• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAWAN PUSTAKA

  • Tujuan Menulis
  • Manfaat Menulis
  • Karangan
    • Tujuan Karangan
    • Jenia-Jenis Karangan
  • Pengertian Karangan Narasi
    • Tujuan Menulis Narasi
    • Ciri-Ciri Narasi
    • Jenis-Jenis Karangan Narasi
    • Prinsip-Prinsip Narasi
    • Langkah-Langkah Perkembangan Narasi
  • Kerangka Pikir

Karangan naratif adalah suatu bentuk karya tulis berupa rangkaian peristiwa, baik fisik maupun non fisik, yang disajikan dalam urutan waktu yang sistematis dan logis. Dalam esai naratif terdapat tahapan-tahapan peristiwa yang jelas, mulai dari pendahuluan, timbul masalah, konflik, penyelesaian dan kesimpulan. Karangan naratif adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha mencipta, menampilkan dan menyusun perbuatan perbuatan manusia dalam suatu peristiwa secara kronologis atau terjadi dalam satu kesatuan waktu Finoza (2008:202).

Lebih lanjut Keraf mengatakan bahwa esai naratif merupakan salah satu bentuk esai yang tujuan utamanya adalah aksi. Atau bisa juga dirumuskan dengan cara lain; Narasi adalah bentuk esai yang mencoba menggambarkan kepada pembaca sejelas mungkin suatu peristiwa yang terjadi. Berdasarkan tujuannya, karangan narasi memiliki tujuan-tujuan tersebut. a) Agar pembaca seolah-olah pernah menyaksikan atau mengalami peristiwa yang diceritakan, (b) Usaha untuk menggambarkan kepada pembaca sejelas mungkin suatu peristiwa yang terjadi, sekaligus menyampaikan pesan terselubung kepada pembaca atau pendengar, c) Menggerakkan aspek emosional, (d) Membentuk citra/imajinasi pembaca, (f) Menyampaikan pesan tersembunyi kepada pembaca atau pendengar, (g) Memberikan informasi kepada.

Menurut Keraf, ciri-ciri karangan naratif adalah: (a) menekankan unsur tindakan atau perbuatan, (b) tersusun dalam urutan waktu, (c) mencoba menjawab pertanyaan, apa yang terjadi, (d) mengandung konflik dan (e ) narasi dibangun dari alur cerita. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri karangan narasi adalah memuat cerita, mengutamakan urutan kronologis, atau kadang-kadang mengandung konflik. Hal inilah yang membedakan esai naratif dengan jenis esai lainnya, seperti deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Karangan naratif ini diwarnai dengan eksposisi, sehingga ketentuan eksposisi juga berlaku untuk karangan narasi eksplanasi. Cerita khusus adalah cerita yang mencoba menceritakan peristiwa unik yang terjadi hanya sekali. Narasi penjelasan adalah jenis esai naratif yang menekankan kisah nyata dari karakter yang diceritakan.

Narasi sugestif adalah rangkaian peristiwa yang disajikan dengan berbagai jenis peristiwa atau kejadian yang merangsang imajinasi pembaca Keraf (2007: 138). Menurut Suparno dan Yunus (2008), dalam menulis esai naratif perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai landasan berpikir tentang pembentukan esai naratif. Setting adalah tempat dan/atau waktu terjadinya tindakan atau peristiwa yang dialami oleh tokoh.

Dalam esai naratif terkadang tidak disebutkan secara jelas dimana tokoh bertindak atau mengalami peristiwa tertentu. Karangan naratif adalah karangan yang ditulis berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari atau karangan yang ditulis berdasarkan imajinasi penulis.

Gambar Bagang Kerangka Pikir Pembelajaran Ketrampilan
Gambar Bagang Kerangka Pikir Pembelajaran Ketrampilan

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Variable dan Defenisi Oprasional Variabel
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Teknik pengujian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah: berupa tes menulis karangan narasi. Kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar dalam menulis karangan narasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus yang digunakan di atas disesuaikan dengan kriteria pelayan dari hasil tes kemampuan menulis karangan narasi. berikut karangan narasi.

Berikut nilai yang diperoleh siswa SMP Negeri 25 Makassar dalam Tes Kemampuan Menulis Karangan Narasi. Data nilai tes menulis karangan narasi pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar dalam menulis karangan narasi belum mencapai skor 100 sebagai nilai tertinggi. Dari Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar dalam menulis karangan narasi adalah 74,37. Dapat dikatakan bahwa siswa mampu menulis karangan narasi dengan baik.

Tabel 4.3 menyajikan distribusi frekuensi hasil yang dicapai siswa dalam kemampuan menulis karangan narasi. Tingkat kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 di atas diketahui menunjukkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar.

Dalam esai naratif di atas, isi esai disajikan sesuai dengan judul esainya, yaitu Study Tour ke Leang-Leang. Pada karangan narasi yang ditulis siswa masih terdapat kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca. Pada esai naratif yang ditulis oleh mahasiswa di atas, isi esai yang disajikan sesuai dengan judul esai yaitu Go to Malino 2.

Dalam karangan narasi yang ditulis siswa di atas, masih banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca. Dalam karangan naratif yang ditulis oleh siswa di atas, isi karangan diuraikan sesuai dengan judul karangan yaitu Liburan ke Pohon Pinus Sulawesi Selatan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar dapat dikatakan mampu menulis karangan narasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Selama melakukan penelitian, siswa ditugaskan untuk menulis esai naratif dengan tema bebas dan berdasarkan pengalaman paling berkesan yang pernah mereka alami. Karangan narasi yang ditulis siswa dianalisis menurut aspek penilaian yang telah ditentukan yaitu kesesuaian judul dengan isi karangan dengan skor 20, penentuan pilihan kata atau diksi dengan skor 20, ejaan dan tanda baca dengan skor 20, koherensi dan koherensi dengan skor 20, dan penggunaan kalimat efektif dengan skor 20. Aspek-aspek yang diteliti dalam karangan narasi yang ditulis siswa di atas adalah kesesuaian judul dengan isi esai, pilihan kata atau diksi, ejaan dan tanda baca, konteks dan koherensi, dan penggunaan kalimat efektif.

Pemilihan kata yang ditampilkan dalam karangan narasi di atas kurang baik, misalnya kata bus dituliskan bus dan kata gowa-gowa dituliskan goa-kambing. Contoh kesalahan ejaan pada karangan narasi adalah kesalahan penggunaan kalimat 2, pada kata bus yang seharusnya ditulis bus (lihat kalimat 5) pada kata kumpul seharusnya dituliskan kumpul (lihat kalimat 6) pada kata gowa -gowa harus ditulis gua-gua. Pada karangan narasi yang ditulis oleh siswa di atas, keterpaduan antar paragraf dan keterkaitan antar kalimat belum padu, sehingga pembaca kurang dapat memahami maksud dari karangan yang disajikan.

³⁾ Beberapa jam kemudian saya dan teman-teman sampai, saya pergi ke air terjun Malino dan berfoto bersama teman-teman. Pada karangan narasi yang ditulis siswa di atas, keterpaduan dan keterkaitan antar paragraf cukup baik, sedangkan keterpaduan antar kalimat kurang baik sehingga pembaca kurang dapat memahami karangan narasi di atas. Contoh kalimat yang kurang efektif adalah pada saat itu saya dan teman-teman ingin pergi ke malino, pada hari lebaran saya dan teman-teman pergi ke malino, saya dan teman-teman naik motor, jalan-jalan jauh teman-teman dan saya berhenti di perjalanan untuk makan dan minum semua teman saya dan saya melihat pemandangan sawah.

Pada karangan narasi yang ditulis di atas masih banyak kesalahan ejaan dan tanda baca, contoh kesalahan penggunaan awal kata rumah, yang seharusnya ditulis rumah, lihat kalimat 2, pada kata yang berjumlah 9 orang/1 mobil tidak boleh digunakan garis miring (atau), tetapi kata 9 orang dalam satu mobil. Pada karangan narasi yang ditulis siswa di atas, keterpaduan dan keterkaitan antar paragraf cukup baik, sedangkan keterpaduan antar kalimat kurang baik, sehingga pembaca kurang memahami karangan narasi di atas. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh dari Tes Kemampuan Menulis Karangan Narasi siswa kelas VIII-11 SMP Negeri 25 Makassar yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat dinyatakan bahwa dari 33 siswa yang diteliti, 31 orang merupakan sampel penelitian. anggota yang mendapat skor tergolong 70 ke atas (87,09%), dengan 9 anggota sampel di bawah.

Lebih peka terhadap kualitas pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan lebih banyak memberikan bimbingan atau pelatihan agar lebih aktif dalam mengikuti pelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta berlatih menuangkan ide atau gagasannya ke dalam menulis atau esai, terutama dalam menulis esai naratif. Disarankan dalam penelitian lanjutan sekaligus dan penelitian ini sebaiknya menggunakan teknik atau metode tertentu untuk lebih membantu membuat siswa lebih efektif dalam kegiatan belajar menulis karangan narasi.

PENUTUP

Saran

Gambar

Gambar Bagang Kerangka Pikir Pembelajaran Ketrampilan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik tes Tes ini digunakan untuk mengetahui dan menguji kemampuan siswa kelas VIII-C SMP Negeri 34 Makassar dalam menulis karangan deskripsi yang telah diajarkan dengan menggunakan