• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan kemampuan menulis karangan narasi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peningkatan kemampuan menulis karangan narasi"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan Teori

  • Keterampilan Menulis
  • Karangan Narasi

Karangan naratif adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa secara runtut menurut urutan waktu (kronologi). Karangan naratif adalah suatu bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Karangan naratif fiksi adalah karangan naratif yang menceritakan kisah, peristiwa, atau kejadian yang tidak nyata dalam imajinasi pengarang.

Kategori ini meliputi karangan naratif berupa karangan novel, cerpen, legenda dan lain-lain. Sebaliknya, esai naratif nonfiksi berbentuk kisah nyata, peristiwa, atau kejadian berdasarkan investigasi (penyelidikan), pengamatan (pengamatan langsung), atau penelitian referensi. Penulisan naratif dapat dilihat pada komponen-komponen yang menyusunnya: tindakan, penokohan, latar, dan sudut pandang.

Metode Pembelajaran Number Head Together merupakan salah satu yang termasuk atau termasuk ke dalam jenis model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah metode pembelajaran Number Head Together Langkah-langkah metode pembelajaran Number Head Together adalah sebagai berikut. Misalnya, "Apa itu esai naratif?" atau pertanyaan guru dapat berupa pertanyaan yang membimbing siswa.

Salah satu metode Number Head Together yang cocok untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa adalah metode Number Head Together.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Lokasi Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Variabel dan defenisi operasional variable
  • Subjek Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan metode Number Head Together pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu menganalisis, menalar, memahami dan mampu menulis karangan narasi dengan kondisi realistik sesuai dengan model pembelajaran Number Head Together. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menguji kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar yang diajar dengan metode Number Head Together.

Standar kompetensi yang diajarkan adalah memahami karangan narasi dengan menerapkan metode pembelajaran Number Head Together. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar yang ditetapkan adalah 75. Keberhasilan siswa dalam menulis karangan narasi dengan penerapan Pembelajaran Penjumlahan pada Siklus I belum maksimal. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa penguasaan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siklus I belum maksimal.

Berikut tabel hasil tes siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar pada pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan pembelajaran Number Head Together pada siklus II. Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa Indonesia kelas VIII-A SMP Negeri 17 Makassar yang ditetapkan sebesar 75, maka keberhasilan siswa dalam menulis karangan narasi dengan metode Number Head Together untuk siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar pada siklus II sudah mencapai nilai standar yang ditentukan. Kategori penilaian tes Menulis karangan narasi pada siklus II No kategori poin Jumlah siswa Persentase.

Pada siklus II ditunjukkan bahwa siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar dalam menulis karangan narasi dikatakan berhasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Number Head Together dalam menulis karangan narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Number Head Together dalam menulis karangan narasi berdampak positif terhadap hasil belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Number Head Together dalam menulis karangan narasi ternyata dapat meningkatkan prestasi kerja siswa. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran Number Head Together pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar lebih interaktif dan meningkat. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Number Head Together dalam menulis karangan narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis karangan narasi.

Gambar 3.2.  Model Suharsimi Arikunto 2005  c.  Observasi
Gambar 3.2. Model Suharsimi Arikunto 2005 c. Observasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pada kegiatan perkenalan, peneliti membuka pertemuan dengan salam dan mengarahkan persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, serta memberikan informasi tentang Standar Kompetensi (KD) dan tujuan yang ingin dicapai. Pada langkah selanjutnya, siswa diharapkan untuk menyelesaikan materi yang berkaitan dengan karangan narasi, menuliskan substansi utama karangan narasi, menjawab pertanyaan terkait karangan narasi, dan memastikan pemahaman tentang aspek-aspek penulisan karangan narasi. Di akhir kegiatan, peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai bahan pembelajaran pertemuan berikutnya.

Peneliti berkesimpulan bahwa pembelajaran siklus I belum mencapai nilai maksimal, sehingga perlu dilakukan siklus II. Proses pembelajaran pada siklus I belum memungkinkan siswa untuk menciptakan pembelajaran aktif secara menyeluruh dan tujuan pembelajaran belum tercapai secara optimal, sehingga pada siklus II perlu dilakukan antara lain untuk memotivasi siswa dalam belajar, peneliti harus menciptakan suasana yang kondusif. suasana sebaliknya, berikan pujian yang dapat menggugah siswa untuk lebih semangat mengikuti pelajaran dan berusaha mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada tahap perencanaan, disusun RPP untuk dilaksanakan pada Siklus II dengan mengacu pada permasalahan yang ditemukan pada Siklus I. Pelaksanaan pada siklus II dilakukan 2x40 menit.

RPP pada siklus II telah disusun dengan beberapa perubahan tindakan sebagai penyempurnaan pada siklus I. RPP menulis karangan narasi dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pada siklus II adalah sebagai berikut. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah membuka pertemuan dengan salam dan mengarahkan persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis narasi sesuai dengan konteks nyata berdasarkan pengalamannya, seperti pada siklus I.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran siklus kedua, siswa mampu mencapai tujuan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti. Mengenai observasi yang dilakukan pada siklus II yaitu (1) keterampilan menulis narasi meningkat dalam proses pembelajaran, sehingga banyak siswa yang aktif, (2) dengan bimbingan peneliti, siswa mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif, (3) Pembelajaran individual siswa. motivasi mulai pelan-pelan Ka. Dari data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa kelas VII-2 SMP Negeri 25 Makassar pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.

Peneliti menemukan bahwa pada penelitian siklus kedua ia mencapai nilai 75 sesuai dengan standar yang diberikan. Kompetensi peneliti dalam memimpin pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, dan siswa mulai bersemangat dalam menulis karangan narasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian pada II. siklus mencapai nilai 75, sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Judul esai di atas adalah “Dirkar PMR SMPN 25 Makassar” sesuai dengan isinya karena penulis menceritakan pengalamannya. Untuk pemilihan kata pada karangan narasi di atas sudah tepat dan tidak ada pemborosan kata pada karangan di atas maupun pada kalimat. Penggunaan kalimat dalam karangan narasi di atas tidak efektif, seperti yang terdapat pada kalimat “ada sesuatu di bawah pohon”.

Judul esai di atas adalah "perjalanan ke malino". Judul esai di atas adalah “Study Tour and Swimming” Judul ini sesuai dengan isinya karena penulis menceritakan tentang pengalaman penulis. Terdapat beberapa kesalahan ejaan pada isi karangan narasi di atas yaitu, “Minggu jam 08.00 kami semua berkumpul di acara redemption, bus terakhir yang kami tempuh selama 2 jam perjalanan menuju Goa Leang Leang. Di perjalanan kami sudah terisi dengan tawa", kami bernyanyi bersama dengan gembira, kami bahkan sempat mengambil beberapa foto, sekarang sudah jam 10:00 dan kami tiba."

Judul esai di atas adalah "JOURNEY TO KAMPUNG HALAMAN" judul ini sesuai dengan isinya karena penulis bercerita tentang pengalaman penulis. Dalam esai naratif di atas, tidak ada kesalahan dalam pemilihan kata dan pembaca dapat dengan mudah memahami kata-kata seperti pada kalimat berikut "Kami tidak berencana untuk kembali ke halaman belakang kami sampai suatu hari nanti". Tidak ada kalimat yang membingungkan dalam karangan naratif di atas dan susunan kalimatnya sangat mudah bagi pembaca, misalnya “Kita berangkat jam 8.30 keesokan harinya” sehingga.

Judul esai di atas adalah “perjalanan ke tempat pemandian” judul ini sesuai dengan isinya karena penulis menceritakan pengalaman penulis. Pada karangan narasi di atas terdapat pemborosan kata pada kalimat “Di dalam bus kami bercanda dan bernyanyi bersama. Kami tiba di sekolah sekitar tengah hari. Terdapat beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca pada isi karangan narasi di atas, yaitu: “Kami pulang sekitar pukul 11.30, kami bercanda dan bernyanyi bersama di dalam bus. Kami tiba di sekolah sekitar pukul 12.00.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran Number Head Together dalam menulis karangan narasi merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis materi karangan narasi. Guru diharapkan dapat mempelajari bahasa Indonesia khususnya menulis karangan narasi agar menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan dipahami oleh siswa. Pengertian karangan naratif adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa secara runtut menurut urutan waktu (kronologis)2.

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan metode pembelajaran Number Head Together memberikan dampak positif terhadap peningkatan keterampilan menulis siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

Saran

  • Lembar Obsevasi siswa
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
  • Lembar Hasil Kerja Siswa
  • Dokumentasi Pada Saat Penelitian
  • Surat Izin Penelitian

Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, Jakarta: Proyek Pengembangan Ditjen Dikti Depdikbud untuk Tenaga Pengajar Institusi Pendidikan pada tahun 1988. Siswa dibimbing oleh guru yang mengamati kompetensi yang ingin dicapai dan manfaat yang diperoleh dari KD ini untuk kehidupan sehari-hari kehidupan.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.2.  Model Suharsimi Arikunto 2005  c.  Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kegemaran membaca dan kegemaran menulis terhadap kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa semester V

Kemampuan siswa tunarungu kelas VII SMPLB Kemala Bhayangkari dalam menulis karangan narasi pada tahap pre-test sebelum menggunakan media gambar seri masih dalam kategori

Pada kemampuan menulis khususnya pada materi menulis karangan narasi model CIRC dapat digunakan karena di dalam menulis karangan narasi diperlukan ide pokok

Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data hasil pelaksanaan pembelajaran dalam menulis karangan narasi sebelum menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada

Rumus yang digunakan diatas, diseuaikan kretrian penilayan hasil tes kemampuan menulis karangan narasi berikut ini : Tabel 3.4 Kretria Penilayan Hasil Tes Karangan Narasi No

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013  SKRIPSI Oleh Ahmad

Hasil tes menulis karangan narasi setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning di kelas VII.Cmemperoleh nilai terendah sebesar 67, nilai tertinggi

SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kreativitas dan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 3 Linggasari dapat mengalami peningkatan melalui