• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINAL Panduan Penggunaan Modul

N/A
N/A
Herman Hermawan

Academic year: 2023

Membagikan " FINAL Panduan Penggunaan Modul"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya kami telah menyelesaikan panduan penggunaan modul dan seri untuk penguatan literasi pembelajaran di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Untuk menunjang kemampuan literasi tersebut, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) telah menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen) GTK nomor 0340/B/HK tentang kerangka literasi dan numerasi bagi guru sekolah dasar, yang terkait dengan GTK Umum Peraturan Direktur Nomor 6565/B/GT/2020 tentang Model Kompetensi Dalam Pengembangan Kompetensi Profesional Guru. Melalui Peraturan Direktur Jenderal ini diharapkan para pendidik memiliki pemahaman yang komprehensif tentang konsep literasi dan numerasi serta mampu menerapkannya pada pembelajaran bermakna.

Oleh karena itu, Direktorat Guru Pendidikan Dasar memberikan pedoman dan modul berisi strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan literasi siswa seperti kemampuan berpikir kritis, empati, komunikatif, kreatif dan inovatif. Modul-modul ini diadaptasi dari materi workshop membaca yang dikembangkan oleh Teacher's College Reading and Writing Workshop di Columbia University, Amerika Serikat, yang dikemas dalam Seri Penguatan Literasi Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seri Peningkatan Literasi Pembelajaran di SD dan SMP ini terdiri dari Panduan Penggunaan Modul dan empat modul yang terdiri dari Modul 1: Gemar Membaca, Terampil Menulis, Modul 2: Menafsirkan Cerita, Mengasah Logika, Modul 3: Menggali Informasi, Kembangkan diri Anda dan Modul 4: Keteraturan, konstruksi makna.

Selain itu, panduan dan modul ini ditulis untuk membantu guru menggunakan bacaan fiksi dan nonfiksi yang selaras dengan materi pelajaran di kelas untuk meningkatkan pemikiran kritis siswa.

MENGAPA LITERASI PERLU MENGUATKAN PROSES PEMBELAJARAN?

Kegiatan membiasakan siswa membaca buku nonteks selama 15 menit sebelum pembelajaran biasanya mengacu pada praktik di negara lain yang sekolah mengalokasikan waktu khusus bagi siswa untuk membaca buku yang disukainya. Kegiatan pembiasaan ini dilakukan di sela-sela jam pelajaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membawa buku kesukaannya ke pojok baca kelas dan membacanya dalam jangka waktu yang ditentukan. Upaya ini harus dibarengi dengan strategi lain untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa secara intensif.

Saudara-saudara, strategi membaca yang berbeda-beda harus diperkuat dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengenali, membaca dan berpikir dalam menyikapi teks bacaan. Strategi membaca harus memperkuat keterampilan membaca dasar siswa sepanjang suatu kontinum atau rentang keterampilan membaca yang mencakup belajar membaca dan membaca untuk belajar. Modul-modul dalam rangkaian strategi literasi untuk penguatan pembelajaran di sekolah dasar dan menengah diharapkan dapat menginspirasi guru untuk memberikan pembelajaran membaca sehingga siswa mampu membaca teks yang berbeda untuk memahami, memilih, menganalisis, merefleksikan dan menggunakan informasi internal.

Strategi literasi ini harus dilaksanakan secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa secara efektif.

APAKAH LITERASI?

Untuk membantu Anda menerjemahkan definisi ini ke dalam proses perencanaan pembelajaran di kelas, konsep ini harus dieksplorasi dalam modul yang memiliki elemen pengetahuan dan keterampilan terkait.

Gambar 2. 1 Bahan Bacaan dan Lembar Kegiatan untuk Menguatkan Literasi  (Foto koleksi Dyan Widya Agustina)
Gambar 2. 1 Bahan Bacaan dan Lembar Kegiatan untuk Menguatkan Literasi (Foto koleksi Dyan Widya Agustina)

BAGAIMANA LITERASI DALAM KURIKULUM MERDEKA?

Skor AKA juga memetakan kemampuan siswa ke dalam tingkatan yang memerlukan intervensi, dasar, mahir, dan lanjutan. Atribut-atribut tersebut dirangking berdasarkan respon siswa terhadap pertanyaan terkait teks fiksi dan nonfiksi. Jika siswa masih memerlukan pengajaran untuk meningkatkan keterampilan literasinya, siswa tersebut mungkin memerlukan bantuan untuk memahami isi bacaan, atau mereka mungkin tidak dapat membaca dengan lancar.

Oleh karena itu bapak ibu sekalian harus kita perkuat pondasinya yaitu kemampuan dasar membaca bahkan bagi pelajar. Pak. dan Ibu guru harus memberikan pendampingan kepada siswa agar dapat mencapai kompetensi pada tahapnya. Dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) setiap mata pelajaran, Anda mempunyai kebebasan merancang kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada kompetensi pada akhir tahapan yang ditentukan dalam Capaian Pembelajaran.

Dengan kebebasan tersebut, Anda bisa fokus pada peningkatan keterampilan esensial, yakni kemampuan literasi siswa. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan untuk mengenali kemampuan belajar siswa, pengetahuan tentang pembelajaran dan keterampilan merancang. Begitu pula dengan Peraturan Dirjen GTK Nomor 0340 Tahun 2022 tentang Kerangka Kompetensi Literasi Guru Sekolah Dasar yang menegaskan bahwa semakin guru mampu memahami dan merefleksikan kompetensi literasi siswa, maka semakin terampil seorang guru dalam merancang pembelajaran berbasis kompetensi literasi. Pada profil kemampuan literasi siswa, maka akan semakin terampil pula seorang guru.

Semakin baik seorang guru merancang lingkungan belajar yang memotivasi kegiatan membaca dan menulis, dan semakin banyak guru terlibat dalam kegiatan membaca, menulis, dan penelitian dalam jaringannya, maka ia akan semakin terampil. Dalam Perdirjen 0340/2022, seorang guru dapat memetakan dirinya pada tingkat perkembangan, sesuai, terampil dan terampil. Pak. dan Ibu Guru, modul-modul dalam seri ini membantu meningkatkan kompetensi literasi Anda pada tingkat Berkembang, Tepat Guna, Kompeten, dan Mahir.

Sementara itu, Modul 4 Mengedit Kata untuk Menciptakan Makna: Strategi Workshop Menulis akan membantu guru yang berpengalaman dan mahir untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa secara sistematis melalui berbagai aktivitas teks.

Tabel 3. 1 Atribut Sekolah dalam Rapor Pendidikan
Tabel 3. 1 Atribut Sekolah dalam Rapor Pendidikan

STRATEGI LITERASI DALAM LOKAKARYA MEMBACA DAN MENULIS

Program-program tersebut memperkuat kemampuan literasi dasar siswa melalui kegiatan membaca dan menulis yang seimbang. Lokakarya membaca dan menulis menggunakan bahan bacaan berjenjang (kaset teks) yang mengacu pada beberapa sistem pemerataan, termasuk Lexile, serta Founass dan Pinnell. Buehl (2005) menjelaskan bahwa GRR meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir, melaksanakan strategi pembelajaran, dan mengerjakan tugas-tugas yang baru dikuasai.

Pendekatan ini diawali dengan guru mendemonstrasikan suatu strategi, kemudian guru dan siswa bersama-sama menerapkan strategi tersebut, kemudian siswa berlatih menggunakan strategi tersebut hingga mampu melakukannya secara mandiri. Dalam lokakarya membaca dan menulis, guru memberi contoh bagaimana memahami atau menganalisis bahan bacaan (Lihat Bagaimana Saya Melakukannya). Kemudian, dalam kegiatan terbimbing, siswa berlatih menerapkan strategi tersebut di bawah bimbingan guru (Mari kita coba melakukannya bersama-sama).

Pada kesempatan lain, siswa terampil menerapkan strategi tersebut atas inisiatif sendiri dalam kegiatan pembelajaran lainnya. Sesuai dengan prinsip pelepasan tanggung jawab secara bertahap, alur kegiatan dalam membaca dan lokakarya membaca. Guru dapat membuat koneksi, atau mengaitkan materi dengan materi yang dipelajari sebelumnya atau dengan ilmu yang sudah dikuasai siswa.

Guru memberikan petunjuk yang jelas mengenai kegiatan yang sebaiknya dilakukan siswa secara berpasangan atau mandiri. Di akhir waktu yang ditentukan, guru mengadakan konferensi dengan semua siswa yang membutuhkan bimbingan. Lucy Calkins menyarankan untuk membagi waktu secara proporsional sehingga terdapat cukup waktu bagi siswa untuk berlatih strategi membaca dan menulis.

Waktu yang singkat ini memotivasi guru untuk menyampaikan materi secara ringkas dan padat serta menghindari perkuliahan satu arah yang membosankan bagi siswa. Kemudian disarankan agar kegiatan belajar mandiri berlangsung selama 25 hingga 30 menit untuk menjaga fokus siswa dan membatasi guru untuk hanya melayani siswa yang membutuhkannya. Disarankan pada akhir total waktu hanya lima sampai sepuluh menit, sehingga perwakilan mahasiswa mempunyai kesempatan untuk menceritakan kegiatannya.

Secara taktis dan tepat, kegiatan tersebut dapat memenuhi delapan prinsip penting lokakarya literasi yang ditekankan Lucy Calkins sebagai berikut.

Gambar 4. 1 Tahapan Pelepasan Tanggung Jawab Bertahap
Gambar 4. 1 Tahapan Pelepasan Tanggung Jawab Bertahap

IHWAL SERI PENGUATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SD

Untuk membantu Anda memahami dan menggunakan modul ini, prinsip penulisan yang kami gunakan adalah sebagai berikut. Modul menggunakan perangkat pembelajaran berupa alat peraga membaca dan bahan bacaan fiksi dan nonfiksi yang sesuai dengan tingkat kemampuan membaca siswa. Modul mengacu pada Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka sehingga memudahkan guru untuk menyesuaikan dengan Tujuan Pembelajaran (ATP) yang telah disusun.

Lokakarya mengenai modul-modul ini dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan yang ditandai dengan fitur visual yang berbeda. Pak. dan Ibu guru dapat mengamati ciri visual setiap kegiatan pada setiap modul berikut. Mengaitkan materi yang akan dibahas dengan bahan ajar atau ilmu pengetahuan sebelumnya yang telah dikuasai siswa.

Kegiatan ini ditandai dengan guru mengajak siswa untuk aktif menanggapi materi yang dijelaskan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan untuk mengawali diskusi. Dalam lokakarya membaca Lucy Calkins, guru memberikan bimbingan intensif secara individu atau kelompok kecil kepada siswa yang membutuhkannya. Siswa berbagi pengalaman dan refleksi dalam mempraktikkan strategi membaca atau menulis yang telah mereka terapkan secara individu maupun berpasangan.

Bagian ini mengidentifikasi alternatif kegiatan penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

MENGGUNAKAN MODUL DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN

Saat mempertimbangkan untuk menerapkan modul-modul ini, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu Anda merefleksikan kesiapan Anda. Apakah tersedia bahan bacaan fiksi/nonfiksi yang sesuai dengan kemampuan membaca siswa di kelas saya? Apakah tersedia bahan bacaan fiksi/nonfiksi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin saya capai dengan pendekatan workshop membaca/menulis ini?

Apakah jumlah bahan bacaan fiksi/nonfiksi sesuai dengan jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan workshop membaca/menulis ini? Apakah pengaturan kelas sesuai untuk banyaknya kegiatan klasik, berpasangan dan kelompok dalam kegiatan ini? Apakah pengaturan kelas memungkinkan semua siswa untuk terlibat dan memanfaatkan bahan bacaan secara efektif?

Karena kebutuhan siswa Anda berbeda-beda, Anda harus menyesuaikan penggunaan modul. Saat Anda mempelajari modul ini dan memikirkan kemungkinan penyesuaian, ikuti langkah-langkah dalam diagram ini. Dengan mengelola pembelajaran secara terencana, Bapak dan Ibu melakukan refleksi agar dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Saat merefleksikan kegiatan lokakarya membaca/menulis yang telah diselesaikan, tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut. Sudahkah saya memberikan masukan yang spesifik dan tepat sasaran kepada siswa saya? Sudahkah saya mengelola dan menata kelas saya sehingga kegiatan lokakarya membaca/menulis dapat berlangsung secara efektif?

Apa yang harus saya lakukan agar lokakarya membaca/menulis ini berjalan lebih baik? Dengan memikirkan kegiatan yang dilakukan, Bapak dan Ibu menjadi perancang pembelajaran yang efektif.

Gambar 6.  1 Guru Melakukan Pembelajaran Singkat (Mini Lesson)
Gambar 6. 1 Guru Melakukan Pembelajaran Singkat (Mini Lesson)

PENUTUP

Gambar

Gambar 2. 1 Bahan Bacaan dan Lembar Kegiatan untuk Menguatkan Literasi  (Foto koleksi Dyan Widya Agustina)
Tabel 3. 1 Atribut Sekolah dalam Rapor Pendidikan
Tabel 3. 2 Atribut Peserta Didik dalam Rapor Pendidikan
Tabel 3. 3 Proses Kognitif dalam Asesmen Kompetensi Minimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Penentuan Tarif Sewa Kamar Hotel Dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing Studi Kasus Pada Hotel Srimangati.. Penentuan harga jual produk dengan menggunakan