FATIMAH: BIOGRAFI PENGUSAHA RUMAH MAKAN SEDERHANA PADANG TAHUN 1940-2007
JURNAL
Diajukan Sebagai untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1)
ULFA ATIKA NPM. 12020127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT
PADANG
2016
FATIMAH: BIOGRAFI PENGUSAHA RUMAH MAKAN SEDERHANA PADANG TAHUN 1940-2007
Oleh Ulfa Atika
1Anatona Gulo
2Livia Ersi
3Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
This researh the authors discuss the problems that may Fatimah What is the background of life that saw falls in business and becoming an entrepreneur restaurants. How's career as an entrepreneur Fatimah simple restaurant paddock years 1940-2007. Goals to be achieved in the writing of this Fatimah is to explain and describe the journey of life and career Fatimah as a woman entrepreneur simple restaurant typical dishes meadow pioneering efforts simple restaurant is from zero, until he became an entrepreneur who has had many branches restaurant and be able to build a cooperative relationship with the investors who want investing. The method used in this research is the historical method, which is carried out by several phases. First heuristic, which explores and collects data from relevant sources; The second source criticism, namely doing the processing and testing of the data found. Third interpret the information that has been selected, the historical resources that has been filtered through source criticism sorted out in order to obtain items of information required in the form of facts freelance later assembled and processed in accordance with the subject of research.The fourth presentation of the results of scientific papers that thesis. This, it will produce a work of history that can be justified.
Keyword: Biografi, pengusaha, rumah makan
1Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
3Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
FATIMAH: BIOGRAFI PENGUSAHA RUMAH MAKAN SEDERHANA PADANG TAHUN 1940-2007
Oleh Ulfa Atika
1Anatona Gulo
2Livia Ersi
3Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK
Dalam penulisan ini penulis membahas suatu permasalahan yaitu Bagaimana latar belakang kehidupan Fatimah sehingga mengantarkannya terjun dalam berwirausaha dan menjadi seorang pengusaha rumah makan. Bagaimana perjalanan karir Fatimah sebagai seorang pengusaha rumah makan sederhana padang tahun 1940-2007. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tentang Fatimah ini adalah menjelaskan dan memaparkan perjalanan hidup dan karir Fatimah sebagai seorang perempuan pengusaha rumah makan sederhana masakan khas padang yang merintis usaha rumah makan sederhana ini dari nol, hingga dia menjadi seorang pengusaha yang telah memiliki banyak cabang rumah makan, serta mampu membangun hubungan kerja sama dengan para investor-investor yang mau berinventasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang dilakukan dengan beberapa tahap: Pertama heuristik, yaitu menjajaki dan mengumpulkan data dari sumber-sumber yang relevan; Kedua kritik sumber, yaitu melakukan pengolahan dan pengujian terhadap data yang ditemukan;Ketiga menginterpretasikan informasi yang telah diseleksi, yaitu sumber-sumber sejarah yang telah disaring lewat kritik sumber dipilah- pilah sehingga diperoleh butir-butir informasi yang dibutuhkan berupa fakta-fakta lepas yang kemudia dirangkai dan diolah sesuai dengan pokok persoalan penelitian; Keempat penyajian hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah yaitu skripsi. Dengan demikian akan dihasilkan suatu karya sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan.
Keyword: Biography, Enterpreniur, Restaurant
1Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
3Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
1
PENDAHULUAN
Biografi merupakan kisah atau riwayat hidup dari seseorang. Menulis biografi seringkali harus menonjolkan peranan pribadi dari sosok seorang tokoh tersebut. Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Penulis, sebagai orang yang menulis biografi harus bertanggung jawab terhadap karyanya. Penulisan biografi memang benar-benar seorang tokoh yang berpengaruh dan berjasa dalam kehidupan dan dikenal oleh masyarakat banyak atau seorang sosok yang sangat berpengaruh1.
Penulisan biografi banyak manfaatnya yang diambil seperti yang dikemukan oleh Allen Nevis seorang tokoh sejarawan penulis biografi yang baik berpendapat bahwa biografi adalah alat yang dapat mempermudah orang banyak untuk mempelajari sejarah. Pendapat ini senada dengan apa yang di ungkapkan oleh sejarahwan Taufik Abdullah bahwa:
Membaca biografi dapat mendekatkan diri individu pada gerak sejarah yang sesungguhnya, dan membuat diri individu itu lebih mengerti tentang pengumpulan manusia dengan zamanya yang dituntut oleh pandangan hidup maupun harapan-harapan masyarakatnya. perjuangan seseorang yang telah berjasa didalam sesuatu hal yang berguna dan berjasa yang belum diketahui oleh orang lain, namun memiliki makna dan arti tersendiri bagi penulis untuk meneliti tokoh tersebut.2
Penulisan biografi atau riwayat hidup tokoh sudah banyak dilakukan baik oleh sejarahwan maupun pemerhati sejarah. Biografi tokoh meliputi karir atau jasa seseorang pada bidang tertentu atau berbagai bidang. Biografi tokoh meliputi karir atau jasa seseorang pada bidang tertentu atau berbagai bidang. Biografi adalah laporan tentang suatu kehidupan yang sebenarnya bukan rekaan, biografi adalah riwayat hidup seseorang.3.
Asal Kata biografi berasal dari kata Bio artinya hidup dan Grafi artinya penulisan, jadi biografi merupakan penulisan tentang sesuatu yang hidup atau berupa yang benar-benar terjadi pada diri seseorang yang hidup pada masa itu. Penulisan biografi sebenarnya merupakan suatu sumbangan biografi terhadap bidang sejarah yang populer dan senantiasa sangat menarik serta banyak dibutuhkan untuk perbendaharaan dan sumber pengetahuan mengenai masa lampau.dan yang menulis biografi itu adalah bagian dari seorang sejarahwan.
Penulisan studi biografi setidaknya ada dua biografi yaitu potrait dan sientific (ilmiah),
1 Zulfikar Fu”ad, Menulis Biografi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2008), hal, 5
2 Leirisa R.Z. “Biografi Suatu Kumpulan prasarana pada Berbagai Lokakarya”.(Jakarta
Depdikbud 1983), hal. 79
3Ibid, hal. 79
yang masing-masing mempunyai metodologi sendiri. Biografi potrait hanya mencoba memahami seorang berarti ”dari dalam”. Berdasarkan makna subjektif dari tokoh sendiri sebagaimana sang tokoh menafsirkan hidupnya. Sedangkan biografi sientific dimana penulis berusaha menerangkan tokoh berdasarkan analisis ilmiah.
Penulisan biografi dimaksud dan bertujuan sebagai bentuk pengungkap jalan hidup seseorang dalam hubungan dengan lingkungan historis yang mengitarinya selama ini, sehingga biografi merupakan mikro sejarah yang paling penting.
Biografi baik harus mempunyai karakteristik, artinya suatu penulisan biografi tidak hanya sekedar pencatatan hidup seseorang melainkan harus mengandung suatu unsur yang bersifat edukatif dan inovatif bagi pembacanya.
Penyusunan biografi dengan karakteristik yang baru harus mampu menghidupkan lagi seorang tokoh dengan cara menceritakan kepribadiannya, kehidupannya, percakapannya dan kesenangannya.
Biografi harus mampu menghidupkan tindakan-tindakan dan pengalaman orang lain yang dibiografikan, sehingga dapat mencerminkan dan teladan bagi pembacanya Biografi yang memenuhi persyaratan tersebut, akan mampu mengalihkan sisi penting kehidupan seseorang, pengkajian yang proporsional terhadap kepribadian seseorang yang dibiografikan tersebut akan membentuk dalam pikiran pembacanya melalui pintu kekaguman, simpati, tertarik dan lain-lain.4
Orang Minangkabau merupakan satu diantara kelompok etnis utama bangsa Indonesia yang menempati bagian tengah pulau Sumatera sebagai kampung halamannya, yang bagian besarnya sekarang merupakan Provinsi Sumatera Barat. Salah satu dari sekian banyak kelompok masyarakat yang ada di Indonesia, hanya beberapa etnis yang dapat mengambil peluang usaha rumah makan, salah satunya adalah etnis Minangkabau.
Orang Minang terkenal dengan tradisi suka berpetualang ke negeri orang (suka merantau). Hal ini menjadi tradisi turun-temurun di Minangkabau sehingga orang Minang mengerti betul dengan kebutuhan para perantau. Salah satu kebutuhannya adalah merindukan masakan rumah dengan bumbu khusus yang akan membuat kita merasa berada di kampung halaman walaupun kita berada di daerah rantauan.
Peranan rumah makan saat ini terasa sangat penting mengingat semakin ramainya transportasi lalu lintas darat yang dapat menghubungkan antara satu kota dengan kota lainya di Indonesia. Oleh karena itu berdagang makanan atau membuka rumah makan merupakan kegemaran sekaligus menjadi profesi para perantau
4Leirisa, R.Z, Biografi Suatu Kumpulan Prasarana Pada Berbagai Lokakarya, (Jakarta: Depdikbud, 1983), hlm.79- 81
2
Minang.5 Besarnya jumlah para perantau Minangkabau selalu melonjak dari tahun ketahun dikarenakan merantau merupakan sifat orang Minangkabau, karena mereka menyimpulkan bahwa menetap di Ranah Minang mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin melonjak dari tahun ke tahun.6
Diantara banyaknya rumah makan yang tersebar di Indonesia, rumah makan Padang adalah rumah makan yang paling banyak ditemukan. Hal ini karena orang Minangkabau terkenal sangat pandai dalam hal memasak dan mengolah bumbu masakan menjadi masakan yang begitu digemari oleh masyarakat banyak. Salah satu masakan khas Minangkabau yang sangat terkenal diprovinsi lain adalah rendang. Selain itu rumah makan Padang juga memiliki berbagai variasi menu serta pelayanan (service) terhadap pelanggan yang memuaskan konsumennya. Mereka juga tetap mempertahankan kualitas dan keaslian rasa khas masakan Minang dengan menggunakan juru masak yang berasal dari Sumatera Barat sendiri. Menu masakan atau kunci resep masakan merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan agar kualitas rasa tetap terjaga keasliaannya. Masakan Padang identik dengan bumbu yang pekat dan bumbu rempah-rempah yang komplit atau bumbu yang dikelola sendiri. Hal ini membuktikan bahwa Sumatera Barat kaya akan rempah-rempah sehingga cita rasa masakan Padang berbeda dengan masakan lainnya. Pengelolaan rumah makan Sederhana Padang selalu menjaga cita rasa masakannya dan juga kualitas makanan atau minuman serta pelayanan yang memuaskan konsumennya7.
Ditinjau dari kemajuan negara Indonesia saat ini, sudah sangat banyak rumah makan yang berkembang diberbagai daerah. Baik itu rumah makan Padang ataupun rumah makan besar lainnya yang kita kenal juga dengan istilah restoran.
Pesatnya rumah makan yang berdiri dan berkembang di Indonesia, tidak semuanya yang mengalami kemajuan. Ada juga yang mengalami kebangkrutan dan terpaksa harus ditutup karena masakannya yang tidak enak atau pelayanan yang kurang. Mengenai rumah makan Padang yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Tidak semua rumah makan Padang mengalami kemajuan. Salah satu rumah makan Padang yang saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini dibuktikan dari
5 Musyair Zainuddin, Ranah Minang dan Lingkungan Hidup (Yogyakarta: Ombak 2014), hal. 8-12
6 Mochtar Naim, Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hal.
31-32
7Fauzi Solihin, “Profit Sharing dalam Pengelolaan Rumah Makan Padang”Jurnal The Winners (Nomor 1 Maret tahun 2004), hal.47-50 diakses pada tanggal 03 Februari 2016 .melalui
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=jurnal+tentang+
rumah+makan+pdf, pada jam 10.00 wib.
jumlah rumah makan ini yang telah berdiri dan memiliki 100 cabang, yaitu rumah makan Padang yang berlabel kan Sederhana masakan khas Padang8.
Rumah makan ini dapat berkembang pesat karena masakannya dikelola sendiri dengan cita rasa yang tinggi serta warna dari masakan itu sendiri. Rumah makan ini juga menonjolkan masakan kampung sehingga masakan ini menjadi makanan populer dikalangan konsumen. Mereka juga memberikan pelayanan yang ramah dan baik, sehingga rumah makan ini mampu bertahan dan bersaing dengan rumah makan lainnya.Pesatnya perkembangan rumah makan Sederhana ini, tidak luput dari usaha seorang wanita yang merupakan pendiri rumah makan tersebut bernama Fatimah.
Fatimah seorang perempuan yang berasal da ri Alai, Nagari Lubuk Jantan. Lintau BatusangkarK abupaten Tanah Datar. Ia sukses mengembangkan masakan khas Padang dibeberapa Provinsi di Indonesia dan mendirikan rumah makan dengan nama “Sederhana” masakan khas Padang.9 Rumah makan Sederhana telah memiliki 100 cabang di berbagai Provinsi di Indonesia seperti Sumatera dan Jawa. Rumah makan ini telah menyebar ke provinsi-provinsi lainnya, di luar itu kecuali di Papua. Pada tahun 2007 rumah makan Sederhana yang didirikanya mulai melakukan hubungan kerjasama dengan pihak yang mau berinvestasi.
Untuk pertama kalinya Fatimah bermitra dengan putri pertamanya Gusfarita rumah makan Sederhana yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman Padang10. Keunikan dan kepedulian Fatimah membuat penulis tertarik ingin menulis biografi pendiri rumah makan Sederhana dan menceritakan bagaimana perjuangan kisah sukses di balik rumah makan Sederhana yaitu seorang perempuan Lintau yang sukses dalam usahanya ini dengan judul
“Fatimah: Biografi pengusaha rumah makan sederhana Padang tahun (1940-2007)”. Agar proses penelitian yang diakukan dapat mengarah pada pokok permasalahan yang diteliti, yaitu
“Fatimah: Biografi pengusaha rumah makan sederhana Padang tahun (1940-2007)” maka diperlukan batasan-batasan penelitian yaitu:
a. Batasan temporal (waktu) penelitian ini dimulai dari tahun 1940 yang mana tahun ini merupakan tahun kelahiran Fatimah yang merupakan pendiri rumah makan Sederhana.
Penelitian ini diakhiri pada tahun 2007 karena pada masa ini Fatimah telah memperluas usaha rumah makannya dengan bermitra dengan putri pertamanya yang
8 Wawancara dengan Erizal di rumah makan Sederhana Khatib Padang 04 Februari 2016
9 Wawancara dengan Bustamam 75 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 7 April 2016
10 Wawancara dengan Fatimah, 76 tahun pemilik rumah makan Sederhana, di Alai Nagari Lubuk Jantan, Kecamatan Lintau Buo pada tanggal 10 Januari 2016.
3
bernama Gusfarita pemilik rumah makan Sederhana yang berada di Jalan Khatib Sulaiman Padang Sumatera Barat. Dengan bermitra ini usaha rumah makan Sederhana Padang yang dibangun Fatimah mulai megalami perkembangan yang melonjak tinggi tidak hanya di Sumatera saja tetapi juga di Pulau Jawa dan beberapa provinsi lainnya.
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya agar penelitian ini terarah adalah:
a. Bagaimana latar belakang kehidupan keluarga dan pendidikan Fatimah?
b. Bagaimana usaha Fatimah dalam merintis dan mendirikan rumah makan Padang Sederhana ?
c. Apa strategi dan kunci keberhasilan Fatimah dalam mengembangkan rumah makan Sederhana Padang dari awal berdirinya sampai dengan mengalami perkembangan yang sangat pesat?
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini antara lain:
a. Menjelaskan latar belakang kehidupan keluarga orang tua Fatimah, pendidikan dan juga kehidupan masa dia berkeluarga.
b. Medeskripsikan peran Fatimah dalam memulai merintis mendirikan rumah makan Padang Sederhana
c. Mengetahui strategi serta kunci-kunci sukses yang dipakai Fatimah dalam mengembangkan usaha rumah makan Padang Sederhana ini.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
a. Manfaat Akademis
1) Memperkaya literatur sejarah yang berbicara tentang upaya seorang tokoh perempuan Minangkabau yang sangat berpengaruh bagi masyarakat banyak.
2) Untuk penulis sendiri adalah menambah pengetahuan dan pemahaman tentang ketokohan dan upaya tokoh dalam merintis kariernya serta bentuk kepeduliaan nya terhadap masyarakat banyak.
3) Untuk bahan bacaan maupun sumber yang relevan bagi mahasiswa baik didalam ruang baca program studi pendidikan Sejarah maupun didalam perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi masyarakat adalah sebagai bahan informasi bagaimana perjuangan Fatimah dalam mendirikan dan mengembangkan usaha rumah makan Padang Sederhana ini.
2) Selain itu juga berguna bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana perkembangan rumah makan Padang sederhana ini dari awal berdiri sampai memiliki cabang-cabang yang banyak Sesuai dengan penelitian yang berjudul
“Fatimah: Biografi Pengusaha Rumah Makan Sederhana Padang tahun 1940-2007”. Maka penelitian ini diperjelas dengan melihat tulisan- tulisan mengenai biografi, di antaranya:
Skripsi Tya pengusaha Sate Mak Syukur (1980-2011). Kesimpulan dari skripsinya adalah bahwa sang tokoh berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Yang pertama kali yang mendirikan usaha sate ini adalah ayahnya, namun karena ayahnya yang sudah terlalu tua maka diwariskan kepada Syafril Syukur. Ketika Syafril Syukur mulai melakukan usaha ini beliau sangat serius hal ini dapat kita lihat dengan kemajuan usaha Sate Mak Syukur yang sampai tahun 2012 telah dapat membuka cabang di kota panjang itu semua berkat keseriusan dan kerja keras sang tokoh di dalam berusahaAmanda Sari yang menulis tentang tokoh Syafril Syukur sebagai seorang.11
Pon Saputra menulis skripsi tentang Asmaniar: Keluarga Penjual Lontong di Sungai Kambut Kabupaten Dharmasraya (1991-2012).
Dalam karya Pon Saputra ini penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa dalam merintis sebuah usaha yang di mulai dari nol sangatlah tidak mudah, disini dilihatkan bagaimana perjuangan dan perjalanan seorang tokoh dalam membangun dan membentuk sebuah karyanya yang dapat merubah kehidupannya dimasa yang mendatang.12
Yanti menulis skripsi tentang Bisnis Keluarga Tuanku Kaciak Studi tentang Rumah Makan Lubuk Idai di Sumatera Barat tahun 1994- 2003. Dalam karya Yanti ini penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa Tuanku Kaciak yang seorang ulama bisa dapat begitu Antusias untuk terjun kedalam dunia bisnis khususnya kedalam bisnis rumah makan yang akhirnya dapat meraih kesuksessan, pada awalnya ketika pertama kali berdiri rumah makan lubuk idai ini hanya tampak seperti bangunan sederhana saja namun karena di kelola dengan struktur yang jelas sehingga rumah makan lubuk idai ini dapat mengalami perkembangan yang pesat bahkan
11Tya Amanda Sari “ Syafril Syukur: Pengusaha Sate Mak Syukur (1980-2011)” Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah (padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas, 2012)
12 Pon Saputra, “Asmaniar: Keluarga Penjual Lontong di Sungai Kambut Kabupaten Dharmasraya (1991- 2012)”,Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat (Padang: 2015)
4
mampu bertahan di tengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997.13
. Antoni menulis skripsi tentang Usaha Rumah Makan Umega Di Nagari Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya 1976-2014. Dalam karya Antoni ini saya mendapat kesimpulan bahwa bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh pendirinya dalam mengembangkan usahanya ini sehingga rumah makan umega ini tampak menjadi terkenal dikalangan banyak orang. Dan rumah makan umega ini mampu melewati masa-masa krisis ekonomi tahun 1997 rumah makan umega ini ikut terlibat dalam beberapa kerja sama dengan Bus-Bus di karenakan letaknya di tepi jalan Lintas Sumatera. Dari penelitian ini penulis dapat memahami bahwa dalam membangun suatu usaha dalam bidang apapun yang perlu kita yakini adalah niat dan keyakinan serta kerja keras dalam keseriusan.14
Susi Sovianis menulis skripsi tentang Perempuan Nagari Kapau Dalam Usaha Warung Nasi di Lost Lambuang Pasar Atas Bukittinggi 1987-2003. Dalam karya Susi Sovianis ini penulis menyimpulkan bahwa sebagai pedagang nasi merupakan sebuah usaha yang turun temurun dilakukan, keikutsertaan perempuan nagari kapau dalam berdagang adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sekitar tahun 1950-an pedagang nasi kapau awalnya hanya berjualan dengan cara berjalan-jalan kesana kesini, namun berkat kerja keras mereka para perempuan kapau sehingga mereka mampu mendirikan warung- warung nasi di Lost Lambuang Pasar Bukittinggi.
Hingga sekarang kalau kita lihat usaha nasi kapau ini mengalami kemajuan yang pesat.15
METODE PENELITIAN
Penulisan ini menggunakan metode penulisan seperti lazimnya penulisan sejarah lainnya:
a. Heuristik
Heuristik merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini penulis menggunakan tahapan studi pustaka dan wawancara. Pada tahapan ini studi pustaka, penulis menggunakan perpustakaan daerah, Pustaka STKIP PGRI, Kearsipan Daerah Kota Padang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun
13Yanti, “Bisnis Keluarga Tuanku Kaciak Studi tentang Rumah Makan Lubuk Idai Sumatera Barat tahun 1994- 2003”Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah Universitas Andalas (Padang : 2005
14Antoni “Usaha Rumah Makan Umega Di Nagari Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya 1976-2014” Skripsi.
Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah (Padang: 2005)
15Susi Sovianis, “Perempuan Nagari Kapau Dalam Usaha Warung Nasi Di Lost lambuang Pasar Atas Bukittinggi 1987-2003” Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah (Padang: 2006)
yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah wawancara wartawan Padang Ekspres, Haluan Dan Singgalang. Data sekundernya yaitu Buku-buku yang digunakan dalan penelitian ini. Langkah pertama adalah heuristik (pengumpulan data atau sumber).
b. Kritik Sumber
Kritik merupakan tahap pengkritikan sumber yang telah didapat sebelumya. Tahap kritik yang digunakan adalah kritik eksternal dan kritik internal.
Tahapan kritik internal disebut juga pengujian terhadap outentitas (keaslian sumber). Pada tahap ini diperoleh Fakta- fakta sejarah sesuai dengan permasalahan penelitian. sedangkan tahap kritik eksternal disebut juga dengan pengujian reabilitas (kebenaran sumber).
c. Interpretasi.
Interpretasi merupakan tahap penyaringan data yang telah dikumpulkan, semua data yang diperoleh, dari beberapa media cetak yang ada dikota padang seperti di Haluan. Singgalang dan di Padang Ekspres kemudian disaring dan dipilah- pilah agar mendapat sumber yang akurat, sehingga memudahkan penelitian Langkah ketiga, berupa analisis dan interpretasi data yang terkumpul dengan mengurutkan, mengklasifikasi sesuai dengan pengelompokan yang ditentukan sehingga diperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya untuk merekonstruksi peristiwa yang terjadi pada Suryani.
d. Historiografi
Historiografi merupakan tahap penulisan sejarah berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan menjadi skirpsi sehingga nantinya dapat dipertanggung jawabkan. Langkah terakhir dari metode sejarah yaitu historiografi atau penulisan.
Pada tahap ini fakta-fakta yang ditemukan akan dideskripsikan dalam bentuk penulisan yang sistematis menjadi karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan menyaratkan keaslian (autentitas) serta bukti yang lengkap. Maka demikian terlihat gambaran untuk kepribadian seorang yang menjadi objek kajian.
LATAR BELAKANG KELUARGA FATIMAH A. Latar Belakang keluarga Fatimah
Sultoni dan Lidya merupakan kakek dan nenek Fatimah dari pihak ibu. Kakek dan nenek Fatimah yang berasal dari sebuah desa yang bernama Koci Alai, Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo. Suku dari Sultoni kakeknya Fatimah adalah Caniago dan Suku Lidya neneknya Fatimah adalah Mandahiliang. Dari pasangan suami dan istri ini melahirkan seorang putri yang bernama Retno, dia merupakan ibu Fatimah. Retno mempunyai seorang suami yang
5
bernama Dzakaria yang merupakan ayah Fatimah.
Kedua orang tua Fatimah merupakan keturunan asli Nagari Lintau Buo.
Suku dari kedua orang tua Fatimah, ayahnya Dzakaria dengan suku Kutia Anyiar dan ibunya Retno dengan suku Mandahiliang. Dzakaria dan Retno tinggal di desa Koci Alai, Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo, mereka tinggal disebuah rumah kecil yang berukuran lebar 6 meter dan panjang 4 meter, rumah hanya memiliki dua ruangan saja, satu ruangan tamu dan satu ruangan tidur.16
Kehidupan di Basra diawali oleh kedua orang tua Fatimah dengan tinggal disebuah tempat tinggal yang berlokasi di Simpang Tanah Lapang, Kecamatan Basra, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Sesampainya di Basra ayah Fatimah, bekerja sebagai penjual ternak dan ikut menjual daging sapi di sebuah pasar di Kecamatan Basra.
Ibunya Retno memulai pekerjaan pula dengan berjualan gorengan keliling, sampai akhirnya membuka warung nasi. Pekerjaan kedua orang tua Fatimah yang seperti inilah, sebagai sumber ekonomi untuk menyambung hidup di perantauan.
Pada tanggal 5 Mei 1940 lahir anak ketiga yang berjenis kelamin perempuan dari pasangan suami istri yang bernama Dzakaria dan Retno, yang diberi nama Fatimah. Fatimah dilahirkan di sebuah Desa yang bernama Desa Simpang Tanah Lapang, Kecamatan Basra, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Fatimah merupakan anak ketiga dari enam orang bersaudara.
B. Masa Kecil
Ketika kecil Fatimah yang baru berusia dua tahun diasuh oleh kakek dan neneknya. Kakek Sultoni dan nenek Lidya, yang merupakan kedua kakek dan nenek Fatimah, dari pihak ibu. Kakek dan nenek Fatimah bekerja sebagai petani sawah dan berkebun kopi coklat. Fatimah beserta kakek dan neneknya tinggal disebuah desa yang bernama Desa Koci, Alai Nagari Lubuak Jantan, Kecamatan Lintau Buo. Fatimah dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh keduanya. Fatimah merupakan cucu pertama yang mereka asuh yang tinggal bersama mereka.
Alasan Fatimah tinggal dan diasuh oleh kakek dan neneknya karena jarak antara Fatimah dan adiknya yang nomor empat sangatlah dekat, sehingga membuat ibu dan ayahnya sedikit kelelahan dalam mengasuh anak-anaknya. Orang tuanya juga mempunyai kesibukan bekerja demi memenuhi biaya kehidupan sehari-hari disamping itu juga karena keadaan perekonomian yang susah, sehingga Retno ibu Fatimah memutuskan meminta
16 Wawancara dengan Fatimah 76 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 6 April 2016
agar kakek dan nenek Fatimah mau mengasuh Fatimah untuk tinggal bersama mereka.17
Ketika kecil Fatimah dan Rosmalini adalah dua sahabat yang akrab, dua sahabat ini sering tidur bersama, Rosmalini yang sering tidur dirumah Fatimah dan juga Fatimah yang sering tidur dirumah Rosmalini. Dua sahabat ini satu tempat sekolah dan sama-sama disekolah dasar yang sama.
Sepulangnya dari sekolah dua sahabat ini sama- sama pergi mengaji ke surau Alai, Surau yang jaraknya tidak jauh dari rumah mereka, hanya sekitar sepuluh meter saja.dua sahabat ini selalu berdua dalam berpergian baik kesekolah dan juga mengaji.18
C. Masa Pendidikan dan Remaja
Memasuk
i
usia 7 tahun sudah waktunya Fatimah untuk mulai Sekolah. Untuk tahap pertama, Fatimah bersekolah di Sekolah Dasar (SD). Pada tahun 1947 Fatimah didaftarkan oleh neneknya disebuah Sekolah Dasar Negri 25 yang berlokasikan di Balai Selasa Lintau. Fatimah bersekolah disini hanya selama tiga tahun saja, dikarenakan Sekolah ini mengalami perbaikan Renovasi. Fatimah melanjutkan sekolahnya dengan Pindah ke Sekolah Dasar Negri 12 yang berlokasi di Balai Tae, Nagari Lubuk Jantan, Kecamatan Lintau Buo.19Pada tahun 1952 Fatimah menamatkan Sekolah Dasar. Kemudian Fatimah melanjutkan pendidikannya ke jenjang ( Sekolah Lanjutan Tahap Pertama) SLTP. Fatimah didaftarkan oleh kakeknya di sekolah agama. Yaitu di Madrasah Tsanawiyah Tawalib Mu’alimin, di Balai selasa Nagari Lubuk Jantan, Kecamatan Lintau Buo.
Tujuan kakek Fatimah mendaftarkan Fatimah di sekolah agama, agar Fatimah tumbuh menjadi seorang pribadi muslim yang soleha yang selalu mengingat agamanya.
Fatimah sudah tidak bisa bersekolah lagi, dikarenakan masa perang PRRI ini belum selesai dan keadaan masih belum aman. Akhirnya memutuskan untuk kembali keperantauaan tempat dia dilahirkan ke Desa Simpang Tanah Lapang, Kecamatan Basra, Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, tempat dimana kedua orang tuanya menetap tinggal. Sesampainya di Basra Fatimah mengisi waktu kosong sehari-harinya dengan membantu ibunya bekerja berjualan nasi di warung nasi milik ibunya.
17Wawancara dengan Lis 80 tahun, di Alai Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo pada tanggal 15 April 2016 18 Hasil wawancara dengan Rosmalini 76 tahun
teman sejawat Fatimah, di Alai Lintau Buo pada tanggal 20 April 2016
19Wawancara dengan Lis 80 tahun, di Alai Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo pada tanggal 15 April 2016
6
D. Kehidupan Berkeluarga
Menginjak usia dewasa ketika Fatimah memasuki usia 27 tahun, Fatimah yang saat itu sedang asyik menekuni pekerjaanya sebagai penjahit baju. Fatimah yang masih tinggal bersama orang tuanya di Basra. Kedua orang tua Fatimah mulai memikirkan masa depan Fatimah. Karena usia Fatimah telah menginjak 27 tahun sudah waktunya untuk menikah, Memulai kehidupan berumah tangga. Lalu kedua orangtua Fatimah, tidak mau kalau Fatimah salah pilih pasangan hidup.
Kemudian kedua orangtua Fatimah beserta kakek dan neneknya dari pihak ibu memutuskan untuk mencarikan jodoh bagi Fatimah. Ayah Fatimah menjodohkan Fatimah dengan seorang pemuda yang bernama Bustamam. Pemuda yang berasal dari, Desa sialang, Seroja Nagari Lubuk Jantan, Kecamatan Lintau Buo. Yang tempat tinggalnya hanya berjarak 100 meter dari rumah Fatimah yang berada di Alai, Nagari Lubuk Jantan.
20
Pemuda yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan ayah Fatimah. Namun hubungan keluarga jauh. Yang mana, pemuda tersebut memiliki hubungan tali darah dengan kakek Fatimah dari pihak ayahnya. Bagi Fatimah masa itu adalah pilihan yang sulit karena harus menikah dengan lelaki yang tidak dia kenal bahkan belum pernah bertemu. Walaupun demikian akhirnya Fatimah menerima jodoh pilihan orang tuanya, karena dia ingin mengikuti keinginan keluarga, tidak ingin mengecewakan dan membantah perkataan orangtua dan. Keluarga lainnya akhirnya, Fatimah memutuskan untuk bersedia menikah dengan Bustamam.21
Pada tahun 1968 Fatimah menikah dengan Bustamam. Pernikahan Fatimah dengan Bustamam hanyalah pernikahan yang dilaksanakan secara sederhana saja. Pernikahan yang diselenggarakan di sebuah Mesjid didesa Koci, Alai Nagari Lubuk Jantan, Kecamatan Lintau Buo. Pernikahan melalui pembacaan ijab dan kabul tidak dilakukan oleh calon susaminya Bustamam. Tetapi diwakili oleh paman dari Bustamam dikarenakan pada masa, itu Bustamam sedang menjalankan pekerjaan yang diberikan oleh pamannya di Jambi. Bustamam sangat sibuk sehingga karena kesibukannya Bustamam tidak sempat diberikan izin untuk menikahi Fatimah secara langsung. Setelah menikah Fatimah dan Bustamam tidak langsung saja bisa bertemu.22
20 Wawancara dengan Fatimah 76 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan Pada Tanggal 6 April 2016
21 Wawancara dengan Fatimah 76 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 6 April 2016
22Wawancara dengan Rosmalini 76 Tahun di Alai Lintau Buo pada tanggal 16 April 2016
FATIMAH DAN IDE MENDIRIKAN RUMAH MAKAN SEDERHANA
A. Awal Mendirikan Rumah Makan Sederhana
Perjuangan hidup Fatimah dari awal di Jakarta sampai mendirikan rumah makan Sederhana tidaklah dilakukan sendiri. Suami tercintanya bernama Bustamam ikut andil dalam merintis usaha rumah makan Sederhana masakan khas Padang. Perjuangan hidup diperantauan yang mereka mulai dari nol membawa mereka menuju karier yang gemilang, dengan motto, “Pikirkan dan kerjakan, mau berpikir dan mau bekerja, jangan berpikir jika tidak mau bekerja, jangan bekerja jika tidak dipikirkan”. Motto inilah yang terus diterapkan Fatimah hingga 35 tahun masa kariernya.23
Fatimah dan putrinya pergi ke Jakarta dengan cara menumpang dengan Paman Bustamam yang saat itu juga ingin ke Jakarta. Setibanya di Jakarta Fatimah dijemput oleh Bustamam ketempat pamannya tersebut. Ketika di Jakarta Bustaman belum memiliki pekerjaan yang tetap dan juga tidak memiliki tempat tinggal. Bustamam saat itu berjualan rokok keliling dengan sebuah gerobak dorong dan berjualan di pinggiran pasar Matraman Jakarta pusat. Fatimah juga ikut membantu suaminya berjualan rokok. Tempat tinggal mereka sementara adalah menyewa sebuah kontrakan kecil yang berukuran 3x4 meter di pinggiran pasar Matraman Jakarta Pusat.24
Keputusan Fatimah untuk berjualan nasi adalah karena dulu orang tua Fatimah juga berjualan nasi. Menurut Fatimah, jika ia menjual nasi dengan masakan khas Padang di daerah rantauan, maka akan banyak orang rantau yang berminat untuk makan di warung nasinya. Karena memakan masakan khas Padang kita akan terasa makan dikampung sendiri, sehingga bisa mengurangi rasa rindu terhadap kampung halaman.
Awal perjalanan karier Fatimah benar- benar dimulai dengan sangat sederhana. Bahkan modal awal untuk berdagangpun didapat Bustamam dengan cara meminjam kepada tetangganya sebesar Rp. 15.000-,. Setelah mendapatkan pinjaman tersebut, barulah Fatimah pergi ke Pasar untuk berbelanja bahan masakan yang nanti akan dijualnya. Selain meminjam modal, Fatimah juga meminjam beras kepada tetangga lainnya, karena modal awal tadi tidak mencukupi untuk membeli beras.25
23 Wawancara dengan Fatimah 76 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 6 April 2016
24 Wawancara dengan Fatimah 76 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 6 April 2016
25 Wawancara dengan Bustamam 75 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 7 April 2016
7
Fatimah melakukan sendiri proses mengolah bumbu-bumbu mentah hingga masakannya siap disantap. Bustamam turut membantu mengangkat mangkuk-mangkuk yang berisi sambal dan nasi ke atas gerobak. Setelah segala
persiapannya selesai,
Fatimah dan Bustamam mendorong gerobak tersebut menuju dekat pasar bendungan Ilir Jakarta pusat. Lokasi inilah yang dijadikan Fatimah sebagai tempat awal dimulainya berjualan nasi.Fasilitas dan tempat yang tidak lagi memadai mengimbangi semakin banyaknya para pembeli yang berdatangan membeli masakan Fatimah. Pada tanggal 24 Februari 1972, Fatimah memutuskan menyewa sebuah warung kecil di Pasar Bendungan Ilir Jakarta pusat sebagai tempat berjualan tetap dengan nama Sederhana.
Fatimah dan Bustamam memberikan motto kepada para pelanggannya yang berbunyi:
“Bila anda tidak puas, katakanlah kepada kami, namun bila anda puas katakan kepada orang lain bahwa rumah makan ini berkembang pesat”. Setiap pelanggan yang datang ke rumah makan ini waktu itu selalu mendapatkan sambutan yang demikian dengan tujuan memajukan rumah makan sederhana itu sendiri. Selain itu, untuk para karyawannya hal yang selalu diterapkan oleh Fatimah untuk memajukan rumah makannya adalah: “Didalam menjalankan strategi penjualan yang baik, satu hal yang harus senantiasa untuk diingat, bahwa pembeli adalah raja”. Artinya, Fatimah sebagai penjual harus memberikan pelayanan sebaik- baiknya terhadap para pembeli di warungnya.
Jangan sepelekan gaya bertutur kata, sikap, respon, dan sebagainya. Jangan sekali-kali bersikap kasar pada pelanggan, atau berwajah angkuh kepada para pelanggan, karena akan berdampak pada pencitraan pejualan yang dia kelola.26
Nama “Sederhana” yang dipilih Fatimah bersama dengan Bustamam suaminya pada tahun 1972 ini membawa rumah makannya menjadi salah satu rumah makan yang diperhitungkan.27
B. Perkembangan rumah makan Sederhana dari tahun 1972 hingga 2000
Rumah makan Sederhana yang didirikan oleh Fatimah dan Bustamam suaminya semakin hari terus mengalami perkembangan dan kemajuan.
Pada tahun 1976, rumah makan Sederhana membuka cabang di pasar Matraman Jakarta pusat, kemudian disusul tahun 1977 dibuka lagi di jalan Johar. Rumah makan pertama yang didirikan di
26 Wawancara dengan Fatimah 76 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 6 April 2016
27 Wawancara dengan Bustamam 75 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 7 April 2016
Roksi terpaksa harus digusur karena pada masa itu terjadi pembangunan Kota Jakarta. Akhirnya pada tahun 1978, kembali dibuka cabang rumah makan di Rawamangun, Jakarta pusat. Kemudian pada tahun 1980, rumah makan ini membuka cabang baru di Daun Kelor, tahun 1982 buka cabang di Tanah Abang,vtahun 1994 buka cabang lagi di Sarohujur dan 1995 di Sabang.28
Pada tahun 2000, rumah makan yang didirikan Fatimah telah memiliki sembilan cabang di Jakarta pusat. Mengenai kendala yang dihadapi oleh Fatimah dalam membangun dan mengembangkan rumah makannya selama di perantauan adalah adanya gangguan dari preman pasar yang selalu membuat keributan dan meminta uang setoran, beberapa kali terjadi penggusuran terhadap bangunan rumah makannyaakibat pengembangan pembangunan kota Jakarta.29 C. Perkembangan Rumah Makan Sederhana
dari tahun 2000 sampai tahun 2007
Rumah makan Sederhana yang didirikan pertama kali pada tahun 1972, awal mulanya hanya ampera biasa dengan warung kecil yang terletak disebuah kios kecil yang dikontrak dipasar Pejompongan dengan ukuran kecil. Berkat cita rasa masakannya yang begitu menggoda selera, akhirnya membuat warung nasi milik Fatimah ini banyak dikenal orang, dan membuat orang tertarik untuk makan disini.
Secara perlahan rumah makan Sederhana mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari awal berdirinya sampai dengan tahun 2000 yang sudah memiliki sembilan cabang dengan bangunan yang lebih besar. Melihat hal ini, Fatimah selalu berupaya untuk menjaga dan mempertahankan mutu masakannya serta pelayanan yang diberikan kepada para konsumen.
Semua ini dimaksudkan agar konsumen atau para pelanggan tidak lari ke rumah makan lain dan tetap makan dirumah makan miliknya.30
Perkembangan rumah makan Sederhana, terus mengalami peningkatan hingga dari tahun 2000 rumah makan Sederhana, selalu membangun cabang-cabang baru lagi di lokasi yang berbeda- beda. Pendiri rumah makan sederhana ini, sosok wanita yang bernama Fatimah ini, terus selalu berupaya dalam mengembangkan usaha rumah makannya ini. Hingga sampai dengan tahun 2007, pemilik rumah makan Sederhana, telah membuka cabang baru lagi sebanyak tujuh buah rumah
28 Wawancara dengan Bustamam 75 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 7 April 2016
29 Wawancara dengan Bustamam 75 tahun di Perumahan Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren Tanggerang Jakarta Selatan pada tanggal 7 April 2016
30Arsip tabel Jumlah rumah makan Sederhana dari tahun 1972 sampai dengan tahun 2000
8
makan yang telah dibangun. Fatimah dan Bustamam, terus bekerja keras untuk mengembangkan rumah makan Sederhana ini.
Segala upaya serta ide-ide cemerlang selalu dikembangkannya untuk mencari strategi baru.
Tujuan Fatimah adalah untuk agar usahanya ini terus mengalami perkembangan yang pesat di tahun-tahun selanjutnya. Menghindari terjadinya kebangkrutan, adalah salah satu yang menjadi ancaman tersendiri bagi Fatimah, sehingga dia tidak pernah lelah untuk berhenti bekerja dalam membangun rumah makan yang dari nol dia perjuangkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan dilapangan, dan skripsi yang telah saya tulis saya menyimpulkan bahwa:
1. Orang Minangkabau merupakan salah satu masyarakat yang gemar merantau, karena mereka berpendapat hidup diranah minang tidak akan memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan.
2. Orang minangkabauyang gemar merantau pada umumnya, ketika sampai diperantauan lebih suka membuka sabuah usaha rumah makan Padang.
3. Masyarakat minangkabau pada umumnya pandai dalam hal memasak, karena kebanyakan orang-orang luar minang berpendapat, bahwa kuliner yang terkenal enak adalah, kuliner khas orang minangkabau.
4. Para masyarakat minang yang berada diperantauan, ,mencoba untuk memanfaatkan label rumah makan Padang.
5. Rumah makan Padang, cukup banyak berdiri di kota-kota besar di Provinsi Indonesia, tidak hanya di Sumatera Barat saja, namun sekian banyak rumah makan Padang yang tersebar, tidak semua rumah makan yang mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Hanya beberapa saja yang mampu bersaing, misalnya rumah makan Sederhana masakan khas Padang, yang dirintis oleh seorang perempuan yang berasal dari ranah Minang, yang bernama Fatimah, ini adalah salah satu rumah makan Padang yang sekarang cukup terkenal oleh masyarakat di seluruh Provinsi Indonesia. Karena rumah makan yang didirikannya ini, telah memiliki cabang hampir diseluruh Provinsi Indonesia.
6. Fatimah seorang perempuan Ranah Minang, pandai dalam memasak, karena ketika gadis sudah dibekali ilmu memasak oleh ibunya.
7. Seorang perempuan, tidak hanya harus menerima nafkah dari seorang suami, akan
tetapi seorang perempuan juga mampu menjadi seorang pengusaha sukses.
8. Rumah makan Padang merupakan salah satu rumah makan yang dicari-cari oleh para perantau, yang berada dirantauan, karena mereka berpendapat jika makan dirumah makan Padang, maka akan terasa makan masakan kampung sendiri.
SARAN
1. Diharapkan kepada orang tua untuk, mengajarkan putra putrinya pengetahuan untuk memasak, sehingga kemanapun mereka nanti pergi merantau mereka mempunyai bekalan ilmu pengetahuan kuliner. Yang sangat berguna bagi mereka nanti.
2. Harapan penulis diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Tanah Datar agar lebih memperhatikan perempuan-perempuan yang memiliki kerja keras yang tinggi dalam merubah corak kehidupan keluarganya serta diberikan Fasilitas yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA A. Arsip
Dokumen Surat izin Usaha perdagangan (SIUP) Besar
Dokumen Surat perjanjian hubungan kerja sama Dokumen Sertifikat Merek rumah makan Sederhana
Dokumen data-data rumah makan sederhana tahun 1972-2007
Dokumen Data-data seluruh cabang rumah makan Sederhana
B. Buku
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Mestika Zed. 1999. Metodologi Sejarah.
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial:
Universitas Negeri Padang
Mochtar Naim. 2013. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Musyair. Zainuddin. 2014. Ranah Minang Dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
Ombak
9
R. Z Leirissa. 1983. Bigrafi Suatu Kumpulan Prasarana Pada Berbagai Lokakarya. Jakarta: Depdikbud.
Zulfikar, Fu’ad. 2008. Menulis Biografi.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Yunus Mahmud.1979. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mutiara
C. Artikel Jurnal
Fauzi Solihin. (2004). profit sharing Dalam pengelolaan rumah makan Padang.
Jurnal The Winners. (Nomor 1 Maret tahun 2004). hal.47-50.
Caroline, Lintu Tulistyantoro. (2015). Kajian Tipologi Perabot pada Restoran Padang di Surabaya. Jurnal Intra (Nomor 2 tahun 2015). Hal. 546 Rina Rachmawati,2011. Peranan Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran). Jurnal Kompetensi Teknik. (Nomor 2 tahun 2011). Hal.
143-144 D. Skripsi
Pon Saputra, “Asmaniar: Keluarga Penjual Lontong di Sungai Kambut Kabupaten Dharmasraya (1991- 2012)” Skripsi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat (Padang: 2015)
Tya Amanda Sari, “Syafril Syukur: Pengusaha Sate Mak Syukur (1980-2011)”
Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah (Padang: 2012) Yanti “Bisnis Keluarga Tuanku Kaciak Studi
tentang Rumah Makan Lubuk Idai Sumatera Barat tahun 1994-2003”
Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah (Padang: 2005) Antoni “Usaha Rumah Makan Umega Di
Nagari Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya 1976-2014” Skripsi Fakultas Ilmu Badaya Jurusan Sejarah (Padang: 2005)
Susi Sovianis “Perempuan Nagari Kapau Dalam Usaha Warung Nasi Di Lost lambuang Pasar Atas Bukittinggi 1987-2003” Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sejarah (Padang:
2006)