• Tidak ada hasil yang ditemukan

Forward and Backward Chaining

N/A
N/A
triana

Academic year: 2024

Membagikan " Forward and Backward Chaining"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Berbasis Pengetahuan

Forward Chaining dan Backward Chaining

2024

Prodi D-IV Sistem Informasi Bisnis Jurusan Teknologi Informasi

(2)

Sistem Pakar

• Sistem pakar (expert system) adalah sistem kecerdasan buatan yang dirancang untuk me njalankan tugas-tugas spesifik yang biasanya membutuhkan tingkat keahlian manusia dal am suatu bidang tertentu.

• Sistem pakar menggunakan pengetahuan, aturan, dan inferensi untuk menyediakan rekom endasi, diagnosis, atau solusi berdasarkan informasi yang diberikan kepadanya.

• Sistem pakar berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer d apat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.

(3)

Komponen

Sistem Pakar

1)Basis Pengetahuan (Knowledge Base):

aturan-aturan, fakta-fakta, dan pengetahuan domain yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.) dan basis peng etahuan aturan (rule base).

2) Mesin Inferensi (Inference Engine):

komponen yang bertanggung jawab menjalankan aturan-at uran yang ada pada basis pengetahuan untuk menghasilka n kesimpulan atau rekomendasi. Mesin inferensi melakuka n proses logika dan penalaran untuk menghubungkan fakt a-fakta dengan aturan-aturan.

3) Antarmuka

Mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pak ar untuk berkomunikasi.

4)Penjelasan (Explanation Facility):

komponen yang digunakan untuk menjelaskan proses dan perhitungan yang dilakukan oleh sistem pakar dalam menc apai kesimpulan.

5) Tempat Kerja (Blackboard/ Workplace)

area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data inpu

6) Pengelola Pengetahuan (Knowledge Acquisition System):

Komponen ini membantu dalam mengumpulkan, merancang, dan mengelola pengetahuan yang diperlukan untuk sistem pakar.

7) Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refinement)

Sistem pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut penting sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-

pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa

(4)

Mesin Inferensi

• Mesin inferensi adalah bagian dari sistem kecerdasan buatan yang bertanggung jawab unt uk membuat kesimpulan atau inferensi dari informasi yang diberikan.

• Mesin inferensi menggunakan aturan, logika, dan pengetahuan yang telah diatur sebelum nya untuk menghasilkan output berupa keputusan atau solusi. Mesin inferensi menerapka n aturan logis pada basis pengetahuan untuk memunculkan fakta dan hubungan baru.

• Mesin inferensi adalah komponen kunci dalam kecerdasan buatan, terutama dalam siste m pakar dan sistem berbasis pengetahuan lainnya. Penerapan mesin inferensi dapat dilak ukan melalui induksi atau deduksi.

(5)

Mesin Inferensi - Deduktif & Induktif

1. Penalaran Deduktif

menarik kesimpulan tertentu dari premis yang diketahui atau asumsi yang bersifat umum.

jika premis-premisnya benar, maka kesimpulan yang dihasilkan juga pasti benar. Kesimpulan dalam pen alaran deduktif adalah pasti dan dijamin kebenarannya jika premis-premisnya benar.

Contoh penalaran deduktif dalam mesin inferensi adalah San Francisco berada di California. Oleh karena itu, setiap entitas (misalnya seseorang atau organisasi) yang berlokasi di San Francisco juga harus berlo kasi di California. Mengapa ini penting? Jika seseorang mencari organisasi di California, semua organisa si yang berlokasi di San Francisco harus disertakan.

2. Penalaran Induktif

menarik kesimpulan umum berdasarkan sejumlah fakta atau contoh khusus.

kesimpulan yang dihasilkan hanyalah merupakan probabilitas atau kemungkinan berdasarkan contoh-con toh yang diamati. Kesimpulan dalam penalaran induktif tidaklah pasti, melainkan hanya mendekati keben aran dan dapat menjadi subjek revisi dengan adanya fakta baru.

Contoh penalaran induktif adalah: Di daerah Puncak hawanya dingin, di daerah Batu hawanya dingin, di k awasan Lembang hawanya juga dingin. Kesimpulan: Daerah yang letaknya tinggi (dataran tinggi), hawany

(6)

Mesin Inferensi - Deduktif Induktif

• Perbedaan utama penalaran deduktif dengan penalaran induktif:

• Penalaran deduktif menghasilkan kesimpulan yang pasti dan logis berdasarkan premis-p remis yang diketahui, sedangkan penalaran induktif menghasilkan kesimpulan yang mun gkin dan berdasarkan probabilitas.

• Penalaran deduktif digunakan untuk memastikan kebenaran kesimpulan dengan cara m engikuti ketentuan logis secara ketat, sementara penalaran induktif digunakan untuk me mbuat generalisasi berdasarkan contoh yang ada

.

Dua metode yang digunakan dalam banyak mesin inferensi untuk menyimpulkan pengetah uan baru dikenal sebagai metode backward chaining dan metode forward chaining.

(7)

Forward Chaining

• Forward chaining atau penalaran maju adalah penalaran yang dimulai dari sekumpulan fak ta-fakta dengan mencari kaidah yang cocok dengan dugaan/ hipotesis yang ada menuju k esimpulan.

• Metode forward chaining dimulai dengan data yang tersedia dan memanfaatkan aturan unt uk menyimpulkan data baru.

• Forward chaining dimulai dengan fakta yang diketahui dan menggunakannya untuk mencipt akan fakta baru.

(8)

Forward Chaining – Contoh Kasus

• Tahap persiapan

Pengkodean yang diperoleh saat Akuisisi Pengetahuan

Premis

A1 = Rabun Jauh A2 = Rabun Dekat

A3 = Malam hari tidak bisa melihat A4 = Siang hari penglihatan menurun A5 = Silau akan cahaya

A6 = Sakit kepala

A7 = Penglihatan berbayang

Subgoal

P1 = Mata Minus P2 = Mata Plus P3 = Silinder P4 = Katarak

(9)

Forward Chaining

• Rule yang ada pada Knowledge Base:

• Fakta-Fakta yang diperoleh dari user:

R1 = if A1 then P1 R2 = if A2 then P2

R3 = if (A2 or A6 ) and A7 then P3 R4 = if A3 and A4 and A5 then P4 R5 = if (P1 or P2) and A4 then P4

A2 = Rabun dekat

A4 = Siang hari penglihatan menurun

A5 = Silau akan cahaya

(10)

Forward Chaining

• Membuat Tree Berdasarkan Rule base:

(11)

Forward Chaining

Algoritma Forward Chaining:

1. Catat semua fakta yang diinput oleh user

2. Catat semua rule yang bagian premisnya menggunakan fakta yang sesuai ke dalam Queue Q 3. Sampai tidak ada rule pada Q

a. Analisis rule pertama pada Q

b. Jika premis tidak terpenuhi, hapus rule dari Q dan kembali ke a c. Jika premis terpenuhi:

1) Eksekusi Rule, catat konklusi dari rule

2) Cari Rule yang menggunakan konklusi tersebut sebagai premis

3) Jika rule belum ada pada Q, catat rule tersebut meskipun premis tidak sepenuhnya terpenuhi 4) Hapus rule awal dari Q

4. Konklusi Akhir diperoleh

(12)

Forward Chaining

1.Fakta : A2, A4, A5, P2, P4 2. Q : R2, R4, R5

Itera si

Rule Fakta baru R K

1 R2, R3, R4, R5 - R2 P2

2 R3, R4, R5 P2 R3 -

3 R4, R5 P2 R4 -

4 R5 P2 R5 P4

R1 = if A1 then P1 R2 = if A2 then P2

Ada dalam fakta

Tidak ada dalam fakta

(13)

Forward Chaining

• Konklusi Akhir

Subgoal

P1 = Mata Minus

P2 = Mata Plus

P3 = Silinder

P4 = Katarak

(14)

Backward Chaining

• Backward Chaining atau penalaran mundur adalah pendekatan penalaran yang digerakkan oleh tujuan yang dimulai dengan suatu tujuan atau hasil yang diinginkan dan bekerja mund ur untuk menentukan urutan langkah atau kondisi yang mengarah pada tujuan tersebut.

• Metode ini sangat cocok untuk permasalahan yang keadaan atau premis awalnya diketahu i, dan tujuannya adalah untuk menentukan apakah tujuan atau kesimpulan tertentu dapat dicapai.

• Berbeda dengan forward chaining yang dimulai dari fakta-fakta awal untuk mencapai kesi mpulan, backward chaining mulai dari tujuan atau hipotesis yang diinginkan dan bekerja m undur untuk mencari fakta-fakta yang mendukung tujuan tersebut.

(15)

Backward Chaining

• Algoritma Backward Chaining:

1. Catat GOAL pada TOS (Top Of Stack)

2. Catat semua RULE yang memenuhi GOAL 3. Untuk Setiap Rule:

1) Jika semua premis terpenuhi, maka eksekusi RULE yang mendapat konklusi, proses selesai.

2) Jika sebuah premis tidak tidak terpenuhi, cari RULE yang menurunkan nilai dari parameter premis tersebut. Ji ka ada, maka asumsi parameter tersebut adalah SUBGOAL, letakkan pada TOS dari parameter tersebut. Jika nilai ini sesuai dengan premis, lanjutkan pada premis selanjutnya. Jika premis tidak sesuai maka lanjutkan k e RULE berikutnya

3) Jika tidak ada, maka tanyakan kepada user apa nilai

4) Jika semua RULE sudah dianalisa dan semua gagal, maka GOAL tidak ada. Hapus GOAL dari Stack dan kemb ali ke langkah 2. Jika stack kosong, proses selesai.

(16)

Backward Chaining

• Teknik Backward Chaining:

1. Tree 2. Iterasi

(17)

Backward Chaining – Contoh Kasus

• Fakta

• Akar tunggang, tumbuhan berbiji, daun menyirip.

GOAL Mangga

Rule

Z1=IF akar serabut THEN biji terbuka Z2=IF akar tunggang THEN biji tertutup

Z3=IF biji terbuka AND daun sejajar OR melengkung THEN monokotil Z4=IF biji tertutup AND daun menyirip THEN dikotil

Z5=IF biji terbuka AND biji tertutup THEN tumbuhan berbiji

Z6=IF dikotil AND tumbuhan berbiji AND daun menyirip THEN Mangg Z7=IF tumbuhan berbibiji AND monokotil AND daun sejajar THEN Padi

(18)

Backward Chaining – Teknik Tree

• Teknik Tree

RULE

Z1=IF akar serabut THEN biji terbuka

Z2=IF akar tunggang THEN biji tertutup

Z3=IF biji terbuka AND daun sejajar OR melengkung THEN monokotil

Z4=IF biji tertutup AND daun menyirip THEN dikotil

Z5=IF biji terbuka AND biji tertutup THEN tumbuhan berbiji

Z6=IF dikotil AND tumbuhan berbiji

(19)

Backward Chaining – Teknik Iterasi

• Teknik Iterasi

Fakta

Akar tunggang, tumbuhan berbiji, daun menyirip.

= C2, P5, C5

GOAL

P6 = Mangga

PREMIS

C1 = akar serabut C2 = akar tungggang C3 = daun sejajar

C4 = daun melengkung C5 = daun menyirip

RULE

Z1=IF C1 THEN P1 Z2=IF C2 THEN P2

Z3=IF P1 AND (C3 OR C4) THEN P3

Z4=IF P2 AND C5 THEN P4 Z5=IF P1 AND P2 THEN P5

Z6=IF P4 AND P5 AND C5 THEN P6 Z7=IF P5 AND P3 AND C3 THEN P7

SUBGOAL

P1 = Biji terbuka P2 = Biji tertutup P3 = Monokotil P4 = Dikotil

P5 = Tumbuhan Berbiji P6 = Mangga

P7 = Padi

(20)

Backward Chaining – Teknik Iterasi

• FAKTA = C2, C5, P5

• GOAL = P6

RULE

Z1=IF C1 THEN P1 Z2=IF C2 THEN P2

Z3=IF P1 AND (C3 OR C4) THEN P3 Z4=IF P2 AND C5 THEN P4

Z5=IF P1 AND P2 THEN P5

Z6=IF P4 AND P5 AND C5 THEN P6

FAKTA BARU = P2, P4 STACK= P6, P4, P2

No RULE T F K Next Goal

1 Z6 C5,

P5 P4 - P4

2 Z4 C5 P2 - P2

3 Z2 C2 - P2 P4, coret P2 dari stack

(21)

Backward Chaining

Hasil:

• Goal Mangga adalah kesimpulan dari fakta

• Maka Mangga dapat dibuktikan dari fakta

(22)

Forward Chaining vs Backward Chaining

Atribut Backward chaining Forward chaining

Dikenal juga Goal-driven Data-driven

Dimulai dari Kesimpulan yang memungkinkan Data baru

Ditujukan untuk Data yang diperlukan Kesimpulan apapun

Pendekatan Konservati Oportunistik

Praktis jika Jumlah jawaban yang mungkin cukup beralasan

Ledakan kombinasi membuat jumlah jawaban menjadi tak tertentu

Cocok untuk Diagnose, resep, dan debug aplikasi

Perencanaan, pemantauan, kendali dan aplikasi

interpretasi

Reasoning Atas-bawah Bawah-atas

Jenis pencarian Depth-first search Breadth-first search

Berikut adalah perbandingan antara metode Forward Chaining dan Backward Chaining:

(23)

Forward Chaining vs Backward Chaining

• Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan Forward Chaining atau Backward Chaining:

1. Banyaknya keadaan awal dan tujuan. Jika keadaan awal lebih kecil dari tujuan, maka dig unakan penalaran forward, jika tujuan lebih sedikit dari keadaan awal, maka dipilih pena laran backward.

2. Rata-rata jumlah node yang dapat diraih secara langsung dari suatu node. Lebih baik dip ilih node yang memliki cabang lebih sedikit.

3. Apakah program butuh menanyai user untuk melakukan justifikasi proses penalaran? Jik a ya, maka lebih baik dipilih arah yang memudahkan user.

4. Bentuk kejadian yang akan memicu penyelesaian masalah. Jika kejadian berupa fakta b aru pilih forward. Jika kejadian berupa query pilih backward.

(24)

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pakar yang telah dirancang dan dibangun pada penelitian ini menggunakan metode backward chaining , karena dimulai dari sesuatu yang ingin dibuktikan yang

Dalam desain Uji coba ini menggunakan Metode Forward chaining , Metode Forward chaining adalah metode pencarian atau teknik pelacakan kedepan yang dimulai dengan

Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai benar), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai

Sistem pakar yang telah dirancang dan dibangun pada penelitian ini menggunakan metode backward chaining , karena dimulai dari sesuatu yang ingin dibuktikan yang

Menggunakan dua metode yaitu forward dan backward chaining. Penggunaan kedua metode tersebut digunakan untuk melakukan penelusuran resep makanan yang sesuai dengan

Selain itu juga karakter dari forward chaining sendiri ialah data-driven dengan memasukkan fakta yang telah diketahui ke dalam working memory dan dilakukan

Making a specialization process for prospective high school students with a backward chaining method using interest questionnaire data, value questionnaire data, psychological test

Dimulai dari R 1 sampai dengan R3, menggunakan pemodelan backward chaining [8] dengan aturan-aturan sebagai berikut: Rule Model Backward Chaining Diagnosa Gejala Kecanduan Game online