• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Topik Bahasan

N/A
N/A
Dhiya

Academic year: 2023

Membagikan "Ringkasan Topik Bahasan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Topik

Bahasan

Metode Pengomposan

5

Kelebihan Kekurangan Biocomposting

6

Bioremediasi

1

Biocomposting

2

Pembuatan Biokompos

7

Aplikasi Biocomposting

8

Mikroorganisme

3

Faktor Pengomposan

4

(2)

BIOREMEDIASI

1

(3)

Bioremediasi merupakan salah satu teknologi alternatif dalam upaya penyehatan atau mengatasi masalah

lingkungan yang sudah rusak atau tercemar dengan memanfaatkan bantuan

mikroorganisme.

BIOREMEDIAS

I

(4)

TUJUAN

BIOREMEDIASI

• Memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

• Mengontrol atau mereduksi bahan

pencemar dari lingkungan.

(5)

PROSES UTAMA BIOREMEDIASI

Biodegradasi

Biodegradasi Biotransformasi Biotransformasi

Biokatalis

Biokatalis

(6)

BIOCOMPOSTING

2

- Kompos -

(7)

Biocomposting atau pengomposan merupakan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan

yang terkontrol dengan hasil akhir berupa humus dan kompos. Biocomposting bertujuan

untuk mengaktifkan kegiatan mikroba agar mampu mempercepat proses dekomposisi

bahan organik.

BIOCOMPOSTING

(8)

Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang berasal dari :

● Limbah hasil pertanian, seperti jerami, dedak padi, kulit kacang tanah, dan ampas tebu.

●Limbah non pertanian, seperti sampah organik yang dikumpulkan dari pasar maupun sampah rumah tangga.

KOMPOS

(9)

Kualitas kompos dapat ditentukan oleh :

Suhu

Warna Tekstur Bau

Kualitas Bahan Organik Kompos

pH

(10)

MIKROORGANISME

3

(11)

Mikro-

organisme

Jamur

02

Organisme lebih tinggi

04

Bakteri 01

Actinomycetes

03

Organisme kecil dan sederhana

Organisme yang lebih besar daripada bakteri

Kelas utama ketiga mikroorganisme

Protozoa, Rotifier

(12)

Bakteri adalah organisme kecil dan sederhana yang muncul terutama selama tahap awal periode pengomposan. Mereka bertanggung jawab atas sebagian besar penguraian awal dan mencakup berbagai organisme yang dapat bertahan hidup dalam berbagai

kondisi lingkungan.

Bakteri adalah pengurai cepat. Mereka menstabilkan sebagian besar nutrisi yang tersedia, seperti gula

sederhana, serta mencerna produk-produk dekomposisi jamur.

Bakteri!

(13)

Bakteri berfungsi secara optimal dalam kisaran pH 6 hingga 7,5 dan kurang toleran

terhadap kondisi kelembaban rendah dibandingkan jenis

mikroorganisme lainnya

(14)

Kelompok Bakteri

Berdasarkan Asal

1. Bakteri Asal (Autokton) ex. Arthrobacter dan Nocardio

2. Bakteri Pendatang (Zimogar) ex. Pseudomonas dan Bacillus.

Berdasarkan Kebutuhan O

2

1. Anaerobik, yaitu bakteri yang berkembang biak tanpa O2

2. Aerobik, yaitu bakteri yang berkembang biak dengan O2

3. Anaerobik Fakultatif, yaitu bakteri yang mampu berkembang biak tanpa atau dengan O2

(15)

Kelompok Bakteri

Berdasarkan Suhu

1. Psikrofil, bakteri yang optimal berkembang di suhu

<20oC

2. Mesofil, bakteri yang berkembang optimal di suhu 15-45 oC

3. Termofi, bakteri yang berkembang optimal di suhu 45-65 oC

4. Superthermofil, bakteri yang berkembang optimal

> 70 oC.

Berdasarkan Makanannya

1. Autotrof, bakteri yang dapat menyusun makanannya sendiri.

2. Heterotrof, bakteri tergantung pada makanan yang tersedia.

3. Fotoautotrof, bakteri memperoleh energinya dari sinar matahari.

(16)

Jamur adalah organisme yang lebih besar daripada bakteri. Jamur cenderung hadir pada tahap akhir pengomposan karena sifat bahan yang terurai. Sebagian besar jamur membusuk zat kayu dan bahan tahan pembusukan lainnya, seperti lilin, protein,

hemiselulosa, lignin, dan pektin.

Jamur kurang sensitif terhadap lingkungan dengan kelembaban dan pH rendah daripada bakteri, tetapi karena sebagian besar jamur adalah aerob obligat (membutuhkan oksigen untuk tumbuh).

Jamur!

(17)

Jamur memiliki toleransi yang lebih rendah untuk lingkungan rendah

oksigen daripada bakteri. Jamur juga tidak dapat bertahan hidup di

atas suhu 60

o

C.

Suhu berlebihan merusak proses pengomposan dalam hal degradasi

total.

Jamur harus dikontrol untuk mengurangi penghancuran organisme bermanfaat dan efek

selanjutnya pada penyelesaian

dekomposisi.

(18)

Actinomycetes adalah kelas utama ketiga mikroorganisme yang menghuni tumpukan kompos. Actinomycetes secara teknis adalah bakteri karena struktur dan ukurannya, tetapi mirip dengan jamur karena mereka membentuk filamen dan mampu menggunakan berbagai substrat.

Actinomycetes dapat mendegradasi asam organik, gula, pati, hemiselulosa, selulosa, protein, polipeptida, asam amino, dan bahkan lignin. Mereka juga meng- hasilkan protease ekstraseluler dan dapat

menghancurkan bakteri lain.

Actinomycetes!

(19)

Actinomycetes lebih lazim pada tahap akhir pengomposan ketika

sebagian besar senyawa yang mudah terurai telah terdegradasi, tingkat kelembaban menurun, dan

pH menjadi kurang asam.

(20)

Organisme yang lebih tinggi mulai menyerang tumpukan kompos begitu suhu tumpukan mendingin ke tingkat yang sesuai.

Organisme ini termasuk protozoa, rotifera, dan nematoda. Mereka mengkonsumsi biomassa bakteri dan jamur dan membantu

dalam degradasi lignin dan

pektin. Organisme yang lebih tinggi ini berkontribusi pada kualitas kompos dari penyakit.

Organisme

lebih tinggi

(21)

FAKTOR

PENGOMPOSAN

4

(22)

Faktor yang Mempengaruhi Biocomposting

Kandungan Hara

Mikroorganisme pengurai

pH Pembalikan

Tumpukan Bahan

Kandungan bahan

berbahaya Aerasi

(23)

Faktor yang Mempengaruhi Biocomposting

Ukuran bahan Porositas

Kelembaban Suhu

ukuran bahan yang baik digunakan untuk proses pengomposan

adalah 5-10 cm ruang diantara

partikel di dalam tumpukan kompos

Rasio C/N

(24)

METODE

PENGOMPOSAN

5

(25)

Metode

Composting

Aerob

proses pengomposan yang memerlukan ketersediaan oksigen.

Oksigen diperlukan oleh mikroorganisme untuk merombak bahan organik selama proses pengomposan berlangsung.

Anaerob

proses pengomposan yang tidak memerlukan ketersediaan oksigen, namun hanya memerlukan tambahan panas dari luar

Berdasarkan ketersediaan

oksigen bebas

(26)

Bahan organik yang digunakan adalah campuran sisa tanaman dan kotoran ternak, dimana lama waktu proses pengomposannya yaitu 3 bulan.

metode indore heap, bahan-bahan yang akan dikomposkan ditimbun secara berlapis-lapis dengan ketebalan 10-25 cm per lapis, dimana bagian atasnya ditutupi dengan kotoran ternak yang tipis untuk mengaktifkan proses pengomposan

metode indore pit, bahan dasar kompos yang digunakan adalah kotoran ternak dan disebar secara merata di dalam lubang tanah dengan ketebalan 10-15 cm. bahan-bahan kompos tersebut disusun secara berlapis-lapis dan dilakukan penambahan air secukupnya yang bertujuan untuk menjaga kelembaban bahan.

Metode Composting

Berdasarkan cara pembuatannya

01 Metode Indore

(27)

Menggunakan bahan-bahan organik dengan rasio C/N tinggi, seperti jerami dan serbuk gergaji. Bahan-bahan

tersebut dikombinasikan dengan bahan organik yang mempunyai rasio C/N rendah, selanjutnya bahan kompos ditimbun secara berlapis-lapis dengan ukuran 2,4 x 2,2 x

1,5 m. Lapisan paling bawah adalah bahan organik dengan rasio C/N rendah, dan diatasnya ditumpuk dengan

bahan organik yang mempunyai rasio C/N tinggi.

Metode Composting

Berdasarkan cara pembuatannya

02 Metode Barkeley

(28)

bahan baku kompos ditumpuk memanjang dengan tinggi tumpukan 0,6-1 meter, lebar 2-5 meter, serta panjang 40-

50 meter. Pada metode windrow ini, dilakukan proses pembalikan secara periodik dengan tujuan untuk menjaga

kestabilan suhu dan kelembaban bahan kompos.

Metode Composting

Berdasarkan cara pembuatannya

03 Metode Windrow

(29)

Secara prinsip proses composting ini hampir sama dengan windrow sistem, tetapi dalam sistem ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara ditekan

memakai blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih

tinggi dari 1 meter. Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen.

Metode Composting

Berdasarkan cara pembuatannya

04 Metode Aerated Static

Pile

(30)

proses dimana material yang dapat dikomposkan berada di sebuah container yang tertutup dengan tujuan memproduksi kompos. Dapat mempergunakan container berupa apa saja, dapat silo atau parit memanjang. Sistem

in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistem aerated static pile. Sistem ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran

kompos jadi yang berbeda.

Metode Composting

Berdasarkan cara pembuatannya

05 Metode In Vessel

(31)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BIOCOMPOSTING

6

(32)

 Semua bahan yang diperlukan untuk biocomposting, seperti bahan baku, air, dan udara sudah ada di tanah pertanian.

Biocomposting mengurangi berat, kadar air, bau dan

menghasilkan limbah yang mengarah ke risiko yang lebih rendah polusi.

 Mengubah nitrogen yang terkandung dalam kotoran menjadi bentuk yang lebih stabil.

 Mengurangi rasio C / N menjadi tingkatan yang bermanfaat bagi tanaman.

Kelebihan Biocomposting

(33)

Biocomposting mengurangi jumlah sampah organic, pengumpulan sampah dan pembuangan biaya.

 Mengakomodasi fluktuasi limbah musiman, seperti daun dan residu tanaman.

Perlunya Teknologi Biocomposting Bagi Pertanian:

 Mengatasi kendala pengelolaan lingkungan

 Ada keuntungan agronomi atas penggunaan kompos

 Mengatasi biaya tinggi dalam pembuangan limbah

Kelebihan Biocomposting

(34)

Kekurangan

Biocomposting

02

04 01

03

Karena kandungan hara rendah, maka jumlah biokompos yang

dibutuhkan besar. Hal ini menyulitkan transportasi dan

pemberian, sehingga kurang ekonomis.

Mudah terurai habis di daerah tropis.

Biokompos dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit

akar tanaman.

Dibandingkan dengan teknik biopile, proses biocomposting

lebih

lambat

dan kurang efisien.

(35)

PROSES PEMBUATAN BIOKOMPOS

7

(36)

Proses Pembuatan Biokompos

Pembuatan Biokompos Menggunakan Bakteri Asam

Laktat

Pembuatan Biokompos Menggunakan Bakteri Asam

Laktat Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Azotobacter

Pembuatan Biokompos Menggunakan Bakteri

Azotobacter Pembuatan Biokompos Menggunakan Substrat

Jerami

Pembuatan Biokompos Menggunakan Substrat

Jerami

(37)

• Bakteri asam laktat (BAL) merupakan kelompok bakteri gram- positif yang mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat.

• Genus bakteri yang tergolong bakteri asam laktat adalah Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Leuconostoc, Streptococcus, Propionibakterium.

• BAL menurunkan pH lingkungan dan mensekresikan

senyawa yang mampu menghambat bakteri atau mikroorganisme patogen seperti H

2

O

2

, diasetil, CO

2

, asetal dehid, asam-asam amino dan bakteriosin.

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Asam Laktat Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Asam Laktat

(38)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Asam Laktat Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Asam Laktat

- Persiapan:

Bahan baku: Limbah sayuran dan sisa buah-buahan.

Bahan tambahan : air cucian beras.

- Pembuatan MOL:

1. Limbah buah-buahan dan sayuran sebanyak 3 kg dihaluskan masukkan ke dalam ember.

2. Ditambahkan air cucian beras sebanyak 5 liter. Lalu diaduk rata.

3. Derigen ditutup rapat.

4. Fementasi: MOL siap digunakan setelah 14 hari melewati proses fermentasi dan telah matang dengan ciri bewarna kuning kecoklatan dan berbau fermentasi.

Fermentasi Pembuatan MOL

(Mikrooganisme Lokal)

(39)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Asam Laktat Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Asam Laktat

- Pembuatan biokompos, dengan terlebih dahulu disiapkan kotorang kering dan yang telah di haluskan, dan diberikan MOL setelah itu di tunggu hingga 2 minggu untuk proses pematangan.

- Biokompos yang telah matang, akan langsung dikemas.

Pembuatan Biokompos

(40)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Azotobacter

Azotobacter sp. merupakan bakteri penambat nitrogen non simbiotik, memiliki kemampuan dalam meningkatkan maupun memperbaiki kandungan unsur nitrogen dalam tanah.

Azotobacter sebagai agen composting.

Penambahan agen composting dalam media kompos menyebabkan perombakan bahan organik oleh aktifitas mikroorganisme.

Mikroba di dalam kompos akan menggunakan

oksigen untuk menguraikan bahan organic

menjadi CO

2

, uap air, dan panas.

(41)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Azotobacter

Bahan-bahan yang digunakan 1. Seresah daun

2. Azotobacter (A1b, A3, A6, A9, A10)

3. Nutrient Agar

4. Nutrient Broth

5. larutan gula

6. Gum arabika

7. Tanah liat

8. Aquades

(42)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Bakteri Azotobacter

b.

Proses Pengomposan

 Media kompos yang digunakan adalah seresah daun. Potongan seresah daun ditimbang 2500 gr, kemudian diseterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C tekanan 1,5 atm selama ± 15 menit.

 Lalu ditambahkan inokulan Azotobacter sebanyak 250 ml (10%

dari media kompos).

a. Inokulan Kompos

 Isolat Azotobacter diinokulasikan secara aseptis pada medium Nutrient Agar (NA) miring.

 Lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Masing-masing isolat Azotobacter diambil satu ose secara aseptis dari medium Nutrient Agar (NA) miring, dimasukkan kedalam 5ml Nutrient Broth (NB).

 Starter diinkubasi pada rotary

shacker dengan kecepatan 100

rpm pada suhu ruang selama 10

jam.

(43)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Substrat Jerami

Jerami padi (2-5 cm) 20 kg

Sekam atau rumbut kering

5 kg

Dedak halus 2 kg

Kotoran ternak 5 kg

Molases atau gula merah atau gula pasir

50 g Inokulum

mikroorganisme dekomposisi

50 ml

Air 5 liter

(44)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Substrat Jerami

a. Cara membuat:

- Larutkan molases dalam air, tambahkan inokulum mikroorganisme dan diaduk hingga rata.

- Masukan jerami kedalam wadah yang berisi larutan molases dan inokulum sampai basah, lalu tiriskan.

- Campurkan jerami basah dengan sekam, dedak dan kotoran ternak hingga merata.

- Tambahkan larutan No. 1 sampai kadar airnya berkisar antara 30-40% dapat diuji dengan cara mengenggam bahan tersebut.

- Campuran kemudian digundukkan diatas lantai dengan ketinggian 20cm, kemudian tutup bagian atasnya menggunakan karung goni atau plastik.

- Selama proses fermentasi suhunya dijaga antara 35-45

o

C. Jika suhu lebih dari 50

0

C maka tumpukan bahan kompos perlu dibolak balik.

- Pembalikan dapat dilakukan setiap 2 hari sekali dan selesai pembalikan tumpukan

bahan kompos ditutup kembali dengan karung goni.

- Setelah 9-12 hari, kompos ini telah jadi dan

siap pakai.

(45)

Pembuatan Biokompos

Menggunakan Substrat Jerami

Pengomposan anaerobik merupakan dekomposisi bahan organik dalam kondisi tanpa oksigen atau

udara, produk utama adalah metana, karbondioksida dan senyawa dengan berat

molekul rendah.

Pengomposan aerobik ialah dekomposisi bahan organik dalam kondisi dengan kehadiran oksigen (udara), produk utama

adalah air dan panas.

Reaksi Biokimia

(46)

APLIKASI

BIOCOMPOSTING

8

(47)

APLIKASI BIOCOMPOSTING

Penggunaan Biokompos dalam Bioremediasi Lahan Tercemar Limbah

Minyak Bumi

Penggunaan  Biokompos

dalam bidang pertanian

(48)

● Limbah minyak bumi dapat terjadi mulai dari eksplorasi sampai ke proses pengilangan dan berpotensi menghasilkan limbah berupa lumpur minyak bumi (Oily Sludge).

● Salah satu kontaminan minyak bumi yang sulit diurai adalah senyawa hidrokarbon.

● Alternatif penanggulangan lingkungan tercemar minyak adalah dengan teknik bioremediasi.

Penggunaan Biokompos dalam Bioremediasi

Lahan Tercemar Limbah Minyak Bumi

(49)

● Isolat bakteri yang dapat mendegradasi minyak bumi diantaranya berasal dari genus Bacillus dan Pseudomonas.

● Minyak bumi menyelimuti tanah dan masuk ke dalam pori-pori tanah sehingga air tidak dapat terserap oleh tanah yang sudah dipenuhi dengan minyak.

Penggunaan Biokompos dalam

Bioremediasi Lahan Tercemar

Limbah Minyak Bumi

(50)

● Penambahan biokompos dapat meningkatan porositas tanah.

Kondisi tersebut akan berpengaruh pada tingkat aerasi tanah dan status kadar air dalam tanah.

● Mikroba yang sudah ada dalam biokompos dapat memanfaatkan minyak sebagai sumber energi, sehingga molekul-molekul minyak yang melekat pada pori-pori tanah terlepas dan terisi dengan air.

Penambahan hasil isolate terpilih ini menyebabkan mikroba lebih cepat mendegradasi minyak.

Penggunaan Biokompos dalam Bioremediasi

Lahan Tercemar Limbah Minyak Bumi

(51)

 Limbah minyak bumi di tambahkan dengan biokompos sebagai media tumbuh untuk mikroba yang ada dalam limbah minyak bumi melakukan aktivitas dengan penambahan pupuk NPK sebagai nutrien.

 Bioremediasi melibatkan kelompok mikroba indigenous yang sudah terdapat di limbah minyak bumi dan biokompos itu sendiri. Mikroba menjadi aktif dengan adanya penambahan nutrien sehingga menghasilkan enzim oksigenase yang akan mengoksidasi limbah minyak bumi.

Penggunaan Biokompos dalam

Bioremediasi Lahan Tercemar

Limbah Minyak Bumi

(52)

● Manfaat paling penting dari penggunaan biokompos adalah peningkatan bahan organik tanah (SOM).

● Pemberian biokompos dengan bakteri Azotobacter sp., dapat meningkatkan kadar unsur hara N dan P, memiliki peran yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman pertanian.

Penggunaan  Biokompos dalam bidang

pertanian

(53)

● Adanya bakteri Azotobacter sp :

- dapat meningkatkan daya menahan air tanah

- meningkatkan ketersediaan karbon sebagi sumber energi bagi populasi mikroba.

- meningkatkan kapasitas tukar kation.

- meningkatkan buffer pH - meningkatkan porositas tanah - meningkatkan agregat tanah

Penggunaan  Biokompos dalam bidang

pertanian

(54)

THANK YOU FOR YOUR ATTENTION!

Any Questions?

Referensi

Dokumen terkait