Flat Belt Drives
ELEMEN MESIN II
Jika Ingin Mengenal Dunia
MEMBACA
Jika Ingin Dikenal Dunia
MENULIS
Flat Belt Drives
Mentransmisikan daya dari satu poros ke yang lain Katrol yang berputar Kecepatan sama atau
berbeda
Jumlah daya yang ditransmisikan tergantung pada:
Kecepatan Belt
Tegangan sabuk yang bersinggungan dengan pulley
Sudut kontak antara belt dan pulley
Kondisi Sabuk di gunakan
Catatan
Poros harus segaris Tegangan pada sabuk merata
Pulley tidak boleh terlalu dekat Sudut kontak tidak terlalu kecil
Pulley tidak boleh terlalu jauh Belt semakin berat
Gaya gesek bearing meningkat
Belt yang panjang akan mudah slip
Sisi tight harus berada pada daerah bawah Sisi loose meningkatkan sudut kontak
10 m > Jarak antar poros > 3.5 diameter pulley besar
Pemilihan Flat Belt Drives
Kecepatan poros
Perbandingan kecepatan
Daya yang ditransmisikan
Jarak antar poros
Tata letak poros
Dimensi ruang
Kondisi Layanan
Type of Belt Drives
1. Light drives Kecepatan sampai 10 m/s
2. Medium drives Kecepatan 10 m/s - 22 m/s
3. Heavy drives Kecepatan diatas 22 m/s
Type of Belt
1. Flat belt Jarak antar pulley < 8 m
2. V-Belt Jarak antar pulley sangat dekat
3. Circular belt atau rope Jarak antar pulley > 8 m
Material used for Belts
1. Leather Belts jarak potong 1,2 - 1,5 m
2. Cotton or Fabric Belts
3. Rubber Belt acid proof and water proof
4. Balata Belts Temperatur < 40
oC
Working Stress In Belts
1. UTS sabuk kulit 21 - 35 MPa
2. Wear life is more important than actual strength 3. Tegangan ijin 2,8 MPa.
4. Tegangan ijin 1,75 MPa 15 Tahun
Density of belts material
Belt Speed
Kecepatan belt meningkat Gaya sentrifugal
meningkat Daya yang ditransmisikan menurun
Kecepatan belt 20 m/s – 22,5 m/s Efisien
Coefisient of friction between belt and pulley
Koefisien gesek antara belt dan pulley tergantung pada:
1. Material belt
2. Material pulley
3. Kelicinan sabuk
4. Kecepatan sabuk
Coefisient of friction between
belt and pulley
Standard Ketebalan dan Lebar
Sabuk
Belts Join
Belts Join
Type of flat belt drives
Open belt drive
Type of flat belt drives
Crossed or twist belt drive
Jarak antar poros maksimal = 20 b dimana b = lebar belt Kecepatan belt < 15 m/s
Type of flat belt drives
Quarter turn belt drive
Type of flat belt drives
Belt drive with idler pulleys
Type of flat belt drives
Compound belt drive
Type of flat belt drives
Stepped or cone pulley drive
Fast and loose pulley
drive
Rasio Kecepatan Belt Drives
d
1= Diameter of the driver d
2= Diameter of the follower N
1= Speed of the driver in rpm N
2= Speed of the follower in rpm
Panjang belt yang dilalui driver pada satu menit adalah
= π d
1N
1Maka panjang belt yang dilalui driven pada satu menit
= π d
2N
2Rasio Kecepatan Belt Drives
Panjang belt yang dilalui driver pada satu menit sama dengan panjang sabuk yang dilalui driven pada satu menit, maka:
𝜋 d
1N
1= 𝜋 d
2N
2𝑁2
𝑁1
=
𝑑1𝑑2
Jika ketebalan sabuk (t) diperhitungkan, maka
𝑁2
𝑁1
=
𝑑1+ 𝑡𝑑2+ 𝑡
Rasio Kecepatan Belt Drives
Maka kecepatan sabuk pada driver pulley (v
1) v
1=
𝜋 𝑑1 𝑁160
m/s
Dan kecepatan pada driven pulley (v
2) v
2=
𝜋 𝑑2 𝑁260
m/s
Jika tidak ada slip pada belt, maka v
1= v
2Rasio kecepatan compound belt drive
𝑁4
𝑁1
=
𝑑1 𝑥 𝑑3𝑑2 𝑥 𝑑4
Dimana
N4 = Speed of last driven N1 = Speed of first driver
d1 x d3 = Product of diameters of drivers
d2 x d4 = Product of diameters of drivens
Slip of The belt
Gerakan sabuk dan pulley Gesekan antara
sabuk dan pulley Adakalanya Gesekan tidak
memiliki pengaruh Slip of the belt Persen.
Slip of The belt
Jika
s1 % = Slip antara driver dan belt s2 % = Slip antara belt dan follower Kecepatan sabuk melewati driver
v = π 𝑑1 𝑁1
60 - π 𝑑1 𝑁1
60 x 𝑠1
100 = π 𝑑1 𝑁1
60 (1 - 𝑠1
100) Dan kecepatan sabuk melewati driven
π 𝑑2 𝑁2
60 = π 𝑑1 𝑁1
60 (1 - 𝑠1
100)(1 - 𝑠2
100)
Slip of The belt
Maka persamaan ini dapat diteruskan
𝑁2
𝑁1 = 𝑑1
𝑑2 (1 - 𝑠1
100 - 𝑠2
100)
𝑁2
𝑁1 = 𝑑1
𝑑2 1 − 𝑠1+𝑠2
100 = 𝑑1
𝑑2 1 − 𝑠
100
dimana s = s1 + s2 yaitu total persen slip Jika ketebalan sabuk (t) diperhitungkan, maka
𝑁2
𝑁1 = 𝑑1+𝑡
𝑑2+𝑡 1 − 𝑠
100
Creep Of belt
Ketika sabuk berjalan dari sisi longgar ke sisi yang sempit
Beberapa bagian sabuk melebar dan terikat lagi ketika melewati sisi ketat ke sisi yang longgar
Pada perubahan panjang ini, ada gerakan relative antara permukaan sabuk dan pulley
Gerakan relative ini dinamakan Creep
Mengurangi sedikit kecepatan pada driven pulley
Creep Of belt
Bila terjadi creep, maka rasio kecepatannya
𝑁2𝑁1
=
𝑑1𝑑2
x
𝐸 + √𝜎2𝐸 + √𝜎1
Dimana:
σ1 = Tegangan pada sabuk di sisi tegang
σ2 = Tegangan pada sabuk di sisi longgar
E = Modulus Young material sabuk
Length of an Open Belt
Pada Open Belt Drive, kedua pulley bergerak searah
seperti pada gambar berikut.
Jika
r1 dan r2 = Radius pulley besar dan kecil
x = Jarak antara kedua titik pusat pulley
L = Panjang total sabuk
Length of an Open Belt
Dari gambar kita tahu, bahwa panjang belt L = arc GJE + EF + arc FKH + HG
Dari gambar, kita juga tahu sin α = 𝑂1𝑂2𝑂1𝑀 =𝑂1𝐸 − 𝐸𝑀
𝑂1𝑂2 = 𝑟1 −𝑟2𝑥 Arc JE = r1 (𝜋
2 + α)
Arc FK = r2 (𝜋2 − 𝛼) Dan
EF = MO2 = 𝑂1𝑂2 2 − 𝑂1𝑀 2= 𝑥2− (𝑟1 − 𝑟2)2 SehinggaPanjang belt (L):
π (r1+r2) + 2 𝑟1−𝑟2𝑥 2+ 2x - 𝑟1−𝑟2𝑥 2
Length of a Cross Belt Drives
Pada Cross Belt Drives, kedua pulley bergerak berlawanan arah seperti ditunjukkan gambar disamping
Jika
r1 dan r2 = radius pulley besar dan pulley kecil
x = jarak antara titik pusat kedua pulley
L = Total panjang sabuk
Length of a Cross Belt Drives
Dari gambar kita tahu, bahwa panjang belt L = arc GJE + EF + arc FKH + HG
Dari gambar, kita juga tahu sin α = 𝑂1𝑂2𝑂1𝑀 =𝑂1𝐸+ 𝐸𝑀
𝑂1𝑂2 = 𝑟1+ 𝑟2𝑥
Arc JE = r1 (𝜋2 + α) Arc FK = r2 (𝜋
2+ 𝛼) Dan
EF = MO2 = 𝑂1𝑂2 2 − 𝑂1𝑀 2= 𝑥2 − (𝑟1 + 𝑟2)2 SehinggaPanjang belt (L):
π (r1+r2) + 2 𝑟1+𝑟2 2
𝑥 + 2x - 𝑟1+𝑟2 2
𝑥
Power
Transmitted
by a Belt
Power Transmitted by a Belt
Jika
T1 dan T2 = Tegangan di Tight Side dan Slack Side berturut-turut r1 dan r2 = Radius Driving Pulley dan Driven Pulley berturut-turut
Maka gaya yang bekerja pada system adalah selisih antara T1 dan T2 atau (T1 – T2) N
Sehingga, Power Transmittednya sebesar P = (T1 – T2) v Nm/s = (T1 – T2) v Watt
Torsi pada Driving Pulley (τ1) = (T1 – T2) r1 Nm Torsi pada Driven Pulley (τ2) = (T1 – T2) r2 Nm
Ratio of Driving
Tension for Flat Belt
Drives
Tegangan T pada sabuk di titik P
Tegangan (T+ δθ) pada sabuk di titik Q Gaya normal RN
Gaya gesek F = μ . RN
μ = Koefisien gesek antara sabuk dan pulley
Anggap driven pulley bergerak searah jarum jam seperti gambar disamping, maka T1 = Tegangan pada tight side T2 = Tegangan pada slack side θ = Sudut kontak dalam radian
Anggap bagian kecil dari sabuk PQ, membentuk sudut δθ pada bagian tengah pulley seperti gambar disamping, maka busur PQ memnuhi persamaan berikut
Ratio of Driving Tension for Flat Belt Drives
Untuk penyelesaian gaya yang bekerja secara horizontal RN = (T+δT) sin δθ
2 + T sin δθ
2
Jika sudut δθ sangat kecil, maka sin δθ
2 = δθ
2 . Maka RN = (T+δT) δθ
2 + T δθ
2 = T.δθ
2 + δT.δθ
2 + T.δθ
2 = T.δθ
Untuk penyelesaian gaya yang bekerja secara vertical μ . RN = (T+δT) cos δθ
2 - T cos δθ
2
Jika sudut δθ sangat kecil, maka cos δθ
2 = 1. Maka μ . RN = T + δT – T = δT atau RN = δTμ
Ratio of Driving Tension for Flat Belt Drives
Dari persamaan slide sebelumnya, dapat disimpulkan T.δθ = δT
μ atau δT
T = μ.δθ
Dengan mengintegralkan persamaan diatas dengan limit antara T2 dan T1 dan dari 0 sampai θ, maka
𝑇2 𝑇1 δT
T = μ 0θ δθ
Sehingga, loge T1
T2 = μθ or T1
T2 = eμθ
Dan jika diekspresikan dalam logaritman dasar 10, maka persamaaan diatas menjadi
2,3 log T1
T2 = μθ
Centrifugal Tension
Belt mengitari pulley Gaya sentrifugal Tegangan meningkat Centrifugal tension
Kecepatan belt <10 m/s Centrifugal tension sangat kecil Diabaikan
Kecepatan belt >10 m/s Memberikan efek yang besar dan harus diperhitungkan.
Centrifugal Tension
Anggap busur PQ membentuk sudut dθ dari titik tengah pulley seperti ditunjukkan gambar disamping.
Jika
m = massa sabuk per satuan panjang (kg/m) v = kecepatan linier sabuk (m/s)
r = radius pulley (m)
Tc = Centrifugal tension (N)
Panjang pulley PQ= r. dθ dan massa sabuk PQ = m.r. dθ Gaya sentrifugal Fc = m.r. dθ x 𝑣2
𝑟 = m.dθ.v2
Centrifugal Tension
Centrifugal tension(Tc) yang bekerja secara tangensial pada P dan Q menjaga sabuk dalam posisi seimbang. Untuk penyelesaian gaya horizontal (yaitu gaya sentrifugal dan tegangan sentrifugal) maka Tc sin (𝑑𝜃
2 )+Tc sin (𝑑𝜃
2 ) = Fc= m.dθ.v2 Jika sudut dθ sangat kecil, maka sin (𝑑𝜃
2 )= 𝑑𝜃
2 , sehingga 2Tc 𝑑𝜃
2 = m.dθ.v2 Tc = m. v2
Maximum Tension in The Belt
Jika diteliti, tegangan maksimum sabuk (T) sama dengan besar tegangan pada sisi ketat sabuk (Tt1).
σ = Batas aman Tegangan maksimum b = Lebar sabuk
t = Ketebalan sabuk
Maka, tegangan maksimum sabuk (T) adalah
T = Maximum safe stress × Cross-sectional area of belt = σ.b.t Jika tegangan sentrifugal diabaikan, maka
T = T1 (T1 = Tegangan pada sisi ketat sabuk) Jika tegangan sentrifugal diperhitungkan, maka
T = T1 + Tc
Condition for the Transmission of Maximum Power
Kita tahu bahwa tenaga ditransmisikan oleh sabuk.
Dan kita tahu bahwa P = (T1 – T2) v
T1= Tegangan di sisi ketat T2= Tegangan di sisi longgar ν = Kecepatan sabuk
Pada subbab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa
T1
T2 = eμθ atau T2= e𝑇1μθ Maka
P = (T1 -e𝑇1μθ)v = T1(1 -e1μθ)v = T1.v.C Dimana C = (1 - e1μθ)
Condition for the Transmission of Maximum Power
T1 = T – Tc Dimana
T = Tegangan maksimum sabuk Tc = Tegangan sentrifugal
Maka,
P = (T-Tc)v.C → Tc = mv2
= (T-mv2)v.C = (T.v – mv3)C
Condition for the Transmission of Maximum Power
Untuk mencari daya maksimal, turunkan
persamaan P pada slide sebelumnya terhadap v sama dengan nol
𝑑𝑃
𝑑𝑣
=
𝑑𝑑𝑣
T. v − mv
3C = 0
= T – 3.m.v
2= T – 3TC = 0
Sehingga, T = 3TC
Initial Tension in the Belt
Untuk meningkatkan cengkeraman Sabuk dikencangkan
Pada saat pulley dalam posisi diam Sabuk memiliki tegangan
Tegangan ini dinamakan tegangan awal (Intial
Tension)
Initial Tension in the Belt
T0 = Tegangan awal sabuk
T1 = Tegangan sabuk pada sisi ketat T2 = Tegangan sabuk pada sisi longgar
α = Koefisien peningkatan panjang sabuk per satuan gaya Peningkatan tegangan pada sisi ketat = T1 – T0
Pertambahan panjang sabuk pada sisi ketat adalah = α (T1 – T0)
Penurunan tegangan pada sisi longgar = T0 – T2
Pengurangan panjang sabuk pada sisi longgar adalah = α (T0 – T2)
Initial Tension in the Belt
α (T1 – T0) = α (T0 – T2) Maka,
(T1 – T0) = (T0 – T2), sehingga
T0 = 𝑇1+ 𝑇2
2
Jika tegangan sentrifugal (Tc)diperhitungkan T0 = 𝑇1 + 𝑇2+2𝑇c
2