• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fatherless ketiadaan peran ayah

N/A
N/A
Amanda aulia Putri

Academic year: 2025

Membagikan "Fatherless ketiadaan peran ayah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1. Fatherless

a. Pengertian Fatherless

Fatherless merupakan kondisi ketidakhadiran peran ayah dalam pengasuhan baik secara fisik maupun secara psikis. Fitroh (2014) mengemukakan bahwa Fatherless juga dikenal dengan beberapa istilah diataranya father absence, father loss atau father hunger.. Fatherless menyebabkan anak kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan ayah. East, Jackson, & O’brien (2006) mengemukakan bahwa fatherless merupakan ketidahadiran peran ayah karena tidak tinggal dalam satu rumah yang sama karena kekacauan, ketidakstabilan, serta rusaknya hubungan antara orang. Fatherless diartikan ketidakhadiran peran ayah dapat mengarah pada tidak adanya kontak antara anak dan ayah dalam mingguan, bulanan, dan seterusnya.

Smith (2011) mengatakan bahwa seseorang dikatakan mendapat suatu kondisi fatherless ketika tidak memiliki hubungan dekat dengan ayahnya, serta kehilangan peran-peran penting ayah yang disebabkan oleh perceraian atau permasalahan pada pernikahan orangtua. Fatherless diartikan sebagai ketidakhadiran peran ayah dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun secara psikis (Wandansari, Nur, & Siswanti, 2021). Fatherless bukan hanya tentang tidak adanya figur ayah dalam keluarga, tetapi juga tentang peran ayah yang tidak berfungsi dengan optimal (Nurhayani, 2020).

Berbicara tentang bagaimana peran penting yang harus dijalankan oleh seorang ayah adalah ayah mampu menjalankan semua tanggung jawab dan memahami apa yang harus dilakukan dalam pengasuhan anak, ketika seorang ayah tidak mampu memahami bagaimana seharusnya yang

(2)

dilakukan maka kekosongan peran ayah dalam keluarga akan terjadi atau anak akan merasakan dampak fatherless.

Menurut Hart (Sri Mulyati Abdullah, 2010), ayah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan anak. Peran tersebut mencakup pemenuhan kebutuhan finansial anak, menjadi teman bermain, memberikan kasih sayang, serta turut merawat dan mendidik anak. Selain itu, ayah juga berfungsi sebagai panutan melalui teladan yang baik, mengawasi dan menegakkan aturan disiplin di rumah, melindungi anak dari ancaman bahaya, serta hadir untuk membantu, mendampingi, dan membela anak saat menghadapi masalah. Tak kalah penting, ayah juga berperan dalam memberikan dukungan atas potensi yang dimiliki anak demi kesuksesan di masa depan.

b. Faktor Penyebab Fatherless

Fatherless disebabkan oleh beberapa hal yang menyebabkan individu kehilangan peran ayah baik secara fisik maupun secara psikis.

Smith (Sundari & Herdajani, 2013) mengemukakan bahwa individu dikatakan berada dalam kondisi fatherless apabila dia tidak memiliki ayah yang disebabkan karena kematian, tidak memiliki hubungan dekat dengan ayah karena perceraian, dan permasalahan keluarga yang menyebabkan pisah tempat tinggal.

Soge, dkk (2016) mengemukakan bahwa fatherless juga disebabkan oleh kurangnya waktu bersama antara ayah dan anak serta kurangnya kerjasama antara ayah dan ibu dalam proses pengasuhan. Faktor penyebab fatherless (ketidakhadiran sosok ayah) antara lain:

1) Perceraian orangtua, yang menyebabkan anak kehilangan kesempatan berkomunikasi langsung dengan ayah karena orangtua tinggal terpisah.

(3)

2) Kematian ayah, yang secara fisik menghilangkan kehadiran ayah dalam keluarga.

3) Ketidaklibatan emosional ayah, meskipun secara fisik hadir, ayah tidak terlibat secara emosional dalam pengasuhan anak.

4) Masalah sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan dan ketidakstabilan pekerjaan yang membuat ayah sulit menjalankan peran pengasuhan.

c. Dampak Fatherless

Keterlibatan seorang ayah dalam tugas pengasuhan idealnya merupakan kegiatan yang tidak hanya melibatkan kontak fisik semata ataupun interaksi secara langsung. Namun, lebih kepada suatu hubungan yang memiliki makna secara emosi yang di dalamnya mengandung unsur cinta, perhatian, dan intelektual, serta moral. Sehingga seorang anak mampu membentuk pribadi yang memiliki karakter positif, kompetitif, dan adaptif (Bussa et al., 2018).

Ketiadaan peran ayah yang penting dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif, di antaranya: (1) Harga diri yang rendah saat anak tumbuh dewasa, (2) Timbulnya perasaan marah, (3) Munculnya rasa malu karena merasa berbeda dari anak-anak lain yang memiliki figur ayah, serta (4) Ketidakmampuan merasakan pengalaman kebersamaan dengan ayah sebagaimana yang dialami oleh anak-anak lain. Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari ayahnya cenderung memiliki (Lerner, 2011). Dampak dari ketidakhadiran peran ayah dalam perkembangan individu diantaranya perasaan marah, malu, kesepian, kecemburuan, kedukaan dan kehilangan mendalam, rendahnya harga diri serta rendahnya kontrol diri (Salsabila, Junaidin, & Hakim, 2020)

Menurut Brown anak yang tumbuh dalam keluarga tanpa ayah memiliki tingkat kesejahteraan mental dan perilaku yang lebih buruk,

(4)

anak akan diliputi oleh harga diri yang lebih rendah daripada anak lain.

Hal ini menyebababkan sejumlah masalah emosional seperti penarikan sosial, depresi, dan meningkatkan resiko bunuh diri serta menyakiti diri sendiri (Chair, 2022). Di AS, banyak penelitian yang menyebutkan tentang dampak fatherless, terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa fatherless memunculkan dampak diantaranya: 63% kasus bunuh diri remaja berasal dari keluarga tanpa ayah, 73% anak yatim merasa lebih buruk daripada anak lain di dalam kelas, studi pada tahun 1987 menyebutkan bahwa 60% pelaku pemerkosaan dibesarkan dalam keluarga tanpa ayah (Graveris, 2023).

Referensi

Dokumen terkait

Timbulnya ekses yang kurang baik tersebut di tengarai oleh munculnya semangat kedaerahan yang sangat tinggi, sehingga apabila tidak dapat di cegah tentu akan menimbulkan

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti bahwa terdapat hubungan negatif antara persepsi tentang peran ayah dengan bentuk kenakalan remaja yang

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti bahwa terdapat hubungan negatif antara persepsi tentang peran ayah dengan bentuk kenakalan remaja yang