• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS AGAMA ISLAM "

Copied!
72
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu ibadah mulia yang merupakan cara beribadah terbaik kepada Allah SWT adalah pernikahan. Sebab perceraian tidak hanya berdampak pada putusnya tali silaturahmi antara suami dan istri, namun juga berdampak pada psikologi anak.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Perkawinan dan Perceraian

  • Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan
  • Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian
  • Sebab dan Akibat Perceraian

Dan nikahkanlah mereka [1035] yang seorang diri di antara kamu, dan orang-orang yang layak (untuk dinikahi) hamba-hambamu laki-laki dan perempuan. Perceraian terjadi karena berbagai alasan, antara lain faktor ekonomi, perselingkuhan, campur tangan orang tua dalam rumah tangga anak, dan kekerasan dalam rumah tangga. 13 Kementerian Agama Republik Indonesia, Tajwid Al-Qur'an dan Terjemahannya (Bandung: Syamil Cipta Media, 2021), hal. kebahagiaan dan kesejahteraan dalam keluarga karena dapat menimbulkan pertengkaran atau perselisihan dalam keluarga yang dapat berujung pada perceraian.

Namun, ketika kepercayaan dan kesetiaan tersebut dirusak oleh perselingkuhan, maka hal tersebut akan menjadi konflik besar dalam pernikahan. Harapannya bisa membantu anak, namun hal ini justru bisa menimbulkan konflik yang seringkali berakhir dengan perceraian. Namun, ketika hal ini tidak tercapai dan malah mengambil bentuk permainan tangan yang kasar.

Sedangkan sesuai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 menjadi sebab atau dasar perceraian.

Tinjauan Umum Mengenai Psikologis Anak

  • Pengertian Psikologi
  • Aspek-aspek Perkembangan Psikologi Anak
  • Urgensi Perkembangan Psikologis Anak dalam Tinjauan

Perkembangannya terus menerus selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah (usia 16-17). Hubungan dengan teman sebaya ini berlanjut dan terjadi cukup cepat pada masa sekolah (11-12 tahun) dan sangat cepat pada masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan.

Perkembangan aspek diskusi tidak lepas dari peran orang tua dalam mendampingi anak mengenalkan berbagai macam benda yang ada disekitarnya. Kehidupan balita sangat bergantung pada orang tuanya, terutama pada tahap awal kehidupannya. Anak tidak akan mengalami sesuatu yang baru jika orang tuanya tidak mengaturnya; dan dia tidak akan kemana-mana jika orang tuanya tidak membawanya, dia tidak akan mempunyai mainan jika orang tuanya tidak memberikannya.

Mengingat pentingnya tugas orang tua dalam perkembangan kecerdasan anak, maka sudah selayaknya orang tua berperan sebagai pendamping dan sebagai guru.21. Namun lingkungan yang paling awal dalam perkembangan psikologis anak adalah lingkungan keluarga, dimulai dari peran kedua orang tua. Perkembangan psikis yang baik dan sesuai dengan kodratnya akan berdampak besar bagi kehidupan anak di kemudian hari.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Pendekatan Penelitian

Pendekatan sosiologis; Dalam hal ini, penting bagi peneliti untuk mengamati pola interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua dalam kehidupan sosial. Pendekatan Teologis Normatif; Dalam hal ini, peneliti memandang bahwa ajaran agama sebagai landasan perkembangan mental anak dan tatanan kehidupan yang utuh, hendaknya dijadikan barometer dalam penilaian berbagai permasalahan.

Lokasi dan Objek Penelitian

Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus Penelitian

Sumber Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Data primer yang peneliti yakini adalah seluruh hasil wawancara peneliti dengan informan yaitu Ketua Pengadilan Agama Sungguminasa Gowa, serta keluarga yang terlibat perceraian yang memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Teguh, data primer biasa juga disebut data mentah, karena diperoleh dari hasil penelitian lapangan secara langsung, yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum data tersebut mempunyai arti 28 Semua data diperoleh langsung dari masyarakat, apapun itu. dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya merupakan data primer 29 Wawancara juga merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi dari informan mengenai suatu permasalahan tertentu dengan teknik bertanya bebas yang bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pendapat. atau jawaban. .30 Melalui hasil wawancara langsung yang dilakukan peneliti di lapangan, peneliti kemudian mengolah data tersebut tanpa mengurangi kandungan informasi yang diberikan oleh informan. Hal ini dilakukan untuk menunjang keabsahan data yang dihasilkan dan disajikan, yang pada akhirnya mampu memberikan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang mungkin timbul di daerah.

30Lihat Bambang Rudito dan Melia Famiola, Pemetaan Sosial Metode Penelitian Rekayasa Sosial untuk Memahami Masyarakat atau Komunitas (Cet. I; Bandung: Teknik Sains Bandung, 2008), hal. Peneliti dalam hal ini juga memerlukan data sekunder (data siap pakai) guna menentukan angka perceraian berupa dokumentasi PA sebagai pelengkap data primer. Selain itu, data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh dan digali melalui pengolahan pihak kedua yang bersumber dari observasi lapangan atau wawancara.

Misalnya informasi terkait Peradilan Agama yang pada prinsipnya tidak berkaitan langsung dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Selain itu, beberapa informasi dari pihak-pihak yang telah melakukan penelitian terdahulu di Kantor Agama Kabupaten Bontonompo terkait dengan variabel-variabel yang ditetapkan peneliti juga akan menjadi pertimbangan awal dalam penelitian ini.

Instrumen Penelitian

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang terjadi pada suatu gejala atau fenomena pada objek penelitian untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan makna dalam upaya mengumpulkan data penelitian.34 Yang dalam penelitian ini diamati adalah banyaknya perceraian di Pengadilan Agama Sungguminasa Gowa dan dampak psikologisnya terhadap anak korban perceraian. Yang akan diwawancarai adalah ketua dan staf Pengadilan Agama Sungguminasa Gowa, serta keluarga yang terlibat kasus perceraian dan pihak yang mempunyai pengetahuan mengenai psikologi anak korban perceraian. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 87 Tahun 1966 tanggal 3 Desember 1966, Pengadilan Agama/Pengadilan Syariah Sungguminasa resmi didirikan dan menjalankan fungsi peradilan sebagaimana ditentukan dalam Keputusan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957.

Saleh Thaha (1967 s/d 1976) Pengadilan Agama Sungguminasa/Pengadilan Syariah menjalankan kekuasaan kehakiman di bidang agama dan membawahi 18 kecamatan yang terdiri dari 46 kelurahan dan 123 desa. Pengadilan Agama Sungguminasa pertama kali didirikan di Jalan Andi Mallombassang No. 57 Desa Sungguminasa Kecamatan Somba Opu. Kabupaten Gowa dan gedung baru Pengadilan Agama Sungguminasa sejak tahun 2009 terletak di Jalan Masjid Raya No. 25 Desa Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa sesuai dengan prototipe Mahkamah Agung RI.

Dari hasil penelitian penulis memperoleh data rinci mengenai perkara perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Gowa selama 2 tahun terakhir sebagai berikut; Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa angka perceraian di Kabupaten Gowa mengalami naik turun selama dua tahun terakhir. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perceraian di Kabupaten Gowa antara lain : perzinahan, mabuk-mabukan, kegilaan, perjudian, desersi salah satu pihak, pemenjaraan, poligami, kekerasan dalam rumah tangga, cacat fisik, perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, kawin paksa, penelantaran. dan faktor ekonomi.

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Interview (Wawancara)
  • Dokumentasi

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Kabupaten Gowa merupakan sebuah Kerajaan di Sulawesi Selatan yang diperintah secara turun-temurun oleh seorang Kepala Pemerintahan yang disebut “Somba” atau “Raja”. TK.II Wilayah Gowa pada hakekatnya mulai terbentuk setelah peralihan pemerintahan Kabupaten Gowa menjadi Wilayah TK.II yang didasarkan pada terbitnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1959 tentang Pembentukan Wilayah TK.II, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto yang diperkuat dengan undang-undang Nomor 2 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah TK.II di Sulawesi (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822) 63 Kepala Daerah pertama Gowa TK.II adalah “Andi Ijo Dg Mattawang Karaeng Lalowang” yang disebut juga Sultan Muhammad Abdul Kadir Aididdin Tumenanga Rijongaya dan merupakan raja terakhir Gowa (Raja Gowa sampai XXXVI).40. Somba selaku Ketua Pemerintahan Kabupaten Gowa didampingi oleh seorang pejabat di bidang agama Islam yang disebut “kadi” (Qadli).

Setelah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957, resmi dibentuk Kepala Kantor Agama Kabupaten Gowa, sehingga tugas dan wewenang Qadli dengan sendirinya diambil alih oleh Kantor Agama. Jumlah penduduk Kabupaten Gowa pada akhir tahun 2012 sebanyak 617.317 jiwa, dengan kepadatan penduduk 328 jiwa/km2.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Gambaran Objektif Lokasi Penelitian

Tingkat Perceraian di Kabupaten Gowa

Anak-anak mengetahui kenyataan bahwa orang tuanya telah berpisah, ada perubahan pada lingkungan tempat tinggalnya selama ini. Kasus pertama terjadi pada tiga orang kakak beradik, Nisa (13 tahun), Ahmad (10 tahun), dan Yuni (6 tahun) yang merupakan anak dari Muhammad Arif (34 tahun) dan Sari Bulan (31 tahun). bercerai pada tahun 2019. Dari hasil penelitian, pada kasus pertama sebagian besar anak tinggal bersama ayahnya dan mantan suami juga melarang anak untuk bertemu dengan ibunya.

Sang ayah bahkan memukul mantan istrinya karena ingin bertemu anak-anaknya di sekolah. Dan hingga saat ini, sang ibu tidak pernah lagi berkomunikasi atau bertemu dengan anak-anaknya. Hanya saja anaknya kurang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan tidak banyak bicara dengan ibunya.

Hal ini sesuai dengan penuturan ibu kandungnya yang mengatakan bahwa anak-anaknya jarang mengomunikasikan permasalahannya dan tidak akur dengan tetangga sekitar rumahnya. Bagi para ayah dan ibu hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya dengan memperkuat pemahaman spiritualnya. Mantan suami atau istri yang tinggal bersama anaknya tidak boleh menghalangi atau menghalangi anaknya untuk bertemu dengan ayah atau ibunya.

Faktor Penyebab Perceraian di Kabupaten Gowa

Dampak Perceraian Terhadap Psikologis Anak

Mereka berdua mempunyai sikap yang tidak akur dengan masyarakat setempat dan cukup menyendiri terhadap ibunya. Mengenai dampak perceraian terhadap psikologi anak akan berdampak pada beberapa aspek psikologis, intelektual, sosial, linguistik, moral dan agama. Pada kasus pertama di atas yang menimpa tiga bersaudara, mereka berada pada usia perkembangan intelektual yang pesat.

Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan. Akhlak dan agama yang baik pada anak dapat menyelamatkan mereka dari merugikan diri sendiri dan orang lain disekitarnya. 49 Muhammad 'Utsman Najati, Al-Hadits an-Nabawi wa 'Ilm an-Nafs (Psikologi Nabi; . Membangun pesona diri dengan ajaran Nabi SAW.) trans.

50 Muhammad 'Utsman Najati, Al-Hadits an-Nabawi wa 'Ilm an-Nafs (Psikologi Nabi; . Membangun pesona diri dengan ajaran Nabi SAW.) trans. Dapat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan psikologis mulai dari aspek intelektual, aspek sosial, aspek bahasa, aspek moral dan agama. Al-Hadits an-Nabawi wa „Ilm an-Nafs (Psikologi Nabi; . Membangun pesona diri dengan ajaran Nabi SAW.) trans.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Lingkungan tempat tinggal anak pasca perceraian hendaknya memberikan dukungan kepada anak, memperkuat kepribadian dan perannya dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

iv 1 ABSTRAK Nama : Ayudia Prameisty 1102017043 Program Studi : Kedokteran Judul : Hubungan Obesitas danMenarche pada Anak dan Remaja dan Tinjauan nya Menurut Pandangan Islam

The Japan Institute of International Affairs Secretariat Institute for International Policy Studies Research Institute for Peace and Security Editor: Akio Watanabe Editorial