FENOMENA PEMANFAATAN AIR BERSIH PADA MASYARAKAT DESA MANTANG BESAR KECAMATAN
MANTANG PASCA PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR SKRIPSI
WENNY WULAN SAFITRI NIM. 190569201009
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023
i
FENOMENA PEMANFAATAN AIR BERSIH PADA MASYARAKAT DESA MANTANG BESAR KECAMATAN
MANTANG PASCA PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjana
WENNY WULAN SAFITRI NIM. 190569201009
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Orang lain saja bisa, kenapa saya tidak?”
“Akan selalu ada hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam kita. Tapi akan selalu ada hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama
matahari terbit” ~Tere Liye~
“Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan, kamu tidak akan mendapatkannya. Jika kamu tidak bertanya maka jawabannya adalah tidak. Jika
kamu tidak melangkah maju, kamu akan berada ditempat yang sama”
~Nora Roberts~
“Barangsiapa bertakwa kepada Alllah Swt niscaya dia akan mendatangkan baginya jalan keluar” (Surat Ath-Thaubah 2-3)
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT, tugas akhir skripsi saya persembahkan kepada orang yang telah mencintai saya dengan tulus dan mendukung saya dalam hal apapun, tidak mudah untuk pribadi saya mencapai titik ini. Orangtua tercinta yang sangat saya sayangi bapak Azuar, Alm.Ibu Fauziah dan ibu Aini yang sudah menjadi orangtua, mendidik, menemani dan penyemangat saya. Walaupun Alm.Ibu Fauziah sudah berada di alam yang berbeda, tetapi ini hasil yang saya perjuangkan untuk bapak Azuar, Alm. Ibu Fauziah dan ibu Aini.
yang telah mendukung dari segi kasih sayang yang tidak berhenti memberikan motivasi kepada saya. Serta orang-orang yang telah mendukung saya selama ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang selalu memberikan berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya tanpa batas.
Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis hantarkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syukur alhamdulillah penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “FENOMENA PEMANFAATAN AIR BERSIH PADA MASYARAKAT DESA MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG PASCA PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR” sebagai satu syarat untuk menyandang gelar sarjana (S1) pada Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, ini disebabkan karena ketidakmampuan yang penulis miliki terbatas. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dengan harapan dapat menyempurnakan tulisan dari skripsi ini. Sehingga dari pada itu adanya dukungan dan masukan dari berbagai pihak yang membantu skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu dengan kesempatan yang penuh berbahagia ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu:
1. Bapak Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi. DEA., selaku Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji.
2. Bapak Assist. Prof. Satria Agust, S.S., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji.
vii
3. Bapak Assoc. Prof. Dr. Oksep Adhayanto, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
4. Ibu Assist. Prof. Dr. Siti Arieta, M.A selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
5. Ibu Assist. Prof. Nanik Rahmawati, M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan dan Ilmu Politik dan pembimbing utama yang telah banyak membantu saya dalam memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Ibu Assist. Prof. Rahma Syafitri, M.Sos selaku pembimbing pendamping saya selalu memberikan tambahan masukan, saran dan arahan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi
7. Ibu Assist. Prof. Sri Wahyuni, M.Si selaku dosen yang telah memberikan dukungan, arahan, saran dan motivasi kepada saya.
8. Kepada Bapak Lecture. Nikodemus Niko, S.Sos., M.Sos. selaku dosen yang selalu memberikan arahan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kepada ibu Assist. Prof. Tri Samnuzulsari, S.Sos, M.A selaku dosen yang selalu mengingatkan dan terus menyemangati dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10.Kepada bapak dan ibu Program Studi Sosiologi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama proses perkuliahan.
11.Orangtua penulis Bapak Azuar, Alm. Ibu Fauziah dan Ibu Aini yang selalu mendoa’kan dan memberi semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan
viii skripsi ini.
12. Kepada abang, kakak dan adik penulis, Azwir Rais, Heni Afiana, Mega Lukmana, Maria Rina, Melani Puspa Dewi dan Haikal Ramdhan Putra terimakasih telah memberi semangat, pengalaman, dan kasih sayang dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Kepada ponaan penulis, Alifiandra jaya, Alfiz albarizi, Khalisa zilfa azzara dan Khalisa zilda azzara terimakasih telah memberikan semangat dan selalu menghibur disaat sedih.
14. Kepada sluruh staff kantor Desa Mantang Besar dan Kepada pihak-pihak yang turut andil dalam membantu peneliti dari mulai proses penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini
Akhir kata, semoga yang telah terlibat dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah dilakukan dan semoga hal baik yang dilakukan berbalik kepada diri. Dengan segala kerendahan hati peneliti berharap dengan adanya skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Tanjungpinang, 14 Juli 2023 Penulis
Wenny Wulan Safitri NIM. 190569201009
ix
x
MASYARAKAT DESA MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG PASCA PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR
Oleh
Wenny Wulan Safitri NIM. 190569201009
Abstrak
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, Kekurangan air dalam jangka panjang dapat menimbulkan bencana peran air bersih dalam masyarakat membuat pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan di sektor air bersih namun pada faktanya Kondisi kerisis air bersih masi terus terjadi keadaan kerisis air bersih telah terjadi pada masyarakat desa kecamatan Mantang kondisi ini di picu oleh keadaan di mana sering terjadinya pemadaman listrik bergilir secara terus-menerus sehingga terjadi kerusakan pada mesin daya pompa air masyarakat yang mengakibatkan masyarakat mengalami kerisis air bersih. Oleh Karnaitu rumusan masalah pada penelitian ini berhubungan dengan bagaimana fenomena Pemanfaatan air bersih dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan air bersih pada pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang. Penelitian ini menghubungkan metode penelitian Kualitatif deskriptif yang dimana data yang di peroleh lelalui waeancara, dokumentasi dan observasi serta menggunakan teknik penelitian purposiv sampling dimana penelitian menentukan informan berdasarkan keriteria informan terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan teori struktural fungsional dengan konsep AGIL oleh Talcott Parsons. Di mana hasil penelitian ini adalah masyarakat yang mengalami krisis air bersih diakibatkan oleh adanya pemadaman listrik bergilir yang menyebabkan rusaknya pompa mesin air milik masyarakat sehingga masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih dalam kondisi ini masyarakat mencari sebuah alternatif di mana memanfaatkan sumber sumur air umum sebagai pemasok air bersih dengan menetapkan aturan- aturan tertulis dalam pengambilan air bersih pada sumber sumur air umum tersebut, kondisi tersebut juga menimbulkan beberapa keadaan di mana terjadinya masalah kebersihan pada lingkungan sekitar sumber sumur air umum dan keadaan di mana terjadinya luapan emosional secara verbal terhadap sesama masyarakat yang merasa mengalami kerugian saat mengantri air bersih pada sumber sumur air umum sehingga adanya adanya harapan masyarakat kepada pihak-pihak pemerintah untuk menanggulangi masalah krisis air bersih yang terjadi pada desa kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir untuk segera diatasi.
Kata Kunci : Pemerintah, Masyarakat, Sumber air bersih,
xi
PHENOMENA OF CLEAN WATER UTILIZATION IN THE COMMUNITY OF MANTANG BESAR VILLAGE, MANTANG SUBDISTRICT, AFTER
THE ROTATING ELECTRICITY By
Wenny Wulan Safitri NIM. 190569201009
Abstract
Water is one of the basic needs that cannot be separated from human life, water shortages in the long term can cause disasters the role of clean water in society makes the Indonesian government continue to carry out development in the clean water sector but in fact the condition of clean water crisis still continues to occur the condition of clean water crisis has occurred in the village community of Mantang sub-district this condition is triggered by a situation where frequent rotating power outages occur continuously resulting in damage to the community's water pump power machine which results in the community experiencing clean water crisis. Therefore, the problem formulation in this study relates to how the phenomenon of clean water utilization in meeting the needs of the Mantang Besar Village community in Mantang Subdistrict. This study aims to determine how the use of clean water in meeting the needs of the people of Mantang Besar Village, Mantang District. This research connects descriptive qualitative research methods where data is obtained through interviews, documentation and observation and uses purposive sampling research techniques where research determines informants based on informant criteria first. This research uses functional structural theory with the concept of AGIL by Talcott Parsons. Where the results of this study are people who experience a clean water crisis caused by a rolling power outage that causes damage to the community's water engine pump so that the community is unable to meet the needs of clean water in this condition the community is looking for an alternative where utilizing public water wells as a supplier of clean water by setting written rules in taking clean water at the public water well, These conditions also lead to several situations where there are hygiene problems in the environment around public water well sources and situations where verbal emotional outbursts occur against fellow communities who feel they have suffered losses when queuing for clean water at public water well sources so that there are community expectations for government parties to overcome the problem of the clean water crisis that occurred in the village of Mantang sub-district after rolling blackouts to be resolved immediately.
Keywords: Government, Community, Clean water sources,
xii DAFTAR ISI
SAMPUL (COVER)
HALAMAN JUDUL SKRIPSI……….……….i
LEMBAR PERSEMBAHAN ...ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii
PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI UNTUK DIUJIANKAN...v
KATA PENGANTAR ...vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...ix
ABSTRAK...x
ABSTRACT ...xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1. 1 Latar Belakang ... 1
1. 2 Rumusan Masalah ... 8
1. 3 Tujuan Penelitian ... 8
1. 4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2. 1 Tinjauan Pustaka ... 10
2. 2 Kerangka Teori ... 14
2. 3 Kerangka Pemikiran ... 18
2. 4 Definisi Konsep ... 18
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 20
3. 1 Pendekatan Penelitian ... 20
3. 2 Objek dan Lokasi Penelitian ... 20
3. 3 Fokus Penelitian ... 21
3. 4 Sumber Data ... 21
3. 5 Teknik Pengumpulan Data ... 22
3. 6 Informan ... 23
xiii
3. 7 Teknik Analisisa Data ... 24
3. 8 Jadwal Penelitian ... 26
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian ... 28
4.2 Hasil Penelitian ... 31
BAB 5 PENUTUP………..………...57
5.2 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 58
DAFTAR REFERENSI ... 59
LAMPIRAN ... 62
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal pemadaman listrik bergiliran di Desa Mantang ……...5 Tabel 1.2 Jadwal pengambilan air di sumur umum Desa Mantang Besar
Kecamatan Mantang...7 Tabel 3.1 Data Informan………..………..24 Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk Desa Mantang Besar Berdasarkan Usia..………..29
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2.1 PLTD MANTANG……...………..33 Gambar 4.2.2 Tower Air Mantang……….37 Gambar 4.2.3 Sumber Mata Air Sumur Mantang……….…….40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara………....62 Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian dari Fakultas………..………...65 Lampiran 3 Surat Izin Melakukan Penelitian Instansi Pemerintah Terkait…….66 Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Lokasi Penelitian………...67 Lampiran 5 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing………..…………68 Lampiran 6 Keputusan Penetapan Dewan Penguji Usulan Penelitian………….70 Lampiran 7 Surat Keputusan Penetapan Dewan Penguji Sidang……….………72 Lampiran 8 Lembar Perbaikan Skripsi………...………..75 Lampiran 9 Dokumentasi………...76
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga ketersediaan air bersih sangatlah penting dimana setiap hari manusia memenuhkan air bersih untuk kebutuhan minum, masak, mandi, mencuci, dan lainnya. Permasalahan air menjadi semakin berkembang sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna dan potensial bagi manusia. Sangat jelas bahwa manusia membutuhkan air, jika dibandingkan sumber daya lainnya air memiliki beberapa sifat khusus sehingga tidak mengherankan jika masalah air tidak cukup diselesaikan secara perlokal atau regional, namun hal ini juga mencangkup kepentingan nasional.
Dalam peraturan pemerintah disebutkan bahwa penggunaan sumber daya air bertujuan untuk kebermanfaatan yang berkelanjutan.Hal tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan sumber daya ini haruslah memikirkan dampak jangka panjang agar selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh setiap generasi dan dimanfaatkan secara maksimal untuk memakmurkan rakyat. Selain itu, penggunaan air telah dijamin oleh Negara, dan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 5 tentang Sumber Daya Air.Undang-undang tersebut mengatakan bahwa Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan
2
pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif.
Adapun sumber air dapat diperoleh dari dalam tanah dan dari air hujan. Akan tetapi jika menunggu air hujan maka kebutuhan air hanya dapat dipenuhi oleh manusia tidak akan mencungkupi, maka diperlukan cara untuk mencari sumber- sumber air lainnya. Namun banyaknya kebutuhan air manusia, serta ketersediaan air yang mulai berkurang dan tidak merata, hal ini dapat mengakibatkan air memiliki nilai yang berdimensi ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sehingga keberadaan air menjadi komoditas yang diperlukan banyak orang.
Salah satu sumber air bersih yaitu dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyediaan air bersih yang diawasi dan di monitor oleh badan eksekutif maupun legislatif. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan daerah diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih serta melayani semua Masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan air minum yang bersih, sehat, dan produktif perlu diselenggarakan sistem penyediaan air minum, dalam penyelenggaraan sistem tersebut masyarakat menginginkan sistem yang transparan, akuntabel, efisien. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mempunyai peran penting dalam pengelolaan air minum terbentuk dalam maksud dan tujuannya yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum adalah. Sebagai salah satu sarana
3
pengembangan perekonomian dalam rangka pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional umumnya, Menyelenggarakan sistem penyediaan air minum baik melalui perpipaan maupun non perpipaan secara efisien dan efektif dan yang terakhir Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan air minum yang sehat.
Namun saat ini PDAM sering sekali mengalami kekurangan air Kondisi masyarakat akan kekurangan air menjadi masalah besar yang disebabkan ketersediaan air untuk kebutuhan sehari-hari belum sepenuhnya tercukupi dengan baik. Kekurangan air sebagai pemenuhan kebutuhan tidak hanya terjadi di daerah yang padat penduduk, namun juga terjadi pada daerah perdesaan. ketersediaan air, keberadaan sumber air dan kemampuan menyuplai air menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan air. Akibatnya jika pembagian ketersediaan air tidak mampu terpenuhi maka akan timbul masalah-masalah yang menganggu kesejahteraan masyarakat, kondisi ini di khawatirkan akan menjadi pemicu konflik dalam masyarakat.
Pada krisis air bersih yang terjadi pada desa kecamatan Mantang yang mana di akibatkan oleh kerusakan mesin PDAM masyarakat akibat terjadinya gangguan listrik secara terus-menerus membuat layan penyaluran air bersih PDAM pada masyarakat kecamatan desa Mantang mengalami kerisis akibat kendala tersebut sehingga pada saat kondisi ini muncul maka mulai timbul ketesahan dan permasalahan masyarakat desa kecamatan Mantang. Padahal sumber energi listrik merupakan hal yang krusial bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup
4
khususnya dalam memperoleh air bersih setiap harinya. Kondisi dimana masyarakat desa kecamatan Mantang yang terus mengalami gangguan listrik secar berkala berupa pemadaman bergilir tersebut lah yang memicu kerusakan pada mesin PDAM milik masyarakat sehingga tidak terpenuhinya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih.
Salah satunya terjadi pada desa kecamatan Mantang yang aman kisah tersebut mengalami kekurangan pasokan daya listrik di mana desa tersebut mengalami kekurangan pasokan daya listrik sehingga membuat keadaan yang mengharuskan desa tersebut mengalami kondisi mati lampu secara bergilir guna untuk memenuhi kebutuhan listrik pada setiap rumah di desa kecamatan Mantang secara merata.
Sebagai bentuk aksi protes masyarakat untuk segera mendapatkan suplai listrik tanpa adanya pemadaman listrik bergilir lagi. Pada awalnya fenomena munjulnya ketenagaan listrik terjadi sejak tahun 1992 wilayah Mantang hanya dialiri listrik mulai sore sampai tengah malam. Tambahan 7 jam, diberlakukan pada tahun 2016. Di tahun 2021 warga Mantang sudah bisa menikmati listrik PLN 24 jam yang sebelumnya hanya 14 jam. Tapi, tidak berjalan maksimal masalah pemadaman ini diakibatkan rusaknya mesin PLN yang mengakibatkan kerusakan mesin air PAM, barang elektronik dan peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik menjadi rusak akibat sering terjadinya pemadamnya aliran listrik PLN (Kecamatan Mantang, 2021).
Tabel 1.1 Jadwal pemadaman listrik bergiliran di Kecamatan Mantang
No Hari Waktu padam Lokasi Padam
5
1. Senin Jam 17:00-24:00 wib Mantang Lama 2. Selasa Jam 17:00-24:00 wib Mantang Besar 3. Rabu Jam 17:00-24:00 wib Mantang Baru 4. Kamis Jam 17:00-24:00 wib Mantang Lama 5. Jumat Jam 17:00-24:00 wib Mantang Besar 6. Sabtu Jam 17:00-24:00 wib Mantang Baru 7. Minggu Jam 17:00-24:00 wib Mantang Lama Sumber: Kantor PLN Kecamatan Mantang, 2022 (telah diolah kembali)
Kondisi kekurangan air bersih yang di akibatkan oleh pemadaman listrik bergilir yang merusak sejumlah mesin pompa air warga sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih memaksa masyarakat untuk mencari alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih dengan memanfaatkan sumber- sumber mata air yang tersedia di daerah sekitar walaupun dengan kondisi jarak tempuh yang jauh, salah satu sumber air bersih yang di manfaatkan oleh masyarakat setempat adalah air sumur umum yang digunakan untuk kebutuhan makan, minum, mandi, memasak, dan mencuci.
Masalah selanjutnya terjadi saat masyarakat menjadikan sumber sumur air umum sebagai pemasok air bersih pada saat krisis air di desa kecamatan Mantang yaitu dimana Sebagian masyarakat merasa adanya ketimpangan dalam pembagian air di sumur bersih, air yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat seperti makan dan minum akan tetapi ada masyarakat menggunakan untuk kepentingan pribadi secara berlebihan seperti pesta pernikahan, hajatan, sunatan
6
mereka sangat banya menggunakan air sehingga yang seharusnya untuk pembagian air tiap warga tidak mecukupi kebutuhan warga.
Kemudian yang menjadi permasalahan selanjutnya yaitu muncul dalam lokasi pengambilan air bersih tersebut berupa permasalahan mengenai norma yang dimana para masyarakat yang memanfaatkan air bersih tersebut untuk kebutuhan mandi dan mencuci mereka tidak menaruh batasan antara pengguna laki-laki dan pengguna perempuan sehingga kondisi ini menjadi persoala terhadap norma di masyarakat Mantang Besar dan adanya penurunan kualitas area sekitar sumber sumur air umum akibat banyaknya aktivitas masyarakat yang menggunakan sumber sumur air umum secara langsung berupa kegiatan mandi dan mencuci yang membuat limbah air deterjen Dan sampah deterjen berserakan di area lingkungan sumber air umum sehingga membuat lingkungan tersebut menjadi kurang bersih atau adanya penurunan kualitas kebersihan sumber sumur air umum.
Permasalahan dalam proses pengambilan air bersih di sumber sumur air umum pada saat krisis air terjadi berupa petebutan jumlah banyaknya air yang di peroleh nasyarakat saat mengambil dan mengantri air bersih tak jarang keadaan tersebut juga memicu terjadinya permasalahan antar sesam warga yang mengantri untuk mengambil air bersih tersebut, kondisi permasalahan yang kerap terjadi berupa peluapan emosional secara verbal. Dari keadaan tersebut maka pemerintah daerah setempat berusaha ngatasi masalah tersebut dengan membuat aturan berupa sebuah kebijakan jadwal pembagian air bersih untuk masyarakat desa kecamatan Mantang yang mengalami kerisis air bersih harapan di buatnya jadwal tersebut guna
7
untuk mengurangi permasalahan yang timbul pada saat proses pengambilan air bersih pada sumber sumur air umum.
Tabel 1.2 Jadwal pengambilan air di sumur umum Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang
No Hari Waktu Pengambilan Air Sumur Umum
Lokasi Pengambilan Air
Sumur Umum 1. Senin Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 001 RT 006 2. Selasa Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 006 RT 001
3. Rabu Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 001 RT 006 4. Kamis Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 006 RT 001 5. Jumat Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 001 RT 006 6. Sabtu Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 006 RT 006 7. Minggu Jam 07:00-12:00 wib
Jam 12:00-18:00 wib
RT 001 RT 006 Sumber: Kantor Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang, 2022 (telah diolah kembali)
Jadwal pengambilan air bersih yang telah di tetapkan oleh pemerintah setempat pada desa kecamatan Mantang yang mengatur tentang pengambilan air bersih pada sumber sumur air umum memjadi sebuah aturan yang harus di patuhi oleh masyarakat guna menjaga ketertiban masyarakat saat memenuhi kebutuhan air
8
bersih pada saat krisis air bersih pasca pemadaman listrik bergilir yang terjadi di kecamatan desa Mantang.
Dari pernyataan diatas membuat peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan judul “Fenomena Pemanfaatan air Bersih Pada masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir’’guna memberikan gambaran bagaimana Pemanfataan kebutuhan air bersih dalam Kondisi Pemadaman Listrik Bergilir Pada Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang.
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti membuat rumusan masalah yaitu Bagaimana Fenomena Pemanfaatan air Bersih dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang ?
1. 3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
“untuk mengetahui Fenomena Pemanfaatan air Bersih dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang”
1. 4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini kedepannya akan mendapatkan sebuah hasil yang akan membawa manfaat secara umum yang dapat dijelaskan kedalam dua kategori yaitu:
9
1.4.1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan serta membantu para peneliti untuk meningkatkan ketajaman dalam menganalisis terkait masalah pemanfaatan sumber air pada masyarakat dari sudut pandang ilmu sosiologi serta di harapkan dapat menjadi referensi penelitian yang serupa mengenai permasalahan pemanfaatan air bersih masyarakat dari sudut pandang ilmu sosiologi.
1.4.2 Secara praktis,
Manfaat secara praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembuat kebijakan serta seluruh masyarakat mengenai permasalahan tentang Fenomena Peranan air bersih pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.
10 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini membahas tentang kekurangan air bersih pada pemenuhan kebutuhan masyarakat pasca pemadaman listrik bergilir. Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan Dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian Ini. Maka dalam tinjauan pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian Terdahulu. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang sama-sama membahas kekurangan air bersih yaitu:
1. Penelitian atas nama Yunindyawati. Yang dilakukan pada tahun 2020 dengan judul “Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas)”. Permasalahan yang terjadi dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Gunung Kerto Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat”. Penelitian ini mengkaji tentang latar belakang kekurangan air bersih masyarakat Desa Gunung Kerto yang mendapatkan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS). Tujuan dari penelitian ini mengetahui dan menganalisis gambaran penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS). Penelitian ini merupakan penelitian kualitaif yang bersifat deskriptif, penelitian ini di lakukan dengan
11
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah kekurangan air bersih masyarakat Desa Gunung Kerto sudah teratasi dengan adanya program dari pemerintah berupa penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS), yang di laksanakan melalui pemberdayaan masyarakat dan juga melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hasil, evaluasi hingga pemeliharaan untuk keberlanjutan program pamsimas. Dari hasil penelitian di ketahui bagaimana gambaran dari proses penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, serta partisipasi dan tanggung jawab dari masyarakat Desa Gunung Kerto terhadap program yang di berikan pemerintah memerlukan tahapan untuk bisa terlaksana sebagai mana mestinya. Karena hal ini dapat di lihat dari semua tahapan selama proses pembangunan pamsimas.
2.
Penelitian atas nama Barasky Yang dilakukan pada tahun 2022 dengan judul“Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm) Sinergi Sriwijaya Peduli Dalam Mengatasi Masalah Krisis Air Bersih di Desa Marga Sungasang Kabupaten Banyuasin”. Hasil penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa Penelitian Sinergi Sriwijaya Peduli dalam Mengatasi Masalah Krisis Air Bersih di Desa Marga Sungsang Desa Marga Sungsang terkenal dengan daerah pesisir yang minim air bersih, sehingga diharapkan adanya peran dari pemerintah maupun swasta seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Lembaga
12
Swadaya Masyarakat (LSM) Sinergi Sriwijaya Peduli dalam mengatasi masalah krisis air bersih di Desa Marga Sungsang Kabupaten Banyuasin.
Sedangkan secara khusus bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sinergi Sriwijaya Peduli dalam mengatasi masalah krisis air bersih di Desa Marga Sungsang Kabupaten Banyuasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Pengambilan informan menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sinergi Sriwijaya Peduli dalam mengatasi masalah krisis air bersih di Desa Marga Sungsang adalah sebagai motivator, komunikator, dinamisator, dan fasilitator. Faktor pendukung Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sinergi Sriwijaya Peduli dalam mengatasi masalah krisis air bersih di Desa Marga Sungsang yaitu 1) Terjalinnya hubungan sosial yang baik antar individu (relawan dengan relawan) maupun antara individu dengan kelompok (masyarakat dengan LSM Sinergi Sriwijaya Peduli), 2) Adanya bantuan dana dari para donatur, 3) Adanya evaluasi di akhir kegiatan. Adapun faktor penghambatnya yaitu: 1) Pendekatan persuasif dengan masyarakat membutuhkan waktu cukup lama, 2) Penyaluran air bersih menggunakan mobil tangki dinilai kurang efektif dan efisien.
3. Penelitian atas nama Efend. Yang dilakukan pada tahun 2021 dengan judul
13
“Konflik Perebutan Air Pada Masyarakat Dusun Tiga Parit Baru Desa Sungai Sebesi Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun)”. Hasil penelitian ini diketahui Dusun Tiga Parit Baru merupakan bagian dari dari wilayah Desa Sungai Sebesi, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun. Dusun Tiga Parit Baru memiliki permasalahan mengenai ketersediaan air untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang mengakibatkan lahirnya konflik.
Air yang sejatinya menjadi kebutuhan utama menjadi sesuatu yang diperebutkan karena jumlahnya yang terbatas. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat Bagaimana Konflik Perebutan Air pada Masyarakat Dusun Tiga Parit Baru, Desa Sungai Sebesi, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun ini bisa terjadi serta cara penanganannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori konflik Lewis A. Coser. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Informan dari penelitian ini adalah masyarakat Dusun Tiga Parit Baru yaitu bapak-bapak warga Rw 001 dan Rw 002. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan guide. Analisis data digunakan dengan model metodologi penelitian kualitatif Miles and Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa konflik perebutan air yang terjadi di Dusun Tiga Parit Baru, Desa Sungai Sebesi, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1) keterbatasan sumber daya air, 2) Tujuan yang berbeda dan, 3) Jumlah Penduduk. Pada akhirnya di dapatkan jalan keluar dari
14
konflik tersebut dengan menggunakan beberapa langkah penyelesaian yaitu : 1). Melalui Musyawarah Antar Dusun dan 2). Mediasi dengan pihak luar.
2. 2. Kerangka Teori
Teori yang di pilih adalah teori yang bersangkut paut dengan permasalahan sehingga dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan penelitian. Adapun teori yang digunakan sebagai berikut :
2.2.1 Teori Fungsionalisme Struktural Agil Talcot Parson
Talcott Parson menggambarkan bahwa setiap kenyatan sosial bersifat Strukturan Fungsional konsep AGIL yang menyebut bahwa sistem sosial suatu masyarakat merupan suatu organisme besar yang terdiri atas beberapa bagian, setiap bagian memiliki status, peran dan fugsi tertentu yang mempertahankan eksistensinya. Hubungan saling memengaruhi di antara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda dan timbal balik. Dimana teori ini berbicara bahwa masyarakat merupakan bagian dari suatu sistem sosial yang terdiri dari struktur- struktur yang saling berkaitan dan menyatu sehingga akan menimbulkan keseimbangan. Teori struktural fungsional ini lebih menekankan pada keteraturan sistem atau struktur. Teori ini lebih memfokuskan kajiannya pada suatu fakta sosial terhadap fakta sosial yang lainnya. (Ritzer George, 2009).
Teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh Parson ini pada mulanya lebih familiar disebut dengan teori integrasi, karena teori tersebut membahas tentang integrasi sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat. Elemen masyarakat menyatu dengan sistem yang ada di dalamnya dan berfungsi dengan baik sehingga mampu tercipta suatu keseimbangan. Ketika masyarakat hendak menciptakan suatu
15
kestabilan dan keharmonisan dalam lingkungan atau dalam suatu lembaga, maka struktur dan sistem yang ada di dalamnya harus fungsional. Karena tujuan utama dari teori structural fungsional Talcot Parsons ini yaitu menciptakan suatu keteraturan sosial dalam masyarakat. Teori ini memandang bahwa integrasi dalam masyarakat akan berjalan dengan baik dan normal jika elemen atau actor-aktor yang berkaitan mampu menjalankan fungsi dan strukturnya dengan semestinya.
Dalam pembahasan mengenai teori struktural fungsional, Talcot Parsons menjelaskan bahwa sistem sosial yang ada dalam masyarakat terdiri atas beberapa actor individu, dimana actor individu tersebut melakukan interaksi dengan individu lainnya secara terstruktur dalam suatu intitusi atau lembaga. Parsons dengan teori struktural fungsionalnya memfokuskan kajiannya pada beberapa sistem dan struktur sosial yang terdapat dalam masyarakat yang salingmendukung untuk menciptakan suatu keseimbangan yang dinamis.
Untuk menganalisis sistem sosial, Talcott Parson mengungkapkan keempat persyaratan agar sistem sosial dapat bekerja pada koridor keseimbangan.
Persyaratan ini dikenal dengan skema A-G-I-L. Agar dapat lestari, suatu sistem harus melaksanakan fungsi tersebut.
1. Adaptation : suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional eksternal. Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.
2. Goal attainment : suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
16
3. Integration : suatu sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian dari komponennya. Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif fungsional lainnya.
4. Latent maintenance : suatu sistem harus menyediakan, memelihara, dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu (George, 2012).
Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritsnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem tindakan maka akan menjabarkan cara parsons menggunakan AGIL. Organisme behavioral adalah sistem tindakan yang menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainnya. Sistem sosial menangani fungsi integrasi dengan mengontrol bagian- bagian yang menjadi komponennya, akhirnya , sistem kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dengan norma dan nilai- nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak.
Parsons menilai bahwa tindakan itu terjadi pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedangkan unsur-unsur lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, tindakan diasumsikan sebagai kenyataan sosial terkecil dan mendasar yang unsur-unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma.
Dalam tindakan, individu pelaku dengan alat yang ada akan mencapai tujuan dengan berbagai macam cara, dan individu itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi yang dapat membantunya memilih tujuan dengan bimbingan nilai dan ide serta
17
norma. Perlu disadari juga bahwa tindakan individu itu juga ditentukan oleh orientasi subjektifnya yang berupa orientasi motivasional dan orientasi nilai.
2.2.2 Penyaluran Air bersih di masyarakat
Penyaluran merupakan suatu metode distribusi atau tindakan membagi atau berbagi. Permasalahan distribusi air antar wilayah yang berbeda terkait dengan bagaimana pembagian sumber air diwilayah sekitarnya. Hal ini terkait dengan kebutuhan masing-masing daerah yang perlu diketahui, terutama untuk daerah yang kering harus segera memperoleh air dari daerah basah lainya, maka cara apa yang harus ditempuh diantaranya dengan jalur pipa, saluran irigasi, sumur, sungai buatan atau dengan cara lainnya., model seperti ini disebut suplai.
Air merupakan elemen penting yang menjamin keberadaan kehidupan di bumi. Air merupakan barang kontroversial karena memiliki aspek ekonomi, politik, dan sosial. Saat ini kualitas air telah menjadi masalah global akibat kelangkaan air dan penurunan kuantitas dan kualitas air karena berbagai sebab. Hal ini dapat terjadi karena kekurangan sumber daya air yang dapat digunakan untuk mengelola berbagai kepentingan. Air merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menopang kehidupan. Air merupakan faktor produksi yang paling penting untuk mencapai hasil pangan. Air adalah berkah bagi bumi. Makhluk tidak dapat bertahan hidup tanpa air. Air merupakan kebutuhan pertama dan terpenting dalam kehidupan. Oleh karena itu, proses harus dirancang agar dapat digunakan secara efektif dan efesien.
Air merupakan sumber daya nasional yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, sehingga pengelolaannya diatur dan dikuasai oleh pemerintah. Sesuai dengan pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 dan tertulis sebagai berikut:
18
Permasalahan kekurangan air terjadi pada masyarakat Desa Mantang Besar, Kecamatan Mantang, yang mana masalah ini disebabkan dari adanya kekurangan air bersih kepada masyarakat sehingga hal tesebut menjadi pemicu terjadinya permasalahan dalam masyarakat Desa Mantang Besar. Karena pada dasarnya sumber penopang hidup manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya adalah air.
Oleh sebab itu kekurangan air haruslah menjadi perhatian bagi pemerintah desa Mantang Besar.
2. 3. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian adalah susunan dalam penelitian yang memberikan gambaran alur permasalahan. Untuk menetapkan kerangka konseptual penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
2. 4. Definisi Konsep
Definisi konsep digunakan untuk memudahkan pendefinisian batasan agar setiap istilah yang digunakan dalam penelitian dapat dijelaskan supaya tidak disalah pahami atau disalah tafsirkan untuk memberikan penjelasan yang jelas. Definisi konsep yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut :
Krisis air bersih Masyarakat Desa
Mantang
Pemadam Listrik
Bergilir Pemanfaatan Air Bersih
19
Krisis air bersih yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah Krisi air untuk kebutuhan sehari-hari akibat dari pemadaman listrik yang bergilir.
Pemadaman listrik bergilir yang di maksud dalam penelitian ini adalah pemadaman listrik secara bergilir yang terus terjadi yang berdampak terhadap pemanfaatan sumber air bersih dari Perusahaan daerah air minum.
Pemanfaatan air bersih dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan air bersih dari sumur umum untuk kebutuhan sehari-hari.
20 BAB 3
METODE PENELITIAN
3. 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari sumber yang diteliti (Sugiyono, 2019).
Adapun tujuan yang dapat disajikan dalam metode kualitatif ini ialah mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena yang terjadi dalam lingkungan masyarakat secara jelas dan terperinci sesuai data dan fakta yang terjadi di lapangan, dengan pendekatan ini pula peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang alasan Bagaimana Peranan air bersih pada pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir.
3. 2. Objek dan Lokasi Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat desa yang mengalami permasalah dalam pemenuhan kebutuham sumber air bersih pasca pemadaman listrik bergilir yang mana Lokasi dalam penelitian berada di Desa Mantang Besar, Kecamatan Mantang.Lokasi tersebut dipilih karena banyaknya Masyarakat Sangat Membutuhkan Sumber air bersih. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara bahwasanya terdapat Masyarakat banyak sekali
21
kekurangan air bersih di Desa Mantang Besar, merupakan desa yang sering mengalami kekurangan sir bersih dibandingkan desa lainnya.
3. 3. Fokus Penelitian
Penelitian ini mempunyai fokus dari permasalahan pada rumusan masalah yaitu Bagaimana Peranan air bersih pada pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir.
3. 4. Sumber Data
Data merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kebenaran dalam suatu penjelasan. Data dapat menyerupai suatu perihal, sesuatu yang diketahui berupa fakta atau tidak fakta yang dapat di ilustrasikan dengan angka, symbol dan sebagainya (Sugiyono, 2019). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dapat membagi data dalam penelitian ini menjadi 2 jenis yaitu:
a. Data Primer
Data primer ialah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2019). Data yang diperoleh dari informan secara langsung baik melalui observasi maupun wawancara. Observasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada objek penelitian
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah sumber data pendukung yang dimana informasi tidak diperoleh secara langsung kepada pengumpul data. Data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut yang disajian oleh orang lain (Sugiyono, 2019).
Sumber data ini dapat digunakan untuk menjadi alat pendukung informasi dari data primer yang akan diperoleh melalui wawancara maupun observasi secara langsung
22
ke lapangan, bentuk data sekunder berupa buku bacaan dan jurnal pendukung penelitian.
3. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Nasution dalam (Sugiyono, 2019). Mengatakan bahwasanya observasi ialah dasar dari segala ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya bekerja berdasarkan data yang sudah ada yaitu kebenaran mengenai dunia kenyataan yang telah diperoleh melalui observasi.
Dalam penelitian ini observasi yang di lakukan oleh peneliti yaitu pengamatan lapangan mengenai tindakan objek penelitian berupa sikap serta perilaku secara menyeluruh dalam interaksi.
Adapun dalam observasi yang di dapat oleh peneliti berupa permasalahan masyarakat terhadap Peranan air bersih pada pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir. Alasan peneliti dalam melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistic perihal kejadian.
b. Wawancara
Wawancara ialah melakukan percakapan dengan maksud tertentu ataupun dituju. (Sugiyono, 2019). Menjelaskan bahwasanya wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan informasi untuk mengarahkan laporan mendasar untuk mengetahui standar masalah yang harus diperiksa, dan lebih jauh lagi jika analis
23
perlu mengetahui sesuatu. Dalam penelitian ini yang menjadi informan dalam wawancara yaitu masyarakat kecamatan desa Mantang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi menurut (Sugiyono, 2019). Adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data penelitian secara tidak langsung, artinya data didapatkan melalui dokumen- dokumen pendukung yang berhubungan dengan data yang akan diteliti.
3. 6. Informan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif di mana penelitian ini memerlukan pendekatan secara intensif pada informan guna untuk mendapatkan sejumlah data pendukung dalam penelitian yang dilakukan teknik penentuan informan pada penelitian ini yaitu teknik purposive sampling di mana teknik ini merupakan metode pengumpulan data yang menentukan kriteria-kriteria tertentu untuk menemukan informan guna memperkaya data pada penelitian ini adapun. Dalam penelitian, terdapat 10 orang yang menjadi informan penelitian.
Informan pada penelitian ini sengaja dipilih sendiri oleh penelitian karena dianggap mampu memberikan informasi diatas mampu memberikan data yang dibutuhkan oleh peneliti dan dapat mempermudah peneliti dalam pengolahan data.:
24
Tabel 3.1 Data Informan
NO. Nama Inisial Tempat tinggal
1. M Kepala Desa
2. R Ketua RW
3. A Ketua RT 001
4. H Ketua RT 006
5. B Warga RT 001
6. VF Warga RT 001
7. H Warga RT 001
8. S Warga RT 006
9. Y Warga RT 006
10. R Warga RT 006
Sumber: Olahan Data Lapangan, 2023 3. 7. Teknik Analisisa Data
Teknik analisis data pada metode penelitian kualitatif yaitu melakukan penjelasan secara sistematis yang nantinya akan diperoleh melalui wawancara observasi dan dokumentasi. Kemudian dilakukan penjabaran yang nantinya akan ditemukan hasil yang dapat disimpulkan. Penelitian ini dihadapkan sebagai sebuah objek penelitian yang semuanya menghasilkan data untuk menganalisis penelitian (sugyono 2020).
a. Reduksi Data (Data Reduction)
25
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terusmenerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya.
1. Reduksi data wawancara Data wawancara berupa rekaman yang disimpan kemudian ditranskipkan, artinya data hasil wawancara tersebut diketik ulang oleh peneliti dan menggambil bagian yang di perlukan.
2. Reduksi data observasi Teknik observasi dimana penelitian melakukan pengamatan turun lapangan dan mencatat bagian kejadian yang penting berkenaan dengan penelitian saja.
3. Reduksi data dokumentasi Teknik dokumentasi ini dengan cara memilih data- data yang dianggap penting untuk dimasukkan kedalam penelitian ini untuk menunjang pendukung dalam data penelitian.
b. Penyajian Data (Data Display
Suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian
26
seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
c. Penarikan Kesimpulan
Dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.8. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yakni meliputi adanya persiapan, pelaksanaan dan laporan hasil dari penelitian yang akan dilaksanakan pada tentang waktu berikut ini :
Tabel 3 1. Jadwal Penelitian
NO Kegiatan 2023
Bulan Februari Maret April Mei Juni Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap Pesiapan
a. Studi Literatur b. Obeservasi c. Mengurus Perizinan
Pra Penelitian d. Penulisan Judul UP e. Pengajuaan Judul UP
27
NO Kegiatan 2023
Bulan Februari Maret April Mei Juni Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 f. Pengesahann Judul UP g. Bimbingan 2 Tahap Penelitian
a. Observasi b. Wawancara c. Pengelolaan Data d. Analisis Data e. Penyusuunan Laporan 3 Tahap Pengujiian
a. Seminar Usulan
Penelitian b. Revisi Usulan
Penelitian c. Sidang Skripsi d. Revisi
Skripsi
28 BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti menuliskan hasil temuan penelitian selama penelitian berlangsung. Lokasi penelitian berada di Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang mengenai objek penelitian berupa Fenomena Pemanfaatan Sumber Air Bersih Pasca Pemadaman Listrik Bergilir bagi Masyarakat. Pada awal bab ini akan menjelaskan bagaimana hasil penelitian dan gambaran umum profil lokasi penelitian yang terpilih sebagai tempat penelitian. Dari hasil data dan wawancara dilapangan mengenai Fenomena Sumber air bersih berdasarkan masyarakat Pasca pemadaman Listrik Bergilir tentunya untuk menghasilkan saran kesimpulan dalam sebuah temuan lapangan penelitian.
4.1 Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang
Desa Mantang Besar merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Penduduk di Desa Mantang Besar ini mayoritas sebagai nelayan karena wilayahnya sendiri ialah wilayah pesisir dan sudah ditetapkan menjadi desa nelayan. Karakteristik sosial dan juga budaya di Desa Mantang Besar secara garis besar terdiri dari suku dan etnis melayu dan beragama Islam. Bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari adalah bahasa melayu Mantang.
29
Desa Mantang Besar termasuk desa pesisir yang ada di Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan dengan jumlah penduduk 1.323 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 377 KK, Kepadatan penduduk mencapai 28,88 per KM. Jumlah penduduk berdasarkan usia agar memudahkan pencarian data kependudukan dan memproyeksikan penduduk ditahun kedepan. Berikut rekapitulasi jumlah penduduk berdasarkan usia tahun 2022 pada Tabel 4.1.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk Desa Mantang Besar Berdasarkan Usia No. Desa Rantau Panjang (Usia) Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1. <13 tahun 211 175
2. >13-28 tahun 170 171
3. >28-43 tahun 200 154
4. >43-63 tahun 110 99
5. >63-75 tahun 13 20
Total 704 619
Sumber : Kantor Desa Mantang Besar, 2022 4.2 Karakteristik Informan
Sebelum membahas tentang fenomena pemanfaatan air bersih pada masyarakat terdapat 10 informan dalam penelitian ini. Informan dalam penelitian ini senagaja dipilih oleh peneliti karena dianggap mampu memberikan informasi seputar masalah yang akan diteliti.
4.3 Profil Informan
Adapun identitas dari informan yaitu Masyarakat yang paling dominan mengalami masalah kekurangan air bersih di Desa Mantang Besar. Informan yang dimbil dalam penelitian berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan bagi peneliti
30
karena informan yang dipilih untuk diwawancarai adalah orang-orang yang dianggap mengetahui informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Berikut adalah gambaran informan yang di wawancarai oleh penelitian ini:
1. M merupakan kepala desa Mantang Besar yang berusia 52 Tahun, sudah menjabat menjadi kepala desa satu priode sehingga M mengetahui dan terlibatnya dalam permasalah kekurangan air bersih yang di akibatkan pasca pemadaman listri akibatnya rusaknya mesin air (PDAM) yang membuat masyararakat kesulitan air.
2. R merupakan ketua RW yang sudah menjabat menjadi ketua RW dua priode .saat ini R berusia 48 tahun R merupan warga RT 001 yang tempat tinggalnya berdekatan dengan sumur, Jarak rumah dengan sumur sekitar 10 meter.
Sehingga R sering mengambil air langsung dari sumur tersebut.
3. A merupakan Ketua RT 001 Mantang Besar yang berusia 45 Tahun, A mengalami permasalah kekurangan air bersih. Jarak rumah dengan sumur sekitar 30 meter. Selain pekerjaan A sebagai ketua RT beliau juga bekerja sebagai Nelayan.
4. H merupakan Ketua RT 006 Mantang Besar saat ini H berumur 54 Tahun, H mengalami permasalah kekurangan air bersih. tempat tinggal H lumayan jauh dari sumur. Jarak rumah dengan sumur sekitar 45 meter. Selain pekerjaan H sebagai ketua RT H juga bekerja sebagai Nelayan.
5. B berusia 40 tahun, B merupakan warga RT 001, B merupakan salah satu warga yang mengalami kesulitan air, jarak rumah B dengan sumur cukup dekat, B bekerja sebagai nelayan nelayan.
31
6. V berusia 22 tahun, V merupakan RT 001, jarak rumah V dari sumur 10 meter, setiap pagi mengambil air di sumur untuk mandi dan memenuhi kebutuhan air rumah tangga.
7. H berusia 29 tahun. H Merupakan warga RT 001, H adalah salah satu warga yang mengalami kesusahan air, H sangat memerlukan air karena merupan seorang ibu rumah tangga yang mempunyai warung makanan kecil-kecilan.
8. S yang berusia 54 tahun, S merupan warga RT 006, rumah S lumayan cukup dekat dari sumur. Keseharian S merupan ibu rumah tangga.
9. Y berusia 41 tahun,Y merupaka warga RT 006. Y mengalami kekurangan air, jarak rumah dengan sumur sekitar 15 meter. Y memiliki usaha warung sembakoh.
10. R merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 38 tahun, R merupakan warga RT 006. R adalah salah satu warga yang mengalami kesusahan air, keseharian R seorang ibu rumah tangga.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam Subbab ini. Peneliti akan menjelaskan analisis data turunan lapangan yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor internal dan eksternal Pemanfaatan air Bersih Pada kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir. Selanjutnya peneliti akan menganasis mengenai faktor internal dan eksternal Pemanfaatan air Bersih Pada kebutuhan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang pasca pemadaman listrik bergilir.
Melalui teori Teori Fungsionalisme Struktural Agil Talcot Pars on.
32
4.2.1 Penyebab kesulitan air bersih di masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang
Kondisi kesulitan air bersih yang di alami oleh masyarakat pada kecamatan desa Mantang terjadi Karena adanya kerusakan pada tiap-tiap mesin pompa air warga yang menjadi awal mula terjadinya krisis air bersih. Kemudian kondisi ini permasalahan air bersih ada pada kecamatan desa Mantang meliputi pada saat proses pengambilan air bersih pada sumber mata air umum milik desa kecamatan Mantang jumlah sumur umum diperkirakan tidak mampu memenuhi secara keseluruhan pasokan air bersih pada masyarakat desa kecamatan Mantang. Kondisi ini kondisi ini dipicu mulanya pada saat terjadinya pemadaman listrik bergilir.
Padamnya aliran listrik merupakan hal yang seringkali dikeluhkan masyarakat, terlebih lagi bila listrik padam secara tiba-tiba, tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu dari pihak PLN. Gangguan listrik yang menyebabkan padamnya aliran listrik ke Masyarakat adalah kerugian bersama.
Baik bagi masyarakat maupun pihak PLN tersebut. Permasalahan ini juga dialami oleh masyarakat Kecamatan Mantang. Kebutuhan akan listrik semakin meningkat yang mengakibatkan persediaan jumlah listrik semakin menurun dan berimbas pada penyaluran listrik secara bergiliran, sehingga pihak PLN Mantang sering melakukan pemadaman bergiliran agar penyaluran listrik kepada Masyarakat dapat dilakukan dengan menyeluruh.
Gambar 4.2.1 PLTD MANTANG
33
Sumber: Data Lapangan, 2023
Padamnya listrik diarea Kecamatan Mantang merupakan keluhan Masyarakat yang paling sering dipublikasikan, pada media massa sosial media maupun cetak sebagai bentuk protes dan keluhan masyarakat setempat di karnakan adanya pemadaman listrik bergilir yang merugikan masyarakat. Berbagai akibat yang ditimbulkan karena padamnya listrik sering dilontarkan kepada pihak PLN Mantang. Pada kenyataannya, listrik padam tidak semata-mata merugikan bagi kepentingan satu pihak, namun hal ini juga merugikan kepentingan bersama. Listrik padam terdapat beberapa alasan. Dan alasan-alasan tersebut sangat tidak bisa dipersalahkan sebenarnya, listrik disuatu area disebabkan karena penyebab yaitu:
listrik padam disebabkan gangguan. Ganggguan hujan, angin, banjir, pohon tumbang, sambungan kawat kendor, sambungan distribusi meledak kawat jaringan terputus, dan lain-lain.
34
Namun demikian tidak seperti yang diharapkan dan diamanatkan didalam Undang-Undang ketenaga listrikan, jaminan ketersediaan tenaga listrik untuk mewujudkan kesejahteraan umum belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik, pemenuhan sarana kelistrikan belum bisa dikatakan optimal bagi masyarakat Kecamatan Mantang. Peranan pihak PLN Mantang merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha meningkatkan kepuasan Masyarakat Kecamatan Mantang.
Kepuasan masyarakat Kecamatan Mantang merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, masyarakat Kecamatan Mantang tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan masyarakat Keacamatan Mantang puas. Jika kinerja melebihi harapan, masyarakat Keacamatan Mantang amat puas atau senang.
Pemadaman listrik bergilir yang terjadi di sekitaran Kecamatan Mantang Terjadinya Pemadaman listrik pada setiap hari yang berbeda-beda. Durasi pemadaman listrik berlangsung selama 10 jam sehari, dengan kondisi lebih diperparah karena tidak adanya kepastian jadwal pemadaman dari pihak PLN yang disebabkan oleh kerusakan mesin pembangkit listrik di Kecamatan Mantang seperti gangguan pada instalasi listrik dan gangguan lainnya.
Waktu pemadaman bergilir di Kecamatan Mantang dari pihak PLN tidak sesuai dengan jadwal, hal ini yang menyebabkan terjadinya keluhan dari masyarakat dengan tidak adanya pemberitahuan informasi perubahan jadwal pemadaman listrik yang di percepat dari waktu yang di tentukan pada jadwal
35
pemadaman.Warga menyampaikan keluhan mereka menyatakan bahwa terjadinya sejumlah barang elektronik dan peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik menjadi rusak (Televisi. Mesin Cuci, Kipas Angin, Kulkas dan lain-lainya), dan terjadinya juga kerusakan mesin air PDAM akibat pemadaman listrik bergiliran.
“Akibat mati lampu bergiliran benyek ikan orang-orang Mantang menjedi busuk nak di simpan ikan pun susah, es batu tidek cukup gara-gara mati lampu terlampau lame, kadang orang Mantang pun nak cari lilin dengan minyak tanah pun susah, habistu mesin air pam pon rusak juge karena mati lampu bergiliran terus menerus buat kami sangat susah dengan air bersih”.
(Akibat mati listrik bergilan banyak ikan orang-orang Mantang menjadi busuk mau simpan ikan sulit, es batu tak cukup gara-gara mati listrik terlalu lama, terkadang orang Mantang mau cari lilin dengan minyak tanah sulit, terus mesin air PDAM juga ikut rusak akibat mati listrik bergiliran yang terjadi terus menerus membuat kami sangat kesulitan air bersih). Wawancara ibu RT R, tanggal 09 juni 2023.
Berdasarkan hasil analisis pernyataan informan diatas dapat kita ketahui bahwa listrik mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang. Dengan keadaan masyarakata Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang yang sangat membutuhkan listrik, listrik sangat pengaruhi penting untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang.
Permasalahan kebutuhan air bersih pada desa kecamatan Mantang yang diakibatkan rusaknya mesin air akibat terjadinya pemadaman listrik bergilir yang terus terjadi di kecamatan desa Mantang menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan air bersih yang menimbulkan keresahan dan kesulitan bagi masyarakat kecamatan desa Mantang untuk memenuhi kebutuhan pasokan air sehari-hari.
Kondisi krisis air pada masyarakat desa Mantang juga semakin menimbulkan keresahan dikarenakan adanya penurunan kualitas kesehatan di lingkungan sekitar
36
sumber-sumber air umum yang ada di desa kecamatan Mantang kondisi ini dipicu akibat banyaknya masyarakat yang melakukan kegiatan pengambilan air dan pembunuhan kebutuhan air bersih seperti mandi dan mencuci dengan di mana limbah air bekas deterjen pada saat masyarakat menggunakan sumber-sumber air umum dibuang secara sembarangan sehingga menurunkan kualitas kebersihan di area lingkungan sumber sumur air umum. Selain itu masyarakat yang mengambil air pada sumber air umum juga diperintahkan untuk mengikuti sebuah aturan di mana aturan tersebut menyatakan bahwa adanya pembagian jadwal antara 2 RT pada tiap-tiap warga untuk mengambil air pada sumber sumur air umum tersebut.
Tak jarang ada beberapa warga yang tidak mematuhi aturan dalam pengambilan air sehingga terjadinya permasalahan berupa luapan emosional secara verbal terhadap sesama masyarakat yang sedang mengantri air bersih untuk di ambil
Berikut pernyataan warga yang menyatakan pernah mengalami luapan emosional secara verbal oleh sesama warga saat mengantri air bersih.
"Iye kadang deket sike juge sering ribut juge karena masalah antrian ambek air padahal dah ade jadwal tapi masih aje ade yang ambek air tidek sesuai jadwalnye kadang pun die ambek air nye terlalu berlebeh sehingga buat warga yang lain geram. Ade juge orang yang serak daerah perigi macam sampah sabun atau bekas deterjen cuci di serak sembarangan jedi serak juge deket perigi umum.
Lagek kadang di tegur suke tidek terime."
(Iya terkadang deket sike juge sering rebut juga karena masalah antrian ambil air padahal sudah ada jadwal tapi masih aja ada yang ambil air tidak sesuia jadwal terkadang pun dia ambil air nya terlalu berlebihan sehingga buat warga yang lain geram. Ada juga orang yang kotorkan daerah perigi macam sampah sabun atau bekas deterjen cuci di kotorkan sembarangan jadi kotor juga dekat sumur umum).
Wawancara ibu RT R, tanggal 09 juni 2023.
37
Analisa dari pertanyaan di atas menyatakan bahwa adanya pelopor emosi sesama masyarakat kecamatan desa Mantang saat proses pengambilan air bersih kondisi-kondisi ini dipicu pada saat pengantrian pengambilan air bersih dan saat keadaan lingkungan sekitar sumber sumur air umum kotor akibat warga yang menggunakan air sumur secr langsung seperti mandi dan mencuci di tempat.
Gambar 4.2.2 Tower Air Mantang
Sumber: Data lapangan, 2023
Adanya tower air PDAM masyarakat Desa Mantang Besar Kecamatan Mantang mendapat air dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, minum, makan dan lain sebagainya. Akan tetapi hal ini tidak berlangsung cukup lama, karena dengan terjadinya pemadaman listrik bergiliran yang mengakibatkan mesin air PDAM rusak mesyarakat mengalami kesulitan sumber air bersih.
38
Air merupakan salah satu kebutuhan sangat mendasar bagi kehidupan manusia, sebab manusia tidak bisa hidup tanpa air. Air juga bisa dikatakan sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk pengaturan irigasi, pembangkit tenaga listrik, sampai pada pemenuhan hajat hidup manusia seperti mandi, memasak, minum, dan sebagainya. Karena merupakan kebutuhan sangat mendasar dan menguasai hajat hidup orang banyak maka negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara dalam hal penyediaan air bersih. Hal ini sejalan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yaitu bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Memenuhi ketentuan dalam UUD 1945 tersebut pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan terkait dengan penyediaan air bersih diantaranya Undang-Undang (UU) Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang kemudian ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 yang pada intinya mengatur tentang pengembangan sistem penyediaan air minum yang harus diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang berkaitan dengan air minum, sehingga pengelolaan sistem air minum harus terintegrasi dengan sistem sanitasi dan persampahan (Walinono,2017).
Penggunaan air bersih sangat penting untuk konsumsi rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Pemenuhan
39
kebutuhan air bersih sangat bergantung pada ketersediaan sumber air bersih yang diantaranya dapat diperoleh dari air tanah dan air permukaan yaitu dapat disediakan dari Sungai, Mata air, Bendung dan Waduk/Embung.
Mengingat air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan yang harus terpenuhi setiap saat, tidak hanya menyangkut debit yang cukup tetapi secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas maupun kontinuitas harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayaninya. Hal tersebut dapat diartikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 5 tentang Sumber Daya Air.Undang-undang tersebut mengatakan bahwa Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif.
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) seperti untuk masak, minum, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. Pemanfaatan air bersih telah diatur di dalam peraturan perundang-undang yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 Pasal 2 tentang Air Tanah.Sumber daya air termasuk di dalamnya air tanah dikelola secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan untuk mewujudkan kebermanfaatan air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Mengenai permasalahan kekurangan sumber air bersih yang di lakukan oleh masyarakat Desa Mantang Besar kecamatan Mantang, masyarakat berinisiatif