PENDAHULUAN
Latar Belakang
Begitu pula dengan kosakata yang dimiliki siswa tunarungu juga mengakibatkan rendahnya kemampuan menggunakan bahasa ekspresif, khususnya kemampuan membuat atau menulis karangan. Gangguan pendengaran pada siswa tunarungu menghambat perkembangan bahasa dan menyulitkan siswa tersebut untuk belajar. Guru yang mengetahui berbagai metode dan media pembelajaran efektif yang digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat mempraktikkannya sangat membantu siswa tunarungu dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti menilai perlu adanya upaya yang lebih optimal dalam proses pembelajaran bagi siswa tunarungu. Penggunaan cerita rakyat sebagai media pembelajaran menulis karangan narasi diharapkan dapat membantu siswa tunarungu dalam mengungkapkan gagasan, pikiran dan pemikirannya. Berkenaan dengan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran keterampilan menulis narasi bagi siswa tunarungu.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi mengenai pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran khususnya pada bidang keterampilan menulis narasi bagi siswa tunarungu.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
- Penelitian yang Relevan
- Keterampilan Berbahasa
- Keterampian Menulis
- Karangan Narasi
- Media Pembelajaran
- Folklor
- ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)
- Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Hal ini mempunyai arah yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi (folklore) diharapkan dapat lebih membentuk karakter dan perilaku siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cerita rakyat sebagai media pengajaran, sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan cerita rakyat sebagai bahan ajar. Penelitian diatas mengkaji kemampuan menulis karangan narasi melalui media gambar seri puzzle, sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi untuk mengembangkan keterampilan menulis narasi siswa, dan sekaligus untuk lebih membangun kemampuan menulis narasi siswa. karakter.
Orientasinya sama dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan menulis narasi pada siswa tunarungu. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi untuk keterampilan menulis narasi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian yang sama yaitu model quasi eksperimen one group pre-test post-test design. Dari delapan media pembelajaran yang ada, peneliti menggunakan media audiovisual gerak yaitu film animasi (cerita rakyat) untuk keterampilan menulis siswa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tradisi rakyat lisan yaitu cerita rakyat sebagai media pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa tunarungu kelas X di SLB Laniang Makassar. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi untuk keterampilan menulis narasi pada siswa tunarungu kelas X.
Kerangka Pikir
Siswa kemudian ditugaskan untuk menceritakan kembali cerita rakyat tersebut berdasarkan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Implementasinya akan dilakukan di Sekolah Laniang Makassar kelas Uma Sekaran yang dikemukakan dalam bukunya Penelitian Bisnis 1992 (Sugiyono, 2010) bahwa kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai permasalahan penting.
Jika terdapat variabel moderator dan intervening dalam penelitian, maka perlu dijelaskan juga mengapa variabel tersebut dimasukkan dalam penelitian. Pada penelitian ini penelitian difokuskan pada pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi pada keterampilan menulis narasi bagi siswa tunarungu dengan membandingkan hasil yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan Penelitian
- Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
- Populasi dan Sampel Penelitian
- Variabel Penelitian
- Defenisi Opersional
- Instrumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Dengan demikian, hasil penelitian kontribusi cerita rakyat sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan menulis narasi siswa dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test siswa. Kurikulum yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kurikulum K13 dan fokus penelitian ini adalah pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran menulis narasi bagi siswa tunarungu. Penelitian ini akan memberikan kontribusi tentang seberapa besar pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Penelitian ini mendeskripsikan cerita rakyat sebagai sumber edukasi dan media pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi bagi siswa tunarungu di kelas X SLB Laniang Makassar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak cerita rakyat dijadikan media pembelajaran animasi untuk keterampilan menulis karangan narasi siswa tunarungu. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (LPP) pada kegiatan pre-test dan post-test bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran menulis karangan narasi bagi siswa tunarungu.
Pada post-test ini kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi (cerita rakyat Bugis) dalam menulis narasi untuk siswa kelas X di SLB Laniang Makassar. Analisis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat perbaikan dan pemanfaatan cerita rakyat sebagai media pembelajaran. Dalam penelitian ini cerita rakyat digunakan sebagai sumber pendidikan dan media pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa tunarungu.
Dan dari data tersebut diperoleh data yang menunjukkan adanya peningkatan setelah memberikan perlakuan pada siswa tunarungu di kelas X SLB Laniang Makassar dengan menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi dalam menulis karangan narasi. Proses penerapan cerita rakyat sebagai media pembelajaran animasi dalam menulis cerita bagi siswa tunarungu kelas X dilakukan dengan menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa setelah menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan hasil survei lapangan terhadap siswa kelas X Tunarungu SLB Laniang Makassar dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan cerita rakyat sebagai media pengajarannya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Teknik observasi diterapkan pada guru dan siswa untuk mengumpulkan data dari kegiatan pembelajaran di kelas yang berfokus pada penggunaan cerita rakyat sebagai media pembelajaran dalam menulis karangan narasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang siswa tunarungu dengan menggunakan desain penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental Research). Setelah guru selesai menyampaikan materi, guru mengajak siswa membuat tanya jawab dan menugaskan siswa untuk menulis karangan narasi.
Guru dan siswa merangkum hasil pembelajaran hari ini dan memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Jumlah siswa yang menyelesaikan ujian: 2 siswa Jumlah siswa yang tidak menyelesaikan ujian: 3 siswa Jumlah total: 5 siswa Siswa mendengarkan penjelasan singkat tentang esai naratif, ciri-ciri dan langkah-langkah menulis esai naratif.
Dari tabel diatas dapat dilihat skor yang diperoleh dengan mengamati proses pembelajaran siswa tunarungu di kelas X SLB Laniang Makassar dengan rincian sebagai berikut :. Guru menjelaskan cerita rakyat yang disajikan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan bahasa isyarat agar siswa tunarungu paham dan memahami alur cerita dari cerita rakyat tersebut. Jumlah siswa yang tuntas : 4 siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas : 1 siswa Jumlah siswa : 5 siswa.
Dari 5 siswa, 4 siswa tuntas dalam ujian dan 1 siswa tidak tuntas. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 40% pada hasil fun set dan cerita rakyat sebagai media pembelajaran.Animasi dalam pembelajaran digunakan sebagai alat pengajaran sekaligus media pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan singkat tentang esai naratif, ciri-ciri dan langkah-langkah menulis esai naratif.
Hal ini terlihat dari hasil rata-rata nilai siswa yang mencapai 78 dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 80%, dan hasil observasi aktivitas siswa mencapai 80,77 yang secara umum mencapai indikator kinerja.
Pembahasan
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan cerita rakyat (cerita rakyat Bugi). Sedangkan rata-rata nilai postes yang dicapai sebesar 80,77 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 80% dengan rincian 4 siswa tuntas dari total 5 siswa, sedangkan 1 siswa tidak tuntas. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.
Penggunaan cerita rakyat sebagai media pembelajaran pada penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa tunarungu yang menggunakan cerita rakyat sebagai media pembelajaran. Hal ini mampu merangsang siswa dan meningkatkan keinginan belajar siswa, karena media cerita rakyat menyajikan gambar animasi cerita rakyat, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat dari hasil pre-test dan post-test. -uji penelitian yang dilakukan. keluar. Diharapkan kedepannya guru dapat memanfaatkan cerita rakyat baik sebagai sumber pedagogi maupun sebagai media pembelajaran yang mampu merangsang dan mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan cerita rakyat dalam bidang pendidikan, baik sebagai sumber pendidikan maupun sebagai media pembelajaran. Efektivitas Kemampuan Menulis Narasi Esai Menggunakan Media Serial Puzzle Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri Jiken 05 Blora. Wacana membaca memungkinkan siswa memberikan contoh teks narasi sederhana, berdasarkan pengalaman nyata, dengan memperhatikan aspek kebahasaan.
Dengan mengamati teks narasi sederhana, siswa mampu menjelaskan makna dalam teks narasi sederhana. Guru memberikan teks narasi sederhana kepada siswa, setelah itu siswa diberi tugas untuk menuliskan makna yang mereka temukan dalam teks tersebut (eksperimen). Guru membimbing siswa membuat teks narasi sederhana berdasarkan pengalaman sehari-hari (mencoba).
Gambar 10, 11 dan 12 tes tempel (proses pembelajaran online). hasil LKPD: menggambar tokoh cerita rakyat Sawerigading). hasil LKPD: menggambar tokoh cerita rakyat Sawerigading).
PENUTUP
Simpulan
Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah cerita rakyat bermanfaat bagi siswa tunarungu maka peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran dengan cara mengamati aktivitas siswa berdasarkan angket yang dibuat yang kemudian dihitung, hal ini dilakukan sebanyak dua kali masing-masing pada saat pretest dan tes pasca. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan rumus maka nilai pretest yang diperoleh siswa sebesar 67,31 dan untuk posttest sebesar 80,77.
Saran
Online] Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-modes/pembinaan_bahan_indonesia_as_lingual_kedua/13 BBM_11.pdf [Diakses 24 Januari 2020]. Pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia [Online] Tersedia di: staff.uny.ac.id/..suryaman../bahan-ajar-bi- smk-rsbi-2. Di kerajaan Luwu lahirlah anak kembar laki-laki dan perempuan yang diberi nama Sawerigang dan We Tenri Abeng.
Sawerigading, putra Kerajaan Luwu, hidup terpisah dari keluarganya, namun selalu bahagia karena Dewa Ta selalu bersamanya. Putri We Tenri Abeng di istana sering bermimpi bertemu dengan anak yang wajahnya mirip dengannya, maka ia bertanya kepada ayah kerajaan. Putri We Tenri Abeng bertekad untuk memimpin saudara kembarnya kembali ke istana, aku akan membantunya kembali ke istana.
Putri We Tenri Abeng di istana kerajaan Luwu bermimpi bahwa Sawerigading gagal menebang pohon waralenge, itu pasti pohon waralenge, kata raja, syarat menebang pohon waralenge adalah harus bermeditasi selama 7 hari terlebih dahulu. dan 7 malam karena lelah Sawerigading tertidur sambil memegang pohon tersebut, Sawerigading bermimpi, sebelum menebang pohon raksasa waralenge bermeditasi selama 7 hari 7 malam.