• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan kemampuan menyusun karangan deskripsi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peningkatan kemampuan menyusun karangan deskripsi"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Pembahasan Teori

  • Kemampuan Menulis
  • Fungsi Menulis
  • Tujuan Menulis
  • Tahapan Menulis
  • Karangan Deskripsi
  • Metode Inkuiri

Kegiatan menulis merupakan salah satu bentuk manifestasi kemahiran berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Tarigan mengungkapkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis adalah kegiatan membuat catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan naskah.

Dalam dunia pendidikan, menulis sangat penting karena dapat memudahkan siswa berpikir kritis. Alasan penggunaan metode inkuiri adalah untuk mencari tahu sendiri tentang konsep yang dipelajari, siswa akan lebih memahami pengetahuan, dan pengetahuan tersebut bertahan lama. Langkah-langkah yang digunakan dalam metode inkuiri dimulai dengan mengajarkan beberapa soal dengan memberikan beberapa informasi secara singkat, langsung agar tidak tersesat.

Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajarnya karena metode penelitian menekankan pada pengolahan informasi tentang siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek keterampilan, nilai dan sikap.

Kerangka Pikir

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Lokasi dan Subjek Penelitian

Faktor yang Diselidiki

Prosedur Penelitian

Penulis mempelajari materi yang akan diajarkan baik dari buku teks maupun dari sumber lain. Bahan pelajaran yang dipelajari diolah dan dicari penyajian yang sesuai dengan menggunakan metode inkuiri. Pada awal kegiatan pembelajaran diberikan materi prasyarat yang diperlukan sehubungan dengan materi ajar yang akan disampaikan.

Penyajian bahan ajar dimulai dari yang sederhana dan berupaya mengarahkan langkah siswa ke inti masalah pada setiap langkahnya dengan menggunakan metode inkuiri. Setelah penyajian satu bahan ajar selesai, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Jika ada beberapa bahan ajar yang akan dibahas dalam satu pertemuan, sebelum lanjut ke bahan ajar berikutnya, siswa mengerjakan latihan terlebih dahulu.

Hal tersebut dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian yang tidak ada pada lembar observasi dengan membuat catatan lapangan. Hal-hal yang diamati saat menulis karangan deskriptif dengan metode penelitian adalah aktivitas pembelajaran dan aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Jika hasil tidak tercapai, dilakukan perbaikan pada Siklus II, dan seterusnya.

Dalam melaksanakan siklus kedua ini sama seperti pada siklus pertama yaitu merencanakan, melaksanakan, mengamati dan merefleksi, namun lebih ditekankan pada setiap tahapan dalam proses pembelajaran. Mungkin dari kelemahan atau kekurangan pada keempat langkah tersebut, seorang guru dapat mengkaji ulang proses pembelajaran dengan empat tahapan tersebut.

Gambar 1. Model Suharsimi Arikunto
Gambar 1. Model Suharsimi Arikunto

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini merupakan penelitian yang berorientasi pada pencapaian tujuan melalui pembahasan masalah penulisan esai deskriptif. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggambarkan peningkatan kemampuan menulis esai deskriptif siswa kelas VIII-C SMP Negeri 34 Makassar dengan menerapkan metode survei. Hal ini dimaksudkan agar siswa terbiasa menggunakan ide atau pemikiran dalam bentuk tulisan karangan deskriptif, yang akan dijadikan tolok ukur dalam penelitian ini yaitu apakah sudah sesuai atau masih kurang dan untuk mengetahui seberapa tepat penguasaan judul dan isi tulisan siswa adalah.

Sebelum pembelajaran dimulai, guru memperkenalkan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dicapai yaitu dengan menulis esai deskriptif. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran, yaitu pengertian karangan deskriptif, ciri-ciri karangan deskripsi, dan langkah-langkah penulisan karangan deskripsi. Setelah menyelesaikan proses penulisan esai deskriptif, guru dan siswa menyelesaikan kegiatan hasil belajar secara bersama-sama.

Perencanaan pembelajaran menulis esai deskriptif pada Siklus II difokuskan pada pemahaman siswa tentang ciri-ciri menulis esai deskriptif, langkah-langkah menulis esai deskriptif, dan pemberian tugas kepada siswa untuk menulis esai deskriptif dengan menggunakan metode inkuiri. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menulis karangan deskriptif apakah sesuai atau tidak dengan tugas yang diberikan dalam menulis karangan deskriptif. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta contoh-contoh karangan deskriptif dengan menggunakan metode inkuiri dan bahan ajar lainnya untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis karangan deskriptif.

Pada kegiatan dasar, peneliti kembali menjelaskan secara singkat materi yang telah disampaikan sebelumnya, mengaktifkan siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa berdasarkan materi yang telah dijelaskan dan memberikan tugas menulis makalah deskriptif. Dari seluruh kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dilaksanakan pada II. Berdasarkan hasil refleksi pada II. siklus, peneliti menemukan bahwa kemampuan menulis karangan deskriptif siswa meningkat, seperti yang terlihat pada tabel refleksi di atas, bahwa ada siswa dengan skor di atas 75 (KKM) dan empat siswa dengan skor di bawah 75 (KKM).

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi, ditemukan adanya peningkatan kualitas proses yang terjadi pada pembelajaran menulis esai deskriptif melalui metode penelitian. Hasil analisis data pada Siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 26 orang atau 96%. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penelitian dapat meningkatkan hasil menulis karangan deskriptif tentang siswa yang diajarkan Bahasa dan Sastra Indonesia pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 34 Makassar.

Siswa mendengar penjelasan tentang pentingnya menulis, menulis esai deskriptif, langkah-langkah menulis esai deskriptif, dan ciri-ciri esai deskriptif. Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dengan doa kedua orang tua, kakak dan adik, perjuangan panjang penulis untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Bosowa berhasil dan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Melalui Metode Penelitian Kelas VIII-C SMP Negeri Siswa Sekolah 34 Makassar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh pada siklus I siswa yang mendapat skor kategori baik 85-95 sebanyak 2 siswa atau 7,40% yang mendapat skor kategori cukup 75-84 sebanyak 22 siswa atau 81,48% dan yang mendapat skor kategori kurang dari 56-74 sebanyak 3 orang atau 11,11% dari hasil penilaian pada lembar kerja siswa. Hasil analisis data pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 24 orang atau 88%. Hal ini terlihat dari lembar observasi pada siklus I aktivitas siswa dalam bertanya sebanyak 12 orang, aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan sebanyak 10 orang.

Jika nilai ini dikaitkan dengan interval ketuntasan, maka penelitian ini tidak mengalami peningkatan dan perlu dipertahankan siklus II. Dari data observasi keaktifan siswa dan data ketercapaian kategori nilai siswa pada siklus I belum mencapai KKM, karena siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran, sedangkan pada siklus kedua siklus, data observasi. pada keaktifan siswa dan data ketercapaian kategori nilai siswa yang telah mencapai KKM. Hal ini terlihat pada kelebihan metode penelitian sebagai berikut: Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, membangkitkan motivasi belajar siswa, siswa memahami mata pelajaran dengan benar, menimbulkan rasa kepuasan bagi siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sebagai penemu, siswa akan mentransfer pengetahuan mereka dalam konteks yang berbeda dan melatih siswa untuk belajar secara mandiri.

Sehingga berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa survei ini diharapkan meningkat karena telah mencapai standar ketuntasan yaitu 85%. Kita berharap guru bahasa Indonesia menciptakan situasi belajar yang bermakna bukan hanya karena tuntutan kurikulum.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 1. Model Suharsimi Arikunto

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan siklus I. pada tahap ini peneliti memberikan umpan balik.. mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I,