Nama : Venni Melinda
NPM : 5422220005
Dosen : Prof. Syamsudin, M.Biomed., Apt Mata Kuliah : Farmakologi Toksikologi & Molekuler
1. Peranan penting Farmakologi Molekuler dalam terapi suatu obat :
- Dapat memilih obat secara lebih selektif pada kondisi tertentu, Misalnya pada pasien nyeri yang memiliki Riwayat tukak lambung diberikan obat NSAID yang selektif COX-2 sehingga tidak memperparah kondisi tukak lambungnya
- Untuk pengembangan obat baru . Misalnya dalam teknologi kimia komputasi. Contoh senyawa fenantrolin yang memiliki aktivitas rendah sebagai anti malaria, namun Ketika dilakukan modifikasi struktur akan meningkatkan aktivita antimalaria senyawa tersebut dengan Teknik kimia komputasi
2. Perbedaan kerja obat spesifik dan non spesifik : Obat yang bekerja non spesifik tidak memiliki tempat kerja obat secara spesifik, melainkan berdasarkan reaksi kimia (ex:
netralisasi (ex:Obat Antasida), reakdi oksidasi, reduksi, dll) dan fisika (perubahan tekanan osmotic, adsorben), sedangkan obat yang bekerja spesifik memilki tempat target kerja obat seperti reseptor, kanal ion, enzim, dan molekul kecil lainnya.
a. Struktur molekul :
- Yang tidak Spesifik : Lebih sederhana (contoh : Antasida : Mg(OH)2 dan AL(OH)3 - Spesifik : lebih kompleks (ex : alkaloid, hormone, steroid (mengandung 3 cincin
sikloheksana dan 1 cincin siklopentana) b. Toksisitas :
- Yang tidak spesifik : Lebih rendah karena dosis yang diberikan besar, indeksi terapi luas (ex : MgSO4 diberikan 8 g)
- Yang spesifik : Lebih tinggi karena dosis yang diberikan rendah , indeks terapi sempit (ex : morfin 10 mg)
c. Dosis
- Yang tidak spesifik : Dosis besar - Yang spesifik : Rendah
d. Modifikasi struktur
- Yang tidak spesifik : tidak mengubah efek farmakologi dengan perubahan struktur - Yang spesifik : Merubah efek farmakologi dengan adanya modifikasi struktur ( ex :
morfin memiliki gugus OH pada atom C nomor 3 yang Ketika diganti menjadi
acetyl → Acetyl morfin (heroin) akan menghasilkan efek analgetic yang lebih tinggi katrena lebih bersifat lipofilik karena mengandung atom C yang lebih banyak sehingga mudah menembus membrane sawar darah otak)
3. Target kerja obat spesifik : - Reseptor
- Kanal Ion - Enzim
- Molekul Kecil lainnya 4. Definisi :
- Tranduksi sinyal : adalah molekul yang berfungsi menyampaikan sinyal dari reseptor hingga dihasilkan suatu sintesis protein tertentu
- Ligan adalah : molekul sederhana yang bertindak sebagai penyusun senya kompleks, yang berfungsi untuk
- Second messenger : senyawa yang meneruskan sinyal didalam sel (ex : cAMP, Diasil gliserol (DAG), proteinkinase A (PKA), Protein kinase C (PKC), ion Ca, dan Inositol triphospat (IP3)
- Efektor : orang yang menghasilkan tanggapan terhadapa rangsangan (Ex : pada reseptor tergandeng protein G : Adenilat Siklase dan Fosfolipase C)
5. Tranduksi sinyal menggandeng protein C melalui reseptor tirosin kinase :
- Ligan akan berikatan dengan reseptor sub unit N → akan mengubah konformasi reseptor (sub Unit C akan berikatan dengan reseptor protein G (GPCR) → akan mengubah Guanosin triphospat (GTP) menjadi Guanosin diphosphate (GDP)
- Sub unit α lepas dan melekat pada efektor (dalam hal ini pada enzim adenilat siklase) - Adenilat siklase akan menguraikan ATP → ADP→ AMP→ cAMP
- cAMP sebagai second messenger akan mengaktifkan Protein Kinase A (PKA) → sehingga akan mengkatalisis fosforilasi berbagai protein target → dan menimbulkan aktivitas
6. Mekanisme Kerja Insulin melalui reseptor tirosin kinase :
- Insulin (Ligan) berikatan pada sub unit α pada resptor di ekstraseluler kemudian sub unit β mengalami autofosforilasi
- Sehingga akan mengkatalisis sub unit B
- Salah satu protein yang penting sebagai efektor pada reseptor insulin adalah Insulin Reseptor Subtrat-1 (IRS-1) yang berikatan dengan Grb2 (protein berdomain Sh2), jika IRS-1 terfosforilasi maka akan memicu beberapa jalur signaling, yaitu:
a. Jalur IRS/PI3-K (Phospotidilinositol-3 Kinase) yang berfungsi mentransfer GLUT-4 ke dalam sel melalui Transporter glukosa, juga untuk sintesis glikogen, protein dan lipid b. Jalur Ras/MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase) yang berfungsi dalam proliferasi sel c. Jalur cbi/cap : mentranspor GLUT-4 ke membrane sel
7. Kanal ion tergantung tegangan (voltage gated ion chanel) adalah kanal ion yang memberikan respon Ketika ada potensial membrane. Kanal akan membuka : saat Depolarisasi, kanal menutup : saat hiperpolarisasi. Contoh obat : Neostigmin, fisostigmin, gamantadin
8. Ionotropik adalah Senyawa yang dapat mempengaruhi daya kontraksi otot. Ionotropik positif adalah yang menigkatkan kontraktilitas sedangkan ionotropic negative menurunkan kontraktilitas , namun Reseptor ionotropic adalah reseptor yang berhubungan langsung dengan kanal ion. Contoh : Ionotropik positif menstimulasi masuknya Ca kedalam sel otot jantung sehingga didalam sel bermuatan positif karena kadar Ca intasel meningkat → menyebabkan terjadinya depolarisasi. Sebaliknya ionotropic negative akan memblok pergerakan ion Ca, sehingga didalam sel tetap bermuatan negative dan terjadi hiperpolarisasi.
9. Mekanisme Kerja Memantine digunakan untuk penyakit Alzheimer dan mengurangi gejala demensia, mekanisme kerjanya (Bekerja pada reseptor asetilkolin nikotinik) :
- Dengan adanya potensial membrane akan membuka kanal Ca sehingga Ca akan masuk kedalam sel dan memicu pelepasan asetilkolin pada daerah ujung presinaptik, sehingga asetilkolin akan berikatan dengan reseptor nikotinik sehingga akan membuka kanal ion Na
→ sehingga ion Na akan masuk kedalam sel menyebabkan sel akan bermuatan positif sehingga terjadi depolarisasi → meningkatkan kontraksi otot
10. Traxoprodil adalah NMDA antagonis yang menghambat reseptor N-Methyl D Aspartate : - Jika Traxoprodil akan menghambat reseptor NDMA (Glutamat ionotropic), sehingga tidak
terjadi aktivasi reseptor sehingga tidak akan membuka kanal Ca dan Na → kanal Ca dan Na tidak terbuka→ sehingga muatan didalam sel menjadi negative dan terjadi hiperpolarisasi
→ Menurunkan kontraktilitas jantung.