BATIK
BANTEN
KEL 1
Kelompok 1
Sukmadi 1.
Aang fathuroji 2. Kurniawati
3.
Puri Dwi Yanti 4. Siska Susilawati 5.
Suproniah 6. 7. Wita Afiana
Zaskia Ayu W.
8. Ade Muryati 9.
Ica Halimah
10.
Batik banten
Batik banten merupakan salah satu batik yang berasal dari Propinsi Banten, sangat kaya akan filosofi yang
mengandung cerita sejarah pada setiap motif batik yang diambil dari toponim yaitu suatu bahasa ilmiah mengenai asal-usul, nama tempat, penggunaan, arti, serta tipologinya.
Batik Banten sendiri mempunyai corak warna yang cenderung ceria dengan memanfaatkan kombinasi warna-warna pastel yang berkesan lembut. Hal tersebut untuk merepresentasikan karakter orang Banten yang ekspresif dengan hati yang
lembut. Warna pastel yang ditimbulkan pada batik
sebenarnya karena sudah terjadinya asimilasi dengan
budaya china benteng. Sedangkan untuk motif batik baduy sendiri susah untuk mengubah warnanya yang hanya terdiri dari warna biru dan hitam saja. Sedangkan motif batik banten yang paling terkenal adalah motif batik paku debus dan motif surosowan.
Keunikan Batik banten
Warna batik cerah, tetapi tidak mencolok (lembut).
Motifnya berukuran besar.
Bergaris tebal.
Isen-isen kasar.
Menggunakan metode cap.
Pola yang digunakan adalah pengulangan.
Corak berkaitan dengan Kesultanan Banten.
Ciri-ciri Batik
Banten
Asal-usul
Batik Banten
Perjalanan Batik Banten dimulai sebagai inisiatif Pemerintah Provinsi pada tahun 2002. Pada tahun 2003, dengan
didukung oleh Surat Keputusan Gubernur, dibentuklah
panitia peneliti untuk mengkaji lebih lanjut seni batik khas Banten. Proses penelitian mengambil sumber dari data
arkeologis, menggali keadaan Banten pada masa lalu. Motif batik Banten terinspirasi dari kekayaan budaya di wilayah ini, terutama dari bangunan arkeologis pada masa Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten.
Asal-usul
Batik Banten
Setelah penelitian yang cermat, ditemukan bahwa Banten memiliki tradisi membatik pada masa lalu, seperti Brooven Rim Rood atau yang dikenal sebagai SIMBUT pada abad ke-17. Penemuan puing gerabah di wilayah Banten Lama dan Baten Girang juga
memberikan sumbangan berharga untuk menyusun motif batik. Dari penelitian ini, lahirlah 12 motif unik
seperti Datulaya, Mandalikan, Kapurban, Kawangsan, Pamaranggen, Pancaniti, Pasepen, Pasulaman,
Pejantren, Sabakinking, Srimanganti, dan Surosowan
Batik Pasepon
1. Batik Pamaranggen 2.
Batik Surosowan 3.
Batik Banten
Batik Pasepen
Pasepen merupakan batik banten yang diambil dari
nama tempat sebuah tata ruang Istana tempat Sultan Maulana Hasanuddin melakukan meditasi di Kesultanan Banten. Warna motif Pasepen adalah hitam, hijau, abu-
abu, dan putih. Motif pasepen melambangkan ketakwaan, ketenangan, ketulusan hati, dan keteguhan hati.
Batik Pamaranggen
Motif Pamaranggen berasal dari desa tempat pembuatan keris. Warna motif Pamaranggen berupa putih, coklat
muda, hitam, dan merah. Motif tersebut menggambarkan arif, berani, tegas, suci, dan ketulusan hati. Pancaniti berati singgasana tempat raja pada saat memantau
prajuritnya yang sedang berlatih.
Batik surosowan
Surosowan diambil dari nama tempat pusat
pemerintahan di Banten, dengan warna kuning, hitam, putih, dan hijau. Motif ini melambangkan kesuburan,
kemakmuran, keteguhan hati, ketulusan hati, kejayaan, dan ketakwaan kepada Tuhan.