• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS HUKUM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS HUKUM "

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  • Rumusan Masalah
  • Faedah Penelitian

Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

  • Sifat/Materi Penelitian…
  • Sumber Data
  • Alat Pengumpul Data
  • Analisis Data

Definisi Operasional

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Tentang Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum

Undang-Undang Pokok Kejaksaan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 menyebutkan bahwa: “Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Kejaksaan adalah alat negara penegak hukum yang berfungsi terutama sebagai penuntut umum”. Selain itu ia juga menjabat sebagai hakim dan dengan demikian ia berada di bawah perintah dan pengawasan dari Maha Patih. Adhyaksa'' sebagai ''Rechter vab instruction bijde Landraad'', yang bila dikaitkan dengan jabatan dalam dunia modern dapat disamakan dengan Hakim Komisaris.

Lembaga Kejaksaan seperti sekarang ini tidak berperan sebagai hakim seperti “Adhyaksa” pada masa lalu, tetapi keduanya mempunyai tugas yang sama, yaitu menyelidiki perkara, mengadili dan menjalankan tugas sebagai “hakim yang ditugaskan”. Baru sejak VOC istilah 'Adhyaksa' diadopsi menjadi 'jaxa', kemudian dilanjutkan, yang setidaknya kemudian mempengaruhi pemerintahan Hindia Belanda. Dari uraian di atas dapat diperoleh gambaran perbandingan, bahwa Jaksa Penuntut Umum yang diambil alih dari “Adhyaksa” ternyata berciri khas Indonesia, meskipun namanya menunjukkan kesamaan (bahkan sekarang digunakan dalam pangkat Penuntut Umum), namun fungsi jabatannya berbeda.

Adhyaksa utamanya adalah hakim sedangkan jaksa adalah jaksa dan mempunyai tugas lain sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Kejaksaan dan peraturan perundang-undangan lainnya. Ini akan menarik perhatian kita pada perkembangan lebih lanjut ketika jaksa ditempatkan di bawah asisten residen atau sekarang Kementerian Dalam Negeri.

Wewenang dan peranan Kejaksaan

2 tanggal 10 Oktober 1945, yang menetapkan berlakunya ketentuan undang-undang dan peraturan pemerintah sebelumnya, tugas dan wewenang pengacara tidak berubah. Melakukan penyidikan tindak lanjut atas kejahatan dan pelanggaran serta mengawasi dan mengkoordinasikan alat penyidik ​​sesuai dengan ketentuan Undang-Undang/KUHAP dan peraturan pemerintah lainnya. Selain masing-masing Pengadilan Negeri, terdapat Kejaksaan Negeri dengan yurisdiksi yang sama, yang susunannya diatur dengan undang-undang.

Penuntut Umum wajib memperhatikan laporan terjadinya tindak pidana dan wajib bertindak atas prakarsa sendiri, bila dipandang perlu, agar suatu perkara mengoordinasikan alat penyidikan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Hukum Acara Pidana (HIR) dan peraturan negara lainnya. Jaksa mengelola barang bukti dengan sebaik mungkin dan bertanggung jawab sesuai dengan Hukum Acara Pidana (HIR) dan peraturan negara lainnya. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang berdasarkan undang-undang ini untuk bertindak selaku penuntut umum dan melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Penuntut negara adalah penuntut yang menurut undang-undang ini berwenang mengadili dan melaksanakan putusan hakim. Selain tugas dan wewenang dari undang-undang ini, Jaksa Agung juga dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang.

Tinjauan tentang surat dakwaan

  • Sejarah dan pengertian surat dakwaan
  • Fungsi dan dasar pembuatan surat dakwaan

Menurut KUHAP, setelah penyidik ​​selesai melakukan penyidikan, penyidik ​​melimpahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum untuk membuat surat dakwaan. Tujuan penyidikan tindak pidana adalah mempersiapkan hasil penyidikan sebagai berkas perkara yang akan diserahkan oleh penyidik ​​kepada Kejaksaan Negeri sebagai instansi yang bertindak dan berwenang untuk mengajukan tuntutan terhadap tindak pidana. Jaksa Penuntut Umum menyatakan sebelum mengajukan perkara ke pengadilan bahwa berkas perkara sudah lengkap.

Pasal 25 alinea kedua KUHAP mengatur tujuan penahanan yang diberikan kepada penuntut umum oleh undang-undang, yaitu untuk kepentingan Kejaksaan, termasuk juga untuk mempersiapkan surat dakwaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 alinea pertama KUHAP. Apabila Kejaksaan berpendapat bahwa hasil penyidikan tindak pidana sudah sempurna, maka sesegera mungkin melaporkannya. Atas dasar surat dakwaan dan untuk memudahkan penuntutan terhadap tersangka, penuntut umum dapat melanjutkan dengan penangkapan.

Perintah penahanan yang diberikan kepada Penuntut Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 KUHAP hanya berlaku paling lama 20 hari. Terhadap eksepsi perpanjangan penahanan yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum berdasarkan ketentuan Pasal 29 KUHAP, terdakwa harus mengajukan keberatan. Pasal 140 ayat (1) KUHAP menegaskan kewenangan Jaksa Penuntut Umum untuk mengeluarkan surat dakwaan tanpa.

Hanya Jaksa Agung yang berhak dan berwenang mengadili dan menuntut seseorang yang diduga melakukan tindak pidana di depan sidang pengadilan. Apabila penuntut negara telah selesai mempelajari berkas-berkas yang dibuat selama penyidikan dan berkeyakinan bahwa dugaan tindak pidana tersebut dapat dituntut menurut ketentuan alinea pertama Pasal 140 KUHAP. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh jaksa dalam mengajukan tuntutan dalam kasus kejahatan narkoba.

1) Penuntut Umum melimpahkan perkaranya ke Pengadilan Negeri dengan permintaan agar perkara itu segera disidangkan dengan disertai surat dakwaan. Apabila penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan, maka penuntut umum membuat surat dakwaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam Pasal 140 ayat (1) KUHAP. Jika Penuntut Umum berpendapat bahwa terdakwa melakukan perbuatan (satu Fakta) berdasarkan Pasal 63 ayat (1) KUHAP atau dianggap sebagai perbuatan berdasarkan Pasal 64 ayat (1) KUHAP, maka Penuntut Umum membuat/merumuskan dakwaan.

Penuntut umum didakwa dalam bentuk subsidiaritas karena beberapa pasal/ketentuan pidana saling bersentuhan/dekat. Penuntut umum bermaksud agar tersangka tidak dibebaskan dari tanggung jawab pidana atas fakta/tindak pidana yang dilakukan. Setelah pemeriksaan berkas selesai dan penuntut umum telah menyusun surat dakwaan, penuntut umum segera melimpahkan perkara tersebut ke pengadilan sesuai dengan ketentuan Pasal 143 ayat 1 KUHAP. 2) Pertimbangan JPU untuk mensubordinasikan dakwaan pada tindak pidana narkoba.

Apabila penuntut umum berpendapat bahwa berdasarkan hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan, maka penuntutan umum harus tepat waktu.

Referensi

Dokumen terkait

The discussion about digitally minded leaders with entrepreneurial mindset and short case study about digitalisation and leading the digital transformation process showed clearly,