• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) "

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DAMPAK PEMEKARAN DESA TERHADAP SOSIAL DI DESA MENGKURU KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK

TIMUR TAHUN 2016

.

OLEH SUBHAN NIM.15.1.11.6.275

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

MATARAM

2016

(2)

DAMPAK PEMEKARAN DESA TERHADAP SOSIAL DI DESA MENGKURU KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK

TIMUR TAHUN 2016.

Skripsi

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

OLEH SUBHAN NIM.15.1.11.6.275

JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2016

(3)
(4)
(5)
(6)

Motto

سانلاريخ مهعفنا

سانلل

“Sebaik – baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat di tengah – tengah manusia (Al-Hadits)”

Dengan....

Ilmu, Iman dan Amal

kita berjuang yakin usaha sampai.

(YAKUsA)

(7)

PERSEMBAHAN

Yang pertama dan terakhir Kupersembahkan yang tertinggi Sebagai Bentuk Ibadah dan Syukurku kepada Raja dari segala Raja Ilaahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya hingga tugas akhir ini (skripsi) dapat terselesaikan, Dan kepada sang Inspirator hidup sekaligus pemimpin dari segala pemimpin ummat manusia, Nabi Muhammad SAW.

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini untuk :

 Ibu dan Bapakku, atas segala kasih sayang dan do’a yang tulus telah diberikan pada setiap langkahku, serta selalu menasehati dan tidak pernah putus asa untuk melihatku menjadi anak yang sukses, saya tidak mampu membalas semua pemberianmu, melainkan Niat dari dasar hati untuk berbakti kepadamu sepanjang hayatku.

 Almamaterku tercinta, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas

Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.

 Bapak H.Lalu Muhtar dan Lukman Taufik, selaku pembimbing yang

senantiasa membimbing dan memberikan motivasi serta nasehat selama melaksanakan konsultasi, terimakasih bapak.

 Sahabat – sahabatku, Hendra, Icin, Sadam, Cimuel, Kasim,

Intihanah, Toni, Ayat, Tia dan semua kawan – kawan IPS Ekonomi dan HMI Cabang Selong yang selalu bersama dalam suka dan duka dalam perjuangan, Terimakasih atas semua Sahabat.

 Kak Abudurrahim, dik Faurrahman dan Special For You My Heart (Sri Devi Yanti), terimakasih atas segala do’a dan dukunagannya.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya karena dengan pertolongannyalah kita mampu dan masih menjalankan kegiatan sehari-hari diatas sajadah dunia yang penuh dengan tantanagn ummat. Salawat dan salam atas junjungan Nabi besar Nabi Muhammad SAW, yang telah mendorong ummat manusia dari jalur yang berliku liku yakni suasana moral yang jauh dari sentuhan ilahiayah menjadi sebuah peradaban yang bermoral dan mengerti akan pentingnya sebuah arti kehidupan yang sebenarnya.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setingi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. H. Lalu Mukhtar, M.Pd, selaku Pembimbing I beserta Bapak Lukman Taufik, M.Ag, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan motivasi, saran, bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini, sehingga bisa terselesaikan

2. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.

3. Bapak H. Ibnu Hizam, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Mataram.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.

(9)

5. Bapak dan Ibu saya yang sangat saya cintai dan banggakan karena dengan motivasi harapan dan semangat beliau penulis mampu menyelsaikan skripsi ini.

6. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Selong dan KAHMI LOTIM yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala desa Mengkuru H. Abdullah, S.Pd.I dan Seluruh masyarakat Desa Mengkuru yang telah memberikan andil cukup besar dalam meyokong penulisan skripsi ini tanpa masyarakat Mengkuru skripsi ini tidak berarti apa- apa.

Saya sebagai penulis skripsi ini menyadari sepenuh hati bahwasanya dunia ini tidak ada satupun mahluk yang namanya manusia setelah Nabi Muhammad SAW yang katagori mahluk tuhan paling sempurna, sehingga penulis menyadari pasti dalam skripsi ini pasti ada kekurangan sehingga besar harapan penulis untuk disampaikan saran dan krtik yang sifatnya membangun agar tercipta sebuah kemajuan yang berkelanjutan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk penulis pribadi dan untuk mahasiswa/mahasiswi Program Studi Pendidikan IPS Ekonomi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. dan perguruan tinggi lainya. Penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dihati pembaca.

Mataram, ...2016 Penulis SUBHAN

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN NOTA DINAS ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK . ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ...1

B. Fokus Penelitian ...7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...8

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...9

E. Telaah Pustaka ...10

F. Kerangka Teoritik ...13

1. Dampak ...13

2. Pemekaran ...14

3. Aspek-Aspek Pemekaran ...14

4. Desa ...19

5. Sosial ...23

(11)

a. Pengertian Sosial ...23

b. Pelapisan Sosial (Stratififikasi Sosial) ...24

c. Status Sosial ...25

d. Peranan Sosial ...26

e. Struktur Sosial ...26

f. Interaksi Sosial ...27

g. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ...28

h. Lembaga Sosial/Pranata Sosial ...29

G. Metode Penelitian ...31

1. Pendekatan Penelitian ...31

2. Kehadiran Penelitian ...33

3. Lokasi Penelitian ...34

4. Sumber Data ...35

5. Prosedur Pengumpulan Data ...37

6. Tehnik Analisis Data ...41

7. Pengecekan dan Keabsahan Data ...44

H. Sistematika Pembahasan ...46

1. Bagian Awal ...46

2. Bagian Isi ...46

a. Bab I Pendahuluan ...46

b. Bab II Paparan Data Dan Temuan ...46

c. Bab III Pembahasan ...47

d. Bab IV Penutup ...47

3. Bagian Akhir ...47

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Paparan Data ...48

1. Gambaran Lokasi Penelitian ...48

2. Letak Geografis Desa Mengkuru ...49

3. Penduduk Dan Mata Pencaharian ...55

4. Keadaan Sosial ...59

(12)

B. Hasil Temuan ...65

1. Bidang Sosial Budaya ...66

2. Bidang Ekonomi ...72

3. Bidang Pendidikan ...76

BAB III PEMBAHASAN A. Dampak Pemekaran Desa Mengkuru Terhadap Sosial ...80

1. Bidang Sosial Budaya ...80

2. Bidang Ekonomi ...85

3. Bidang Pendidikam ...89

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...91

B. Saran .... ...92 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Sejarah Perjalanan Undang-Undang Otonomi Daerah Di Indonesia

15

Tabel 2.1 Luar Wilayah Menurut Penggunaannya 50

Tabel 2.2 Keadaan Iklim 51

Tabel 2.3 Tofografi 52

Tabel 2.4 Orbitasi 53

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk 55

Tabel 2.6 Mata Pencaharian Penduduk Desa Mengkuru 56

Tabel 2.7 Pendapatan Rill Keluarga 58

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan 60

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama 63

Tabel 2.10 Sektor Industri Kecil Dan Kerajinan Rumah Tangga 74

Tabel 2.11 Jumlah Sekolah di Desa Mengkuru 76

Tabel 2.12 Kegiatan Gotong-Royong Desa Mengkuru. 79

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Siklus pengelolaan keuangan desa ... 20

(15)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Jadwal Penelitian

Lampiran 2: Daftar Informan Lampiran 3: Pedoman Observasi Lampiran 4: Hasil Observasi Lampiran 5: Pedoman Wawancara Lampiran 6: Hasil Wawancara

Lampiran 7: Dokumentasi (Gambar-Gambar)

Lampiran 8: Surat Izin Permohonan Penelitian Dari IAIN Mataram

Lampiran 9: Surat Permakluman Penelitian Dari BAPEDA Lombok Timur Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Meneliti Dari Desa Mengkuru

Kecamatan Sakra

(16)

ABSTRAK

DAMPAK PEMEKARAN DESA TERHADAP SOSIAL DI DESA MENGKURU KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK

TIMUR TAHUN 2016.

.

Oleh Subhan 15.1.11.6.275

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dapat dikaji Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Dampak pemekaran Desa terhadap Sosial di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur tahun 2016.

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, sedangkan metode penelitianya menggunakan metode fenomenologi. Adapun data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang sumber datanya berasal dari para informan yang sudah diwawancarai, dengan setting penelitian di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur yang terdiri dari lokasi kantor Desa Mengkuru, aktivitas masyarakat secara umum diwilayah Desa Mengukuru. Jadi dalam penelitian ini kehadiran peneliti berperan serta sebagai (1) pengamat atau peneliti (2) pengatur skenario (3) sebagai instrumen. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang terdiri dari (1). observasi (2). wawancara (3). dokumentasi. Dan tehnik keabsahan data yang digunakan adalah kreteria (1). derajat kepercayaan (2). keteralihan (3).

ketergantungan (4). kepastian. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis menurut Miles dan Huberman yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengolahan data.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Dampak pemekaran Desa terhadap sosial di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur tergolong memberikan sebuah Dampak yang memiliki perubahan kearah kemajuan atau dengan kata lain memberikan Dampak yang positif baik yang dilihat dari aspek sosial mengalami kemajuan dibandingkan dengan sebelumnya.

Kata kunci : Dampak, Pemekaran, Desa dan Sosial.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Setelah daerah otonom baru terbentuk sebagai implikasi dari pemekaran daerah, diharapkan tujuan dan arah yang ingin dicapai dari kebijakan tersebut akan dapat diwujudkan. Sebab pada dasarnya kebijakan publik dijalankan dengan maksud tertentu untuk meraih tujuan-tujuan tertentu yang berangkat dari masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Evaluasi kebijakan pemekaran daerah yang dilakukan selama ini antara lain untuk melihat pencapaian tujuan yang ingin dicapai meliputi peningkatan pelayanan dan peningkatan pendapatan serta peningkatan perekonomian masyarakat. Sebab tidak jarang terjadi kebijakan publik gagal meraih maksud dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi kebijakan pemekaran daerah menjadi penting dilakukan mengingat perkembangan pemebentukan daerah otonom baru saat ini sangat pesat, yang menimbulkan implikasi kebijakan.

Implikasi nyata dari otonomi Desa semestinya tanpak dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat Desa dipahami sebagai peroses transformasi masyarakat yang lebih baik. Pemerintah daerah dalam hal yang sangat mempunyai peranan penting dalam memberikan suatu kebijakan lewat peraturan daerah (PERDA) yang berlandaskan pada undang-undang pemerintahan daerah tentang desa.

(18)

Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintah daerah. Salah satu perubahan itu adalah adanya ruang dan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk melakukan pemekaran wilayah sebagai suatu wujud dari proses pelaksanaan otonomi. Pemekaran wilayah tersebut berupa pemekaran kecematan dan pemekaran kelurahan/desa.

Tujuan pembentukan, pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, percepatan demokrasi, percepatan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban, serta peningkatan hubungan serasi antara pusat dan daerah. Terkait dengan pemekaran desa.1

Dalam Peratuaran Mentri Dalam Negeri No 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan, Pasal 2 menyatakan bahwa, pembentukan desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Suatu daerah atau desa bisa berkembang dengan baik apabila didukung dengan banyak kondisi yang ada pada wilayah tersebut, kondisi tersebut antara lain berupa letak geografis dan kekayaan alam atau sumber- sumber alam yang diolah sehingga menghasilkan pendapatan asli daerah atau desa.

Kabupaten Lombok Timur merupakan daerah yang memiliki potensi dan sumberdaya yang cukup tinggi untuk pembangunan diberbagai bidang kehidupan. Keberhasilan pembangunan didukung oleh sarana dan prasaran

1 Tri Ratnawati, Pemekaran Daerah, Cet. I ( Yokyakarta Pustaka Belajar, 2009 ), h. 23.

(19)

pendidikan yang memadai sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat terus mengalami peningkatan. Kondisi geografis yang strategis serta iklim yang memberikan kemudahan untuk pendayagunaan lahan sepanjang tahun dan keberuntungan alam lainnya merupakan modal utama untuk memakmurkan masyarakat kabupaten lombok timur.

Desa adalah merupakan struktur organisasi yang terkecil dalam sebuah ruang lingkup ketatanegaraan kita di Indonesia. Hal tersebut kemudian menjadi sebuah paradigma yang sangat menentukan dan menjadi perioritas utama berdiri dan kokohnya sebuah bangsa bila Desa-Desa yang ada memiliki komitmen yang utuh terhadap kemajuan bangsa dalam menjalankan roda sistem ketatanegaraan.

Salah satu dari sekian banyak Desa, “Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu dari 254 Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki upaya kemajuan untuk bagaimana sesungguhnya menjadikan Desa Mengkuru menjadi Desa yang sepadan dengan Desa-Desa lainnya di Kabupaten Lombok Timur dengan merujuk pada peraturan daerah Kabupaten Lombok Timur No 7 tahun 2011 tentang pembentukan 66 Desa di Kabupaten Lombok Timur.

Desa Mengkuru adalah sebuah Desa yang masyarakatnya sebagian besar adalah petani dan pengusaha yang memiliki komitmen yang kuat untuk bagaimana sesungguhnya hidup mandiri tanpa harus bergantung kepada desa lain, hal inilah kemudian yang mengantarkan masyarakat

(20)

Mengkuru menjadi desa yang dimekarkan karena salah satu indikator yakni potensi SDA dan SDM sudah mampu untuk bisa berkontribusi terhadap orang lain.

Desa Mengkuru memilki letak geografis terbentang luas diatas permukaan bumi sebagaimana yang dimaksud dalam “pasal 2 angka 14, mempunyai luas wilayah 639.8 Ha. Dengan jumlah total penduduk pada tahun 2015 3.768 jiwa atau 818 KK yang bila kita katagorikan penduduk Mengkuru sebagian besar penduduk terserap pada sektor kerja petani 600 orang dan pengusaha kecil 90 orang”.2 Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Mengkuru memilki sebuah modal utama dalam hal bagaimana sesungguhnya mampu untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam wilayahnya itu sendiri. Dengan demikian ini membuktikan bahwa keberanian masyarakat Mengkuru untuk keluar dari Desa induk, Namun terlepas dari angka kerja yang yang ada alasan yang fundamental dalam hal Desa Mengkuru menjadi Desa yang dimekarkan menurut kepala Desa bapak H.Abdullah, S.Pd.I mengatakan bahwa kesiapan Desa Mengkuru menjadi daerah pemekaran ada beberapa alasan diantaranya: (1) SDA yang mencukupi, lahan yang didiami oleh masyarakat di Desa Mengkuru adalah sebagaian besar adalah tanah yang subur sehingga kebanyakan dari penduduknya adalah para petani dan buruh tani, hasil pertanian yang paling penting di Desa Mengkuru adalah padi dan tembakau sehingga banyak masyarakat Mengkuru yang terserap sebagai petani yang didalamnya

2Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pembentukan 66 Desa Di Kabupaten Lombok Timur.”

(21)

bermanfaat untuk bisa bagaimana sesungguhnya meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat. (2) SDM yang cukup, di Desa Mengkuru itu sendiri sumber daya manusia bisa kita bilang lebih dari cukup dikarenakan dari beberapa masyarakat ada yang sebagaian besar adalah para guru dan pengusaha musiman khususnya para pengusaha tembakau. (3) Agar pelayanan publik menjadi lebih merata, ada beberapa hal yang harus kita ketahui tentang sebuah layanan yang terjadi di Desa Mengkuru selama ini pelayanan Desa Mengkuru kurang merata karena sifatnya sentralistis dengan dimekarkanya Desa Mengkuru diharapkan porsi yang tadinya dibagi-bagi sekarang bisa menjadi utuh untuk masyarakat Mengkuru.3

Dari rangkaian alasan-alasan yang dijelaskan diatas ada beberapa hal yang menarik di Desa Mengkuru itu sendiri kaitanya dengan dimekarkanya Desa Mengkuru fakta yang terjadi dilapangan adalah tidak ada dampak signifikan yang terlihat dipermukaan ketika Dusun Mengkuru sudah menjadi sebuah Desa dalam hal Sosial Karena perlu kita ketahui bersama bahwa maju dan mundurnya suatu desa adalah bagaimana sesungguhnya pertumbuhan ekonomi dimasyarakat terus mengalami peningkatan. Jadi jelas kemudian dampak pemekaran desa terhadap ekonomi yang telah dibahas menimbulkan pemikiran bahwa terjadi hubungan antara 1 fariabel tersebut sehingga penulis tertarik untuk membahas dan meneliti secara mendalam tentang “Dampak Pemekaran Desa Terhadap Sosial Di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016”.

3 H. Abdullah (Kepala Desa) Wawancara, Mengkuru, 02-03 Februari 2016.

(22)

B. Fokus Penelitian

Dari konteks penelitian yang sudah dipaparkan diatas maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak pemekaran Desa Terhadap Sosial di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.?

C. Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui dampak pemekaran desa mengkuru terhadap Sosial di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur..

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Secara Teoritis.

Diharapkan setelah penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan khususnya bagi penulis dan masyarakat secara umum.

b. Secara Praktis.

1. Dapat digunakan sebagai bahan acuan masukan atau tambahan bagi desa dalam upaya memperbaiki tatanan sosial.

2. Sebagai bahan evaluasi kepada pemerintah sekaligus rekomendasi alternatif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pemekaran Desa.

3. Sebagai telaah pustaka kepada peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini pada masa-masa yang akan datang.

(23)

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup.

Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dimaksudkan untuk membatasi masalah-masalah penelitian guna memudahkan peneliti dalam memperoleh data terkait dengan fokus penelitian sehingga pembahasan menjadi lebih terukur.

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi : latar belakang dan pelapisan Sosial, Status sosial, Struktur sosial, Interaksi Sosial, Desa Mengkuru.

2. Setting Penelitian.

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Alasan Penulis mengambil lokasi penelitian adalah Desa Mengkuru merupakan salah satu desa yang belum memiliki perhatian yang serius dari pemerintah terutama terkait persoalan Sosial sehingga penulis merasa terpanggil untuk menjadi bagian berperan dalam memberikan kontribusi baik secara fikiran maupun tenaga, sepengetahuan penulis tidak ada sama sekali mahasiswa calon sarjana dari perguruan tinggi manapun yang melakukan penelitian dan berdasarkan informasi bahwa lokasi ini belum pernah ada yang meneliti ditempat tersebut baik penelitian tentang judul penulis angkat maupun yang lainnya.

(24)

E. Telaah Pustaka

Ada beberapa refrensi yang telah penulis baca mengenai pembahasan yang berkaitan dengan dampak pemekaran desa terhadap sosial, ekonomi dan pendidikan.

1. Khalifaturahman, “Pengaruh Pemekaran Desa Terhadap Sosial Ekonomi Di Desa Sukarara Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013”.

Dalam skripsi tersebut khalifurahman menyimpulkan bahwa Setelah dimekarkan Desa sukarara telah banyak perubahan khususnya dari dunia pendidikan diantaranya: (a). Pemerintah desa sangat merespon kegiatan pendidikan dan memberikan dukungan dalam kemajuan pendidikan baik dari material maupun dukungan moril. (b). sekolah yang ada di desa sukarara semakin bertamabah. (c). masyarakat menjadi lebih percaya bahwa pendidikan yang akan merubah karakter anaknya menjadi lebih baik, (d). Meski ada bantuan dari pemerintah untuk pembangunan sekolah seperti DAK, BOS dll, Masyarakat tetap membantu membangun sekolah secara swadaya.4

4 Khalifaturahman, Dampak Pemekaran Desa Terhadap perkembangan pendidikan Di Desa Sukarara Kecematan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur ( Selong : STKIP Hamzanwadi Selong, 2011), h. 60.

(25)

2. Renddy zaki oktama, “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan Dikelurahan Sugih Waras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2014”

Dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa. (1). Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial keluarga terhadap tingkat pendidikan anak nelayan sebesar 5,8%, artinya variasi kondisi sosial mampu menjelaskan variasi tingkat pendidikan anak sebesar 5,8%. Maka semakin tinggi kondisi sosial keluarga akan semakin tinggi pula tingkat pendidikan anaknya. (2). Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi ekonomi keluarga terhadap tingkat pendidikan anak nelayan sebesar 12,1%, artinya variasi kondisi ekonomi mampu menjelaskan variasi tingkat pendidikan anak sebesar 12,1%. Maka semakin tinggi kondisi ekonomi keluarga akan semakin tinggi pula tingkat pendidikan anaknya. (3). Kondisi sosial ekonomi berpengaruh sebesar 23,2%

artinya kondisi sosial ekonomi secara bersama-sama berpengaruh sebesar 23,2% terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang sedangkan sisanya 76,8% merupakan faktor lain seperti aksesbilitas,otivasi, lingkungan dan masih banyak lagi yang tidak masuk dalam penelitian ini.5

5 Renddy Zaki Oktama, ”Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan

Anak Keluarga Nelayan Di Kelurahan Sugih Waras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang.

(semarang : Universitas Negeri Semarang, 2013), h. 90. www.com 10/ thn.2015.

(26)

3. Fristhy Delviani, “Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendidikan Di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur 2014”

Dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa: (1). Fasilitas pendidikan (Sekolah, Kantor, Perpustakaan) lebih banyak dibangun paska pemekaran sehingga masyarakat lebih mudah mengakses dan menjangkaunya. (2). Tingkat kelulusan sudah cukup baik, bahkan pada masa pra pemekaran. (3). Akses jalan raya mulai dibangun paska pemekaran sehingga masyarakat lebih mudah melakukan mobilitas, termasuk para siswa dalam mengakses sekolahnya. (4). Kendala yang dihadapi adalah kurangnya fasilitas transportasi umum, jalan yang keadaannya masih buruk, terbatasnya kapasitas dan kuantitas guru (khususnya untuk pelajaran Matematika, IPA, dan bahasa asing), serta ketiadaan listrik yang menghambat siswa dalam beraktualisasi menggunakan sarana pendukung proses belajar mengajar seperti laboratorium dan IT.6

Adapun yang membedakan hasil penelitian diatas dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penulis mengungkapkan tentang bagaimana Dampak Pemekaran Desa Terhadap sosial Di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.

Sedangkan ketiga penelitian diatas hanya mengungkapkan tentang dampak dan perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan yang terlihat secara umum setelah dimekarkan.

6 Fristhy Delviani, “ Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendidikan Di

Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur ( Mataram : UNRAM , Maret 2012), h.64.

(27)

F. Kerangka Teoritik 1. Dampak

a. Pengertian Dampak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Dampak adalah sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik itu positif maupun negatif.

Sedangkan menurut ahli lain mendefinisikan Dampak dengan artian yakni sebagai sebuah pengaruh suatu kejadian”.7

"Dampak didefinisikan sebagai sesuatu yang muncul setelah adanya sesuatu kejadian”.8

Sehingga menurut peneliti dari pemaparan para ahli tentang definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Dampak adalah suatu pengaruh yang timbul dari sebuah kejadian baik kejadian yang ditimbulkan itu bersifat positif maupun negatif.

b. Jenis dampak.

1) Dampak positif adalah suatu pengaruh yang timbul dari sebuah kejadian ataupun masalah yang mendatangkan nilai-nilai positif.

2) Dampak negatifadalah suatu pengaruh yang timbul dari sebuah kejadian ataupun masalah yang mendatangkan nilai-nilai negatif.

7 Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan dan Pembangunan Jembatan(Jakarta : Bumi Aksara 2013), h.2.

8 Ibid.,h. 18

(28)

2. Pemekaran

a. Pengertian pemekaran.

Menurut Efendy “pemekaran adalah merupakan suatu peroses pembagian wilayah menjadi lebih dari satu wilayah,dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat pembangunan”.9

Pemekaran secara etemologisberasal dari kata mekar, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):(a) berkembang menjadi terbuka,(b) menjadi besar dan ngembang,(c) menjadi tambah luas,besar,ramai,bagus,(d) mulai timbul dan berkembang.10

Sehingga menurut peneliti yang dimaksud dengan pemekaran adalah suatu peroses pembagian wilayah menjadi dua bagian atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah akses pemerataan sektor kehidupan disemua lini demi terwujudnya sebuah kemajuan.

3. Aspek-aspek pemekaran 1) Desentralisasi.

Mahfud MD didalam bukunya Bungaran Antoniu simanjuntak mengatakan bahwa “Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daerah mulai dari

9 Effendy, Arif Roesma, Pemekaran Wilayah Kabupaten/Kota. Makalah Ilmiah. Tidak dipublikasi. 09 November 2015 Pukul 15.00 WIB.

http://final_paper_on/pemekaran_wilayah_arif_roesman.pdf

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI online)09 november 2015 pukul 17.35 WIB

(29)

kebijakan, perencanaan sampai pada implementasi dan pembiayaan dalam rangka demokrasi ”.11

Kewenangan politik luar negeri pertahanan keamanan peradilan kebijakan moneter dan fisikal,agama serta kewenangan bidang lainya yang akan ditetapkan melalui pemerataan pembangunan kesejahteraan masyarakat. Sistem Desentralisasi merupakan antitesisdari sistem pemerintahan yang bersifat sentralistis.Asas tersebut memberikan pendekatan pada pembagian kekuasaan dan wewenang yang tegas antara pemerintah pusat Negara dengan daerah-daerah atau tingkatan pemerataan dipusat Negara dengan daerah atau tingkatan pemerintah yang ada dibawahnya seperti provinsi, Kabupaten dan Desa. Untuk Indonesia Sistem Desentralisasi sebagai bentuk dari implementasi pelaksanaan otonomi daerah yang dipayungi UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Secara spesifik berdasarkan kepentingan yang ada namun tujuan utama dari Desentralisasi adalah:

a) Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintah.

b) sebagai wahana pendidikan politik masyarakat di daerah.

c) Memelihara keutuhan negara kesatuan atau integrasi nasional.

11 Mahfud MD, dalam Krisis Masa Kini & Orde Baru (Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, 2003), h. 66.

(30)

d) Mewujudkan demokrasi dalam penyelenggraan pemerintahan yang dimulai dari daerah.

e) Memberikan peluang bagi masyarakat untuk membentuk karir dalam bidang politik dan pemerintahn.

f) Sebagai wahana untuk memberikan peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pemerintahan.

g) Untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan daerah,

h) Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.12

Dari pendapat diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daerah serta dalam rangka untuk meningkatkan demokratisasi ditingkat lokal, peningkatan pelayanan publik dan untuk menciptakan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerataan dan pembangunan di daerah.

2) Otonomi Daerah.

Istilah otonomi daerah berasal dari bahasa yunani yaitu antos,sendiri,nomos berarti hukum atau peraturan, disisi lain

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “otonomi diberi pengertian sebagai hak,wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang undanagan yang berlaku”.13

12 Murtir Jeddawi, Memacu investasi di era otonomi daerah (Yokyakarta : UII Press Yokyakarta ,Anggota IKAPI, 2005),h.41.

13 Ibid., h., 102.

(31)

Lincolin Arsyad mengatakan bahwa:

Pada pasal 1 Undang Undang No 32 Tahun 2004 di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah Kewenangan daerah otonom untukmengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang undangan.14

Berbicara tentang otonomi daerah, tentu tidak dapat dipisahkan dengan perjalanan peraturan dan undang-undang yang pernah diterapkan di Indonesia, peraturan atau undang- undang itu khususnya adalah undang-undang yang pernah di terapkan sejak Indonesia memasuki era pemerintahan moderen tepatnya semasa Indonesia masih dijajah pemerintah kolonial belanda sampai Indonesia merdeka sekarang ini

(Tabel 1.2.Sejarah Perjalanan Undang-Undang otonomi Daerah di Indonesia)15

No Masa/era pemerintahan

Undang undang Tentang 1 Kolonial Belanda Regulasi 1903 Decentralistie

wet 2 Kolonial belanda Bestuurshervor

ming wet 1922

Peraturan dasar ketata negaraan hindia belanda 3 Revulusi fisik UU NO 1/1945 Kedudukan

komite nasional daerah

4 Revulusi fisik Uu no 22/1948 Pemerintahan

14 Lincolin Arsyad, Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi Daerah (Jakarta : BPFE-Yokyakarta, Anggkota IKAPI, 2000), h. 67.

15 Bungaran Antonius Simanjutak, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013), h. 102.

(32)

sendiri di daerah

dan hak

mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri 5 Demokrasi

parlemnter

Uu no 1/1957 Pokok pokok pemerintahan 6 Demokrasi

terpimpin

Uu no 18/1965 Pokok pokok pemerintahan daerah

7 Orde baru Uu no 5/1974 Pokok pokok pemerintahan daerah 8 Reformasi Uu no 22/1999 Pemerintah

daerah 9 Reformasi Uu no 32/2004 Pemerintah

daerah a. Tujuan Otonomi Daerah.

Tujuan yang hendak dicapai dari pemberian otonomi daerah Menurut Haw Widjaja.

adalah meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Ukuran keberhasilan otonomi daerah adalah terwujudnya otonomi daerah yang lebih baik, lebih adil dalam memperoleh penghasilan/atau pendapatan, terlindungnya dari segala gangguan, dan tercipta rasa aman serta lingkungan hidup yang lebih nyaman. Salah satu aspek yang paling penting otonomi daerah memberdayakan masyarkat sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam proses pelaksanaan, perencanaan, dan mengawas serta memberikan pelayanan kepada publik.16

16Ibid., h. 58.

(33)

b. Sasaran Otonomi Daerah.

Dalam bukunya Haw widjaja yang berjudul titik berat otonomi pada tingkat II mengatakan bahwa.

untuk melakuakan otonomi daerah secara berdayaguna dan berhasil guna dalam uapaya meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat,maka titik berat otonomi daerah perlu diletakkan di daerah tingkat II yang kedududannya langsung berhubungan dengan masyarakat.17

Hal tersebut berarti bahwa didaerah tingkat II aparat terdepan yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas oprasional dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat sehingga tercipta iklim yang memungkinkan peran aparatur Negara selaku abdi masyarakat mengayomi, meneladani, melayani serta mampu mendorong prakarsa dan peran serta masyarakat dalam kegiatan pemerintahan pembangunan.

4. Desa

a. Pengertian Desa.

Berdasarkan UU No.32 Tahun 2014, yang dimaksud dengan desa adalah sebagai berikut.

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurisdiksi, berwenang untuk

17 Haw Widjaja, Titik Berat Otonomi Tinggkat II ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 207

(34)

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintahan Nasional berada di kabupaten/kota, sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan pemikiran dalam peraturan mengenai desa, adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.18

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara kesatuan republik Indonesia.

Kehidupan masyarakat Desa seperti yang sering kita lihat adalah kehidupan sederhana dengan budaya gotong-royong yang merupakan suatu kebijakan tradisi yang terus hidup baik dalam realitas sehari-hari maupun dalam alam ketidaksamaan kolektif adalah nilai-nilai gotong-royong.

Nilai-nilai gotong-royong yang mencangkup empat konsep yang diungkapkan.

1) Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,masyarakat dan alam sekitarnya.

2) Dalam aspek kehidupan,pada hakekatnya manusia itu tergantung pada sesamanya.

3) Untuk itu dia sedapat mungkin untuk memelihara hubungan baik dengan sesamanya.

18 Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung( Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2005), h. 169.

(35)

4) Selalu bersifat kompromi,berbuat sama dan bersama dengan sesamanya dalam komunitas terdorong oleh jiwa tinggi sama rendah.19

Sedangkan menurut Widjaya dan Haw mengatakan bahwa

“Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan yang asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa”.20

Sehinggga menurut kesimpulan peneliti yang dimaksud dengan Desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkaan oleh unsur-unsur sosial, ekonomi, politik, yang memilki satu kesatuan hukum dan memilki kesamaan kultur secara turun temurun.

b. Pengelolaan Keuangan Desa.

Berdasarkan UU tentang desa, bahwa Pengertian

“keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa”.21 Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.

19Koentjoroningrat, Masyrakat Desa Di Indonesia (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982), h. 17.

20Widjaya, Haw, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli Bulat Dan Utuh (Jakarta: Raja Garapindo Persada, 2003), h.56.

21Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

(36)

Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban, dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Gambaran rincian proses Siklus Pengelolaan Keuangan Desa adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Siklus Pengelolaan Keuangan Desa.

(sumber kantor desa mengkuru tahu 2015).22

Setiap tahapan proses pengelolaan keuangan desa tersebut memiliki aturan-aturan yang harus dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan.

22Kantor Desa Mengkuru, Siklus pengelolaan keuangan desa, (Mengkuru, 2015)

(37)

c. Asas Pengelolaan Keuangan Desa.

Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, dengan uraian sebagai berikut:

1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untukmengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan;

3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;

4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.23

Dari pendapat diatas dapat penulis tarik benang merah bahwa dalam pengelolaan keuangan desa dan realisasi ADD harus melibatkan berbagai elemen masyarakat diberbagai

23 Ibid, h.,5.

(38)

tingkat untuk menjaga terjadinya penyimpangan dan kerugian desa, sehingga transparansi pengelolaan ADD dapat berjalan secara efektif dan efesien selama 1 tahun.

Beberapa disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan Desa yaitu:

- Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secararasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkanbelanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja;

- Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yangbelum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APB Desa/

Perubahan APB Desa.

- Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yangbersangkutan harus dimasukan dalam APB Desa dan dilakukan melalui Rekening Kas Desa.

(39)

5. Sosial

a. Pengertian Sosial

Menurut M.Arifin Noor adalah “Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu ’socius’ yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama”24. Lebih lanjut Sudarno (dalam Salim Arifin) menekankan pengertian sosial pada strukturnya,

yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang menempatkan pihak-pihak tertentu (individu, keluarga, kelompok, kelas) didalam posisi- posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu.25

Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian sosial adalah : “Suatu ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi, sosial adalah ilmu yang dapat mencakup semua kegiatan masyarakat, seperti sifat, perilaku dan lain-lain”.26

Dapat disimpulkan bahwa sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat yang lahir, tumbuh, dan berkembangan dalam kehidupan bersama.

24 M.Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar. (Bandung : Pustaka Setia Bandung, 2007). h. 11

25 Ibid.,h. 46

26 Ibid.,h.46

(40)

b. Pelapisan Sosial (stratifikasi sosial)

Stratifikasi berasal dari kata stratus yang artinya lapisan (berlapis-lapis), sehingga stratifikasi sosial berarti “ lapisan masyarakat.

“Stratifikasi atau lapisan masyarakat ialah jumlah orang- orang yang statusnya sama menurut penilaian sosial (Masyarakat)”. 27

Lebih lanjut Hatomo & Amicun Aziz mengungkapkan bahwa: “Lapisan masyarakat itu ada yang keras, ada yang lunak, yang keras misalnya: kasta di india, kulit putih dan hitam di amerika serikat. Yang lunak misalnya: kelas ekonomi, kelas pendidikan dan sebagainya, yang dapat dicapai dengan perjuangan belajar”.28

Hatomo & Amicun Aziz mengemukakan bahwa Dalam kehidupan pada umumnya stratifikasi dapat dibagi menjadi 2 golongan.

1. Stratifikasi terbuka.

Yaitu anggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk berpindah ke kelompok yang lain, artinya dapat menurun ke kelompok yang lebih rendah atau sebaliknya.

2. Stratifikasi tertutup.

Yaitu seorang anggota kelompok dari golongan yang satu ke golongan yang lain kecil sekali, sebab biasanya sistem ini didasarkan atas keturunan.29

27 H.Hartomo & Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.200

28 Ibid., h. 201

29 Ibid., h. 202

(41)

Dapat disimpulkan bahwa stratifikasi atau lapisan merupakan suatu kelompok yang memiliki identitas tersendiri yang dapat membedakan antara satu dengan yang lainnya namun tetap sama sebagai mahluk sosial.

c. Status Sosial.

Status sosial adalah merupakan kedudukan seseorang (individu) dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya.

Status seorang individu dalam masyarakat dapat dilihat dari dua aspek.

1. Aspek Statis.

Yaitu kedudukan dan derajat seseorang didalam suatu kelompok yang dapat dibedakan dengan derajat atau kedudukan individu lainnya.

Seperti: petani dapat dibedakan dengan nelayan.

2. Aspek Dinamis.

Yaitu berhubungan erat dengan peranan sosial tertentu yang berhubungan dengan pengertian jabatan, fungsi, dan tinggkah laku yang formal serta jasa yang diharapakan dari fungsi dan jabatan tersebut.30

Pada prinsipnya setiap individu dalam pergaulan hidupnya memiliki status sosial yaitu:

1. Pekerjaan seseorang (merupakan status yang terpenting).

2. Status dalam sistem kekerabatan.

3. Status religius dan politik

30Ibid., h. 195

(42)

d. Peranan Sosial.

Peranan sosial Adalah suatu cara atau perbuatan atau tindakan individu dalam usahanya dalam memenuhi tanggung jawab hak-hak dari status sosialnya.

e. Struktur Sosial.

Yesmil anwar & adang dalam bukunya mengugkapakan bahwa:

Struktur sosial adalah istilah yang digunakan dalam ilmu sosial untuk merujuk pada tatanan sosial berpola yang membentuk masyarakat secara keseluruhan, dan yang menentukan, untuk beberapa derajat yang bervariasi, tindakan dari individu-individu disosialisasikan kedalam struktur itu.31

Lebih lanjut Yesmil anwar & adang mengatakan bahwa

“Struktur sosial adalah gagasan (stratifikasi sosial) yang mengacu pada gagasan bahwa masyarakat dipisahkan menjadi strata yang berbeda (tingkat)”.32

Dapat disimpulkan bahwa struktur sosial lahir dan berkembang ditengah-tengah masyarakat yang dapat bendakan baik secara ekonomi, politik, budaya dll.

31 Yesmil Anwar & Adang, SOSIOLOGI Untuk Universitas (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2013), h.193

32Ibid., h. 195

(43)

f. Interaksi Sosial.

1. Pengertian interaksi.

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau intersimulasi dan respon antar individu dan kelompok.33

“Interaksi sosial cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentuka sistem serta bentuk hubungan.”34

Gillin mengajukan dua syarat terjadinya interaksi sosial:

a. Adanya kontak sosial yang dapat berlangsung tiga bentuk yaitu: antar individu, antar individu dengan kelompok dan antar kelompok.

b. Adanya komunikasi yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi.

2. Syarat-syarat terjadinya (proses) interaksi sosial.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi.

33 Ibid., h. 194

34Soejono Soekonto, SOSIOLOGI Suatu Pengantar (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.53

(44)

Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.

g. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.

Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict)

a. Bentuk-bentu interaksi sosial yang berkaitan dengan proses-proses yang asosiatif .

1. Kerja sama (cooperation) yaitu merupakan usaha bersama individu dengan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan.

2. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, dimana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu atau kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.

3. Asimilasi (assimilation) merupakan suatu proses dimana pihak-pihak yang berinteraksi mengindentifikasi dirinya dengan kepentingan kelompok.35

35 Soejono Soekanto, SOSIOLOGI Suatu Pengantar (Bandung: PT. Raja Grafindo, 2010),

h.65

(45)

h. Lembaga Sosial/ Pranata Sosial.

1. Pengertian lembaga sosial.

Soejono soekanto menyatakan dalam bukunya Yesmil Anwar & Adang bahwa “lembaga-lembaga kemasyarakatan (social institution) adalah himpunan dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kebutuhan masyarakat”.36

Lebih lanjut Koentjoraningrat, menyebutnya sebagai “pranata sosial yang berisi sistem tata-kelakuan dan tata-hubungan, yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kopleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat”.37

Sehingga dapat disimpulkan bahwa lembaga sosial merupakan suatu sistem tata kelakuan yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas bersama untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

2. Ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan.

Selo soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebutkan ciri-ciri lembaga kemasyarakatan dalam bukunya Yesmil Anwar & Adang sbb:

1. Merupakan unit yang fungsional, yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

36Ibid., h. 199

37Ibid., h. 200

(46)

2. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu, yaitu telah teruji dan berupa himpunan norma-norma pencapaian kebutuhan pokok yanpg sewajarnya harus dipertahankan.

3. Mempunyai tujuan atau beberapa tujuan tertentu.

4. Mempunyai perangkat peralatan tertentu untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.

5. Mempunyai alat-alat pengebor semangat misalanya:

lambang, panji, slogan, sboyan dll.

6. Mempunyai tradisi atau tatatertib sendiri yang spesifik.38

38 Ibid., h. 202

(47)

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan bagian terpenting dalam penyusunan sebuah karya ilmiah dimana karya ilmiah mempunyai tujuan yang jelas,serta disusun secara sistematis kronologis dengan metode yang tepat untuk mencapai kebenaran ilmiah,dengan demikain metode penelitian merupakan persyaratan mutlak dalam menyusun karya ilmiah. Made Wirarttha,

“Metode merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pemecahan masalah”.39

Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa .

Metode kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data yang dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.40

1. Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,mengingat data-data yang akan dikumpulkan adalah data-data berbentuk keterangan, informasi serta dokumen.

39 I Made Wirarttha, Metodologi penelitian sosial ekonomi(Yokyakarta: Andi Offset, 2006), h.69.

40 Sigiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : CV.ALVABETA, 2009), h.15.

(48)

Menurut Iskandar mengemukakan sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah suatu tehnik penelitian sebagai medan penemuan pemahaman merupakan kegiatan yang tersusun atas sejumlah wawasan, disiplin, maupun wawasan filosofis yang sejalan dengan kompleksitas pokok permasalahan yang di garap.41

Husnaini dan Purnomo mengatakan bahwa.

penelitian kualitatif adalah suatu rangkaian atau peroses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dan kondisi aspek atau informasi dapat berbentuk gejala yang sedang berlangsung repruduksi ingatan dan nilai.42

Lebih lanjut Nana Syaodih Sukmadinata mengatakan bahwa

“Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.43

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan data berbentuk kata, kalimat, dan gambar yang diangkat dalam menjawab masalah penelitian.

41Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Gaung Persada, 2009), h. 11.

42 Husnaini Dan Purnomo, Metodologi penelitian sosial (Jakarta :Bumi Aksara, 2003),h.81.

43 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 60.

(49)

2. Kehadiran Peneliti.

Dalam penelitian kualitatif, “peneliti berperan sebagai instrumen kunci sekaligus sabagai pengumpul data sehingga keberadaannya dilokasi penelitian mutlak diperlukan”.44

Berdasarkan hal tersebut, kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai pengamat penuh, artinya peneliti disamping sebagai pengamat juga ikut berbaur dengan responden, sehingga terbina hubungan kerja sama dan memberikan kemudahan didalam pengumpulan data informasi yang diperlukan.

Penelitian tentang Dampak Pemekaran Desa Terhadap Sosial Di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat, Mulai dibulan 18 juni sampai 18 Agustus 2016. Peneliti melakukan pengumpulan data jika memungkinkan.

Adapun tujuan utama kehadiran peneliti dilokasi adalah mendapatkan data yang dibutukan. Dalam metode kualitatif, peneliti perlu melibatkan diri dalam kehidupan orang-orang yang menjadi objek penelitian. Dengan keterlibatan tersebut penulis akan mengetahui kejadian yang terjadi pada waktu melaksanakan observasi, sebelum peneliti hadir dilokasi penelitian terlebih dahulu peneliti melakukannya melalui proses antara lain mendapatkan rekomendasi surat izin penelitian dari IAIN Mataram jurusan ilmu tarbiyah dan instansi terkait serta menentukan instrumen alat bantu yang digunakan

44Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (Mataram : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2010), h. 44.

(50)

dalam penelitian dan sebagainya. Setelah peneliti mendapatkan rekomendasi surat izin peneliti dari instansi diatas, peneliti hadir dilokasi untuk melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Untuk mendapatkan data yang akurat dan valid maka kehadiran peneliti sangat diperlukan, karena dengan begitu data yang diperoleh dapat disesuaikan dengan keadaan yang ada dilapangan dan tidak dibuat-buat karena peneliti langsung melihat kejadian dilapangan, sehingga mudah dipahami.

3. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan di desa Mengkuru Kecematan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur karena merupakan salah satu desa dari 66 desa yang dimekarkan pada tahun 2011 yang kemudian.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memasukkan surat ijin penelitian, hal ini dilakukan agar nantinya dalam melaksanakan penelitian data-data yang ingin dikumpulkan mendapatkan bantuan dari pengawai atau pengurus desa, sehingga penelitian ini diharapkan berjalan dengan lancar.

Alasan peneliti mengambil lokasi ini peneliti tertarik ketika melakukan observasi awal dan melakukan bakti sosial dengan

“Gerakan Penghijauan” dimana masyarakat sangat menjujung tinggi nilai-nilai gotong – royong, usaha mikro yang begitu banyak dan hasil tanaman melimpah setelah adanya bendungan pandandure, sehingga

(51)

peneliti tertarik mengambil judul tentang, Dampak Pemekaran Desa Terhadap Sosial Di Mengkuru ini belum pernah dikaji. Penelitian ini akan dilakukan dari Bulan Juni sampai Agustus 2016.

4. Sumber Data.

Sumber data dalam penelitian ini sangat penting sebagai data yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan bagi peneliti untuk menyusun laporan penelitian.

Menurut Loflan dalam Moleong mengemukakan bahwa:

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata,tindakan selebihnya adalah data tambahan.Lebih lanjut Moleong menjelaskan bahwa berkaitan dengan hal itu dalam penelitian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan,sumber data tertulis, foto, dan statistik.45

Dalam penelitian ini digunakan dua macam sumber data yaitu data primer dan data skunder.

Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa:

a. Data primer adalah data dalam bentuk variabel atau kata- kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek dalam penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, sms, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer.46

45 Moleong. Lexi, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda Karya, 2005 ), h., 157.

46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian(Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h., 22.

(52)

1. Sumber data.

Menurut Moleong dalam bukunya suharsimi Arikunto mengatakan bahwa, “sumber data adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat di tangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya”. 47 orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi lingkungan latar penelitian.

Menurut Moleong adapun kreteria informan yang kita pilih dalam penelitian harus memenuhi beberapa kreteria antara lain:

”(a) jujur, (b) ta’at pada janji, (c) patuh pada peraturan, (d) suka bebicara”.48

Para informan yang penulis wawancarai dalam penelitian ini antara lain:

a) H.Abdullah,S.Pdi (kepala Desa Mengkuru) b) Staf pemdes mengkuru.

c) Kepala Dusun Desa Mengkuru d) Tokoh agama.

e) Tokoh masyarakat.

f) Tokoh Pemuda g) Masyarakat

47 Ibid., h.22.

48 Ibid.,h. 132.

(53)

5. Prosedur Pengumpulan Data.

Dalam suatu penelitian selalu terjadi peroses pengumpulan data, dalam peroses pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau beberapa metode, jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, dan ternyata harus sesuai dengan sifat dan karateristik penelitian yang dilakukan. Berpijak dari apa yang dikemukakan ahli tersebut maka pemilihan metode pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan atas karateristik penelitian ini.

Selanjutnya penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mengkaji soal bagaimana sesungguhnya dampak pemekaran Desa yang apakah memiliki Dampak yang signifikan dalam menjawab persoalan sosial di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur yang umumnya bersetting alamiah, dengan demikian maka metode pengumpulan data yang akan digunakan hendaknya dengan seting kualitatif.

Dalam usaha pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperoleh data yang benar dan lengkap dengan permasalahan- permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah tehnik atau metode yang dipakai dalam mengumpulkan data itu sendiri, adapaun tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

(54)

1. Observasi.

“Observasi atau pengamatan adalah cara-cara yang dilakukan peneliti terhadap obyek yang akan diamati, dikumpulkan dan direkam segala keadaan perilaku yang ada di lapangan secara langsung”. 49Ahli lain mengatakan bahwa

“observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati langsung mengenai suatu fenomena yang terjadi dilapangan untuk dicatat. Menurut beni, observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif”. 50 Sedangkan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi.

“Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan”.51

Adapun hal-hal yang diobservasi adalah:

1. Bagaimana dampak pemekaran desa ditinjau dari kondisi Sosial meliputi ekonomi, pendidikan dan budaya .?

49 Ibid, h., 203.

50 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian ( Jakarta : Bahata Bintang, 2005), h., 18.

51 Burhan Bugin, Metode Kualitatif . Aktualisasi Metodologis ke arah ragam Varians kontempore ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), h., 115.

(55)

2. Wawancara.

“Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai”. 52 Menurut Moh Natsir, wawancara adalah peroses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan yang diwawancarai atau responden.

Akan tetapi disini peneliti menggunakan metode tehnik purposive sampling.

Menurut Nasution mengatakan bahwa.

Tehnik purposive sampling adalah penentuan sampel dengan cara mengambil orang-orang terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu misalnya orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu,jabataan tertentu,usia tertentu yang pernah aktif dalam kegiatan atau masalah yang diteliti.53

Untuk mendapatkan penelitian yang relevan peneliti melakukan wawancara dengan berbagai Narasumber yang sesuai dengan konteks apa yang peneliti teliti di antranya:

a. Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat biasa fokus utama yang peneliti wawancarai adalah bagaimana dampak yang dirasakan setelah dusun mengkuru menjadi desa mengkuru.

52 Ibid, h., 227

53 Ibid, h., 400.

(56)

b. Aparatur Desa dimulai dari kepala Desa dan kepala Dusun fokus utama yang peneliti wawancarai adalah tentang bagaimana kondisi sosial masyarakat.

c. Kepala Desa fokus utama yang peneliti wawancarai adalah bagaimana perkembangan dinamika sosial setelah dusun mengkuru menjadi desa.

d. Tokoh pemuda fokus utama yang peneliti wawancarai adalah peran kaum muda dalam ikut andil dalam pembangunan desa.

Adapun dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan panduan wawancara (interview guide) di bantu dengan alat perekam data melalui handphone yang difasilitasi menu perekam untuk mempermudah peneliti dalam menyalin dan mencatat data yang sudah didapatkan dilapangan. Disamping itu selain melakukan perekaman pewancara juga membuat catatan untuk membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita suara sehingga mempermudah analisis.

2. Dokumentasi.

Selain dari tehnik-tehnik pengumpulan data diatas,peneliti juga menggunakan metode dokumentasi dengan tujuan untuk menjaga keutuhan dan kevalidan data yang diperoleh dalam penelitian ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Gambar

Gambar 1  : Siklus pengelolaan keuangan desa ...................................... 20
Gambar 1.1 Siklus Pengelolaan Keuangan Desa.
Tabel 2.2   Keadaan Iklim. 63
Tabel 2.3   Tofografi. 64
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia merupakan negara yang memiliki sektor pariwisata yang ada di Pasuruan ini yaitu wisata panci, sehingga perlu adanya peningkatan sektor pariwisata.3Hal ini dikarenakan