• Tidak ada hasil yang ditemukan

17817-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "17817-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Influence of water hyacinth woven wave floating tube depth versus reflection and transmission wave height. From the test results, it shows that the depth of the 21 cm sink pattern more effectively reduces the reflection wave height and the transmission wave height. Hmax : Tinggi Gelombang Maximum (m) Hmin : Tinggi Gelombang Minimum (m) Hi : Tinggi Gelombang Datang (m) Hr : Tinggi Gelombang Reflexi (m) Ht : Tinggi Gelombang Transmission (m).

Untuk mengatasi kerusakan pantai akibat dampak gelombang terhadap pantai maka diperlukan pembangunan pemecah gelombang yang berfungsi memecah, memantulkan dan meneruskan energi gelombang sebelum sampai di pantai. Pada penelitian ini bahan dasar yang digunakan untuk floating breakwater adalah eceng gondok kering, dimana eceng gondok yang dikeringkan sangat ringan dan mempunyai serat yang tahan terhadap air. Dikenal sebagai gulma air, eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk perairan dengan merancang model pemecah gelombang.

Pemanfaatan eceng gondok sebagai pemecah gelombang terapung memiliki nilai ekonomi, ramah lingkungan, dan masyarakat ekonomi menengah ke bawah khususnya nelayan di wilayah pesisir dapat mengolah dan memproduksi sendiri pemecah gelombang untuk melindungi pemukiman dan kehidupannya dari ancaman kerusakan. . Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin menggali potensi floating breakwater dalam hal mereduksi tinggi gelombang pantulan dan transmisi melalui judul “Pengaruh Variasi Kedalaman Tenggelam Floating Breakwater Terhadap Penurunan Tinggi Gelombang” untuk menggunakan. Apa pengaruh memvariasikan kedalaman tenggelam model terhadap pengurangan tinggi gelombang (tinggi gelombang pantulan dan tinggi gelombang transmisi).

Menentukan pengaruh kedalaman sink model terhadap reduksi tinggi gelombang (tinggi gelombang pantulan dan tinggi gelombang transmisi).

Gambar 24. Hubungan  tinggi  gelombang  transmisi  dengan kedalaman tenggelaman. ................................................
Gambar 24. Hubungan tinggi gelombang transmisi dengan kedalaman tenggelaman. ................................................

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Batasan Masalah
  • Sistematika Penulisan

Model yang digunakan adalah rangkaian batang eceng gondok kering yang dikumpulkan pada variasi kedalaman berbeda. Untuk memudahkan penyusunan skripsi dan memudahkan pembaca memahami uraian dan makna secara sistematis, maka skripsi disusun berdasarkan model sebagai berikut. Bab ini menjelaskan kerangka acuan yang memuat teori singkat yang digunakan dalam memecahkan dan membahas permasalahan penelitian.

Bab ini menjelaskan tentang sistematika langkah-langkah penelitian yang meliputi metodologi penelitian, meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian dan sumber data, alat dan bahan, variabel yang diteliti, prosedur/langkah penelitian, pencatatan data, simulasi penelitian, diagram alir penelitian. Bab ini berisi tentang hasil percobaan di laboratorium, hasil besarnya tinggi gelombang yang ditransmisikan dan dipantulkan terhadap variasi kedalaman perendaman model floating breakwater berbasis eceng gondok, serta pengaruh periode terhadap tinggi gelombang pantulan. dan tinggi gelombang transmisi. Bab ini memuat keseluruhan hasil penelitian yaitu kesimpulan dan usulan permasalahan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

LANDASAN TEORI

Pemecah Gelombang

Pemecah Gelombang Terapung (Floating Breakwater)

Deformasi Gelombang

Eceng Gondok

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dimana kondisi diciptakan dan disesuaikan oleh peneliti dengan mengacu pada literatur yang berkaitan dengan penelitian, serta kontrol untuk menyelidiki apakah terdapat hubungan sebab akibat. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, hasil penelitian yang ada, yang dilakukan di laboratorium dan tempat lain yang berkaitan dengan penelitian floating breakwater.

Alat dan Bahan

Variabel yang Diteliti

Sketsa Floating Breakwater

Rancangan Penelitian

Prosedur pada poin c dan d dilakukan secara iteratif dengan perubahan kedalaman tenggelamnya model serta perubahan parameter periode gelombang (T) dan tinggi gelombang datang. Dari hasil percobaan dan pencatatan tinggi gelombang pada masing-masing lokasi pengamatan diperoleh tinggi maksimum (Hmax) dan tinggi minimum (Hmin). Tinggi gelombang datang (Hi) yang dihasilkan pemecah gelombang bergantung pada seberapa besar tinggi gelombang maksimum (Hmax) dan tinggi gelombang minimum (Hmin).

Salah satu contoh penghitungan tinggi gelombang datang (Hi) dengan periode 1,7 detik untuk model floating breakwater berbahan eceng gondok adalah sebagai berikut: Diketahui : Hmax = 3,6. Salah satu contoh perhitungan tinggi gelombang pantul (Hr) periode 1,7 detik untuk model pemecah gelombang eceng gondok terapung adalah sebagai berikut. Salah satu contoh penghitungan tinggi gelombang transmisi (Ht) periode 1,7 detik untuk model pemecah gelombang eceng gondok terapung adalah sebagai berikut: Diketahui : Hmax = 3,5.

Berdasarkan hasil observasi data pada subbab sebelumnya diperoleh tinggi gelombang pantulan (Hr) dan kedalaman tenggelam model. Jika tinggi gelombang pantulan (Hr) diambil sebagai variabel sumbu Y dan kedalaman tenggelam model sebagai sumbu X, maka akan diperoleh grafik seperti gambar di bawah ini. Dari pengamatan di atas terlihat dari grafik bahwa tinggi gelombang pantul berbanding lurus dengan kedalaman tenggelam model.

Berdasarkan hasil observasi data pada subbab sebelumnya diperoleh tinggi gelombang transmisi (Ht) dan kedalaman sink model. Jika tinggi gelombang transmisi (Ht) diambil sebagai variabel sumbu Y dan kedalaman tenggelam model sebagai sumbu X, maka akan diperoleh grafik seperti gambar berikut. Untuk merepresentasikan hubungan antara tinggi gelombang (Hr) dan kedalaman tenggelamnya model, Hr diambil sebagai sumbu Y dan kedalaman tenggelamnya model (d1, d2, d3) sebagai sumbu X. Untuk setiap model kedalaman wastafel Anda akan mendapatkan grafik seperti gambar di bawah ini.

Dari pengamatan di atas, grafik menunjukkan bahwa tinggi gelombang pantulan berbanding lurus dengan kedalaman tenggelam model. Untuk menunjukkan hubungan antara tinggi gelombang (Ht) dan kedalaman tenggelam model, Ht diambil sebagai sumbu Y dan kedalaman tenggelam model (d1, d2, d3) sebagai sumbu X. Untuk setiap model kedalaman wastafel Anda akan mendapatkan grafik seperti gambar di bawah ini. Dari pengamatan di atas, grafik menunjukkan bahwa tinggi gelombang transmisi berbanding terbalik dengan kedalaman tenggelam model.

Dari gambar di atas terlihat bahwa semakin lama periode maka nilai tinggi gelombang pantulan semakin tinggi, baik kedalaman perendaman model 15 cm, 18 cm, atau 21 cm. Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin lama periode maka nilai tinggi gelombang transmisi semakin rendah, baik kedalaman perendaman model 15 cm, 18 cm, atau 21 cm.

Gambar 22. Flowchart prosedur penelitianVariasi kedalaman 18 cm
Gambar 22. Flowchart prosedur penelitianVariasi kedalaman 18 cm

Alur Penelitian

Gambar

Gambar 24. Hubungan  tinggi  gelombang  transmisi  dengan kedalaman tenggelaman. ................................................
Table 1. Batasan gelombang laut dangkal, transisi dan dalam..........................10 Tabel 2
Gambar 1. gelombang laut (Triatmodjo 1999).
Tabel 1 : Batasan gelombang laut dangkal, transisi dan dalam.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Email: [email protected] Funding information University of Malaya Research Grant, Grant/Award Number: UMRG: RP012- 13HTM Abstract Objective: This study aimed to determine the