• Tidak ada hasil yang ditemukan

kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS BERDASARKAN TEKS WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

SYABRINA AYUNANI NPM 10080380

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)
(4)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS BERDASARKAN TEKS WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PADANG

Oleh

Syabrina Ayunani

1

, Trisna Helda, M. Pd.

2

, Dina Ramadhanti, M. Pd.

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas VII semester II. Hal ini terdapat dalam Standar Kompetensi (SK) 12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat. Lebih rinci terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 12.1 mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tidak langsung. Masalah penelitian ini dibatasi pada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah skor menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi

Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang. Hasil penelitian data per indikator

adalah

Pertama, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk gabungan

keenam indikator dengan rata-rata kemampuan siswa 85,75 berada pada rentangan 76- 85%.

Kedua,

kempuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator 1 (memperluas pengetahuan)dengan rata-rata kemmpuan siswa 33.

Ketiga,

kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator 2 (menyampaikan informasi secara kronologis) dengan rata-rata kemampuan siswa 33,95.

Keempat, kemampuan menulis

karangan narasi ekspositoris untuk indikator 3 (berdasarkan penalaran yang rasional) dengan rata-rata kemampuan siswa 33,95.

Kelima,

kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator 4 (bahasa informative dan kata-kata denotatif) dengan rata- rata kemampuan siswa 33.

Keenam,

kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator 5 (kalimat langsung) dengan rata-rata kemampuan siswa 86,16. Ketujuh, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator 6 (kalimat tidak langsung) dengan rata-rata kemampuan siswa 58,25. Jadi, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong baik (B) dengan rata-rata kemampuan siswa 85,75 berada pada rentangan 76-85%.

Kata Kunci : menulis, karangan narasi ekspositoris, strategi think talk write

(5)

ABILITY OF NARRATION EXPOSITORY ESSAY WRITING

TEXT BASED STRATEGY INTERVIEW WITH WRITE THINK TALK (TTW ) CLASS VII

JUNIOR HIGH SCHOOL

15

PADANG

By

Syabrina Ayunani

1

, Trisna Helda, M. Pd.

2

, Dina Ramadhanti, M. Pd.

3

1) Student STKIP PGRI West Sumatera

2) 3) Lecturer of Education Program Language and Literature Studies STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

Learning skills expository essay writing narrative contained in the Education Unit Level Curriculum (SBC) VII class the second semester. It is contained in the Competency Standards (SK) 12. disclose a variety of information in narrative form and a brief message. More details contained in the Basic Competency (KD) 12.1 convert the text into a narrative interview with the manner of writing sentences directly and indirectly. The problem of this study is limited to the ability to write expository narrative essay based on the text of the interview using a strategy Think Talk Write class VII

Junior High SchooL

15 Padang. This type of research is quantitative descriptive method. The data in this study is a narrative essay writing scores expository text based interview using a strategy Think Talk Write class VII

Junior High SchooL

15 Padang. Results of research data per indicator is the First, the ability to write an expository essay narrative to the combined sixth indicator with an average 85.75 students' ability to be in the range of 76- 85%. Second, Ability expository essay writing narratives for indicators 1 (expand knowledge) with the average student kemmpuan 33. Third, the ability to write an expository essay narrative to indicators 2 (convey information in chronological order) with an average of 33.95 students' abilities. Fourth, the ability to write an expository essay narrative for indicator 3 (based on rational reasoning) with an average of 33.95 students' abilities. Fifth, the ability to write an expository essay narrative indicator 4 (informative language and words denotatif) with an average of 33. Sixth student ability, the ability to write expository narrative essay for five indicators (direct line) with an average of 86.16 students' abilities , Seventh, the ability to write an expository essay narrative to indicators 6 (sentence indirectly) with an average of 58.25 students' abilities.

Thus, the ability to write expository narrative essay based on the text of the interview is quite good (B) with an average of 85.75 students' ability to be in the range of 76-85%.

Keywords: writing, essays, narrative, expository, talk think write strategy

(6)

PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa terbagi atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Diawali dengan keterampilan menyimak, seseorang mampu menyimak bahasa kemudian mampu melafalkannya. Setelah belajar di sekolah seseorang akan mampu membaca kemudian mampu menulis. Keterampilan menulis merupakan tujuan akhir yang harus dicapai dalam keterampilan berbahasa, keempat keterampilan tersebut saling terkait.

Keterampilan menulis mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pengembangan intelektual seseorang, salah satunya, untuk mengemukakan sesuatu. Melalui menulis, seseorang mampu mengungkapkan serta mengembangkan pola pikir dalam mengungkapkan ide atau gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan menulis. Kemampuan menulis mengharapkan penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Unsur bahasa dengan unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.

Pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas VII semester II. Hal ini terdapat dalam Standar Kompetensi (SK) 12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat. Lebih rinci terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 12.1 mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tidak langsung.

Dalam hal ini teks yang akan diambil ialah kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan siswa di SMP Negeri 15 Padang, diperoleh informasi bahwa siswa belum memahami teknik menulis karangan narasi dan mengembangkan ide-idenya. Penyebabnya adalah media pembelajaran yang tidak bervariasi. Sarana dan prasaran sekolah belum lengkap. Teknik yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode ceramah.

Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah ’’Bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang ?”

Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Semi (2003:5) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas.

Menurut Keraf, 2007:136) narasi ekspositoris dapat bersifat generalisasi. Narasi yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum.

Dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe kejadian itu secara berulang-ulang maka sesorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu.

Menurut Huda (2014:218) Think Talk Write adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi yang mendorong siswa untuk berfikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu.

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum ditulis.

(7)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.

Menurut Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data , penafsiran terhadap data, serta penampilan terhadap hasilnya. Data dalam penelitian ini adalah skor menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang yang terdaftar tahun 2014/2015 yang terdiri dari delapan kelas berjumlah 267 siswa. Karena ada pertimbangan-pertimbangan dalam berbagai hal, tidak mungkin semua populasi diteliti, maka peneliti memutuskan bahwa penarikan sampel penelitian dilakukan dengan cara simple random sampling (sampling acak sederhana) dimana sampel dipilih secara acak dari jumlah yang telah ditentukan. Menurut Lufri (2007:82) simple random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak. Artinya, setiap anggota populasi atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih. Secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan sistem undian, menggunakan tabel bilangan random. Dalam penarikan sampel maka jumlahnya harus representatif untuk mengetahui nanti hasilnya bisa digeneralisasi. Dari total keseluruhan jumlah siswa sebanyak 267 siswa, maka dilakukan menyaring siswa menjadi populasi penelitian. Untuk mendapatkan sampel maka dalam penentuan sampel siswa dengan menggunakan rumus perhitungan standar deviasi. Standar deviasi adalah simpangan baku (yang biasanya dilambangkan dengan huruf s) yaitu suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata atau simpangan jarak nilai siswa tinggi dan rendah. Sampel penelitian diambil dari nilai UH pertama pada tiap kelas, kemudian dijumlahkan dan dicari standar deviasinya. Setelah mendapatkan hasil standar deviasi maka kelas yang akan menjadi sampel penelitian adalah kelas VII1 sebanyak 36 siswa dengan nilai standar deviasi 4,45 .

Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes unjuk kerja

teks wawancara menjadi karangan narasi ekspositoris setelah dilaksanakan

pembelajaran strategi

Think Talk Write. Melalui tes tersebut, siswa diminta untuk

menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara, teks wawancara

yang diberikan adalah “Banjir Bandang”.

Teknik analisis data yaitu Pertama, memeriksa hasil tulisan siswa sesuai dengan indikator yang dinilai. Kedua, menentukan skor tulisan siswa berdasarkan indikator yang akan dinilai yaitu berdasarkan struktur (memperluas pengetahuan, menyampaikan informasi secara kronologis, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan bahasanya lebih cenderung keinformatif dengan penggunaan kata-kata denotatif). Selanjutnya berdasarkan kebahasaannya (Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Ketiga, mengubah skor mentah menjadi nilai. Keempat, manafsirkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang berdasarkan rata-rata hitung. Kelima, membahas hasil analisis data. Keenam, mengelompokkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi Think Talk Write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang. Ketujuh, membuat histogram (grafik batang) kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara. Kedelapan, menyimpulkan hasil analisis dan pembahasan.

(8)

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi think talk write dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa untuk indikator 1 memperluas pengetahuan a) tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor 1, b) tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor 2, c) siswa yang mendapatkan skor 3 sebanyak 36 orang. Kedua, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa untuk indikator 2 menyampaikan informasi secara kronologis a) tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor 1, b) siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 1 orang, c) siswa yang mendapatkan skor 3 sebanyak 35 orang. Ketiga, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa untuk indikator 3 didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional a) tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor 1, b) siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 3 orang, c) siswa yang mendapatkan skor 3 sebanyak 35. Keempat, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa untuk indikator 4 bahasanya lebih cenderung keinformatif dengan penggunaan kata-kata denotative a) tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor 1, b) tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor 2, c) siswa yang mendapatkan skor 3 sebanyak 36 orang. Kelima, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa untuk indikator 5 kalimat langsung, a) siswa yang mendapatkan skor 1 sebanyak 24 orang, b) siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 9 orang, c) siswa yang mendapatkan skor 3 sebanyak 3 orang. Keenam, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa untuk indikator 6 kalimat tidak langsung, a) siswa yang mendapatkan skor 1sebanyak 9 orang, b) siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 9 orang, c) siswa yang mendapatkan skor 3 sebanyak 18 orang.

. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang diperoleh dari kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang adalah sebagai berikut. Pertama, untuk indikator 1 memperluas pengetahuan 1) tidak terdapat siswa yang memperoleh tingkat penguasaannya 100. 2) tidak terdapat siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 67. 3) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 33 berjumlah 36 orang (100%). Berdasarkan rata-rata hitung (M) diperoleh sebesar 33.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang tergolong kurang sekali (KS) berada pada tingkat penguasaan 26-35% dengan rata-rata nilai 33.

Kedua,untuk indikator 2 menyampai informasi secara kronologis. 1) tidak terdapat siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 100. 2) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 67 berjumlah 1 orang (3%), 3) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 33 berjumlah 35 orang (97%). Berdasarkan rata-rata (M) diperoleh sebesar 33,95. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong kurang sekali (KS) karena (M) berada pada tingkat penguasaan 26-35% dengan rata-rata nilai 33,95.

Ketiga,untuk indikator 3 didasarkn pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. 1) tidak terdapat siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 100. 2) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 67 berjumlah 1 orang (3%), 3) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 33 berjumlah 35 orang (97%). Berdasarkan rata-rata (M) diperoleh sebesar 33,95.

Jadi, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong kurang sekali (KS) karena (M) berada pada tingkat penguasaan 86-95% dengan rata-rata niai 33,35.

Keempat, untuk indikator 4 didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. 1) tidak terdapat siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 100. 2) tidak terdapt siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 67, 3) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 33 berjumlah 36 orang (100%). Berdasarkan rata-rata (M) diperoleh sebesar 33. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong kurang sekali (KS) karena (M) berada pada tingkat penguasaan 26-35% dengan rata- rata nilai 33.

(9)

Kelima, untuk indikator 5 kalimat langsung. 1) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 100 berjumlah 24 orang (67%). 2) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 67 berjumlah 9 orang (25%), 3) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 33 berjumlah 3 orang (8%). Berdasarkan rata-rata (M) diperoleh sebesar 86,16. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong baik sekali (BS) karena (M) berada pada tingkat penguasaan 86-95% dengan rata-rata nilai 86,16.

Keenam, untuk indikator 6 kalimat tidak langsung. 1) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 100 berjumlah 9 orang (25%). 2) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 67 berjumlah 9 orang (25%), 3) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 33 berjumlah 18 orang (50%). Berdasarkan rata-rata (M) diperoleh sebesar 58,25. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong baik (B) karena (M) berada pada tingkat penguasaan 56-65% dengan rata-rata nilai 58,25.

Ketujuh, untuk gabungan kelima indikator . 1) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 88 berjumlah 21 orang (59%). 2) siswa yang memperoleh tingkat penguasaan 83 berjumlah 14 orang (38%), 3) siswa yang mempero leh tingkat penguasaan 77 berjumlah 1orang (3%). Berdasarkan rata-rata (M) diperoleh sebesar 85,75. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara tergolong baik (B) karena (M) berada pada tingkat penguasaan 76-85% dengan rata-rata nilai 85,75.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan mengenai kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara dengan menggunakan strategi think talk write siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang diperoleh tujuh kesimpulan. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk indikator 1 (memperluas pengetahuan) tergolong kurang sekali (KS), dengan rata-rata kemampuan siswa 33. Kedua, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk indikator 2 (menyampaikan informasi secara kronologis) tergolong kurang sekali (KS), dengan rata-rata kemampuan siswa 33,95. Ketiga, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk indikator 3 (berdasarkan penalaran yang rasional) tergolong kurang sekali (KS), dengan rata-rata kemampuan siswa 33,95. Keempat, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk indikator 4 (bahasa informatif dan kata-kata denotatif) tergolong kurang sekali (KS), dengan rata-rata kemampuan siswa 33. Kelima, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk indikator 5 (kalimat langsung) tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata kemampuan siswa 86,16. Keenam, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk indikator 6 (kalimat tidak langsung) tergolong cukup (C) dengan rata-ratakemampuan siswa 58,25 Ketujuh, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa untuk gabungan keenam indikator tergolong baik (B), dengan rata-rata kemampuan siswa 85,75 berada pada rentangan 76—85%.

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran.

Pertama siswa diharapkan meningkatkan kemampuan menulis, khususnya dalam menulis karangan narasi ekspositoris. Kedua, guru harus meningkatkan pemberian latihan dan menggunakan strategi seperti startegi Think Talk Write kepada siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris karena dengan adanya metode tersebut siswa lebih tertarik untuk belajar sehingga memudahkan untuk menuangkan ide-idenya dalam bentuk karangan narasi ekspositoris.

Ketiga, peneliti lain sebaiknya mencari strategi atau strategi yang digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa. Keempat, peneliti sendiri harus meningkatkan kemampuan menulis untuk bekal pengetahuan lapangan nantinya. Kelima, guru diharapkan menggunakan strategi Think talk Write dalam pembelajaran agar siswa lebih terarah.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakrta: Pustaka Pelajar

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis narasi ekspositoris yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan