PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk ekspresi umat Islam adalah dengan memperingati (merayakan) hari lahir Nabi Muhammad SAW. Tentu saja tradisi ini dilakukan karena kebahagiaan umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Karena tradisi ini pertama kali muncul jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, maka banyak pendapat mengenai kapan Maulid Nabi Muhammad SAW terlihat.
Terdapat banyak perdebatan di kalangan ulama sama ada menyambut Maulid Nabi Muhammad atau tidak. Allamah Fethullah al-Bani, al-'Allamah al-Qusthalani dan al-Imam Bin'iyyat.6 Selain as-Suyuti, terdapat juga seorang ulama Indonesia, Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari yang membenarkan sehingga perayaan itu tidak mengandungi. atau mengandungi unsur-unsur kemungkaran.7 Kemudian ada pula seorang tokoh bernama Muhammad Ibn 'Alawy al-Maliki, yang membolehkan sambutan maulid Nabi Muhammad saw. Pendapat sebaliknya boleh didapati dalam tokoh bernama 'Abdullah bin Baz,9 yang berpendapat bahawa menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
Lihat Sayyid Muhammad bin 'Alawy al-Maliki, Mafahim Yajibu an Tusohhaha (Makkah: ar-Rashifah, t.t) hal. Kedua tokoh tersebut berbeda pendapat, Muhammad Ibnu Shalih al-'Utsaimin berpendapat bahwa peringatan/perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Muhammad Ibnu Shalih al-'Utsaimin dan salah satu gurunya bernama Ibnu Baz sangat berpengaruh di Indonesia, terbukti ada sebuah pondok di Yogyakarta tepatnya di Jl.
Tuanku Tambusai, Bangkinang, Riau, Indonesia 12 Sementara itu, Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki mempunyai pengaruh yang besar di Indonesia, terbukti antara lain dengan banyaknya jamaah haji Indonesia yang berkunjung ke tempat Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki karena beliau adalah seorang referensi bagi masyarakat. Islam di berbagai belahan dunia khususnya di Indonesia.13 Mohammad Ibnu Alawy al-Maliki juga sangat berpengaruh di kalangan pesantren di Indonesia, seperti Pondok Lirboyo Kediri Jawa Timur yang menggunakan referensi kitab-kitabnya, khususnya kitab Mafahim. , yang merupakan kurikulum Madrasah Hidayatul Mubtadien Lirboyo.14 Selain itu Ada kelompok alumni di Indonesia bernama Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyyah.15. Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pemikiran Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dan Muhammad Ibn Alawy al-Maliki mengenai hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Rumusan Masalah
Apa persamaan dan perbedaan Muhammad Ibnu Salih al-Utsaimin dengan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki mengenai hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tujuan dan Kegunaan
Telaah Pustaka
Penelitian ini secara praktis dapat dijadikan bahan referensi bagi masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada khususnya mengenai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pesantren Ban Pa'ramai, Thailand sudah menjadi tradisi setiap menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebab penulis memfokuskan penelitian perbandingan antara dua tokoh yaitu Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki dalam menilai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sementara itu, kita lebih fokus pada pendapat dua tokoh, Muhammad Ibnu Sholih al-Utsaimind dan Muhammad Ibnu Alavy al-Maliki dalam menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 17Waqi'aturrohmah, Tradisi Weh-Wehan Dalam Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Dan Implikasinya Bagi Ikhwanul Muslimin Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, skripsi yang belum diterbitkan, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015, menekankan pada kajian budaya tradisional. seni Shalawatan Emprak. Sementara itu, penulis cenderung melakukan studi banding antara Muhammad Ibnu Sholih al-Utsaimin dan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliaki dalam menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kajian Maudu Lompoa di Gowa)19 menitik beratkan pada dua permasalahan pokok, yaitu: untuk mengetahui makna Maudu Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi Maudu Lompoa yang dilakukan oleh masyarakat Gowa, dan untuk mengetahui makna Maudu Lompoa di Gowa. Maulid Nabi Muhammad SAW Sedangkan penelitian yang penulis lakukan mempunyai fokus berbeda yaitu penelitian komparasi antara Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki dalam menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan seluruh penelitian di atas, belum ada penelitian yang membahas tentang hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. 18Misbachul Munir, Tradisi Maulid Dalam Budaya Jawa (Studi Kasus Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan), skripsi yang belum diterbitkan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Kajian PaddoaaMaedudusis, Lompoaa the , Fakultas Da 'wah dan komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017.
Kerangka Teoritik
Penalaran ta’lily adalah suatu pola penafsiran yang dilakukan dengan cara menemukan ‘illat (alasan penetapan hukum, sebab-sebab efektif, hambatan hukum) yang terkandung dalam nash, namun kadang-kadang ditemukan oleh mujtahid melalui ijtihadnya. Penalaran seperti ini dilakukan ulama ketika penalaran pertama (bayany) tidak dapat dilakukan, dalam arti tidak dapat dipahami berdasarkan makna pembahasan saja. Pola ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa ayat dan hadis yang berkaitan kemudian ditarik suatu prinsip umum.
Dewantoro, Kritik al-Jabiri terhadap Nalar Islam Arab Terhadap Kebangkitan Islam, Jurnal Al-Misbah, Vol. Al-Qur'an dan Sunnahnya merupakan warisan umat Islam yang selalu dijunjung tinggi hingga saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak ulama berbeda pendapat terhadap beberapa kasus seperti saat ini, termasuk perdebatan tentang baik dan buruknya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Untuk beberapa permasalahan yang penulis temui sebelumnya, maka penulis akan menggunakan teori ketiadaan teks otentik untuk menjawab permasalahan tertentu, yaitu permasalahan bentuk Nash yang cakupannya terbatas, sedangkan permasalahan yang muncul sangat banyak dan luas. . Apabila tidak ditemukan kesamaan sama sekali, maka metode ini akan mengkaji ciri-ciri yang tampak pada kasus maulid Nabi Muhammad SAW. Setidaknya beberapa teori di atas menjadi kerangka teori yang akan penulis gunakan dalam menjawab rumusan masalah pokok pada bagian sebelumnya.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sifat Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis secara panjang lebar menjelaskan, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana latar belakang sosial dapat membentuk pengetahuan Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dan Muhammad Ibn Alawy al-Maliki, serta konteks sosio-historis ketika fatwa mereka dihasilkan. Selanjutnya penulis akan menjelaskan hukum metode Istinbath yang dilakukan keduanya terkait persoalan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bahan primer, hal-hal yang dijadikan rujukan utama dalam penelitian ini antara lain: kitab Majmu’ Fatawa wa Rasaili Fadhilatu al-Syaikh, karya al-Utsaimin karya Muhammad Ibnu Salih al-Utsaimin, karya Fadh Nasir Ibrahim .28 dan kitab al-I'lam bi Fatawi Aimmati al-Islam Haula Maulidihi 'alaihi al-Shalatuwa al-Salam, Buku Mafahim, Hawalu al-Iktifal bi Dzikri al-Maulid al-Nabawi al-Syarifi karya Sayyid Muhammad Ibnu Alawy.29.
28 Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin, Majmu' Fatawa Verasail Fadhilah as-Sheikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, diterjemahkan oleh Fadh Nasir Ibrahim as-Sulaiman. 29 As-Sajid Muhammad Ibnu 'Alevy al-Maliki al-Hasani, Haulal Ihtifal bi Dzikri al-Maulid an-Nabawi es-Syarif (Beirut: al-Maktabah al-'Asriyyah, 2010), hal.13. Selanjutnya penulis akan menjelaskan cara Istinbath Hukum yang dilakukan keduanya dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Bab ketiga menguraikan tentang biografi, karya dan keadaan sosial seputar kehidupan Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki. Pada bab keempat, penulis akan memberikan analisis dan perbandingan metode Istinbath Hukum yang digunakan oleh Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki. Muhammad Ibnu Salih al-Utsaimin dan Muhammad Ibn Alawy al-Maliki berbeda pendapat ketika mengeluarkan fatwa hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Persamaan dan perbedaan Muhammad Ibnu Shalih al-Utsaimin dengan Muhammad Ibnu Alawy al-Maliki mengenai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Seharusnya masyarakat Indonesia dapat memahami dengan baik dan benar hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Hasani, as-Sayyid Muhammad Ibnu Alawy bin 'Abbas Al-Maki, al-, Mafahim Yajibu An-Tusahhaha, (Malang: Hidayatu As-Shafwah).
Metode Istimbat
Sisi Persamaan dan Perbedaan
- Sisi Persamaan
- Sisi Perbedaan
PENUTUP
Kesimpulan
Yang membedakan kedua ulama tersebut adalah dalam menggunakan dasar surah dan ayat sebagai patokan dalam menentukan fatwa hukum maulid Nabi Muhammad SAW.
Saran
Saeed, Abdullah, Paradigma Kontekstual, Prinsip dan Tafsiran Al-Qur’an, prevod Lien Iffah Naf’atun Fina, cet, ke-3 (Yogyakarta: Baitul Hikmah, 2017). Fadani, Abi Faid Muhammad Yasin bin 'Isa, al-, Al-qowa'idul Janiyyah, (Bejrut Libanon: Darul Fikr, 1997 M). Suyuthi, Al-Imam Jalaludin Abdul Rahman, as-, Husnu al-Maqoshidi fi 'Amali al-Maulidi, Bejrut: Dar al-Kutub al-.
Utsaimin, Muhammad bin Sholih, al-, Majmu' al-Fatawa wa Rasail Fadhiltu as-Sheikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, Volume 2, Cet.2, Riyadh: Syari' al-Ma'dzar, 1413 H. Kajian Maud Lompoa di Gowa, skripsi yang belum diterbitkan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017. Husain, Walid bin Ahmad, al-, Al-Jami' lil Hayati Al-'Alllamah MuhammedIbn Shalih Al-'Utsaimin, ( Al-Mdinah: 2002).
Maki, Muhammad Ali bin Hussein Al-Maliki, al-, Al-Hady At-Tami fi Mavaridi al-Maulid an-Nabawi uema A'tidu fihi min Al-Kiyami. Sujuti, Jalaluddin Abdurrahman, as-, Husnul al-Maqasid fi 'Amali al-Maulid, (Bairut, Darul Polar al-'Ilmiyyah, 1985). Di Pondok Pesantren Ban Pa'ramai Thailand, skripsi yang belum diterbitkan, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.
Ijma'83, Maulid Nabi Menurut Abdullah bin Bazz, http://youtube.be/c-qWSXMxlal, diakses 25 Juli 2018. Kapten Niko, Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW: Asal Usul Awal Penyebaran; Sejarah di Maghrib dan Spanyol hingga Abad 10/16, (Jakarta: INIS, 1994). Munir Misbachul, Tradisi Maulid Dalam Budaya Jawa Studi Kasus Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Skripsi Tidak Diterbitkan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
Universitas Nahdlatul Ulama, Maulid Nabi Perspektif Al-Qur'an dan Sunnah, http://www.unuindonesia.ac.id/maulid-nabi-perspektive-al-quran-dan-sunnah, diakses 19 Februari 2019. Nama lengkap Syekh Abu 'Abdullah Muhammad bin Salih bin Muhammad bin Sulaiman bin Abdur Rahman Al-'Utsaimin At-Tamimi lahir di Unaizah, Arab Saudi, 29 Maret 1925 – meninggal di Jeddah, Arab Saudi, 5 Januari 2001 pada umur 75 tahun) adalah ulama zaman modern yang ahli dalam ilmu fiqih.