ABDUL MUHYIDIN, NIM HUKUM TES SWAB UNTUK DETEKSI COVID-19 SAAT BERPUASA DALAM PERSPEKTIF PERBANDINGAN MAZHAB”. Apa faktor yang melatar belakangi munculnya fatwa mengenai hukum tes swab untuk deteksi covid 19 saat berpuasa.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan & Manfaat Penelitian
- Teoritis
- Praktis
- Tinjauan Pustaka
- Kerangka Teori Dan Konseptual
- Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Sistematika Penulisan
Analisis data dalam skripsi ini penulisannya menggunakan analisis kualitatif dengan metode eskriptif analisis.32 Setelah data terkumpul dan penulis kaji kemudian penulis menganalisisnya dengan pendekatan normatif yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits serta pendapat para fuqoha. Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta terbitan tahun 2017.
TINJAUAN UMUM TENTANG PUASA DAN TES SWAB
- Pengertian Puasa
- Dasar Hukum Puasa
- Syarat Dan Rukun Puasa
- Syarat Wajib Puasa
- Syarat Sah Puasa
- Rukun Puasa
- Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Puasa
- Hikmah Berpuasa
- Tes Swab
Sedangkan arti shaum menurut terminologi syariat adalah menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa disertai niat oleh pelakunya, sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari36. 37 Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus Salam (Jakarta :Darrus Sunnah Press, 2008), halaman.104. Artinya, secara syara’, puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa, dengan niat tertentu, mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.39.
Dapat dipahami dari ayat al-Qur’an yang memerintahkan berpuasa kepada orang-orang yang beriman kepada Allah swt. Rukun puasa adalah menahan diri dari dua macam syahwat; yaitu syahwat perut dan syahwat kemaluan. Bersetubuh di siang hari bagi orang yang sedang berpuasa, haram hukumnya dan menjadi batal puasanya.
Perbedaan swab test atau rapid test adalah dari sampel yang digunakan, dimana swab tes menggunakan lendir dalam hidung.
METODE ISTINBATH MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM
Profil Majelis Ulama Indonesia
Keberagaman dan kemajuan umat Islam dalam Keagamaan, organisasi sosial dan kecendrungan aliran politik sering membuat lemah dan dapat dijadikan pertentangan diantara umat Islam di Indonesia. Adapun tujuan dari Majelis Ulama Indonesia sebagaimana tercantum dalam pedoman Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART) MUI pada Bab III, pasal 13 adalah menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan Islam yang dinamis dan efektif sehingga mampu mengarahkan dan mendorong umat Islam untuk melaksanakan akidah Islamiyah, membimbing umat dalam menjalankan ibadat, menuntun umat dalam mengembangkan muamalah, dan menjadi panutan dalam mengambangkan akhlak karimah untuk mewujudkan masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur rohaniyah dan jasmaniyah yang diridhoi Allah SWT.
Fungsi, Orientasi dan Peran Majelis Ulama Indonesia
Majelis Ulama Indonesia adalah wadah perkhitmatan yang mendasari semua langkah dan kegiatanya pada nilai dan ajaran Islam. Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pemberi fatwa bagi umat Islam baik diminta maupun tidak diminta. 67 Majelis Ulama Indonesia “Orientasi dan Peran Majelis Ulama Indonesia”, https://mui.or.id, diakses tanggal 15 Oktober 2021.
68 Majelis Ulama Indonesia “Orientasi dan Peran Majelis Ulama Indonesia”https://mui.or.id, diakses tanggal 15 Oktober 2021. 69 Majelis Ulama Indonesia “Orientasi dan Peran Majelis Ulama Indonesia”, https://mui.or.id, diakses tanggal 15 Oktober 2021.
Komisi Fatwa MUI dan Tugasnya
Adapun pada Bab VI pasal 19 tentang susunan pengurus Majelis Ulama Indonesia Pusat dan Majelis Ulama Indonesia Daerah adalah dewan penasehat, dewan pimpinan harian, dan anggota pleno, komisi dan lembaga.71. Sidang komisi fatwa harus diselenggarakan apabila ada permintaan atau adanya kebutuhan yang oleh MUI dianggap dan perlu dikeluarkan Fatwa. Kebutuhan yang dianggap perlu dikeluarkan fatwa dapat saja datang dari masyarakat, pemerintah, lembaga sosial, atau respon MUI terhadap suatu masalah tertentu.
Fatwa-fatwa yang dihasilkan biasanya berupa pernyataan, diumumkan baik oleh komisi fatwa sendiri atau oleh MUI. Cara lain menyebarluaskan fatwa juga bisa dengan membicarakannya dalam konferensikonferensi tahunan ulama yang diselenggarakan oleh MUI dan biasanya banyak dari para ulama yang menghadiri konferensi ini.73.
Fatwa Dalam Islam
Kemudian Zamakhsary dalam “al-Kasyaf” mengartikannya sebagai suatu penjelasan hukum syariat tentang suatu masalah sebagai jawaban dari pertanyaan orang tertentu maupun tidak tertentu, yakni kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat banyak.76 Quraish Shihab dalam bukunya yang membahas mengenai fatwa, mengatakan bahwa fatwa adalah petuah, nasihat atau jawaban pertanyaan hukum dalam ajaran Islam.77. Orang yang mengeluarkan fatwa disebut dengan Mufti, sedangkan orang yang meminta fatwa disebut dengan Mustafií, menurut al-Ghazali, Mustafi tidak boleh meminta fatwa kecuali kepada orang yang diketahui mempunyai ilmu dan bersikap adil. Jadi, dalam terminologi fikih, fatwa didefinisikan sebgai keterangan-keterangan tentang hukum syariat yang tidak mengikat untuk diikuti.78.
Dapat digambarkan bahwa fatwa adalah sebuah pendapat atau nasehat dari seorang mujtahid atau mufti, sebagai jawaban atas pertanyaan dan permintaan yang diajukan oleh peminta fatwa (mustafti) terhadap suatu kasus yang sifatnya tidak mengikat. Dalam memberikan fatwa, para ulama melakukan langkah secara kolektif, melakukan musyawarah untuk menyoroti permasalahan yang dipertanyakan oleh peminta fatwa (mustafti) dan kemudian akan ditetapkan sebuah hukum secara bersama-sama, dan tidak dilakukan secara individual.80.
Metode Istinbat Hukum MUI
Oleh karna itu dipandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang hukum tes swab untuk deteksi Covid-19 saat berpuasa untuk dijadikan pedoman.85 Dalil-dalil yang digunakan dalam penetapan fatwa. Analisis ketentuan hukum Tes Swab untuk Deteksi Covid-19 saat Berpuasa dalam Fatwa MUI No.23 Tahun 2021 Berpuasa dalam Fatwa MUI No.23 Tahun 2021. 23 Tahun 2021 merupakan fatwa tentang hukum tes swab untuk deteksi covid-19 saat berpuasa Fatwa tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan tes swab saat berpuasa.
Analisis Dalil Masing-Masing Pendapat Para Ulama Mengenai Hukum Tes Swab untuk Deteksi Covid-19 saat Berpuasa Swab untuk Deteksi Covid-19 saat Berpuasa. Lihat: majelis ulama indonesia, " fatwa No 23 tahun 2021 Hukum tes swab untuk deteksi covid-19 saat berpuasa", Situs resmi majelis ulama indonesia.
ANALISIS KETENTUAN HUKUM DAN METODE PENETAPAN
Analisis ketentuan hukum Tes Swab untuk Deteksi Covid-19 saat
23 Tahun 2021 berkaitan dengan peneraapan protokol kesehatan dalam melakukan tes swab khususnya pada bulan ramadhan yang mana umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh pada bulan tersebut sehingga muncul berbagai pertanyaan mengenai. Tes swab menjadi persyaratan seseorang yang akan berpergian atau mengikuti suatu kegiatan yang menghadirkan banyak orang agar tidak menularkan satu sama lain, karna proses penularan Covid-19 diantaranya melalui kontak, tetesan, udara, formite, fecal-oral, darah, ibu ke anak, dan penularan dari hewan ke manusia. Tes Swab menjadi protokol kesehatan yang wajib dilakukan selama pandemi Covid-19 belum berakhir meskipun pada bulan ramadhan dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19.
Tes Swab sebagai jawaban dari pertanyaan masyarakat mengenai ketentuan hukum Tes Swab saat berpuasa apakah dapat membatalkan puasa atau tidak. Sebagai mana bahaya Covid-19 yang telah memakan banyak korban jiwa sehingga tes swab menjadi salah satu bentuk prosedur aturan pemerintahan dan ikhtiyar yang dilakukan untuk melindungi jiwa dan kesehatan dan sebagai langkah antisipatif dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Fatwa MUI tentang Tes Swab dalam Perspektif Kedoketran
Prosedur pemeriksaannya diawali dengan pengambilan sempel dahak, lendir atau cairan dari nasofaring, orofaring, atau paru-paru pasien yang diduga terinveksi virus Covid-19. Habitat Covid-19 adalah saluran pernafasan, maka Covid-19 dideteksi melalui belakang hidung (Nasofaring) atau mulut (orofaring). Nasofaring adalah salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut.
Bahan yang digunakan untuk mengambil sampel adalah dacron/rayon steril dengan tangkai plastik atau jenis flocked swab (tangkai lebih lentur). Swab Nasofaring dilakukan dengan memasukkan dacron/rayon steril secara perlahan ke dalam hidung, dengan memastikan posisi swab pada septum bawah hidung, secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.
Hukum Swab Test (Antigen dan PCR) saat Berpuasa Menurut
Penjelasannya adalah benda yang masuk ke dalam perut jika terus lenyap maka batal puasanya, inilah yang dimaksud menetap di dalam. Jika benda itu tidak lenyap, bahkan ada bagian yang tersisa di luar tubuh atau tersambung dengan benda di luar maka tidak membatalkan puasa, karena tidak menetap di dalam.94. Puasa mencegah dari masuknya benda cair ke tenggorokan, seperti air, minyak dan lainnya, meski tidak sampai ke lambung, walaupun masuknya benda tadi karena lupa atau tidak sengaja.
Analisis Metode Penetapan Hukum Fatwa MUI No. 23 Tahun
Menurut ulama Hanafiyah mensyaratkan benda atau ain tersebuat tidak menetap di dalam maka tidak membatalkan. Maka karna adanya hajat tersebut dan keterpaksaan yang tidak bisa dihindari untuk melakukan tes swab pada saat perpuasa. Maka dalam hal ini tes swab juga dilakukan karna ada suatu hajat yang mengharuskan seseorang harus malakukan tes swab jika tidak dapat membahayakan dirinya atau orang lain disekitarnya maka tes swab saat berpuasa ini hukumnya tidak membatalkan puasa.
Berdasarkan uraian diatas, maka melakukan tes swab untuk deteksi covid-19 hukumnya tidak membatalkan puasa, dan pendekatan yang digunakan oleh Majelis Ulama Indonesia Dalam Menetapkan Tatwa MUI No.23 Tahun 2021 adalah pendekatan Qauli yakni dengan mendasarkannya pada pendapat para imam mazhab dalam kitab-kitab fiqih terkemuka (al-kutub al-mu’tabarah). Analisis Dalil Masing-Masing Pendapat Para Ulama Mengenai Hukum Tes Swab untuk Deteksi Covid-19 saat Berpuasa.
Analisis Dalil Masing-Masing Pendapat Para Ulama Mengenai
Fatwa MUI dalam putusan hukumnnya mengenai tes swab untuk deteksi covid-19 saat berpuasa dihukumi tidak membatalkan puasa karna sesuatu yang dimasukan sampai pada nasofaring dan orofaring termasuk dari rongga bagian luar menurut pendapat beberapa ulama dan ahli kedokteran. Fatwa MUI No.23 Tahun 2021 tentang hukum tes swab untuk deteksi covid 19 saat berpuasa merupakan fatwa yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada masa pamdemi covid-19 sebagai salah satu usaha untuk pemutus mata rantai penyebaran covid-19 di Indonesia yang semakin hari memakan banyak korban. Dalam ketentuan hukum fatwa MUI No.23 Tahun 2021, dijelaskan bahwa melakukan tes swab PCR dan antigen untuk deteksi covid-19 saat berpuasa hukumnya tidak membatalkan puasa, karna sesuatu yang dimasukan sampai pada nasofaring dan orofaring termasuk dari rongga bagian luar, dan pada masa pandemi covid-19 merupakan udzur syar’i sehingga melakukan tes swab untuk memastikan karyawan, tenaga medis, pengguna transportasi dan lainnya tidak terpapar Covid-19 saat berpuasa di bulan ramadhan merupakan darurah syar’iyyah dan sebagai bentuk usaha untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Metode penetapan fatwa yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia dalam penetapan fatwa No.23 Tahun 2021 berpedoman pada Al- Qur’an dan as-Sunnah, kaidah-kaidah fiqhiyyah, pendapat ulama dalam kitab mu’tabarah, dan pendapat ahli dari fakultas kedokteran. Muhammad Atho Muzhar, Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Study tentang Pemikiran Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: INIS, 1993),.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam fatwa tersebut memuat ketentuan hukum tentang hukum tes swab disaat berpuasa pada bulan ramadhan. Dan adapun pendekatan yang digunakan dalam penetapan fatwa ini adalah pendekatau Qauli, yakni merujuk pada pendapat ulama-ulama terdahulu dan kitab-kitab terkemuka (al-kutub al-mu’tabarah).
Saran
Abdur Rahman Adi Saputera, Menelisik Dinamika dan Eksistensi Fatwa MUI Sebagai Upaya Mitigasi Pandemi Covid 19, Tahkim, Jurnal Peradaban dan Hukum Islam. Syekh Muhammad bin qosim Al-Gozy , Fathul Qorib, (Indonesia, Maktabah Daaru Ihya’i alKutub al-Arobiyah). Analisis Perilaku Mayarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa.
Fadhli Rizal Makarim, 2020, PCR Test Dan Swab Antigen Tidak Sama, Ini Penjelasannya, Https://www.Halodoc.Com/Artikel/Pcr-Test-DanSwab-Antigen- Tidak-Sama-Ini-Penjelasannya ,Diakses 11 Mei 2021. Wahbah al-Zuhaili, Nazariyah al-darurah al-Syar’iyyah Muqarannah Ma’alQanun al-Wad’I, (Cet. IV; Beirut: Muassasah al-Risalah, 1985).