• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Landasan Teori

  • Teori Dakwah Penyebaran Islam
  • Subjek Dakwah Penyebaran Islam
  • Objek Dakwah
  • Materi Dakwah Islam

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masuknya agama Islam dibawa ke desa Pardipe oleh seorang da'i bernama Syeh Nurqodim Al-Baharudin atau lebih dikenal dengan Puyang Awak. Syekh Nurqodim al-Baharudin atau lebih dikenal masyarakat Sumatera Selatan dengan sebutan Puyang Awak juga merupakan pendiri adat Semende bersama ayahnya Puyang Ratu Agung Empuh Eyang Dade Abang. Puyang Awak merupakan putra Puyang Ratu Agung Empu Eyang Dade Abang dengan salah satu putri Panembahan Ratu yang memerintah Kesultanan Cirebon pada tahun 1565-1649.

Dalam kehidupan sosial beberapa suku di pedalaman Sumatera bagian selatan, Puyang Awak merupakan seorang komunikator Islam yang sangat kharismatik. Di negeri Pasemah saat itu, para awak puyang melihat pola hidup masyarakatnya sangat jauh dari kehidupan Islami. Yaitu pada tahun 1072 Hijriyah atau 1650 Masehi sudah ada seorang ulama bernama Syech Nurqodim al-Baharudin bergelar Puyang Awakn yang menyebarkan agama Islam di kaki Gunung Dempo (Desa Pardipe). Pardipe merupakan sebuah desa kecil yang terletak di Kota Pagaralam, sekitar 10 km dari pusat kota.

Puyang Awak yang memperhatikan liar dan tidak adilnya kehidupan suku Basemah yang durhaka dan tidak beragama, berpendapat bahwa di sinilah tempat yang tepat untuk menyebarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an yang diturunkan Allah jh.sh. Nabi Muhammad SAW untuk mengislamkan orang-orang yang belum beragama. 61. Dalam kehidupan sosial beberapa suku di pedalaman Sumatera Selatan, Puyang Awak merupakan salah satu penyebar agama Islam yang sangat kharismatik. Di tanah Pasemah saat itu, Puyang Awak melihat cara hidup masyarakatnya jauh dari kehidupan Islami.

Memperhatikan kehidupan suku Basemah yang liar dan tidak adil tanpa hukum dan agama, Puyang Awak berkeyakinan bahwa di sinilah tempat yang tepat untuk menyebarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW, untuk mengislamkan masyarakat yang ada. belum religius. Namun perlu kita pahami bahwa cara Puyang Awak dalam menyebarkan ajaran fundamental Islam tersebut tidak menggunakan bahasa Arab, melainkan ia merumuskannya dalam bahasa Pasemah yang terkenal hingga saat ini, yaitu Filosofi Perubahan Ngawai (Akhlakul Karimah). . Ketika kalah, Puyang Awak menetap di desa Perdipe dan membangun masjid serta menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Besemah dan Semende.

Masuk dan berkembangnya agama Islam di Besemah (kota Paga Alam dan sekitarnya) tidak lepas dari peran Puyang Awak. Dijelaskannya, Puyang Awak datang ke Besemah untuk menyebarkan agama Islam pada abad ke-16 atau sekitar abad ke-17 Masehi. Karena keadaan itulah Puyang Awak menyebarkan agama Islam dengan mengajarkan landasan iman yaitu tauhid.

Pembawa agama Islam yang pertama kali masuk ke desa Pardipe adalah Syeh Nurqodim Al-Baharudin atau lebih dikenal dengan sebutan Puyang Awak, hal ini diperkuat dengan adanya catatan kuno berupa kagha (tulisan dengan huruf Ulu pada kulit kayu) yang terdapat di Dusun Penghapau, Semende Darat, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, diterjemahkan tahun 1974 oleh Drs. Pembawa agama Islam pertama yang datang ke desa Pardipe adalah Syeh Nurqodim Al-Baharudin atau lebih dikenal dengan Puyang Awakn. Hal ini diperkuat dengan arsip kuno berupa kagha (tulisan huruf Ulu pada kulit kayu) yang ditemukan di Dusun Penghapau, Semende. Darat, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Kajian Penelitian Terdahulu

Metode Penelitian

  • Heuristik (Mengumpulkan)
  • Verifikasi (Kritik Sumber)
  • Interprestasi (Analisis Sejarah)
  • Historiografi

Jika sumber sejarah terdapat di museum atau perpustakaan, katalog dapat digunakan sebagai alat heuristik utama. Oleh karena itu, untuk tujuan praktis, sumber sejarah secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi peninggalan atau tinggalan dan catatan. Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu keluarga ke-11 Syekh Nurqodim Al-Baharuddin yang berada di Desa Perdipe.

Sumber sekunder penelitian ini adalah data dari buku semesta Besemah Lebaran Semende Panjang dan wawancara dengan masyarakat Besemah yang dianggap mengetahui cerita tentang toko yang penulis tulis. Setelah mengumpulkan sumber-sumber sejarah dalam berbagai kategori, langkah selanjutnya adalah verifikasi terhadap kritik tersebut untuk memperoleh kejelasan sumbernya.30 Dalam hal ini, uji kejelasan keaslian sumber (authenticity) dilakukan melalui kritik. dan kejelasan eksternal. apakah sumbernya ditelusuri melalui kritik internal atau tidak. Dalam kritik eksternal, pengujian keaslian teks dan benar tidaknya sumbernya dilakukan dengan menyeleksi aspek fisik dari sumber yang ditemukan.

Untuk membuktikan keaslian sumber, penulis akan memperhatikan beberapa aspek yaitu kapan sumber tersebut dibuat dan apakah sumber tersebut masih dalam bentuk aslinya. Jika sumbernya adalah sumber tertulis, maka kertas, tinta, bahasa, kalimat, kata, huruf, dan aspek penampakan lainnya harus diperiksa. Sedangkan dalam kritik internal peneliti akan mempertimbangkan sumber dari segi kebenaran dan keaslian isinya serta mempertimbangkan apakah isi kitab tersebut dapat dipercaya sehingga untuk menilai kredibilitas sumber penelitian akan memperhatikan kesalahan dan kesalahan dalam buku tersebut. sumber.

Setelah sumber-sumber sejarah terkumpul, tahap selanjutnya adalah interpretasi karena hal ini sangat esensial dan krusial dalam metodologi sejarah. Secara metodologis, interpretasi merupakan bagian integral dari keseluruhan proses penelitian sejarah dan penulisan sejarah. Pada tahap ini, seorang peneliti sejarah berusaha memecah sumber-sumber sejarah menjadi bagian-bagian yang berkaitan, sedangkan sintesis berarti menyatukannya.

Penulisan sejarah (historiografi) merupakan suatu dalil penting untuk menampung temuan-temuan penelitian yang diungkap, diuji (diverifikasi) dan diinterpretasikan. Secara keseluruhan penyajian data penelitian terdiri dari tiga bagian pertama yaitu pendahuluan, kedua hasil penelitian, dan ketiga bagian kesimpulan. Namun harus ada keterkaitan yang jelas antara subbab yang satu dengan subbab yang lain.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jumlah Penduduk Kota Pagar Alam

Keadaan Ekonomi Masyarakat Kota Pagar Alam

Kondisi Sosial Masayarakat Kota Pagar Alam

Kondisi Masyarakat Kota Pagar Alam Sebelum Datangnya Islam

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji Moderated Regression Analysis menyatakan bahwa Economic Value Added tidak memoderasi variabel Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Asset dan Beta

Morphology of diamond coatings grown on Si 100 substrates, CH4 concentration, 2%; substrate temperature, 750°C: a smooth substrate, showing cauliflower morphology and b rough