PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI PAMPANG MAKASSAR
SKRIPSI
OLEH
VERONIKA RAYA 4513103087
PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA 2018
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa skripsi yang berjudul
„‟Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar‟‟ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri, dan bukan karya hasil plagiat. Penulis siap menanggung resiko dan sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercela yang melanggar etika dan keilmuan dalam karya saya ini, termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Makassar, 8 September 2018 Yang membuat pernyataan,
Veronika Raya
ii
ABSTRAK
VERONIKA RAYA. 2018. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Model Concept Sentence pada siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar. (Dibimbing oleh Dr. Asdar dan A. Vivit Anggreani).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model Concept Sentence pada siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar.
Hasil analisis data menunjukan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa dengan menggunakan model concept sentence pada siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar hasilnya mengalami peningkatan. Pada siklus I,nilai yang diperoleh siswa siklus I adalah 63,64% hasilnya kurang maksimal karena siswa kurang semangat dalam mengikuti pelajaran dan masih kurang respon atau kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, kurang memahami penjelasan guru serta siswa sangat ragu menuangkan gagasannya dalam menulis karangan deskripsi. Pada siklus II nilai yang diperoleh siswa sebesar 86,47%, siswa sudah antusias dalam mengikuti pelajaran dan mengemukakan pendapat, serta siswa sangat cepat memahami penjelasan guru.
Kata kunci:Concept sentence, Deskripsi, Karangan, Menulis
iii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul peningkatan keterampilan menulis karangan Deskripsi melalui Model Concept sentence dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari akan keterbatasan disiplin Ilmu yang dimiliki sehingga dalam penyusun Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, bahkan tak jarang penulis mengalami hambatan dan rintangan serta menuntut pengorbanan dalam berbagai hal, Namun penulis berusaha mengambil hikmah-nya bahwa semua itu merupakan bagian dari proses yang sudah menjadi keharusan bagi penulis. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis pengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof . Dr. Ir. Muh, Saleh Pallu, M.Eng. selaku Rektor Universitas Bosowa.
2. Dr. Asdar, S. pd, M. pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.
3. Hj, St.Haliah Batau, S.S.,M.Hum dan Dr. Hj. A. Hamsiah, M.Pd. selaku wakil Dekan I dan Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah melayani dan membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
iv
4. Susalti Nur Arsyad, S. pd, M. pd Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Bosowa.
5. Dr. Asdar, S. Pd. M. Pd. Dan A. Vivit Anggreani S. Pd. M .Pd Selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran juga ketulusan telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan dorongan semangat mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.
6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar , atas bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Bosowa.
7. Ibunda Lusia Ani dan Ayahanda Donatus Findi, berserta keluarga besar yang telah membimbing, mendoakan, serta memberikan dukungan penuh selama menempuh pendidikan di Universitas Bosowa..
8. Teman-teman FKIP, Khususnya Mahasiswa Program studi pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah memberikan dukungan penuh atas penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan Robertus Nalsi, Yuliana H.Koten, Maria Arnoldina B.Koten, Kristina Ina T. Tukan, Pionius Mando, Edison Jela, Epifianus Nuno Pagar, Susanti, dan George Yovin yang selalu menjadi tempat berbagi ilmu selama bimbingan skripsi.
v
10. Anastasia Jemina yang selalu ada baik dalam suka maupun duka dan selalu menguatkan ketika jatuh sehingga bisa bangkit dan tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini yang tidak bisa disebut satu-satu
Harapan penulis, semoga segala bantuan, dukungan dari petunjuk yang telah diberikan oleh semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini bernilai ibadah oleh Allah yang Maha kuasa.
Makassar, 8 September 2018 Penulis
Veronika Raya
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian Teori ... 7
1. Keterampilan Berbahasa ... 7
2. Keterampilan Menulis ... 9
a. Pengertian Menulis ... 9
b. Tujuan Menulis ... 10
c. Manfaat Menulis ... 12
d. Tahapan Menulis ... 13
3. Karangan ... 16
vii
a. Pengertian Karangan ... 16
b. Jenis-jenis Karangan ... 16
c. Karangan Deskripsi ... 19
4. Model Pembelajaran Concept Sentence...26
B. Kerangka Pikir ... 30
C. Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Lokasi dan Jenis Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Jenis Penelitian ... 31
B. Subjek Penelitian ... 31
C. Prosedur Penelitian ... 32
D. Faktor-Faktor yang Diteliti ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Teknik Analisis Data ... 39
G. Indikator Keberhasilan ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42
1. Paparan Data Siklus I... 42
2. Paparan Data Siklus II ... 48
B. Pembahasan ... 53
BAB V PENUTUP ... 55
A. Kesimpulan ... 55
viii
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN... 58
RIWAYAT HIDUP ... 78
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Pampang ... 31
3.2 Kategori Penilaian Menulis Karangan Deskripsi ... 40
3.3 Bobot Skor ... 41
4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 44
4.2 Nilai Karangan Deskripsi Siklus I ... 46
4.3 Kategori Nilai Siklus I ... 47
4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 50
4.5 Nilai Menulis Karangan Deskripsi Siklus II ... 51
4.6 Kategori Nilai Siklus II ... 52
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1 Skema Kerangka Pikir ... 30 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 36
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan disekolah dasar adalah awal dalam mencari ilmu untuk melanjutkan kejenjang berikutnya. Ilmu yang nantinya akan menjadi bekal dikemudian hari. Melalui pendidikan, kepribadian seseorang akan terbentuk. Dibangku sekolah dasar ini, siswa akan memperoleh banyak ilmu dan berbagai keterampilan. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dalam jenjang pendidikan sekolah dasar. pembelajaran bahasa Indonesia diberikan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap positif dalam berbahasa.
Selain itu, supaya siswa mampu berkomonikasi dengan benar, baik secara lisan ataupun tertulis dan siswa mampu menyampaikan gagasan- gagasan yang ada dipikirannya melalui interaksi yang baik dengan masyarakat.
Henry Guntur Tarigan (1986 :1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan secara langsung, dengan bahasa lisan ini supaya siswa mampu menyampaikan pendapat serta perasaannya secara lisan. Sedangkan bahasa tulis, diberikan kepada siswa supaya mereka mampu mengembangkan afektifnya yaitu
1
mengembangkan perasaan dan sikap untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan padanya.
Setiap keterampilan tersebut saling berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam dan keempat keterampilan tersebut disajikan secara terpadu. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomonikasi secara tidak langsung tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1986:3). Keterampilan menulis diberikan paling akhir setelah keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Mengerjakan keterampilan menulis pada siswa bukan hal yang mudah. Sebagai calon guru, harus mempunyai kemampuan yang baik untuk mengajarkan keterampilan menulis pada siswa, supaya mereka dapat menyampaikan gagasan, ide atau informasi yang diterimanya kedalam bentuk tulisan. Karena itu, keterampilan menulis siswa perlu diberikan secara terus menerus dan terencana.
Sedangkan menurut Saleh Abbas (2006:125) kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.
Dengan menulis, maka akan dapat melatih siswa dalam membentuk tulisannya supaya lebih rapi, belajar mengenai tata letak penggunaan huruf besar kecilnya, dan tata bahasa lainnya.
Keterampilan menulis memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan. Dalam kegiatan menulis ini, siswa dituntut untuk
aktif dalam menuangkan ide yang ada dipikirannya. Yang nantinya kata-kata itu akan menjadi sebuah kalimat dan kalimat-kalimat itu akan menjadi sebuah paragraf.
Paragraf yang utuh nantinya akan menjadi sebuah karangan.
Karangan yang sudah jadi nantinya harus sesuai dan saling berhubungan supaya dapat dibaca dan dipahami.
Kemampuan menulis yang dimiliki siswa tidak datang begitu saja dan keterampilan menulis tidak dapat hanya dipahami melalui teori, tetapi harus dipraktikan secara teratur supaya menghasilkan tulisan yang tersusun baik.
Seorang guru atau calon guru harus mampu memotivasi keterampilan menulis siswanya. Salah satu jenis, keterampilan pada siswa sekolah dasar adalah menulis. Dalam KTSP yang tertuang didalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia, Standar kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa sekolah dasar kelas V semester 1 adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.
Keterampilan menulis biasanya dikaitkan dengan mengarang.
Keterampilan yang dilakukan pada siswa kelas V sekolah dasar adalah menulis karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan dengan kata-kata wujud atau sifat lahiriah suatu objek.
Sabarti Axhadiah, 1992:3. Siswa dituntut untuk dapat menuliskan apa yang dilihatnya , didengarnya, dan dirasakan. Supaya pembelajaran menulis karangan deskripsi menjadi lebih berkesan, guru harus memilih metode yang tepat sesuai dengan pembelajaran tersebut.
Pembelajara menulis karangan deskripsi seharusnya disampaikan secara runtuh, guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai karangan deskripsi itu apa, kemudian memberikan contoh mengenai karangan deskripsi, setelah itu siswa mencoba untuk membuat karangan deskripsi sendiri.
Daryanto (2014:37) menyebutkan bahwa catatan lapangan dapat berupa catatan harian guru, yang berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Catatan lapangan dalam penelitian dibuat oleh guru untuk mencatat semua aktivitas selama pembelajaran.
Finoza ( 2005:192) menjelaskan bahwa karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.
Shoimin (2014:37) menjelaskan bahwa model pembelajaran concept sentence merupakan salah satu tipe model pembelajaran yang dikembangkan dari cooperative lerning
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan Sebagai berikut:
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirumuska masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model Concept Sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar.
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model Concept Sentence siswa kelas V SD Negeri Pampang Makassar.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan model-model pembelajaran inovatif dan memberikan manfaat baik bersifat teoretis maupun bersifat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Sebagai penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini di harapkan dapat menjadi solusi dan menambah pemahaman untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model concept sentence dengan pada siswa kelas V SD Negeri pampang Kota Makassar.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat.
a. Bagi Siswa
Dengan menerapkan model Concept Sentence dapat menumbukan motivasi belajar siswa, meningkatkan minat siswa, mengaktifkan siswa ketika mengikuti kegitatan belajar mengajar secara individu maupun kelompok, dan khususnya dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
b. Bagi Guru
Mendorong dan memotivasi guru agar senantiasa menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang beragam saat melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi guru tentang penerapan model concept sentence.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah dalam mengatasi masalah- masalah ketika proses pembelajaran mengenai keaktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan penggunaan strategi pembelajaran, sehingga sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Meningkatkan kualitas diri peneliti, dan memberikan pengalaman sekaligus pengetahuan mengenai cara mengatasi permasalahan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa indonesia yang di terapkan dalam model concept sentence.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Keterampilan Berbahasa
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Santosa dkk. (2012:6.1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi ini berdasarkan pendekatan komunikatif.
Kemudian, menurut Mulyati dkk. (2008:1.10) keterampilan mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan ragam lisan. sedangkan keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. selanjutnya, keterampilan mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, karena sama-sama berupaya untuk menerima informasi yang di sampaikan secara lisan (keterampilan mendengarkan) dan secara tulis (keterampilan membaca). sedangkan keterampilan berbicara dan menulis bersifat produktif, berupa gagasan atau ide yang di sampaikan secara lisan (keterampilan berbicara) dan tulisan (keterampilan menulis).
Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:28.37), keterampilan mendengarkan merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang
7
pemakai bahasa untuk memahami bahasa secara lisan, yaitu mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah di sampaikan oleh si pembicara melalui ajaran atau bahasa lisan. Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Keterampilan membaca adalah kemampuan memahami semua jenis informasi yang termuat dalam berbagai bentuk tulisan. Keterampilan menulis merupakan mengekspresikan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan kedalam lambing- lambang kebahasaan.
Menurut Doyin dan Wagiran (2011:11), pemerolehan keempat keterampilan berbahasa melalui urutan yang teratur. Mula-mula, sejak kecil kita belajar menulis karangan deskripsi kemudian disusul dengan berbicara. Baru pada waktu sekolah kita belajar keterampilan berbahasa lisan yang bersifat alamia. Artinya, kedua keterampilan berbahasa tersebut didapatkan oleh seseorang melalui peniruan yang bersifat alamia dan langsung dalam proses komunikasi. Menyimak dan berbicara digunakan dalam komunikasi lansung dan tatap muka.
sedangkan keterampilan membaca dan menulis diperoleh secara sengaja melalui proses belajar. Oleh karena itu sering di sebut
dengan keterampilan berbahasa. Kedua keterampilan berbahasa tersebut digunakan dalam komunikasi tertulis secara tidak lansung.
Demikian pula, orang tidak akan dapat menulis tanpa terlebih dahulu dapat membaca. Keterampilan berbicara dan menulis sebagai keterampilan yang produktif didukung oleh keterampilan menyimak dan membaca sebagai keterampilan yang reseptif. Karena eratnya hubungan keempat keterampilan berbahasa tersebut, keempatnya sering disebut sebagai catur tunggal.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat empat keterampilan dalam pembelajaran bahasa indonesia. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan, saling berkaitan satu sama lain, saling mandukung dan saling mempengaruhi.
2. Keterampilan Menulis a. Pengertian Menulis
Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan-pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Suparno dan Yunus 2010:1.3). kemudian Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang di pergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Akhadiah (Abidin 2013:181) memandang menulis adalah sebuah proses yaitu proses penuangan gagasan atau ide kedalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh. Selanjutnya, dalam jurnal yang di buat oleh sapkota (2012) dengan berjudul‟‟ Developing Students Writing Skill Through Peer And Teacher Correction:An Action Research”, dikemukakan bahwa menulis adalah tindakan meletakkan simbol grafis yang menyajikan bahasa untuk menyampaikan makna sehingga pembaca dapat memahami informasi yang ingin ditanamkan oleh penulis.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan ide atau gagasan dalam bahasa tulis yang berfungsi sebagai penyampaian pesan dari penulis kepada pembaca. Menulis dilakukan untuk menghasilkan suatu karya tulis. Proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh.
b.Tujuan Menulis
Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, Hartig (Tarigan 2008:25-6) merangkum sebagai berikut.
Tujuan penugasan (Assignment purpose) tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
1. Tujuan Altruistik (Altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca memahami, hargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
2. Tujuan Persuasif (Persuasive purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
3. Tujuan Informasi (Informational purpose)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca.
4. Tujuan Pernyataan Diri (seif-ekspressive purpose)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.
5. Tujuan Kreatif (Creative purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.
Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.
6. Tujuan Pemecahan Dasalah (problem-solving purpose)
Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
c. Manfaat Menulis
Dalam dunia pendidikan menulis sangat berharga, sebab menulis membantu seseorang berpikir lebih mudah. Menulis sebagai suatu alat dalam belajar dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting.
Dilihat dari sudut pandang ini, Susanto (2014:254) merincikan kegunaan menulis yaitu sebagai berikut.
1. Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Menulis mengenai suatu topik, merangsang pemikiran kita mengenai topik tersebut dalam membantu kita membangkitkan pengetahuan dari pengalaman masa lalu.
2. Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang kita untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik persamaan (analogi) antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi, seandainya kita tidak menulis.
3. Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri.
Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi. Kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif pada waktu kita siap menuliskannya.
4. Menulis membantu kita menyerapkan dan menguasai informasi baru. Kita akan dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkan dalam bentuk tulisan.
5. Menulis membantu kita memecahka masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsur dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis pada hakikatnya adalah sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang ada dalam pikiran melalui bahasa tulis. Menulis dapat membantu seseorang berpikir lebih mudah. Selain itu, menulis juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampun berbahasa, kreativitas dan keberanian.
d. Tahapan Menulis
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian akitvitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan) pasca penulisan (tahap penyempurnaan tulisan).
Suparno dan yunus 2010:1.14). masing-masing fase dari ketiga tahap penulisan diatas tidaklah dipandang secara kaku, selalu berurut, dan dilalui oleh seorang penulis dalam proses tulis-menulis. Urutan dan batas antara fase itu sangatlah luwes, bahkan dapat tumpang tindih.
Dengan demikian, tergambar secara menyeluruh proses menulis dari awal sampai akhir yakni sebagai berikut:
1. Tahap ini merupakan fase persiapan dalam menulis. Tomkins dan Hosskinson (Abidin 2013:185) menyebutkan bahwa tahap ini sebagai tahap penemuan menulis. Aktifitas dalam tahap ini meliputi (1) memilih topik (2) memikirkan tujuan, bentuk dan audiensi,(3) memanfaatkan dan mengorganisasi gagasan-gagasan, dan (4) mengumpulkan data untuk menguraikan gagasan tersebut.
Kemudian, Mulyati dkk. (2008:5.29) menyebutkan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat dipakai dalam pemilihan topik karangan. Kriteria pertama, topik yang dipilih untuk ditulis hendaklah yang menarik hati bagi penulis sendiri dan di kuasai betul oleh penulis. Kriteria kedua, topik yang dipilih hendaklah aktual, sedang hangat dibicarakan, atau sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca sasaran. Kriteria ketiga, bahan bahan yang di perlukan untuk menulis sehubungan dengan topik yang dipilih tersedia atau dapat terjangkau. Kriteria keempat , topik yang dipilih hendaklah sesuai cakupan ruang lingkupnya dengan waktu dan sumber dana yang tersedia.
2. Penulisan
Tahap ini merupakan fase untuk mulai mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan di kumpulkan. Kerangka karangan yang telah dibuat dikembangkan menjadi awal karangan, isi karangan, dan akhir karangan (Suparno dan Yunus 2010:1.22)
3. Pasca Penulisan
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan draf karangan yang telah di hasilkan. Kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat di lakukan dengan langkah- langkah, yaitu membaca keseluruhan karangan, menandai hal- hal yang perlu di perbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus di ganti, di tambahkan, di sempurnakan, serta melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan (Suparno dan Yunus 2010:1.24). Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam proses menulis terdapat tiga tahapan, yakni tahap prapenulisan, penulis, dan pasca penulisan. Tahapan tersebut harus dikuasai dengan baik agar memperoleh tulisan yang baik. Dari keseluruhan tahapan tersebut tergambar kegiatan yang dilakukan dalam rangka membuat sebuah tulisan, yaitu menentukan topik, menentukan tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun dan mengembangkan
kerangka karangan menjadi sebuah karangan utuh mulai dari awal sampai akhir, mengoreksi dan merevisi karangan
3.Karangan
a. Pengertian Karangan
Karangan sangat berkaitan dengan kegiatan mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah di hasilkan suatu karangan. Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Fizona (2015:192) berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir yang berupa karangan. Suparno dan yunus (2013:3.1) Menyebutkan bahwa karangan merupakan hasil dari kegiatan mengungkapkan atau menyampaikan gagasan atau ide kepada pembaca melalui bahasa tulis. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan adalah hasil dari kegiatan seseorang dalam merangkai kata, kalimat dan alinea.
Karangan dapat berisi penjabaran atau ulasan mengenai topik dan tema tertentu.
b.Jenis-Jenis Karangan
Suparno dan Yunus (2014:4.1) karangan dapat dibagi lima yaitu, karangan deskripsi (pelukisan), narasi (penceritaan), eksposisi (pemaparan), argumentasi (pembahasan) dan persuasi (pengajakan).
Karangan deskripsi merupakan yang ditulis untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca
memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Karangan argumentasi adalah karangan yang isinya terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu simpulan. Sedangkan karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya bujuk, berdaya, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit, maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis karangan ada lima, yaitu karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Setiap jenis karangan tersebut memiliki ciri khas masing- masing dan tujuan tersendiri. Sedangkan jenis karangan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Pampang kota Makassar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran bahasa indonesia dalam keterampilan menulis pada siswa kelas V SD Negeri Pampang kota Makassar.
Berdasarkan cara penyajian dan tujuan pencapaiannya, karangan dapat dibedakan ada lima jenis.
1. Deskripsi (pelukisan)
Karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.
2. Narasi (pengisahan)
Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam sesuatu waktu.
3. Eksposisi (pemaparan)
Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
4. Argumentasi (pembahasan)
Karangan argumentasi adalah yang memiliki tujuan utama untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.
5. Persuasi (pengajakan)
Karangan persuasi adalah karangan bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan, yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat atau gagasan atau perasaan seseorang.
c. Karangan Deskripsi
Rosdiana dkk. (2009:3.21) karangan deskripsi adalah bentuk karangan yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu sepertinya dapat dilihat, dibayangkan oleh pembaca, seakan-akan pembaca dapat melihat sendiri.
Mahsun (2014:28) Menjelaskan bahwa teks deskripsi memiliki tujuan sosial untuk menggambarkan suatu objek yang digambarkan. Oleh karena itu, teks deskripsi memiliki sturuktur berpikir berupa pernyataan umum dan uraian bagian-bagian.
Suparno dan Yunus (2010:4.6) menyebutkan bahwa kata deskripsi berasal dari bahasa latin yaitu describere yang berarti menggambarkan atau memberikan hal dari segi istilah, describere adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu dengan sifat dan gerak- geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang di ungkapkan dalam deskripsi dipilih atas dua kategori, yakni orang dan tempat. Atas dasar itu, karangan deskripsi dipilih atas dua kategori, yakni karangan deskripsi 1 orang dan deskripsi tempat.
1) Deskripsi Orang
Jika akan menulis karangan deskripsi orang, tentukan hal-hal yang menarik dari orang yang akan dideskripsikan .beberapa aspek dari deskripsi orang, antara lain sebagai berikut.
a) Deskripsi keadaan fisik, bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh.
Deskripsi ini banyak bersifat objektif.
b) Deskripsi keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktifitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman, yang ikut menggambarkan watak seseorang.
c) Deskripsi watak atau tingkah perbuatan, mendeskripsikan watak seseorang ini memang paling sulit dilakukan. Kita harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung di balik fisik manusia. Dengan kecermatan dan keahlian kita, kita harus mampu mengidentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.
d) Deskripsikan gagasan-gagasan tokoh, hal ini memang tidak bisa diserap oleh panca indra manusia. Namun, antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat.
pancaran wajah, pandangan mata, gerakkan bibir, dan gerak
tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.
2) Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu tempat. Pertama, kita bergerak secara teratur menelusuri tempat itu dan menyebutkan apa saja yang kita lihat. Kedua, kita dapat memulai dengan menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling menarik perhatian kita. Priyatni (2014:72) menyebutkan bahwa teks deskripsi bertujuan menjelaskan pengalaman yang berhubungan dengan hasil pengamatan panca indra, seperti bentuknya, suaranya, rasanya, kelakuannya, atau gerak-geriknya. sebagai sebuah teks, teks deskripsi memiliki kekhasan dilihat dari sturuktur isi dan bahasanya. Struktur isi teks deskripsi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teks pada umumnya yaitu membuat judul, pembuka, isi atau inti, dan penutup. Hal yang membedakan antara teks satu dengan yang lain adalah aspek-aspek yang dipaparkan pada pembagian pembuka, isi, dan penutup.
Berikut dipaparkan struktur isi dari teks deskripsi:
a. Judul
Judul teks deskripsi biasanya singkat, padat, langsung menuju objek yang hendak dideskripsikan.
Contohnya: Eksotika pulau penjara b. Kalimat Topik
Setiap paragraf dalam teks deskripsi diawali dengan kalimat topik berupa pernyataan umum yang mampu menarik minat pembaca untuk membaca deskripsi lengkapnya.
Contoh:
Nusa kambangan tidak semata imaji tentang keangkeran pulai Bui.hutan tropis dengan puluhan vegetasi dan satwa langkah masih terjaga asri disana.deretan goa alam bersanding langka pantai bertabur pasir putih menghabiskan pulau ini sebagai secuil surga ujung selatan pulau jawa.
c. Deskripsi
Deskripsi adalah rincian lebih lanjut dari kalimat topik.
Deskripsi menggambarkan hal atau keadaan secara spesifik, rinci, apa adanya, seolah pembaca mendengar, melihat, dan hal yang dipaparkan tersebut.
Contoh:
1. Deskripsi tentang hutan tropis
2. Deskripsi tenang pantai-pantai dengan pasir putihnya yang mempesona.
3. Deskripsi tentang kekayaan hayati (flora dan fauna).
Selain kekhasan dilihat dari struktur isinya, setiap teks juga memiliki kekhasan dari ciri bahasa yang digunakan. Teks deskripsi memiliki ciri bahasa berikut:
1. Menggunakan kata sifat untuk mendeskripsikan objek (contoh hawa, sejuk, ombak mengalun tak deras)
2. Menggunakan kata benda, terkait dengan objek yang dideskripsikan (contoh: pulau nusa kambangan, pantai karang pandan, hutan tropis)
3. Menggunakan kata kerja aksi untuk mendeskripsikan prilaku atau kondisi objek (contoh: hawa sejuk menyeruak, angin pantai berhembus ombak mengalun.
Adapun langkah-langkah dalam menulis karangan deskripsi menurut Suparno dan Yunus (2010: 4:22) adalah sebagai berikut:
Menentukan objek yang akan dideskripsikan berupa tempat atau orang
a. Merumuskan tujuan pendeskripsian.
b. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan.
c. Merinci hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan yaitu hal- hal penting yang akan ditampilkan
untuk memunculkan kesan dan gambaran yang kuat serta pendekatan yang akan digunakan. Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisnya diperlukan suatu pendekatan.
Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang akan dituliskan.
Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat memperoleh gambaran tentang suatu objek yang ditulis. Finoza (2005:198) pendekatan tersebut sebagai berikut.
1. Pendekatan realitis
Dalam pendekatan realitas penulis dituntut memotret hal atau benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinal, tidak dibuat-buat, dan harus dirasakan oleh pembaca sebagai suatu yang wajar.
2. Pendekatan Impresionistis
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif.dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interprestasi terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya.
Hal ini sesuai dengan sikap seorang seniman atau
sastrawan yang dengan kepekaannya mampu mengekspresikan peristiwa yang dijumpainya.
Menurut Wahyuni dan ibrahim (2012:36), menyebutkan bahwa teks menulis dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan diskret, pendekatan integratif, dan pendekatan pragmatik atau komunikatif. Tes menulis dengan pendekatan diskret dilakukan dengan cara melakukan pemisahan aspek kemampuan, seperti teks ejaan dan tanda baca, teks tata bahasa, teks menyusun kalimat, teks menyusun paragraf, dan sebagainya. Teks menulis dengan pendekatan integratif, dilakukan dengan cara menyatukan semua aspek kemampuan menulis, siswa membuat tulis secara utuh. Teks menulis dengan pendekatan pragmatik atau komunikatif menekankan pada kemampuan berkomunikasi secara terulis, baik dari kejelasan dalam mengemukakan gagasan, pilihan kata, organisasi paragraf, keterbacaan teks,dan sebagainya. Dalam kaitanya dengan penilain karangan, berikut ini ada beberapa kriteria menurut Nurgyantoro (dalam Iskandar Wassid dan Sunendar 2011:250), Yaitu:
a. Kualitas dan ruang lingkup isi b. Organisasi dan penyajian isi
c. Komposisi: kohesi dan koherensi d. Gaya: pilihan struktur dan kosa kata e. Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca.
f. Kerapian tulisan dan kebersihan.
g. Respon afektif pengajar terhadap karya tulis
Penulis dapat menyimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang menggambarkan suatu objek sesuai keadaan sebenarnya. Karangan deskripsi bertujuan agar pembaca seolah- olah dapat melihat, mendengar, dan merasakan keberadaan objek tersebut. Keterampialan menulis karangan deskripsi dalam penelitian ini merupakan kemampuan merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan menggambarkan kalimat- kalimat menjadi paragraf-paragraf melalui bahasa tulis untuk menggambarkan suatu objek dalam pembelajaran bahasa indonesia.
4. Model pembelajaran Concept sentence
Pembelajaran concept sentence adalah pembelajaran yang lebih mengarah pada interaksi antara guru dengan siswa. Model ini merupakan bagian dari model sosial. Model pembelajaran concept sentence lebih mengarah pada pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran tata kalimat dengan menggunakan kata kunci, menurut Dian Anggrani (2014)
Menurut Huda (2014:315) menyebutkan bahwa concept sentence merupakan pengembangan dari concept Attainment yang dikembangkan dari pakar psikologi kognitif, Jerome Bruner(1967). Inti dari concept Attainment adalah bagaimana siswa mampu mencari dan mendaftar atribut-atribut yang dapat digunakan untuk membedakan contoh- contoh yang tepat dari yang tidak tepat . Esensi concept attainment pada hakikatnya tidak berbeda jauh dengan conceptsentence dimana pembelajaran ini berusaha mengajarkan siswa untuk membuat sebuah kalimat dengan beberapa kata kunci yang telah disediakan agar menangkap konsep yang terkandung dalam kalimat tersebut dan membedakanya dengan kalimat-kalimat lainya. Selanjutnya, menurut shoimin(2014:37) model pembelajaran concept sentence merupakan salah satu tipe model pembelajaran yang dikembangkan dari cooperative Learning. Model consept sentence adalah model pembelajaran yang dilakukan dari cooperative learning. Model concept sentence adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan memberi kartu- kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa. Kemudian, kata kunci tersebut disusun menjadi bebrapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf. Model ini dilakukan dengan siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan.
Adapun langkah-langkah dari model Concept sentese ialah sebagai berikut menyampaikan tujuan: guru menyampaikan tujuan kompetensi yang ingin dicapai:
a. Guru mengulang materi yang berkaitan dengan kalimat dan menambahkan bebrapa materi jika untuk ditambahkan.
b. Guru memberikan intruksi agar siswa duduk bersama dengan anggota tiap kelompoknya.
c. Guru menyajikan bebrapa kata kunci sesuai materi yang disajikan misalnya
d. Guru menyajikan beberapa kata kunci sebagai berikut:
1..lingkungan
2. Guru meminta kepada setiap kelompok membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal satu kata kunci setiap kalimat.
3. Tiap kelompok melakukan diskusi tentang bebrapa kalimat yang telah dibuat. Setelah itu, hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno dan guru sebagai pemandunya.
Huda (2014:317), mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kelebihan strategi pembelajaran concept sentence yaitu:
a. Meningkatkan semangat belajar siswa dalam belajar kalimat.
b. Membatu terciptanya suasana belajar yang kondusif dan aktif c. Memunculkan kegembiraan dalam belajar.
d. Mendorong dan mengembangkan proses berpiki r kreatif
e. Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda.
f. Memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik.
g. Memperkuat kesadaran diri
h. Lebih memahami kata kunci dan materi pokok pelajaran,dan i. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran concept sentence adalah model pembelajaran yang diawali dengan penympaian tujuan, kemudian penyajian materi, pembentukan kelompok, penyajian kata kunci, penugasan kelompok, presentasi dan simpulan. Model pembelajaran concept sentence ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menulis karena sesuai dengan hakekat tujuannya. Model pembelajaran concept sentence bertujuan untuk mengajarkan siswa membuat kalimat dengan disediakan beberapa kata kunci, kemudian kalimat-kalimat yang telah di buat tersebut dikembangkan menjadi paragraf-paragraf
B. Kerangka Pikir
Kemampuan siswa kelas V SD Negeri Pampang kota Makassar dalam keterampilan menulis karangan deskripsi masih rendah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran bahasa indonesia dalam keterampilan menulis pada siswa kelas V SD Negeri Pampang kota Makassar, yaitu kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan
dalam bentuk tulisan masih kurang, siswa masih kesulitan menentukan pilihan kata dalam menyusun kalimat.
Gambar 2.1: Skema kerangka Pikir C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: dengan menggunakan model pembelajaran concept sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi dan aktifitas siswa kelas V SD Negeri Pampang kota Makassar.
Keterampilan berbahasa
Menyimak k
Berbicara Membaca Menulis
Karangan deskripsi ddeskripsi
Model Pembelajaran concept sentence
Siklus I Siklus II
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pampang, Kecamatan Pampang, Kabupaten Pannaikang Kota Makassar dengan melihat dan mengamati proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran concept sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelas V (classroom action research) yang pelaksanaanya meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Pampang Kota Makassar tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 14 perempuan.
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Pampang
No Jenis kelamin Jumlah siswa
1. Laki- laki 17
2. Perempuan 14
31
C. Prosedur Penelitian
Dalam prosedur penelitian ini akan dibahas tentang siklus I dan siklus II yaitu :
1. siklus I
Adapun siklus pertama ini terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi.
a.Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model concept sentence langkah-langkah :
1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan materi bahan ajar
3. . Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian.
b. Tahap Tindakan
Tahap tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada tahap ini guru dan peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti dan penutup.
a.Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan ini merupakan tahap untuk mempersiapkan mental siswa dengan mengkordinasikan siswa agar mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
b.Tahap Inti
Tahap inti merupakan tahap melaksanakan kegiatan menulis karangan deskripsi. Pada tahap ini menerapkan model concept sentence dalam pembelajaran menulis karangan, sementara itu peneliti bertindak sebagai pengamat terlibat. Siswa diminta untuk menulis karangan yang judulnya sudah ditentukan dalam lampiran tes.
c.Tahap Penutup
Pada tahap penutup guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang berlansung dengan membuat simpulan terhadap pembelajaran menulis karangan.
d.Tahap Pengamatan (observasi)
Tahap pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar (pengamatan terhadap siswa dan guru selama proses pembelajaran menulis karangan). Peneliti mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Adapun aspek yang diamati adalah keaktivan siswa selama proses pembelajaran serta prilaku siswa baik yang positif maupun yang negatif. Aspek yang positif terdiri dari : (1) memperhatikan materi pembelajaran (2) keseriusan siswa dalam menulis karangan (3) keantusiasan siswa dalam menanggapi (4) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. Sedangkan aspek negatif terdiri dari (1) siswa meremehkan kegiatan menulis karangan (2) siswa berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses belajar mengajar (3) siswa mengganggu temannya (4) siswa terganggu oleh lingkungan (5) siswa
tidak bersemangat dalam mengerjakan tes. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi siswa yg berisi pertanyaan mengenai perilaku siswa selama proses pembelajaran berlansung.
.e.Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes dan hasil observasi yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus I.
2. Siklus II
Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus II dapat diuraiakan sebagai berikut:
a.Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
1. Membuat perbaikan rencana pembelajaran, tetapi diupayakan dapat Memperbaiki masalah atau kekurangan-kekurangan pada siklus I, 2. Menyiapkan lembar wawancara, lembar observasi, alat
dokumentasi
Untuk memperoleh data nontes siklus II, dan Menyiapkan karangan Yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.
1) Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan siklus I. pada tahap ini peneliti memberikan umpan balik
mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I, melaksanakan proses pembelajaran menulis karangan melalui model concept sentence dengan mengunakan sesuai dengan rencana pembelajaran, motivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam pembelajaran menulis.
2) Observasi
Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I.
kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan- kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
3) Refleksi
Pada siklus ini, refleksi dilakukan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa siklus I untuk menentukan kemajuan- kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang masih muncul pembelajaran di kelas. Dengan demikian, refleksi berguna untuk mengetahui keefektifan pengunaan model concept sentence dalam pembelajaran menulis karangan untuk melihat peningkatan kemampuan menulis, dan untuk mengetahui perubahan prilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tindakan dalam penelitian ini, rencananya akan dilakukan dalam dua siklus, seperti dalam gambar berikut:
Gambar 3.1 : Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto 2010 )
Siklus I yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi merupakan awal kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa mengenai kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan . Dengan adanya refleksi pada proses tindakan pada siklus I, akan muncul pemikiran baru guna mengatasi permasalahan tersebut sehingga memerlukan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan refleksi ulang pada siklus II.
Siklus I bertujuan mengetahui keterampilan menulis karangan siswa, kemudian dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II.
Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model concept sentence setelah dilakukan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan SIKLUS II Pengamatan
Pelaksanan Refleksi
Refleksi pelaksanaan
perbaikan terhadap proses pemelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I.
D. Faktor-faktor yang diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor input, yaitu dengan melihat atau memberikan materi dalam menulis karangan deskripsi yang digunakan oleh guru saat proses pembelajaran langsung.
2. Faktor proses, yaitu dengan melihat interaksi siswa di dalam kelas,baik itu antara siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa dan siswa lain nya,serta melihat aktivitas, kreativitas, dan unsur menyenangkan dalam proses pembelajaran.
3. Faktor output, yaitu dengan melihat atau meneliti peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran melalui model concept sentence
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan nontes untuk mengukur peningkatan keterampilan menulis karangan melalui model concept sentence.
1. Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan tes pada siklus II.
Pengumpulan data tes untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi menulis karangan . Soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi menulis karangan dengan cara mengembangkan kata kunci yang disediakan menjadi karangan deskripsi yang baik dan benar. Dari hasil analisis tes ini dapat diketahui peningkatan hasil belajar menulis karangan siswa.
2. Teknik Nontes
Teknik pengumpulan nontes dilakukan dengan menggunakan observasi, dan dokumentasi.
a. Teknik Observasi
Teknik observasi dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan khusus yang berkaitan dengan perilaku siswa dalam kegiatan menulis karangan deskripsi melalui model concept sentence.
Kegiatan observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa selama proses pembelajaran menulis karangan berlangsung. Observasi dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.
Peneliti sebelumnya mempersiapkan lembar observasi untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan data. Observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat. Ketiga orang ini ketika observasi berlangsung mencatat semua kejadian-kejadian selama pembelajaran catatan khusus mengenai perilaku-perilaku yang terjadi selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan lembar observasi yang sudah dipersiapkan oleh peneliti.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi untuk memperoleh data nontes yang berupa gambar foto yang diambil peneliti dan dibantu teman sejawat pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II sedang berlangsung. Yang perlu dijadikan dokumentasi dalam penelitian ini adalah:
1. Saat guru menyampaikan materi.
2. Kegiatan siswa pada saat guru menjelaskan tentang menulis karangan deskripsi
3. Saat siswa memahami isi karangan .
4. Ketika siswa maju membaca isi karangan . 5. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini merupakan bukti bahwa penelitian menulis karangan deskripsi melalui model concept sentence itu telah benar-benar dilakukan peneliti.
F.Teknik analisis data
Teknik analisis data untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model concept sentence dengan ketuntasan belajar siswa yang mendapat nilai 75 keatas, mencapai 80%
maka pembelajaran melaui model concept sentence oleh peneliti dapat berhasil efektif.
Hasil yang dilihat dari kemampuan siswa dengan memperhatikan ketepatan kosa kata, kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan dan keberanian berpendapat serta mempertahankan pendapat. Pembobotan
data yang dilakukuan nilai kategori yang telah ditentukan diberi nilai secara keseluruhan 100 kategorisasi.
Tabel 3.2
Kategori Penilaian menulis karangan deskripsi
No ASPEK YANG DINILAI BOBOT
1 Isi gagasan yang dikemukakan 20
2 Organisasi isi 20
3 Struktur tata bahasa 20
4 Gaya: pilihan struktur dan diksi 15
5 Ejaan dan tanda baca 15
6 Pemilihan diksi 10
Jumlah 100 (Nurgiyantoro 2010:253 G. Indikator Keberhasilan
Indikator yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan penelitian yang dilakukan apabila terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan proses belajar mengajar dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi melalui dengan model concept sentence .
Indikator yang dilakukan pada penelitian ini adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditentukan di SD Negeri Pampang Makassar yaitu 75 ke atas.Jika 85% siswa mendapat nilai 75 ke atas, maka siswa dikategorikan mampu atau mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum). Itulah yang menjadi tolak ukur penelitian untuk mengetahui berhasil tidaknya model diterapkan dalam pembelajaran
Tabel 3.3 Bobot skor
NO INTERVAL TINGKAT PENGUASAAN
1. 85-100 Sangat Baik
2. 75-84 Baik
3. 65-74 Kurang Baik
4. 0-64 Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian menggunakan model concept sentence sebagai upaya peningkatan hasil belajar karangan deskripsi. Hasil yang dipaparkan meliputi data hasil proses, data hasil kegiatan yang diperoleh dari hasil pemantauan melalui kegiatan di apangan, hasil observasi pada aktivitas peneliti dan siswa serta dokumentasi hasil kerja siswa.
Secara rinci prosedur penelitian ini dapat digambar dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dari tahap perencanaan, pelaksaaan, pengamatan dan refleksi.
1. Paparan Data Siklus I a. Perencanaan
Pada siklus I, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bertujuan sebagai pedoman dalam mengajar pada saat pembelajaran berlangsung sebab peneliti bertindak langsung sebagai guru pada saat kegiatan belajar berlangsung. Pada pelaksanaan siklus I, difokuskan pada pemahaman siswa terhadap materi yang berhubungan karangan deskripsi pengertian karangan deskripsi, jenis- jenis karangan deskripsi. Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat mengetahui dan memahami tentang karangan deskripsi serta siswa mampu untuk membuat karangan sesuai dengan arahan yang disampaikan.
42
b. Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan pada selasa pukul 14.30-15.30, tanggal 25 Juli 2017 proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun sebelumnya. Kegiatan awal dengan pengondisian kelas pada situasi belajar yang kondusif.
1. Pendahuluan
Pada kegiatan awal peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan salam. Peneliti mengecek kehadiran siswa serta mengondisikan situasi belajar siswa yang kondusif. Sebelum pembelajaran dimulai peneliti mengonfirmasikan SK, indikator, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Inti
Pada kegiatan inti peneliti terlebih dahulu menjelaskan secara singkat tentang pengertian karangan deskripsi, jenis-jenis karangan deskripsi dan hal-hal yang diperhatikan dalam penyusun karangan deskripsi setelah itu siswa, disuruh untuk menyusun karangan deskripsi yang baik sesuai dengan kata kunci yang sudah ditentukan siswa simaknya kemudian siswa mengerjakan tugas secara individu untuk mengukur kemampuan sehingga mengetahui kecerdasanya.
3.Penutup
Setelah proses kegiatan belajar selesai, peneli Kemudian menginformasikan tentang kegiatan pada pertemuan selanjutnya dan diakhiri dengan doa sebelum pulang.
c. Pengamatan (observasi)
Dalam kegiatan ini, keadaan siswa dan keaktifas siswa diamati dengan mengunakan lembar observasi yang diarahkan untuk menganalisis peneliti.
Tabel 4.1 hasil observasi aktivitas siswa siklus I No. Nama siswa Kehadiaran Keaktifan
bertanya
Keaktifan menjawab
1. Abdul Rahman -
2. Ignasius -
3. Muh. Aril -
4. Muh. Aidil -
5. Muh. Syaputra -
6. Muh. Arfandi -
7. Muh. Vicky -
8. Arif Pratama -
9. Muh.Al. Aqilah -
10. Velent -
11 Ibnu Al. Qadri -
12 Hasbi -
13 Criswan -
14 Dennis -
15 Diki Pretama -
16 Ryosuke -
17 Ishak -
18 Arief Budiman -
19 Ridwan -
20 Nur Anggraini -
21 Febry Cahya -
22 Nur Aisyah P. -
23 Nurmaika - -
24 St. Aisyah Putri K -
25 Avrylya -
26 Nur Nafeez - -
27 Azizah -
28 Widya - -
29 Mona -
30 Ravael Pladen -
31 Robertus Nalsi -
Presen tase
100% 45% 35%
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa siswa yang hadir adalah 31 orang. Siswa yang aktif bertanya adalah 14 orang, siswa yang aktif menjawab adalah 11 orang. Berdasarkan data di atas peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I sudah cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Akan tetapi masih banyak siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.
Dengan lihat data diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I sudah cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang respon atau aktif selama pembelajaran. Siswa masih ragu untuk bertanya, menjawab, dan menanggapi pertanyaan baik dari peneliti maupun teman-temannya.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis hasil tes, hasil observasi yang dilakukan. Hasil ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dan untuk mengetahui tindakan-tindakan oleh siswa selama proses pembelajaran.
Refleksi pada kegiatan siklus I akan digunakan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II . Aspek-aspek yang dinilai karangan deskripsi yaitu: mampu menangkap materi, memahami karangan deskripsi, mengembang topik karangan menjadi karangan deskripsi yang baik yang terdapat dalam karangan deskripsi, mengevaluasi, mampu menyimpulkan hasil hasil pembelajaran, dan mampu merespon.