• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Pemahaman Laba

N/A
N/A
Salvina Nurhaeni

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen Pemahaman Laba"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Laba

Menilik dari sudut pandang ilmu ekonomi murni, definisi laba adalah peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil dari penanaman modal setelah dikurangi biaya-biaya terkait penanaman modal tersebut. Namun, jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, laba merupakan selisih harga penjualan dengan biaya produksi.

Unsur – Unsur Laba

• pendapatan yaitu suatu aliran masuk atau kenaikan aktiva dalam suatu perusahaan dan penurunan kewajiban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi akibat dari aktivitas operasi

• beban yaitu suatu pengeluaran atau penggunaan aktiva dan kenaikan kewajiban dalam suatu periode akuntansi yang terjadi dari aktivitas operasi

• biaya yaitu kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan. Untuk biaya yang telah digunakan maka disebut beban. beban dalam tiap periode akan dikurangi dari pendapatan pada laporan keuangan Laba Rugi untuk menentukan laba periode

• yang keempat laba rugi yaitu suatu kenaikan ekuitas atau aktiva bersih dari transaksi yang terjadi pada perusahaan selain yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.

• Yang kelima yaitu penghasilan adalah hasil akhir dari perhitungan pendapatan dan keuntungan yang dikurangi beban dan kerugian dalam periode

Model Akuntansi

Dalam hal ini, akan dibahas tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu:

1. Historical Cost Accounting: Model akuntansi ini mencatat aset dan kewajiban pada biaya historis atau biaya awal saat diperoleh atau dibebankan. Ini mencerminkan nilai aset atau kewajiban pada saat itu.

2. Replacement Cost Accounting: Model akuntansi ini mencatat aset pada biaya penggantian atau biaya yang diperlukan untuk menggantikan aset dengan aset serupa yang baru. Ini mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh kembali aset yang sama atau setara.

3. Net Realizable Value Accounting: Model akuntansi ini mencatat aset pada nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu nilai yang diharapkan diperoleh dari penjualan aset setelah

(2)

dikurangi biaya penjualan. Ini mencerminkan nilai yang dapat direalisasikan dari aset tersebut.

Perbedaan ini timbul dari perbedaan berikut.

hakikat perbedaan

perbedaan model penilaian dan penentuan laba, timbul dari perbedaan atribut yang akan dinilai dan satuan ukuran yang akan digunakan

• yang pertama, atribut yang akan dinilai. Atribut yang akan dinilai ini terbagi lagi menjadi empat yaitu:

- Dalam model Historical Cost Accounting, atribut yang dinilai adalah jumlah uang/kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah utang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.

- Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah utang yang akan dibebankan untuk memperoleh aktiva tersebut.

- Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau sejenisnya yang akan diperoleh dengan menual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.

- Dalam model Present atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali utang

• yang kedua yaitu pengklasifikasian atribut terbagi menjadi tiga yaitu

- Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (Historical Cost), masa kini (Replacement Cost dan Net Realizable Value), dan masa yang akan datang (Present Value).

- Jenis transaksi: Historical Cost dan Replacement Cost merupakan transaksi perolehan atau pembebanan utang, Net Realizable Value dan Present Value menyangkut penjualan aset dan pembayaran utang.

(3)

- Sifat kejadian awalnya: Historical Cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, Present Value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan Replacement Cost dan Net Realizable Value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotetis (anggapan)

• Yang ketiga satuan ukuran atau unit of measure, Ada dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu

- Unit Moneter (uang) Dalam model ini yang menjadi unit pengukur adalah unit uang - Unit Daya Beli (Purchasing Power) Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah

daya beli uangnya yang tentu berbeda apabila waktunya berbeda Dasar Perbandingan dan Evaluasi

Dalam menilai dan membandingkan model-model ini maka yang menjadi dasar penilaian adalah:

1. Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu (timing error)

Timming error timbul akibat perubahan-nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu, tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain. Yang sebaiknya adalah bahwa setiap kejadian dalam periode itu dicatat dan dilaporkan pada periode itu.

Namun, yang lebih ideal lagi adalah bahwa perhitungan laba dilakukan dalam keseluruhan proses kegiatan perusahaan.

2. Kesalahan akibat alat ukur (measuring unit errors).

Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi apabila laporan keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan mempertimbangkan tenaga beli dari mata uang tersebut. Idealnya tenaga beli uang harus ikut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun laporan keuangan.

Akuntansi memiliki alat ukur yang menghasilkan ukuran tertentu, misalnya model akuntansi yang menggunakan unit uangsebagai alat ukur berarti hasilnya adalah bahwa dinyatakan dalam jumlah rupiah,

3. Kesulitan dalam penafsiran (interpretability).

laporan keuangan harus dapat dipahami tanpa salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan keuangan kita harus memahami masalah pengertian dan penggunaannya.

4. Relevansi

Informasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi para pemakainya khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, karena

(4)

model akuntansi yang ada masih memiliki makna yang masih kabur sukar bagi pembaca menjadikan informasi akuntansi itu relevan tanpa menguasai ilmu akuntansi lebih mendalam.

Sistem Akuntansi Menurut FASB

a) Pengukuran keseluruhan dan aktivitas tetap: pengukuran keseluruhan dan aktivitas tetap mengacu pada cara pengukuran entitas dan pelaporan pos-pos dalam laporan keuangan. Pengukuran keseluruhan ini mencakup pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya yang diatur oleh standar akuntansi yang dikeluarkan oleh FASB. Pengukuran ini dapat melibatkan berbagai atribut pengukuran, seperti biaya saat ini, nilai bersih yang dapat direalisasikan dari ekspektasi arus kas di masa mendatang, dan lainnya. Pengukuran ini penting untuk memastikan kerelevanan dan kemampuan entitas dalam melaporkan kondisi keuangan

b) Konsep-konsep Pemeliharaan Modal: Konsep-konsep pemeliharaan modal dalam akuntansi mengacu pada cara entitas mempertahankan modalnya. Ada dua konsep utama:

modal keuangan dan modal fisik. Menurut konsep modal keuangan, modal diukur dalam satuan nominal moneter, dan laba dianggap terjadi jika nilai uang dari aset bersih pada akhir periode usaha melebihi nilai awalnya. Sementara menurut konsep modal fisik, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada, misalnya, unit output per hari. Moda pemeliharaan fisik mengasumsikan laba terjadi jika kapasitas produktif fisik pada periode akhir usaha melebihi nilai awalnya. Konsep-konsep ini memberikan dasar referensi dalam perhitungan laba rugi

c) Satuan Pengukuran: Menurut FASB, dalam sistem akuntansi, pengukuran dalam dolar nominal dan dolar konstan Merujuk pada dua pendekatan yang berbeda dalam mengukur nilai aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya. pengukuran dalam dolar nominal mengacu pada pengukuran menggunakan nilai uang pada saat transaksi terjadi, sedangkan pengukuran dalam dolar konstan mengacu pada pengukuran menggunakan nilai uang yang disesuaikan dengan tingkat inflasi atau deflasi. Pengukuran dalam dolar konstan memungkinkan entitas untuk membandingkan kinerja keuangan mereka dari waktu ke waktu tanpa dipengaruhi oleh perubahan daya beli uang. Pendekatan kedua ini penting dalam menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu

(5)

Persyaratan dari FASB

1. Pengungkapan dolar konstan (tahun berjalan): FASB menyaratkan bahwa perusahaan harus mengungkapan nilai-nilai biaya dalam mata uang konstan saat ini. Ini memungkinkan perusahaan untuk membandingkan biaya di berbagai tahun dengan mengungkapan nilai- nilai biaya pada tahun sebelumnya.

2. Pengungkapan biaya saat ini (tahun berjalan): FASB menyaratkan bahwa perusahaan harus mengungkapan biaya saat ini (tahun berjalan) dengan menggunakan metode yang sesuai.

Metode ini mencakup pengukuran biaya berdasarkan persediaan yang diperkirakan akan diperoleh selama tahun berjalan, atau menggunakan metode lain yang disarankan oleh FASB.

3. Data ringkasan lima tahun: FASB menyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki data ringkasan lima tahun untuk mengukur biaya dan pendapatan. Data ini harus sesuai dengan standar akuntansi dan harus diperoleh secara berkala.

4. Pembatasan: FASB menyaratkan bahwa perusahaan harus membatasi biaya dan pendapatan dengan pembatasan yang sesuai. Pembatasan ini mencakup penentuan biaya yang tidak akan terisi, biaya yang tidak dapat diperoleh kembali, atau biaya yang tidak dapat diperoleh sebesar-besar.

5. Metodologi: FASB menyaratkan bahwa perusahaan harus menggunakan metodologi yang sesuai dalam menghitung biaya dan pendapatan. Metodologi ini mencakup pengukuran biaya berdasarkan persediaan yang diperkirakan akan diperoleh selama tahun berjalan, atau menggunakan metode lain yang disarankan oleh FASB.

Ilustasi beberapa alternative model akuntansi

Untuk memberikan gambaran yang jelas antara beberapa alternatif model akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko Jaya yang didirikan pada 21 Maret 2005 akan memasarkan produk baru yang disebut ESTIMA. Modal berjumlah Rp 30.000,- dengan bunga 10%. Pada 1 Januari PT Sipangko Jaya memuali kegiatannya dengan membeli 6.000 unit ESTIMA dengan harga Rp 10,- per unit. Pada 1 Mei perusahaan menjual 5.000 unit dengan harga Rp 15,- per unit

(6)

Alternatif dengan melihat dari sudut “unit of money” Alternatif yang kita bahas di sini adalah menyangkut kesalahan yang timbul karena waktu. Untuk itu, model yang akan kia bahas adalah :

Historical cost accounting

Replacement cost accounting

Net realizable value accounting

• Pada Historical cost

- Hasil Penjualan sebesar 75.000, dari total barang yang dijual sebesar 5.000 unit dikali harga jual 15 rupiah

- Harga pokok penjualan 50.000, dari total barang yang dijual sebesar 5.000 unit dikali harga beli 10 rupiah

- Laba kotor yaitu penjualan dikurangi hpp, 75.000 dikurangi 50.000 menghasilkan 25.000

- Bunga atas modal, 10% dikali jumlah modal 30.000, menghasilkan 3.000

- 25.000 – 3.000 sehingga laba operasi dan laba bersih menurut historical cost sebesar 22.000

• Pada Replacement cost

- Hasil Penjualan sebesar 75.000, dari total barang yang dijual sebesar 5.000 unit dikali harga jual 15 rupiah

- Harga pokok penjualan 60.000, dari total barang pada saat pembelian sebesar 6.000 unit dikali harga beli 10 rupiah

- Laba kotor 75.000 dikurangi 60.000 menghasilkan 15.000 - Bunga atas modal 10% dikali 30.000 sebesar 3.000

- 15.000 – 3.000, jadi laba operasi yang dihasilkan sebesar 12.000

- Realisasi holding gain and loss ( 12 rupiah – 10 rupiah) yaitu 2 rupiah dikali 5.000 unit menghasilkan 10.000

- Holding gain and loss yang tidak direalisasi ( 13 rupiah – 10 rupiah ) yaitu 3 rupiah dikali 1.000 unit menghasilkan 3.000

- 12.000 ditambah 10.000 ditambah 3.000, Sehingga pada laba bersih menurut Replacement cost sebesar 25.000

-

• Pada Net Realizable value

(7)

- Hasil Penjualan sebesar 92.000, dari barang dikali tingkat harga (5.000 unit dikali 15 rupiah) ditambah (1.000 unit dikali 17 rupiah)

- Harga pokok penjualan 73.000, dari (5.000 unit dikali 12 rupiah) ditambah (1.000 unit dikali 13 rupiah )

- Laba kotor, 92.000 dikurangi 73.000 menghasilkan 19.000 - Bunga atas modal 10% dikali jumlah modal 30.000 sebesar 3.000 - 15.000 – 3.000, jadi laba operasi yang dihasilkan sebesar 12.000

- Realisasi holding gain and loss ( 12 rupiah – 10 rupiah) yaitu 2 rupiah, dikali 5.000 unit menghasilkan 10.000

- Holding gain and loss yang tidak direalisasi ( 13 rupiah – 10 rupiah ) yaitu 3 rupiah, dikali 1.000 unit menghasilkan 3.000

- 16.000 ditambah 10.000 ditambah 3.000, Sehingga pada laba bersih menurut Net Realizable value sebesar 29.000

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Airlangga Teaching Hospital will become an integrated IPE, research, clinical practice and health service center that independent, innovative, leading in the national and