Filosofi manusia menurut Al Qur’an dan hadist
Retelling the
Naia Widiawati Putri 10050022030
Landasarn Filosofi
tentang Manusia menurut perspektif islam
Manusia diciptakan oleh Allah Swt sebagai makhluk dengan sempurnanya bentuk fisik Manusia lahir dengan potensi yang
berbeda-beda yang bersifat unik Manusia lahir kemuka bumi sebagai makhluk sosial
1.
2.
3.
Landasarn Filosofi
tentang Manusia menurut perspektif islam
4. Manusia diciptakan makhluk yang berakal 5. Manusia dilahirkan ke muka bumi memiliki potensi u/ bergerak ke masa depan
6. Manusia dilahirkan ke bumi sebagai makhluk beragama yang suci dan lurus
7. Manusia memiliki potensi sebagai abdillah ( taat dan patuh) dan manusia diciptakan
memiliki potensi khalifah di bumi
Manusia diciptakan sebagai makhluk biologis yang memiliki kesempurnaan
bentuk
Write the author, source, or your thoughts about the statement
Manusia jika dibandingkan dengan Makhluk hidup lainnya sebagai makhluk biologi yang diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang sempurna bentuk. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Q.S.
At-Tin (94):4 yang berbunyi
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
manusia sejak lahir memiliki potensi dan usaha yang berbeda-beda
Q.S. Al-Zukheruf 43:32
“Apakah mereka yang membagi- bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan sebahagian mereka atas sebagai yang lain.
Dan rahmat Tuhamu lebih baik dari pada yang mereka kumpulkan”
Q.S. Ar-
Rum 30:22
1. 2. Q.S Al-an’am 3. Q.S An-Nisa
4:32
Surat yang menjelaskan tentang perbedaan potensi yang diberika
kepada manusia
Manusia diciptakan sebagai mahkluk sosial
Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, jadi ada
peribahasa yang menyatakan “bersatu manusia akan kuat, sedangkan bercerai akan lemah dan runtuh.”
sedangkan bercerai akan lemah dan runtuh‖. Hal ini
sebagaimana tercantum dalam al-Qur‘an Al- Hujarat (49):13
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Manusia Dilahirkan sebagai Makhluk yang Berakal.
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam
pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan”.
QS Qof (50): 6 “Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak - retak
sedikitpun ?”
Manusia bergerak ke masa depan
“Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji”
Ayat ini menjelaskan bahwa al-Qur‘an
diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan dan kesesatan yang mereka alami menuju petunjuk
Allah dan kebenaran. Arti penggalan ayat di atas mengisyaratkan manusia hendaknya selalu
menunju kearah yang positif yaitu menuju kepada sesuatu yang terang (Tafsir Ibn Katsir,
1997. Jilid 5, 60). Penjelasan yang hampir sama dikemukakan pada QS Al-Hasyr: (59):18
Manusia Dilahirkan dalam Keadaan Fitrah dan Lurus
Menurut pandangan Islam, manusia dilahirkan dengan keadaan fitrah (suci) dan memiliki agama yang lurus (hanif), sebagaimana tercantum pada QS surat Rum
(30):30: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Fitrah dalam ayat di atas bermakna agama yang lurus yaitu Islam atau tauhid. Artinya manusia terlahir dengan membawa fitrah beragama yaitu dalam keadaan Islam, baik dari keturunan kafir maupun Islam. Hal ini sebagaimana
dikemukakan hadits Nabi Muhammad Saw: Bayi yang dilahirkan itu hanyakah membawa fitrah, (Islam), maka hanya orang tualah yang menjadikan Yahudi,
Nasrani, Majusi dan Syirik (H.R Bukhari dan Muslim, dalam Nasharudin, 2015, 54)
Manusia diciptakan Tuhan sebagai Abdullah dan Khalifah
Manusia diciptakan oleh Allah Swt sebagai mahluk untuk mengabdi kepada-Nya. Hal ini sebagaimana dikemukakan pada QS surat Adz—Daariayat (51):56 “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku”
Peran manusia selain sebagai hamba Allah juga ia mendapat tugas sebagai khalifah. Kata khalifah awal katanya berarti menggantikan, dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-
ketetapanNya, bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan. Namun dengan pengangkatan itu Allah bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan. Ada lagi yang memahami kata
khalifah dalam arti yang menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini. (Tafsir Al-Misbah, Vol 1. 2005; 142).