• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana usaha perempuan Bugis pedagang pakaian dan bagaimana bias gender terhadap peran perempuan Bugis dalam berdagang di pasar Butung Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih detail kewirausahaan perempuan Bugis dan bias gender yang dirasakan perempuan Bugis dalam berdagang. Hal di atas menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian mendalam tentang “Kewirausahaan Pedagang Busana Wanita Bugis di Pasar Butung Makassar (Studi Sosiologi Gender).

Gambar Halaman
Gambar Halaman

Rumusan Masalah

Kegiatan usaha sandang di pasar butunga yang dulunya dikuasai oleh laki-laki (suami) dan kini oleh perempuan (istri), mengarahkan penulis bahwa telah terjadi perubahan sejarah yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berperan aktif, namun tidak lama lagi peran perempuan Bugis hanya di ranah domestik.

Tujuan Penelitian

Konsep Tentang Enterpreneurship 1. Pengertian entrpreneurship

Ciri seorang Enterpreneurship

Banyak orang yang masih takut mengambil resiko, namun hal ini tidak berlaku untuk berwirausaha. Oleh karena itu, seorang Entrepreneur selalu disiplin dalam segala hal, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Konsep tentang Perempuan Bugis

Oleh karena itu, wanita Bugis juga harus pandai menabung, cermat dan mengetahui kebutuhan dan kepentingan rumah tangga. Oleh karena itu, ketika seorang wanita Bugis-Makassar memutuskan untuk menikah, semua pilihan hidupnya harus ditentukan.

Konsep tentang Perdagangan

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan (gains from trading) seperti yang dijelaskan oleh Sukirno adalah sebagai berikut. Artinya kegiatan perdagangan juga berperan sebagai sarana perluasan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan oleh produsen di suatu wilayah atau negara. Kegiatan perdagangan juga dapat menciptakan keuntungan, terutama manfaat dari spesialisasi produksi barang dan jasa.

Selama ini terlihat bahwa kegiatan perdagangan dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat negara atau daerah yang melaksanakannya. Kegiatan perdagangan langsung juga mendorong peningkatan produktivitas produsen di suatu negara atau wilayah. Hal ini karena aktivitas perdagangan antar negara atau kawasan merangsang produsen untuk lebih efisien di pasar.

Selain itu, kegiatan perdagangan juga menyebabkan mengalirnya teknologi baru dari satu negara atau daerah ke negara lain (terjadi pertukaran teknologi). Kegiatan perdagangan antar negara atau wilayah juga dapat menimbulkan pemerataan pendapatan antar negara atau wilayah.

Teori Gender

Gender adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender adalah sekelompok karakteristik dan perilaku yang terbentuk secara budaya yang ditemukan pada laki-laki dan perempuan. Konsep gender merupakan karakteristik yang melekat pada laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksikan baik secara sosial maupun budaya (Murniati, 2004:197).

Oleh karena itu, gender dapat diartikan sebagai konsep sosial yang memisahkan peran laki-laki dan perempuan. Gender melihat perbedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan kesepakatan atau konvensi masyarakat yang berkaitan dengan perilaku. Dari semua definisi tersebut dapat dikatakan bahwa gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan budaya, adat istiadat dan konvensi.

Bentuk ketidakadilan dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan dalam berbagai hubungan, salah satunya adalah hubungan suami istri. Lebih lanjut menurut Millet, aliran alam melihat adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh perbedaan biologis.

Kerangka Pikir

Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar secara administratif ditetapkan sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan dan sebagai pembangunan dan pembangunan. Pada tahun 1971 secara resmi disebut Ujung Pandang, tetapi banyak orang tetap menggunakan nama Makassar lagi. Menurut catatan perjalanan pelaut Portugis Tomy Peres, pada tahun 1513 nama Makassar telah menjadi pelabuhan perdagangan kosmopolitan.

Secara administratif, Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di bagian barat Pulau Sulawesi. Seperti kota-kota lain di Indonesia, Kota Makassar dapat digolongkan sebagai kota yang beriklim tropis, sedangkan rata-rata iklim tahunan Kota Makassar adalah sebagai berikut.

Gambaran Lokasi dan Pedagang di Pasar Butung

Tepatnya pada Rabu sore, Maret 1943, salah satu bangunan pasar di sisi timur (sekarang Jl. Kalimantan) hancur akibat serangan bom oleh pasukan sekutu yang menyerang armada Jepang di pelabuhan Makassar, banyak yang tewas saat itu. . Karena para pekerja pelabuhan melakukan kegiatan sehari-hari dan tidak curiga dengan terjadinya pengeboman, pasar butung kemudian dibangun kembali secara darurat dan menjadi tempat nongkrong para gerilyawan secara bergantian. Karena letak Butung yang strategis tentunya banyak memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar, tidak heran jika di Boetoeng Weg (Jl. Butung sekarang) terdapat sarana hiburan seperti lokalisasi 'Tata molle' . ' yang merupakan cikal bakal lokalisasi Jl. Anis Kama yang pernah menjabat sebagai sekretaris kanwil Makassar ini aktif berjualan saat masih remaja di pasar Butung.

Bangunan asli Belanda ini masih bertahan hingga dilakukan renovasi normal pasar Butung pada tahun 1997. Di lingkungan pasar Butung, interaksi atau hubungan sosial antar pedagang sangat terlihat dengan melihat jumlah pedagang. Data yang diperoleh penulis adalah dari 4 lantai bangunan pasar Butung terdapat 1.137 penginapan dengan rincian 32 ruko, 20 bangunan ruko dan 205 bangunan kios, sedangkan pada lantai 2 terdapat 258 bangunan kios, 239 kios. . di lantai 3 dan 138 kios di lantai 4.

Dari data di atas terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh para pedagang di Pasar Butung melebihi 50% atau 625 kios, toko dan toko yang terisi dan sisanya 512 tidak terisi. Lantai tiga digunakan untuk menjual barang-barang campuran seperti baju, kain, celana, sepatu dan aksesoris pakaian lainnya, sama dengan lantai empat pasar butung ini.

Profil dan Karakteristik Informan

Ruko di lantai dasar merupakan area yang digunakan para pedagang untuk menjual pakaian, celana panjang dan bahan campuran lainnya. Sedangkan area lantai dua digunakan untuk menjual berbagai jenis kain seperti kain lace dan sejenisnya serta aneka gamis. Dari tabel 4.2 di atas diketahui ada satu informan yang tamat SD, sedangkan ada dua informan yang tamat SMP dan 6 informan tamat SMP.

Dari tabel di atas, dari 9 informan mayoritas adalah tamatan SMA dan paling sedikit adalah tamatan SD. Terlihat dari tabel di atas bahwa jumlah pemilik toko dan pegawai toko hampir berimbang dengan 4 informan sebagai pemilik toko dan 5 informan sebagai pegawai dari sampel penjual di pasar butung. Dari tabel 4.4 di atas terlihat bahwa usia informan dalam penelitian ini adalah 2 orang berusia 11-20 tahun, 2 orang berusia 21-30 tahun dan sisanya 31-40 tahun sebanyak 5 informan.

Selain itu, usia juga menentukan berapa lama seseorang berada di lingkungan penelitian, dimana informan adalah penjual aktif dan pemilik toko yang terdaftar dan berjualan di pasar Butung. Berikut adalah gambaran informan berdasarkan suku bangsa, hal ini dianggap penting oleh peneliti untuk melihat pengaruh budaya terhadap perilaku informan.

Entrepreneurship Perempuan Bugis Pedagang Pakaian di Pasar Butung

Dari penuturan informan di atas dapat disimpulkan bahwa alasan memilih pekerjaan sebagai pedagang adalah karena transaksi penjualan dilakukan karena sudah terbiasa dan memiliki banyak pengalaman dalam hal tersebut. Keluarga berperan aktif dalam menyimpulkan dan melakukan perilaku berdagang, apalagi pekerjaan sebagai pedagang tetap memberikan kesejahteraan bagi pelakunya. Dari semua penuturan informan, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada 2 alasan utama informan lebih memilih pekerjaan sebagai pedagang, yaitu karena pekerjaannya sendiri mudah dan pekerjaan dilakukan secara turun-temurun berdasarkan pengalaman keluarga, meskipun dalam hal ini juga terdapat berbagai alasan. karena dua alasan utama tersebut di atas.

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di Pasar Butung terhadap sembilan informan yang berprofesi sebagai pedagang atau pegawai toko, pembagian waktu merupakan hal yang penting, atau diperhatikan dalam kehidupan mereka. Dari kedua informan di atas yang berprofesi sebagai pegawai toko dapat disimpulkan bahwa berprofesi sebagai pedagang memiliki pengaruh. Asumsi tersebut adalah pandangan sosial masyarakat sekitar terhadap pekerjaannya sebagai pedagang perempuan, sedangkan penuturan informan menilai pandangan masyarakat terhadap pekerjaannya sebagai berikut.

Wawancara di atas menggambarkan bahwa respon masyarakat untuk bekerja sebagai pedagang di pasar Butung sangat baik, dilihat dari pendapatan dan lingkungan tempat tinggalnya, yang juga terletak di lingkungan yang mayoritas adalah pedagang. Asumsi yang dibangun di lingkungan asalnya adalah penghasilan sebagai pedagang di pasar Butung tidak seberapa.

Bias Gender Peranan Perempuan Bugis dalam Berdagang di Pasar ButungButung

Jelas dari penuturan informan di atas, bahwa lingkungan sosial tempat ia merantau dapat menerima jenis pekerjaannya, sesuatu yang belum tentu terjadi di kampung halamannya. Mengingat posisi perempuan dalam budaya Bugis Makassar yang sangat patriarki, masih terdapat stigma yang mengatakan perempuan harus mengurus keluarga, sehingga terlihat jelas beberapa informan menyampaikan pendapat tentang posisi perempuan dalam adat budaya. Dulu, mungkin perempuan dalam tradisi Bugis Makassar tidak boleh bekerja, tapi sekarang berbeda karena kebutuhan.

Bagaimana pandangan informan di atas cenderung sama, perbedaan masa lalu dan masa kini signifikan dalam pilihan dan sikap perempuan Bugis Makassar. Latar belakang munculnya ranah domestik dan publik diyakini berasal dari pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, yang populer disebut gender. Pembagian kerja gender tradisional (gendered division of labor) menempatkan pembagian kerja, perempuan di dalam rumah (sektor domestik) dan laki-laki bekerja di luar rumah (sektor publik).

Apakah berdagang oleh perempuan diperbolehkan karena pengetahuan budaya kita yang sering mengatakan bahwa perempuan adalah wilayahnya di dapur. Berdasarkan cerita informan bahwa tidak ada lagi batasan dimana perempuan harus beraktivitas, selama perempuan dapat membantu kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan dan keluarga memungkinkan.

Pembahasan

Pemikiran Weber bisa menjadi isyarat bagi perempuan Bugis yang aktif sebagai pemilik usaha di pasar butung bahwa ketika mereka hanya beroperasi di ranah domestik secara rasional, kontribusi finansial tidak menjanjikan kemakmuran. Ketika perempuan Bugis yang menjalankan usaha garmen di pasar Butung menjadikan pergaulan sebagai prinsip utama, maka cara bertindak dan berpikir mereka akan melampaui individu sehingga apa yang disepakati oleh perkumpulan menjadi keputusan bagaimana bertindak dan berpikir, maka ketika ada berubah, asosiasi wanita Bugis untuk berbelanja pakaian di pasar Butung juga akan mudah berubah. Sebagai perempuan Bugis yang aktif dalam transaksi jual beli di pasar butung, perempuan memiliki keuntungan dalam memperdagangkan barangnya karena dapat lebih menjanjikan dalam menjual barang.

Di sini secara implisit tidak ada pengakuan adanya perbedaan biologis yang mempengaruhi potensi kemampuan laki-laki dan perempuan. Kemampuan universal adalah kemampuan yang dimiliki pria dan wanita dalam kapasitas dan potensi yang sama. Sementara itu, kemampuan khusus adalah kemampuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan karena keanekaragaman hayati.

Kewirausahaan bagi perempuan Bugis sebagai pedagang pakaian di pasar Butung Makassar memungkinkan untuk membantu menstabilkan perekonomian keluarga. Apalagi bekerja sebagai pedagang merupakan pekerjaan yang mudah dan cocok bagi perempuan. Bias gender terhadap peran perempuan Bugis dalam perdagangan di pasar Butung Makassar tidak begitu terlihat dengan perubahan zaman, meskipun masih ada stigma yang beredar di sebagian masyarakat bahwa perempuan yang berprofesi sebagai pedagang akan kesulitan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga hingga mengurus.

Saran

Gender, Islam dan Diaspora Bugis di Riau-Lingga: Kajian Sastra Sejarah” dalam Diaspora Bugis di Kepulauan Melayu.

Gambar

Gambar Halaman
Tabel  4.5  diatas  dapat  di  deskripsikan  bahwa  terdapat  6  ragam  suku bangsa  dengan perincian  3  orang  informan  suku-bangsa  makasar,  2  informan suku bangsa Bugis Sengkang, 1 infoman Bugis Bone, 1 informan Takalar dan 1 orang sisanya Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Setiap kemungkinan jawaban terhadap suatu item pernyataan dapat memperoleh skor 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak setuju), atau 1 (tidak setuju), memberikan masing-masing