PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan manusia diselaraskan dengan gaya hidup dan lingkungan yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari, sehingga ketiganya memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Kelas sosial adalah pendapatan atau daya beli, sedangkan status sosial mengacu pada pola konsumsi yang berkaitan dengan gaya hidup.
Perumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Metode Pembahasan
- Metode pendekatan penulisan
- Subjek penulisan
- Lokasi Pengamatan
Sistematika Penulisan
Gaya hidup masyarakat kota dan perkembangan kota dilihat dari unsur kebutuhan masyarakat yang tinggal di dalamnya (psikologis dan kelompok). Untuk menganalisis gaya hidup masyarakat menggunakan Celebrity Fitness dan Fitness First digunakan pendekatan psikografis.
Sistematika Pemikiran
TINJAUAN KEBUTUHAN MANUSIA DAN GAYA HIDUP
Kebutuhan Manusia dalam Psikologi
Dalam kehidupan, manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dari yang mendasar hingga yang kompleks dan Abraham Maslow (1970) membagi kebutuhan tersebut dari; Tingkatan pertama adalah kebutuhan jasmaniah (physiological needs), meliputi kebutuhan akan makan dan minum; tingkat kedua adalah kebutuhan akan rasa aman (needs for safety and security), termasuk tempat berteduh atau keselamatan; Tingkat ketiga, kebutuhan sosial, terdiri dari kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, seperti teman, keluarga, dan komunitas. Sebagai makhluk individu, terdapat pola perilaku manusia yang tidak hanya berdasarkan insting semata, karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya melalui akal budinya untuk memanifestasikan keberadaannya. Kebutuhan psikologis manusia pada tingkat menengah ke atas (dijelaskan pada bab pendahuluan) memiliki kebutuhan yang paling kompleks dan mencapai puncak tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan manusia seperti ini berkaitan dengan konsep diri (self actualization concept) karena orang seperti ini menganggap produk dalam konsep dirinya untuk membantu mengungkapkan citra tertentu yang ingin diproyeksikannya.
Gaya Hidup Masyarakat Kota
- Pengertian Gaya Hidup
- Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Gaya Hidup
- Gaya Hidup sebagai Indentias Individu dalam Kelompok
- Kesehatan dan Kebugaran
- a Kesehatan dan Gaya Hidup
- b Stress dan Kesehatan
- Kesenggangan (Leisure)
- Interaksi (Socialite)
Melalui gaya hidup tertentu, pria metroseksual ini mencoba menunjukkan kepada publik bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok “pria incaran” yang gaya hidupnya modern dan elegan. Orang cenderung memilih produk, jasa, dan aktivitas tertentu karena produk, jasa, dan aktivitas tersebut terkait dengan gaya hidup tertentu. Gaya hidup ditentukan oleh faktor-faktor seperti emosi, kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, budaya, nilai, demografi, status sosial dan kelompok referensi yang berkaitan dengan kebutuhan atau sikap yang akan menentukan proses konsumsi dalam situasi yang dihadapi konsumen (problem recognition, information search) .evaluasi dan pemilihan, pemilihan lokasi dan pembelajaran, serta proses setelah pembelian atau transaksi terjadi).
Faktor pemenuhan kebutuhan fisik masyarakat yang tinggal di perkotaan berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap individu memiliki gaya hidup yang berbeda dan diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan perilaku sosial yang lebih kompleks. Keterkaitan antara kesehatan dan gaya hidup dapat dilihat dari adanya beberapa pola perilaku individu yang dapat menimbulkan penyakit atau membuat tubuh dalam keadaan tidak sehat. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup dan kesehatan adalah perilaku sehari-hari individu yang terkait dengan upaya untuk mencapai kondisi yang optimal.
Dalam membahas kebutuhan dan gaya hidup manusia, terlihat adanya hubungan saling pengaruh dan kesinambungan antara keduanya.
TINJAUAN PERKEMBANGAN KOTA DAN PUSAT
Perkembangan Kota
- Kajian Ruang Arsitektur Kota
- Morfologi Kota
Amos Rapoport (1990) menyatakan bahwa pembangunan kota sebagai salah satu bentuk karya arsitektur merupakan cerminan dan perwujudan dari dasar kehidupan masyarakat dari segi makna-makna yang dapat disampaikan. Morfologi, yaitu menyangkut kualitas spasial-figuratif dan konteks desain ruang, yang dapat dibaca melalui pola, hierarki, dan hubungan satu ruang dengan ruang lainnya. Tipologi lebih menekankan pada konsep dan konsistensi yang dapat memudahkan publik terhubung dengan karya arsitektur.
Tampak dari keterhubungan antara objek ruang publik perkotaan dengan segala aktivitas yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang perkotaan yang mendukung keberadaan ruang publik perkotaan. Keberadaan penunjang aktivitas tidak lepas dari pertumbuhan fungsi aktivitas publik yang mendominasi penggunaan bangunan komersial kota, semakin dekat dengan pusat kota semakin tinggi intensitas dan eksklusivitas fungsinya. Perubahan morfologi misalnya pada bangunan komersial dengan bangunan serba guna, tidak lepas dari dukungan aktivitas, karena terdapat keterkaitan antara objek ruang publik kawasan dengan segala aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan ruang tersebut. ruang untuk mendukung keberadaan ruang bersama.
Aktivitas dan ruang publik seperti ruang kebugaran atau restoran merupakan hal yang saling melengkapi dan melengkapi, keberadaan aktivitas penunjang mulai muncul dan berkembang, jika berada di antara dua kutub aktivitas yang ada di kawasan tersebut, keberadaan aktivitas pendukung tidak tidak lepas dari pertumbuhan fungsi aktivitas publik yang mendominasi pemanfaatan ruang kawasan, semakin dekat dengan pusat aktivitas semakin tinggi intensitas dan keragaman aktivitasnya.
Tinjauan Terhadap Klub Kebugaran dan Gymnasium
- Pengertian Klub Kebugaran
- Sejarah dan Perkembangan Klub dan Klub Kebugaran
- Peran, Fungsi dan Fasilitas Klub Kebugaran
- Gymnasium
Fasilitas yang ditawarkan di kedua pusat kebugaran tersebut pun beragam dan menjadi pembuka bagi klub-klub kebugaran bertema olah raga, rekreasi, serta sosialisasi. Kehadiran klub kebugaran di kompleks tersebut melengkapi fasilitas yang disediakan pengembang perumahan mewah. Keanggotaan mereka dalam klub kebugaran merupakan cara hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial mereka.
Dan hadirnya fitness club di Jakarta untuk menyeimbangkan rutinitas sekaligus menawarkan gaya hidup baru yang disesuaikan dengan perkembangan kota. Kelompok pimpinan memiliki kegiatan untuk mengatur segala macam kegiatan untuk mendukung keberhasilan dan perkembangan klub kebugaran. Sistem pelayanan yang ditawarkan oleh setiap klub kebugaran biasanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan olahraga dan rekreasi yang disesuaikan dengan konsep dan konteks di mana klub tersebut didirikan.
Sarana yang biasa terdapat pada tempat fitnes adalah prasarana olahraga dan prasarana olahraga yang menyertainya.
Klub Kebugaran dalam Gymnasium (Pusat Kebugaran)
Dua pusat kebugaran yang berada di kawasan perbelanjaan dan kawasan perkantoran Jakarta, yakni Celebrity Fitness Mall Puri Indah dan Fitness First Platinum Menara BCA Thamrin sengaja dipilih, dengan alasan keduanya memiliki unsur fitnes, leisure dan interaksi yang menjadi ruang yang melayani dengan gaya hidup penduduk Jakarta. Pendekatan psikografis yang dapat dikaitkan dengan Celebrity Fitness dan Fitness First adalah tentang mengukur kepuasan setiap individu member, yang tidak sama. Pendekatan khusus untuk anggota Celebrity Fitness atau Fitness First dilakukan berdasarkan tingkat usia pengunjung yang tergabung di kedua lokasi tersebut.
Berdasarkan studi kasus di atas, segmentasi pengunjung Celebrity Fitness dan Fitness First hanya terbatas pada remaja akhir dan dewasa. Kesesuaian (Celebrity Fitness Puri Mall disukai oleh remaja akhir karena dorongan dari teman sebaya yang tinggal, bersekolah atau beraktivitas di sekitar Puri Indah. Ketertarikan pengunjung Celebrity Fitness Puri karena mereka memiliki kemampuan biologis, psikologis, sosial dan hukum untuk bergabung dengan negara ini.
Dari hasil kajian literatur dan analisis studi kasus dapat disimpulkan bahwa pendirian pusat kebugaran yang tergabung dalam gedung tertentu, seperti: Celebrity Fitness di Mall Puri dan Fitness First di Menara BCA, secara empiris menghadirkan kebutuhan yang kompleks. antara kebutuhan individu dan perkembangan gaya hidup. Orang-orang yang tinggal di dalamnya dalam ruang arsitektur kota. Kehadiran pusat kebugaran seperti Celebrity Fitness dan Fitness First tentunya disesuaikan dengan aspek kebutuhan manusia di kalangan menengah ke atas dengan gaya hidup komunitas eksklusif yang tergabung dalam masing-masing pusat kebugaran tersebut. Hal utama yang dilakukan arsitek adalah memaksimalkan aspek-aspek yang sesuai dengan kebutuhan individu dan gaya hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya, yang nantinya akan menjadi segmen pengunjung pusat kebugaran, misalnya Celebrity Fitness dan Fitness First seperti yang dibahas pada bab kasus. belajar.
STUDI KASUS DAN ANALISIS
Celebrity Fitness Puri Mall
Fitness First Menara BCA
Salah satu gedung yang disewa adalah Menara BCA Thamrin yang merupakan salah satu gedung perkantoran tertinggi di Jakarta. Pusat kebugaran ini memiliki akses langsung yang menghubungkan tiga destinasi strategis, yaitu kawasan perkantoran (di dalam Menara BCA), kawasan perbelanjaan (Grand Indonesia), kawasan hotel, apartemen, dan hunian (Hotel Indonesia Kempinski). Lokasi Fitness First berada di kompleks gedung yang difungsikan sebagai perkantoran, penginapan (hotel), apartemen dan pusat perbelanjaan.
Berbeda dengan Puri Celebrity Fitness yang memiliki pintu masuk transparan untuk memungkinkan interaksi antara orang di luar dan di dalam mal, pintu masuk yang berisi Fitness First Platinum terlihat seperti ruangan tertutup dan anggota pusat kebugaran ini memiliki privasi penuh dari pengintaian orang lain. Model terbuka yang diterapkan pada Fitness First Platinum adalah model interaksi satu sisi, yaitu model kaca berwarna transparan yang menghadap ke luar gedung. Di sini, orang yang berada di gedung yang sama dengan pusat kebugaran Fitness First tidak diperbolehkan melihat ke dalam ruangan.
Bagi pengunjung yang datang dari luar gedung jika ingin masuk ke lokasi ini melalui dua akses utama yaitu dari lift di lantai 11 yang disediakan BCA Tower atau jika pengunjung melalui pintu masuk Grand Indonesia pengunjung terlebih dahulu menuju ke lantai 3. lalu lewati tenant Gramedia untuk menemukan lift di lantai 11 yang merupakan penghubung antara Grand Indonesia dan Menara BCA.
Pendekatan Psikografis
Dan gaya hidup inilah yang dituntut oleh kalangan menengah ke atas di Jakarta yang rata-rata menginginkan privasinya terlindungi dari pengaruh luar. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa psikografis merupakan kajian kuantitatif untuk mengukur aktivitas, minat dan opini (gaya hidup), kepribadian dan demografi konsumen, yang dilakukan untuk menggali dan menjelaskan komunikasi dan perilaku konsumen terhadap merek, produk dan kelompok, produk. yang digunakan untuk membuat keputusan pemasaran. Fungsi metode psikografis dalam meneliti gaya hidup adalah untuk mengenali dan memahami konsumen serta mampu mengkomunikasikan dan menjual produk atau jasa secara efektif kepada mereka (Loudon dan Della Bitta, 1993).
Segmentasi Pengunjung
Pengaruh yang muncul dari gaya hidup dan kota adalah masalah kesehatan, kebugaran, waktu luang dan interaksi-sosialisasi, untuk itu dibuat pusat kebugaran yang memenuhi semua elemen tersebut dengan kondisi yang memungkinkan, yaitu di gedung-gedung komersial di kota-kota seperti Jakarta. Setelah menganalisis studi kasus, terlihat bahwa perkembangan pusat kebugaran di kota-kota besar seperti Jakarta tidak terlepas dari aspek gaya hidup masyarakat dan perkembangan arsitektur perkotaan. Hasil analisis studi kasus juga menunjukkan bahwa peran desainer dalam fenomena perkembangan gym memang sangat besar.
Peran desainer di sini adalah menuangkan ide untuk mendesain gym di lahan terbatas, namun kreatif dan inovatif dalam kaitannya dengan target audiens. Pengembangan pusat kebugaran di pusat kota Jakarta ke depan sebaiknya tidak hanya fokus pada kalangan menengah ke atas. Namun maraknya gym juga harus memiliki kajian dan konteks yang bisa dikemas untuk kalangan menengah ke bawah.
Hal ini tentunya bukan berarti kembali ke masa awal berdirinya fitness center, melainkan eksplorasi konsep arsitektur fitness di tengah kota ramah masyarakat yang terpinggirkan.
KESIMPULAN