E
.-Z,
: E
O6 6-
Eru
ox
(,
b0
) Z
f
!E
J
g
H Z.
frl g
1-
t9R g
<1 -,)1'.
!I
t\,
ON\/r
+ XN no
IJ,J :-r
Gg9
t!!
,1 !
v!\/.-
t -\ *
\.r()t9 - hAvM
= x- *
,t-v^ i= Al
\,J,.r A VR )<
L<4-tv
^ ! ^a ln
. i*bna NHPH
c-98
4t\J t9 R
\/ (, -- t4
&
frt rn L9 t\J
i-=-t4 -(-x
!^ .= l-
Ulfrt9.=
.7 ry tr ;a
3AH:
\ t- -rrh
aA i vl
V) tv-a< tV fi hAUM9.V- [J :J^.,_
.0 E p .'bl
',\-j-:=
G |- O.^-C z-, }12(!
LX^Y=q
=v{J>t4
tuF'tt1 .i !! AJ\V!,,_t fi
FI!V
xi- (r\/^\
l\
U] - H LU-
l--afi
|- I :v
-E
-turv= n a
S'.F^= E
:f;7r
!v-=r^>. .= t -LU 11 2LU
!-P
O -.C
Ofi l- a\ :.
\v)v-(\,=t/
.-tv-
rA !-
v) L )
!
!l^6tr X ** =
*Atvr)
tr)A 1I1
G-bo
F r^ij \v
.-
M-^) (,i UIJ\, l!otrO
It\Jv
t\Jd .00
) -
!J nH a\ TS
N {\
q $ N H
o 6x
V frl
ts (n
Z
L-l(n
t!E{
qI
H o
opl 0
qi
Z
H rt
ofl H
E q)
cn
,J)
Z
;
-95
oOO
J'I nrNz
'i -p,i
:.
tl!'l
tr G ffi
;e/n
EE'i
t\
N
ng
\ :::l:.i::ii"
wrv d
L!.F, IUA;"
\+Ol
-v:
'7t1:
Lt R
\xi
an \t +li
I
I-O,
A
-*
z:
96-r
dr< Et'#J
Ql$aqxa\
N"/rultnarn\
Extended AbstractSEMINAR NASIONAL SAINSTEK 2017 Denpasar, Bali – 21 Oktober 2017
1
POTENSI EKSTRAK ETANOL BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L.) DAN GARAM NaCl UNTUK
PERAWATAN LUKA BAKAR RINGAN
I MADE SUKADANA1 §DAN SRI RAHAYU SANTI2
1,2)Program Studi Kimia Fakultas Mipa Universitas Udayana [email protected]
§Penulis Korespondensi
EXTENDED ABSTRACT
Luka bakar (combustio/burn) merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma suhu atau thermal yang berdampak pada kerusakan kulit.[1]. Berat atau ringannya kerusakan jaringan akibat luka bakar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kedalaman luka bakar, luas luka bakar, lokasi luka bakar, kesehatan tubuh secara umum, mekanisme cedera dan usia [2]. Luas area luka bakar dan persentase kontraksi luka merupakan indikator proses penyembuhan luka bakar ringan [3].
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan rancangan randomized posttest only control group design sebagai berikut; K: diberi perawatan vaselin (kontrol negatif), Kp: diberi perawatan bioplacenton (kontrol positif), P1: diberi perawatan garam dapur pada konsentrasi 7,5% dalam vaselin, P2: diberi perawatan ekstrak bawang merah pada konsentrasi 40% dalam vaselin, dan P3: diberi perawatan campuran ekstrak bawang merah 40% dan garam dapur pada konsentrasi 7,5% dalam vaselin. Hasil penelitian dan analisis statistik One way anova dan Post Hoc Test LSD menggunakan program SPSS for Windows versi 19 menunjukkan garam dapur dengan konsentrasi 7,5%, ekstrak etanol bawang merah dengan konsentrasi 40%, serta kombinasi garam dapur dengan konsentrasi 7,5% dan ekstrak etanol bawang merah dengan konsentrasi 40% berpotensi menyembuhkan luka bakar ringan berderajat II A pada tikus wistar terpapar panas, lebih baik dari kontrol positif (Bioplacenton) dilihat dari kemampuannya menurunkan luas area dan meningkatkan kontraksi luka bakar selama 10 hari perawatan. Namun demikian kelompok perlakuan P2 yaitu ekstrak etanol bawang merah dengan konsentrasi 40% paling baik dan sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan obat luka bakar ringan dibandingkan kelompok perlakuan P1maupun P3,oleh karena kemampuannya menurunkan luas area dari 340,79 mm2dihari ke-1 menjadi 11,75 mm2 dan meningkatkan kontraksi luka sebesar 81,59% di akhir perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nurdiana, dkk. 2008. Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II Antara Perawatan Luka Menggunakan Virgin Coconut Oil (Cocos nucifera) dan Normal Salin pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
[2] Betz dan Cecily, L. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Ed. 5. EGC, Jakarta
[3] Mackay and Miller. 2003. Nutritional Support for Wound Healing. Alternative Medicine Review, 5: 4, tanggal akses 10 Juli 2017
2