PENGARUH MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF
PERSUASI PADA KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Riani 1411010036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH
2019
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………..i
ABSTRAK……….iv
DAFTAR ISI………..v
DAFTAR TABEL………vii
DAFTAR LAMPIRAN………...viii
BAB I PENDAHULUAN ... .1
1.1Latar Belakang ... .1
1.2 Identifikasi Masalah………...………5
1.3 Pembatasan Masalah ... .5
1.4 Rumusan Masalah ... .5
1.5 Tujuan Penelitian ... .6
1.6 Manfaat Penelitian……….6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Penelitian Eksperimen………7
2.2 Model Pembelajaran………...9
2.3 Keterampilan Menulis ...12
2.3.1 Menulis ………...………....12
2.3.2 Paragraf………...….17
2.3.3 Paragraf Persuasi ………...…………..…25
2.4Kajian Penelitian yang Relevan ...33
2.5 Kerangka Berfikir….………... 34
BAB III METODE PENELITIAN ...36
3.1Pendekatan Penelitian ...36
3.2Populasi dan Sampel Penelitian ...37
3.3Variabel Penelitian ...38
3.4Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...38
ii
3.4.1 Tes ……….………..39
3.4.2 Obsevasi ……….……….44
3.4.3 Demonstrasi Model Example Non Example………51
3.5Teknik Analisis Data...52
3.5.1 Analisis Hasil Keterampilan Menulis ……….………...52
BAB IV HASIL PENELITIAN………..………......57
4.1Hasil Penelitian……….…....57
4.1.1 Deskripsi Dari Gambaran Pre-test dan Pos-test………...58
4.1.2 Deskripsi Hasil Pengolahan Pre-test dan Pos-test………....59
4.1.3 Uji Normalitas Kemampuan Menulis Siswa Pre-test…………...64
4.1.4 Uji Normalitas Kemampuan Menulis Siswa Post-test………...68
4.1.5 Statistik Menguji Hipotesis Uji T ………....72
4.2Pembahasan………..………....75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………80
5.1 Simpulan……….…..80
5.2 Saran……….………....81
DAFTAR PUSTAKA………..83
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa sehingga dapat mengalami perubahan dalam diri siswa untuk bekal hidupnya di masa yang akan datang. Pendidikan tidak hanya diperoleh di sekolah, pendidikan juga bisa diperoleh dari keluarga dan masyarakat. Pendidikan di sekolah disebut dengan pendidikan formal karena di sekolah memiliki suatu rancangan tertulis yaitu kurikulum. Adanya kurikulum pendidikan di sekolah akan berlangsung secara sistematis sehingga tujuan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan mengajarkan siswa pada salah satu mata pelajaran seperti mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa untuk membentuk suatu cara belajar berbahasa yang baik. Selain mengajarkan cara belajar berbahasa yang baik. Bahasa Indonesia juga mengajarkan beberapa aspek. Salah satu dari aspek tersebut adalah menulis.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Muhammad, 2010:1). Hal tersebut menggambarkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca.
2
Kemudian, hasil tulisan dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca sehingga pembaca paham dengan maksud tulisan tersebut.
Selain itu, Bukhari (2010:99) menjelaskan bahwa menulis didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat atau disepakati pemakainya.
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa keterampilan menulis sangat penting. Oleh karena itu, menulis harus dilatih secara sungguh-sungguh agar tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai secara optimal. Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan mengingat menulis merupakan sarana yang sangat penting untuk mengembangkan intelektual siswa. Keterampilan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih keterampilan menulis semakin meningkat. Oleh karena itu, semua keterampilan menulis perlu ditingkatkan dan diharapkan mampu menulis paragraf.
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama- sama menjelaskan satu unit pokok pikiran. Paragraf tersebut disusun secara sistematis dan logis agar pembaca memahami seluruh pokok pikiran dengan mudah (Wiyanto, 2006:20). Kemudian, paragraf dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu berdasarkan letak kalimat utamanya, berdasarkan sifat dan tujuannya, berdasarkan cara pengembangannya dan berdasarkan fungsinya.
3
Namun, dalam penelitian ini digunakan jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuan yaitu paragraf persuasi.
Paragraf persuasi adalah paragraf yang memaparkan gagasan dengan alasan, bukti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca.
Sementara menurut Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya (Suparno, dan Yunus 2008:113).
Berdasarkan informasi dari observasi awal yang telah dilakukan pada saat PPL yaitu pada 23 Oktober 2017 dikelas VIII SMP 18 Banda Aceh bahwa pembelajaran yang diterapkan dalam menulis belum dikuasi oleh siswa. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik sehingga membuat siswa bosan mengikuti proses belajar terutama dalam belajar menulis.
Maka dari itu, kemampuan menulis siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 73.
Dengan demikian, diketahui bahwa hasil menulis siswa terlihat belum mampu dalam memperhatikan tata tulis kebahasaan yang benar sesuai dengan EYD. Kemudian, siswa masih menggunakan kalimat tidak baku, dan penggabungan paragraf yang kurang padu. Kondisi ini membuat tulisan siswa menjadi tidak jelas karena menggunakan kalimat-kalimat yang tidak efektif.
Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa tersebut, maka salah satu solusi yang akan diterapkan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam menulis karangan persuasi adalah dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
4
dapat digunakan untuk mendesain pola mengajar secara tatap muka didalam kelas atau mengatur tutorial dan untuk menentukan material pembelajaran (Trianto, 2012:52). Oleh karena itu, melalui model yang digunakan akan menggambarkan prosedur pembelajaran yang sistematis karena fungsi model pembelajaran yaitu untuk pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang akan digunakan adalah model Example Non Example. Model Example Non Example adalah model pembelajaran yang membelajarkan siswa terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui proses analisis melalui gambar-gambar dan foto yang bermuatan kasus masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut (Astriani, 2017:93).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Fadhlilla (2015) bahwa model Example Non Example dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa. Hasil tersebut dilihat dari peningkatan keterampilan menulis pada tiap siklus yaitu siklus I, II dan III.
Sehingga diketahui model pembelajaran yang digunakan membuat guru lebih terampil dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif.
Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran yang menarik dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Example Non Example
5
Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Pada Kelas VIII SMP 18 Banda Aceh”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan masalah sebagai berikut :
1)Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik
2)Siswa bosan mengikuti proses belajar terutama dalam materi menulis paragraf persuasi
3)Hasil nilai menulis siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 73
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diatas maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada kemampuan menulis paragraf persuasi berdasarkan silabus yang terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 4.14 yaitu meyajikan teks persuasi (saran, ajakan, arahan dan pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur kebahasaan atau aspek lisan.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah “Apakah model Example Non Example berpengaruh terhadap kemampuan menulis paragraf persuasi pada kelas VIII SMP 18 Banda Aceh?”.
6
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Example Non Example terhadap kemampuan menulis paragraf persuasi pada kelas VIII SMP 18 Banda Aceh.
1.6Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak.
Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis, diantaranya:
1) Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pengaruh model Example Non Example terhadap hasil belajar kemampuan menulis siswa,
2) Manfaat Praktis
1) Bagi guru, yaitu penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap semua mata pelajaran terutama bahasa Indonesia.
2) Bagi siswa, yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan wawasan siswa sehingga menunjang kualitas pendidikan siswa dalam menulis.
3) Bagi Sekolah, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP 18 Banda Aceh.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)