• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PENCEGAHAN PERILAKU KORUPSI OLEH PENYELENGGARA NEGARA DI INDONESIA

N/A
N/A
renalti ulma reza

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PENCEGAHAN PERILAKU KORUPSI OLEH PENYELENGGARA NEGARA DI INDONESIA"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang menyebabkan maraknya korupsi penyelenggara pemerintahan di Indonesia?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan maraknya korupsi di Indonesia yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mencegah perilaku korupsi penyelenggara negara di Indonesia.

Metode Penelitian

Bahan hukum sekunder merupakan bahan yang isinya membahas tentang peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mencegah perilaku korupsi pejabat negara di Indonesia. Untuk memperoleh data yang relevan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mencegah perilaku korupsi pejabat negara di Indonesia.

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komisi Pemberantasan Korupsi

Berdasarkan ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, badan khusus ini yang selanjutnya disebut Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan koordinasi dan supervisi. , termasuk melakukan penyelidikan dan investigasi. , dan penuntutan, sedangkan mengenai pembentukan, susunan organisasi, tata kerja dan tanggung jawab, tugas dan wewenang serta keanggotaan diatur dengan undang-undang. Saat ini pemberantasan tindak pidana korupsi telah dilakukan oleh berbagai lembaga seperti kejaksaan dan kepolisian serta badan-badan lain yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi, sehingga pengaturan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam hal ini Perbuatan dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dengan berbagai institusi.

Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi

Meminta bantuan kepada pihak kepolisian atau instansi terkait lainnya untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan penyitaan dalam perkara tindak pidana korupsi yang ditangani.

Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Pencegahan Tindak

Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan penyidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi termasuk tindak pidana korupsi. Melibatkan aparat penegak hukum, pejabat pemerintah, dan pihak lain yang terkait dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau pejabat pemerintah. Tindak pidana korupsi gratifikasi juga berbeda dengan tindak pidana pungli karena merupakan tindak pidana korupsi.

Begitu pula dengan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangani kasus tindak pidana korupsi yang sasarannya adalah pejabat dan penyelenggara negara. Korupsi kini menjadi cara yang lebih maju bagi para koruptor untuk melakukan kejahatan korupsi. Dalam praktiknya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) banyak kesulitan dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi tersebut.

Meskipun telah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 pada Pasal 11, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhak melakukan penyidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c. korupsi. Komisi ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Penanganan dan penindakan tindak pidana korupsi oleh KPK harus lebih tegas dan tidak dimotivasi oleh unsur politik.

Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Korupsi

  • Pengertian Tindak Pidana Korupsi
  • Kriteria Tindak Pidana Korupsi

Tinjauan Umum mengenai Hukum Pidana Korupsi

  • Teori Hukum Pidana
  • Teori Hukum Positif tentang Hukum Pidana Korupsi
  • Tujuan Penerapan Sanksi Pidana Korupsi

Hukum pidana adalah hukum yang mengatur mengenai pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum. Dalam hukum pidana, tidak hanya korban sendiri yang bertindak atau mengajukan pengaduan (aduan) ke Pengadilan Pidana, namun alat-alat kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan hakim juga ikut aktif. Pertanyaan-pertanyaan dalam hukum pidana seperti ini tidak menimbulkan peraturan baru, melainkan bersumber dari peraturan hukum lain yang bersifat kepentingan umum.

Namun dalam urusan hukum hal ini dapat merugikan masyarakat.31 Tujuan hukum pidana dalam pandangan mazhab modern (atau mazhab kriminologi32) adalah untuk menyelidiki kejahatan dan pelaku kejahatan, asal-usulnya, cara-cara pencegahannya, hukum pidana yang bermanfaat. agar masyarakat terlindungi dari kejahatan.Untuk melindungi keselamatan dan kepentingan umum, hukum pidana memberikan jaminan khusus untuk itu, seperti dalam definisi hukum pidana (pernyataan di akhir) bahwa setiap perbuatan diancam dengan pidana ( sanksi) yang Penerapan hukuman (sanksi) tujuan hukum pidana adalah memenuhi rasa keadilan yang dikehendaki masyarakat.

Ditinjau dari teori hukum pidana korupsi, ditinjau dari hukum positif mempunyai tempat dan peranan yang penting dalam bidang hukum publik, karena hukum pidana korupsi juga mewujudkan unsur-unsur filosofis penyelenggaraan negara. sejak awal berdirinya negara. terlepas dari unsur hukum dan sosiologisnya 36 Namun demikian, hukum Kejahatan ini didasarkan pada upaya untuk melindungi hak-hak individu dan hak-hak bersama. Kelima unsur tersebut nampaknya sangat penting dalam kaitannya dengan hukum pidana korupsi, dimana tindak pidana korupsi dilakukan dengan penuh kerahasiaan dan karena penyalahgunaan wewenang dari jabatan yang dipercayakan kepadanya. Dalam hukum pidana terdapat berbagai teori yang mengkaji tentang alasan-alasan yang membenarkan pemberian sanksi atau hukuman ('uqubat) terhadap suatu tindak pidana.

Tindak Pidana Korupsi dalam Hukum Islam

Larangan mengambil sesuatu tanpa izin dari Sumber yang benar dari Mu'adz bin Jabal yang berkata: "Rasulullah saw telah mengutusku ke negeri Yaman. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya aku akan menemukan seseorang di antara kamu. pada hari kiamat yang akan membawa seekor unta yang meraung aku juga dapati seorang di antara kamu pada hari kiamat membawa seekor kambing yang kembung.

Dia berkata: 'Wahai Rasulullah, tolonglah aku.' Maka saya menjawab, 'Saya tidak mempunyai apa-apa dari Tuhan untuk itu. Saya juga mendapati salah seorang di antara yang lain pada hari kiamat membawa seekor binatang yang mengeluarkan bunyi yang kuat. Dia berkata: 'Wahai Rasulullah, tolonglah aku.' Maka saya menjawab, 'Saya tidak mempunyai apa-apa dari Tuhan untuk itu.

Aku juga akan mendapati di antara kamu pada hari kiamat seseorang yang memakai kain dan pakaian yang mengalir.’ Dia berkata: ‘Wahai Rasulullah, tolonglah aku.’ Maka aku menjawab: Aku mendapati di antara kamu pada hari kiamat seorang di antara kamu yang mempunyai harta yang berharga bersamanya.” Dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, tolonglah aku.’ Maka aku melakukannya. Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kamu yang mengambil sesuatu yang tidak ada haknya kecuali dia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat dengan memikul hak tersebut. Saya tahu bahawa salah seorang daripada kamu bertemu dengan Tuhan dengan membawa unta yang merengus, atau lembu yang mengerang, atau kambing yang kembung. Kemudian beliau mengangkat tangannya hingga putih ketiaknya dan berkata, “Ya Allah, bukankah aku telah sampaikan apa yang aku lihat dengan mata dan dengar dengan dua telingaku?” (HR. Bukhari).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Melakukan Pemberantasan

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tipikor pada Pasal 6 huruf c. Dimana Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai kewenangan melakukan penyidikan, penyidikan, dan penuntutan dalam satu atap Komisi Pemberantasan Korupsi. Aturan ini digunakan untuk lebih menjaga independensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebenarnya sudah menjelaskan tugas, wewenang dan kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keberadaan peran yang penulis maksud di lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan hal tersebut. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang membutuhkan orang-orang yang independen dan mempunyai kredibilitas tinggi biasanya ditempatkan pada bagian penyidikan, penyidikan, dan penuntutan di lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebab, fungsi penyidikan, penyidikan, dan penuntutan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dimana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seringkali mengalami kekalahan dalam sidang praperadilan, padahal sebenarnya KPK bertindak atas pengakuan atas apa yang disebut dengan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan). KPK seringkali mengalami kekalahan karena dipermasalahkan penyidikan, penyidikan dan penuntutan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena yang melaksanakan tugas tersebut bukan dari kejaksaan atau dari kepolisian Indonesia, melainkan dari pihak kepolisian. ruang lingkup Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Peran KPK dalam pencegahan perilaku KKN oleh Penyelenggara Negara di

Tugas dan peranan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi: koordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang pemberantasan tindak pidana korupsi, pengawasan terhadap badan yang bertanggung jawab di bidang pemberantasan tindak pidana korupsi, melakukan penyidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi, pelaksanaan. upaya untuk mencegah kejahatan korupsi. korupsi dan pengawasan pelaksanaan kekuasaan negara. Kompetensi Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah mengkoordinasikan penyidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi, pembentukan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi, meminta keterangan kepada instansi yang berwenang mengenai hal tersebut. kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi, melakukan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang pemberantasan tindak pidana korupsi, dan meminta laporan kepada instansi yang berwenang mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. Peran KPK dalam mencegah perilaku KKN oleh penyelenggara negara di Indonesia adalah KPK mempunyai banyak cara untuk mengusut dugaan kasus korupsi, salah satunya dengan penyadapan.

Peran Komisi Pemberantasan Korupsi tidak hanya mengambil tindakan terhadap korupsi di dalam negeri, namun juga membantu negara-negara internasional memerangi korupsi. Tugas dan peranan KPK adalah berkoordinasi dengan instansi yang mempunyai kewenangan dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, melakukan pengawasan terhadap instansi yang mempunyai kewenangan dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, melakukan penyidikan, penyidikan, dan mengadili tindak pidana korupsi, melaksanakan upaya pencegahan tindak pidana korupsi. korupsi dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan negara, sehingga peran Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah mencegah perilaku KKN para penyelenggara. Negara di Indonesia secara hukum tidak dimiliki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, namun dengan menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi dapat mencegah terjadinya tindak pidana korupsi dengan memberikan efek jera.

Partisipasi masyarakat juga diperlukan untuk mengungkap kasus-kasus korupsi, dan bukan sekadar gerakan moral seperti yang dilakukan negara-negara lain yang berhasil memberantas tindak pidana korupsi. Chaerudin, Syaiful Ahmad Dinar dan Syarif Fadillah, 2009, Strategi Pencegahan dan Penindakan Tindak Pidana Korupsi, Refika Aditama, Bandung;. Mangun Sosiawan, Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, Jurnal Penelitian Hukum De Jure, no.:10/E/EPT/2019;.

PENUTUP

Saran

Adanya batasan nilai korupsi yang diatur dalam undang-undang membuat peran KPK sendiri tidak terlihat. Alfitra, 2011, Hukum Pembuktian dalam Proses Pidana, Perdata dan Korupsi di Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta: Meraih Harapan Sukses, Jakarta;. Bambang Wijayanto, Evaluasi Gerakan Anti Korupsi, Makalah pada Workshop Pengarusutamaan Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi Islam, 29 November 2005 di UIN Syarif Hidayatulah;.

Monang Siahaan, 2014, The Journey of the Corruption Eradication Commission is vol Dorings, Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia Group, Jakarta;

Referensi

Dokumen terkait

LIST OF ACRONYMS /ABBREVIATIONS DHET ENA HWSETA NDOH NQF RAN RPL SANC SAQA SETA WHO WP: PSET Department of Higher Education and Training Enrolled Nursing Auxiliaries Health and