• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor pendukung pembangunan Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong berbasis wisata religi.

Kegunaan Penelitian

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Ketiga, tesis yang ditulis oleh Siti Fatimah dengan tesis berjudul Strategi Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata Religi (Studi Kasus di Makam Mbah Mudzakir Sayung Demak). Hasil kajian menunjukkan bahwa perkembangan wisata religi di makam Mbah Mudzakir sudah berjalan cukup baik yang meliputi: pengelolaan wisata religi, pengelolaan sumber daya yang meliputi: sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pengembangan wisata religi makam Mbah Mudzakir meliputi pengembangan kerjasama pariwisata, pengembangan sarana dan prasarana pariwisata, pengembangan pemasaran, pengembangan industri pariwisata, pengembangan objek wisata, pengembangan seni budaya, dan pembangunan pembangunan sumber daya manusia.

Dari segi perencanaan, ke depan pengelolaan wisata bahari di Sayung meliputi Pantai Morosari, Makam Mbah Mudzakir dan Hutan Lindung Mangrove. 13Siti Fatimah, Strategi pengembangan objek wisata religi yang menarik (Studi kasus di makam Mbah Mudzakir Sayung Demak). Skripsi Universitas, Fakultas Undangan dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, 2015).

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Pengertian Pengembangan

Pengembangan Pariwisata

16 . atau tempat makan terutama makanan khas tempat itu, sehingga bisa membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal disana. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih terarah dan terpadu, terutama yang berkaitan dengan pelatihan tenaga kerja dan perencanaan pembangunan fisik. Untuk menjadikan suatu obyek wisata menjadi obyek wisata yang menarik, kelengkapan sarana dan prasarana obyek wisata menjadi faktor pendukung.

Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata mengatakan: “Infrastruktur pariwisata adalah segala fasilitas yang memungkinkan fasilitas pariwisata hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”. 18 Diakses dari laman: https://ilmubisisonomi.blogspot.com/2015/06/materi-Management-pariwisata-dan.html tanggal 19 Januari 2021. Pelayanan keamanan meliputi pos satpam yang menjaga objek wisata dan pos polisi untuk menjaga keamanan sekitar tempat wisata. F.

Fasilitas wisata adalah perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, secara langsung atau tidak langsung, dan tinggal dan . Saya. hidupnya tergantung pada kedatangan wisatawan. 19 Diakses dari: https://ilmubisisekonomi.blogspot.com/2015/06/materi-management-pariwisata-dan.html pada tanggal 19 Januari 2021.

Pengertian Masjid

Perlu dibentuk forum diskusi bagi masyarakat setempat untuk membahas pengembangan tempat wisata tematik religi atau ziarah umat Islam yang tepat dengan memperhatikan potensi kekayaan budaya lokal yang ada. Juga harus dikembangkan “Collaborative Management” antar instansi yang berkepentingan (lintas sektor) guna menjaga kelestarian sejarah dan budaya yang ada. Mengingat bahwa akar katanya berarti tunduk dan patuh, maka pada hakekatnya masjid adalah tempat untuk melakukan segala aktivitas (bukan hanya shalat) sebagai wujud ketaatan kepada Allah saja.

Sedangkan secara terminologis dalam hukum Islam (fiqh), sujud berarti meletakkan dahi dan ujung hidung (T-bone), telapak tangan, lutut dan kaki di atas tanah yang merupakan salah satu rukun shalat. Dalam pengertian ini, sujud adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna etimologis di atas. Dari pengertian sujud secara terminologis di atas, masjid dapat diartikan sebagai “bangunan, struktur atau sejenisnya”.

Kedua, “bayt” yang juga mengacu pada dua arti, yang pertama adalah tempat tinggal sebagai rumah manusia atau sarang hewan dan yang kedua adalah “bayt Allah”. Kata "masjid" disebutkan sebanyak 28 kali dalam Al-Qur'an, 22 kali dalam bentuk tunggal dan 6 kali dalam bentuk jamak. Banyaknya penyebutan Masjid Al-Haram dalam Al-Qur'an mengenai masjid menunjukkan adanya norma-norma masjid baku yang harus mengacu pada norma-norma yang berlaku pada Masjid Al-Haram.

Mengenai sholat yang dilakukan oleh seluruh umat Islam kapanpun dan dimanapun, arah sholat (kiblat) adalah sama yaitu masjid Al-Haram atau Ka'bah (Q.S. Al-Baqarah. Oleh karena itu, seluruh bangunan masjid harus selalu menuju ke arah Al-Baqarah. -Masjid Haram; sesuatu yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan bangunan ibadah agama lainnya.

Fungsi Masjid

Masjid adalah tempat bagi umat Islam untuk melakukan I'tikaf, menyucikan diri, mendorong pikiran mereka untuk membangun kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/religius sehingga keseimbangan antara jiwa dan raga selalu terjaga serta integritas kepribadian. Masjid merupakan tempat untuk menggalang persatuan jamaah dan gotong royong untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Maksud dari fungsi masjid sebagai pengembangan seni dan budaya adalah masjid sebagai simbol.

Manajemen Masjid

Bentuk arsitektur masjid di suatu tempat merupakan ciri dan ciri dari inspirasi keindahan masyarakat di tempat tersebut, yang lebih didasari oleh niat untuk mempercantik masjid dan memakmurkannya. Idrah binai ruhiy merupakan pengaturan terkait dengan pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah dakwah umat, sebagai pusat pengembangan umat dan kebudayaan Islam sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Imarah adalah memajukan, meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan yang meliputi dan membawa peran jamaah, sehingga semua jamaah memiliki hak dan kewajiban untuk memajukan masjid.

Arti istilah ri'ayah adalah pemeliharaan bangunan, peralatan, lingkungan, kebersihan, keindahan, keamanan masjid termasuk penentuan arah kiblat. Dengan berkembangnya ri'ayah masjid maka masjid sebagai rumah Allah yang suci dan mulia akan tampak bersih, terang dan indah, sehingga dapat memberikan daya tarik dan rasa nyaman dan senang. Itulah tiga hal minimal yang menjadi domain pengelolaan bidang ri'ayah berkenaan dengan pemeliharaan masjid dan sekitarnya dalam bidang fisik bangunan serta keindahan dan kerapian kebersihannya.

Tinjauan Tentang Wisata Religi

  • Pengertian Wisata Religi
  • Motivasi Wisata Religi
  • Bentuk-Bentuk Wisata Religi
  • Tujuan Wisata Religi
  • Manfaat Wisata Religi

Wisata religi juga merupakan perjalanan atau kunjungan baik perorangan maupun kelompok ke tempat-tempat dan lembaga-lembaga penting dalam penyebaran dakwah dan pendidikan Islam. Dengan demikian, wisata religi merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk meningkatkan amalan keagamaan agar strategi dakwah yang diinginkan dapat dirasakan seluruh masyarakat. Wisata religi sebagai bagian dari kegiatan dakwah harus mampu menyediakan objek dan daya tarik wisata yang baik bernuansa religi dan umum, mampu membangkitkan kesadaran masyarakat akan Allah SWT dan kesadaran beragama.

Wisata religi juga berarti perpindahan orang-orang untuk sementara waktu dan dalam jangka pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-hari serta tempat berlangsungnya kegiatan mereka. 36 Siti Fatimah, Strategi pengembangan atraksi wisata religi (studi kasus makam Mbah Mudzakir Sayung Demak). Motif wisata religi untuk mengisi waktu luang, hiburan, relaksasi, pengajian dan kegiatan keagamaan untuk penyebaran agama Islam.

Wisata religi merupakan salah satu jenis produk wisata yang erat kaitannya dengan sisi religi kemanusiaan. Wisata religi diartikan sebagai kegiatan wisata di tempat-tempat yang memiliki arti khusus bagi umat beragama, biasanya beberapa tempat ibadah yang memiliki kelebihan. Wisata religi ini banyak kaitannya dengan tujuan dan niat wisatawan tersebut untuk mendapatkan berkah, kasih sayang, tausiya dan kebijaksanaan dalam hidupnya.

Pada hakekatnya wisata religi adalah perjalanan religi yang bertujuan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering dapat dibasahi kembali oleh kearifan religius. Dengan demikian objek wisata religi memiliki cakupan yang sangat luas, meliputi setiap tempat yang dapat menggugah rasa religiusitas yang bersangkutan, dengan adanya wisata religi maka yang bersangkutan dapat memperkaya wawasan dan pengalaman keagamaan serta memperdalam rasa spiritual. 44 Siti Fatimah, Strategi Pengembangan Objek Wisata Religi (Studi Kasus Makam Mbah Mudzakir Sayung Demak).

45 Siti Fatimah, Strategi pengembangan atraksi wisata religi (studi kasus makam Mbah Mudzakir Sayung Demak). Destinasi wisata religi memiliki makna yang dapat dijadikan pedoman untuk transmisi syi’ar Islam ke seluruh dunia, dijadikan pelajaran untuk mengingat keesaan Allah, mengajak dan membimbing manusia agar tidak tersesat, menghindari atau mengarah pada kekufuran. . 49 Yeni Marlina, Strategi Pembangunan Masjid Berbasis Wisata Religi di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, (skripsi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu, 2019).

METODE PENELITIAN

  • Penjelasan Judul Penelitian
  • Tempat dan Lokasi Penelitian
  • Subjek/Informan Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis di Masjid Agung Sultan Abdullah Kabupaten Lebong.

HASIL PENELITIAN

Letak Geografis

Jarak tempuh Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong Kota Bengkulu dengan jalur Bengkulu - Bengkulu Utara - Lebong hanya 3 jam dan sambil menikmati pemandangan Bukit Sam. Sedangkan jarak tempuh melalui kota Bengkulu – Kepahiang – Curup – Lebong dapat memakan waktu 5 jam dengan menikmati pemandangan sembilan kelokan dan dapat menempuh perjalanan di kota Curup. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong, Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong merupakan masjid terbesar di provinsi Bengkulu.

Pada masa Pak Dalhadi, pondasi, tiang dan lantai dasar Masjid Raya baru dibangun yaitu pada tahun 2006. Pembangunan Masjid Raya Lebong selesai dalam waktu kurang lebih lima tahun, sehingga pada tahun 2015 dibangun dengan anggaran yang cukup fantastis. Kisaran, yaitu sekitar 37,9 M. Sultan Abdullah adalah nama panggilan Ki Karang Nio, dia adalah seorang raja yang pernah memerintah di tanah Rejang pada zaman kuno.

Nama Sultan Abdullah kemudian disahkan dan dibuatkan akta oleh pemerintah Kabupaten Lebong untuk nama masjid tersebut. Masjid Agung Sultan Abdullah dirancang oleh arsitek asal Palembang yang menggabungkan beberapa arsitektur masjid dan budaya Timur Tengah. Setelah itu, dibangun apartemen untuk pegawai pemerintah daerah di Kabupaten Lebong untuk meramaikan masjid.

Tujuan Masjid Agung Sultan Abdullah Kabupaten Lebong

Kemegahan masjid ini membuat kabupaten Lebong semakin dikenal masyarakat luas, sehingga masjid ini menjadi tempat wisata religi. Pembangunan Masjid Agung Sultan Abdullah juga merupakan salah satu visi dan misi Kabupaten Lebong untuk memberantas buta huruf hijayyah dan melengkapi bacaan Al Quran. Program Kegiatan Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong telah dilaksanakan.

Program Kegiatan Masjid Agung Sultan Abdullah

Sarana dan Prasarana

Kurang bagus Kurang bagus Sumber: Data pantauan Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong, 19 Juli 2020.

Struktur Organisasi

Informan Penelitian

Hasil Penelitian

  • Pengembangan Infrastruktur Masjid Agung Sultan
  • Pengembangan Sumber Daya Manusia Masjid Agung
  • Daya Tarik Masjid Agung Sultan Abdullah Kabupaten
  • Faktor Pendukung Pengembangan Masjid Agung

Inilah salah satu daya tarik pengunjung untuk merasakan Masjid Agung Sultan Abdullah Kabupaten Lebong. Berkembangnya Masjid Raya Sultan Abdullah di Kabupaten Lebong yang berbasis wisata religi menjadi faktor pendukung berkembangnya masjid tersebut.

Analisis Penelitian

  • Analisis Pengembangan Infrastruktur Masjid Agung Sultan
  • Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Masjid
  • Analisis Daya Tarik Masjid Agung Sultan Abdullah
  • Analisis Faktor Pendukumg Pengembangan Masjid Agung

PENUTUP

Saran

Harus ada kerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk meningkatkan daya tarik Masjid Raya Sultan Abdullah Kabupaten Lebong.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini penulis telah melakukan wawancara dengan Satgas Pengelola Taman Rekreasi Stanum Bangkinang, bahwa yang melakukan promosi adalah dari Masyarakat