan Alat Pengumpulan Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Alat Pengumpulan Data
- Indikator Kinerja
- Analisis Data
- Prosedur Penelitian
- Deskripsi Pra Siklus
- Deskripsi Siklus I
- Deskripsi Siklus II
- Deskripsi Siklus III
- Personalia Penelitian
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan individual. e.. 3. Anak cenderung lebih banyak bermain dibandingkan fokus belajar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Penelitian Pra Siklus
Proses membantu dan meningkatkan keterampilan kognitif anak merupakan suasana untuk merangsang kreativitas anak, serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Guru yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pengembangan pendidikan anak usia dini dan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. Berdasarkan observasi awal di RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang yang diikuti 20 orang anak, kemampuan kognitif anak terkait transportasi masih perlu ditingkatkan.
Dalam kegiatan pembelajaran, anak masih kesulitan menyebutkan nama salah satu kendaraan, ketika diperlihatkan gambar, tiruan, bahkan gayanya pun anak masih bingung menyebutkan nama kendaraan yang dimaksud. Peneliti memilih permainan simulasi sebagai cara bermain anak RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang karena sesuai dengan tahap perkembangan dan usia anak. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan untuk mengetahui kemampuan kognitif anak tentang alat transportasi, terlihat bahwa pengetahuan anak tentang alat transportasi masih sangat rendah.
Anak mempunyai kemampuan menyebutkan alat transportasi, 6 anak (30%) belum berkembang, 6 anak (30%) mulai berkembang, 8 anak (40%) berkembang sesuai harapan, tidak ada yang berkembang sangat baik ( 0%) . Anak mengetahui fungsi alat transportasi, 7 anak (35%) belum berkembang, 5 anak (25%) mulai berkembang, 5 anak (25%) berkembang sesuai harapan, 3 anak (15%) sudah berkembang dengan sangat baik. Anak dapat mengenal yang namanya pengemudi alat angkut, 7 anak (35%) belum berkembang, 6 anak mulai berkembang (30%), 3 anak berkembang sesuai harapan (15%), 4 anak berkembang sangat baik (20%).
Anak mempunyai kemampuan menyebutkan alat transportasi, berkembang sesuai harapan, 8 anak (40%), tidak ada yang berkembang sangat baik (0%). Anak mengetahui fungsi transportasi, 5 anak (25%) berkembang sesuai harapan, 3 anak (15%) berkembang sangat baik. Anak dapat mengenal nama pengemudi alat angkut, berkembang sesuai harapan, ada 3 anak (15%), berkembang sangat baik, ada 4 anak (20%).
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak terkait transportasi di RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang masih rendah. Oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas di RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang.
Deskripsi Penelitian Siklus I
Anak dapat menyebutkan alat transportasi, 3 anak (15%) belum berkembang, 4 anak mulai berkembang (20%), 5 anak berkembang sesuai harapan (25%), 8 anak berkembang sangat baik (40%) . Anak mengetahui fungsi alat transportasi, 5 anak (25%) belum berkembang, 4 anak (20%) mulai berkembang, 6 anak (30%) berkembang sesuai harapan, 5 anak (25%) berkembang sangat baik untuk dikembangkan. Anak sudah dapat mengenal nama pembawa, 4 anak (20%) belum berkembang, 6 anak (30%) mulai berkembang.
Anak dapat mengenal alat transportasi, 5 anak (25%) berkembang sesuai harapan, 8 anak (40%) berkembang sangat baik. Anak mengetahui fungsi transportasi, 6 anak (30%) berkembang sesuai harapan, 5 anak (25%) berkembang sangat baik. Anak dapat mengenal yang namanya sopir angkutan, 3 anak (15%) berkembang sesuai harapan, 7 anak (35%) berkembang sangat baik.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak mengenai transportasi melalui kegiatan permainan simulasi pada anak RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang masih kurang. Langkah selanjutnya bagi peneliti untuk meningkatkan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas di kelas RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang dengan melanjutkan penelitian Siklus II.
Deskripsi Penelitian Siklus II
Anak mampu menyebutkan alat transportasi, 2 anak (10%) belum berkembang, 5 anak mulai berkembang (25%), 2 anak berkembang sesuai harapan (10%), 11 anak berkembang sangat baik. (55%). Anak mengetahui fungsi alat transportasi, 4 anak (20%) belum berkembang, 3 anak (15%) mulai berkembang, 5 anak (25%) berkembang sesuai harapan, 8 anak (40%) sudah mengembangkan. berkembang dengan sangat baik. Anak mengenal nama pengemudi alat angkut, 4 anak (20%) belum berkembang, 3 anak mulai berkembang (15%), 3 anak berkembang sesuai harapan (15%), 10 anak berkembang sangat baik (50%).
Anak mempunyai kemampuan menyebutkan alat transportasi, 2 anak (10%) berkembang sesuai harapan, 11 anak (55%) berkembang sangat baik. Anak mengetahui fungsi transportasi, 5 anak (25%) berkembang sesuai harapan, 8 anak (40%) berkembang sangat baik. Anak dapat mengenal nama pengemudi alat angkut, 3 anak (15%) berkembang sesuai harapan, 10 anak (50%) berkembang sangat baik.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak terkait transportasi pada anak RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang melalui kegiatan permainan simulasi masih dalam kategori cukup, namun terdapat peningkatan. Peneliti kemudian melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas di kelas RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang melanjutkan penelitian siklus III.
Deskripsi Penelitian Siklus III
Anak sudah mampu bermain simulasi, terdapat 0 anak belum berkembang (0%), 1 anak (5%) mulai berkembang, 1 anak (5%) berkembang sesuai harapan, 18 anak (90%) berkembang sangat baik . Anak mempunyai kemampuan menyebutkan alat transportasi, 0 anak (0%) belum berkembang, 2 anak (10%) mulai berkembang, 1 anak (5%) berkembang sesuai harapan, 17 anak (85%) sudah berkembang dengan sangat baik %). Anak mengetahui fungsi alat transportasi, sudah tidak ada lagi 0 anak (0%) yang belum berkembang, 2 anak (10%) mulai berkembang, 1 anak (5%) berkembang sesuai harapan, 17 anak (85% ) berkembang dengan sangat baik.
Anak dapat mengenal yang namanya sopir angkutan, ada 0 anak yang belum berkembang (0%), ada 1 anak (5%) yang mulai berkembang, ada 1 anak (5%) yang sedang berkembang. berkembang sesuai harapan, terdapat 18 anak (90%) yang berkembang sangat baik. Anak dapat mengenali alat transportasi, 1 anak (5%) berkembang sesuai harapan, 17 anak (85%) berkembang sangat baik. Anak mengetahui fungsi transportasi, 1 anak (5%) berkembang sesuai harapan, 17 anak (85%) berkembang sangat baik.
Anak dapat mengenal nama pengemudi alat angkut, 1 anak (5%) berkembang sesuai harapan, 18 anak (90%) berkembang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kognitif anak tentang alat transportasi melalui kegiatan bermain simulasi pada anak RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang adalah sangat baik.
Pembahasan Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian peningkatan keterampilan kognitif anak mengenai transportasi melalui kegiatan bermain simulasi pada anak di RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang berhasil dilakukan dengan hasil perbaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi pra siklus dapat dilihat keberhasilan kumulatif atau keseluruhan pada pra siklus hingga siklus III. Peningkatan kemampuan kognitif anak mengenai transportasi pada anak RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang terjadi sejak siklus I, dan berlanjut hingga siklus II dan III.
Berdasarkan hasil observasi prasiklus dapat diketahui bahwa rata-rata hasil ujian secara keseluruhan dari prasiklus hingga siklus III adalah sebagai berikut: Pada prasiklus rata-rata yang diperoleh sebesar 33,75%, pada siklus I meningkat menjadi 55 %. pada siklus II naik lagi menjadi 65%, pada siklus III naik lagi menjadi 92,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak terkait transportasi dapat ditingkatkan melalui kegiatan permainan simulasi seperti yang dilakukan pada anak RA Azzahra Biru-Biru Deli Serdang.
Saran