1
GAMBARAN COMPUTER VISION SYNDROM PADA MAHASISWA TIMOR LESTE DI BANDUNG TAHUN
2023
Zellin Yulistiani, Hotman, Ejeb Rukhyat, Lilis Hadiyati
Diploma Tiga Optometri, STIKes Dharma Husada Bandung email: [email protected]
Diploma Optometri, STIKes Dharma Husada Bandung email: [email protected]
Magister Keshatan Masyarakat, STIKes Dharma Husada Bandung email: [email protected]
Master Kesehatan, STIKes Dharma Husada Bandung email: [email protected]
Abstract
Computer Vision Syndrome is a collection of eye symptoms and vision-related problems that result from prolonged computer use. This research was conducted on Timor Leste students in Bandung. The aim of this research is to find out the description of Computer Vision Syndrome in Timor Leste Students in Bandung in 2023. This research uses a quantitative type and the sample used is total sampling. The research results showed that out of 18 people, 13 of them experienced Computer Vision Syndrome. This can happen because 16 people (89%) of Timor Leste students in Bandung use computers for more than 4 hours per day. Apart from that, they only rest for more than 2 hours once after using the computer. Then students use computers with a viewing distance of less than 50 cm. The symptoms that most students experience are neck pain, back pain and sore eyes.
Keywords: Computer Vision Syndrome, Student
Abstrak
Computer Vision Syndrome merupakan kumpulan gejala pada mata dan masalah terkait penglihatan yang diakibatkan dari penggunaan komputer yang berkepanjangan. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Timor Leste di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Timor Leste di Bandung Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 18 orang, 13 orang diantaranya mengalami Computer Vision Syndrome. Hal ini dapat terjadi karena 16 orang (89%) Mahasiswa Timor Leste di Bandung menggunakan komputer lebih dari 4 jam perhari. Selain itu mereka hanya istirahat selama lebih dari 2 jam sekali setelah menggunakan komputer. Kemudian Mahasiswa menggunakan komputer dengan jarak pandang kurang dari 50 cm. Gejala yang lebih banyak dirasakan Mahasiswa adalah sakit leher, sakit punggung, dan mata pegal.
Kata Kunci: Computer vision syndrom, Mahasisswa
I. PENDAHULUAN
Computer vision syndrom merupakan gambaran yang dikeluhkan oleh
seseorang ketika bekerja menggunakan komputer dalam waktu yang cukup lam. Seiring dengan lamanya waktu penggunaan komputer
ketidaknyamanan akan semakin meningkat. Gejala komputer vision
syndrom ditandai dengan mata ering teriritas, mata lelah, mta perih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengguna komputer yang telah mengalami presbiopia pada usia pertengahan dan tua, presbiopianya akan bertambah parah saat melihat dekat dan jarak tertentu, hal ini membutuhkan jarak kerja yang bervariasi pada para pengguna komputer.2 Bekerja
2 dalam waktu lama melihat monitor komputer
menjadi faktor resiko yang bisa juga menyebabkan pengguna komputer mempunyai keluhan pada mata. Seorang akuntan atau sekretaris bisa duduk sedikitnya 6 jam setiap harinya di depan komputer.
2.1. Format Tampilan Dokumen
Artikel diketik rapi pada satu sisi ukuran kertas A4 dengan lebar batas-batas tepi (margin) adalah 2 cm untuk batas atas, bawah dan kanan, sedang kiri adalah 3,0 cm.
2.2. Ukuran Huruf
Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman, ukuran 12 dan setiap kata asing dicetak miring (italic).
III. METODE PENELITIAN
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Mahasiswa Timor Leste di Bandung mengalami Computer Vision Syndrome. Hal ini dapat terjadi karena 16 orang (89%) Mahasiswa Timor Leste di Bandung menggunakan komputer lebih dari 4 jam perhari. Selain itu mereka hanya istirahat selama lebih dari 2 jam sekali setelah menggunakan komputer. Kemudian Mahasiswa menggunakan komputer dengan jarak pandang kurang dari 50 cm.
Gejala yang lebih banyak dirasakan Mahasiswa adalah sakit leher, sakit punggung, dan mata pegal.
Beberapa faktor seperti durasi penggunaan komputer yang lama, filter yang tidak dipasang pada layar dan kurangnya frekuensi istirahat pada mata akan meningkatkan pekerjaan otot mata untuk kembali fokus pada layar yang lama kelamaan akan menyebabkan ketegangan pada otot dan gangguan
fungsi persepsi cahaya pada mata.
Pengaturan ergonomis penggunaan komputer yang tidak tepat (letak komputer, posisi tubuh, postur dagu, serta sudut dan jjarak pandang) juga dapat menyebabkan ketegangan otot yang berlebihan pada otot trapezius, otot leher dan otot punggung lainnya (Al Tawil et all, 2018).
V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:Didapatkan hasil bahwa 13 orang (72%) Mahasiswa Timor Leste di Bandung mengalami Computer Vision Syndrome. Didapatkan hasil bahwa 16 orang (89%) Mahasiswa Timor Leste di Bandung menggunakan komputer lebih dari 4 jam perhari. Didapatkan hasil bahwa 11 orang (61%) Mahasiswa Timor Leste di Bandung istirahat selama 1-2 jam sekali setelah menggunakan komputer.
Didapatkan hasil bahwa 12 orang (67%) Mahasiswa Timor Leste di Bandung menggunakan komputer dengan jarak pandang kurang dari 50 cm. Didapatkan hasil bahwa Mahasiswa Timor Leste lebih banyak mengalami sakit leher 11 orang (61%), sakit punggung 11 orang (61%), dan mata pegal 10 orang (56%).
1. Saran Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran informasi dan pengetahuan tentang computer vision syndrome.
2. Saran Praktisi a. Saran bagi institusi
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi terbaru bagi dunia keilmuan dan menjadikan
3 manfaat sebagai salah satu
referensi penelitian dan kepustakaan.
b. Saran bagi penelitian selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terbaru mengenai computer vision syndrom pada mahasiswa Timor Leste di Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Halawa, E. M. (2020). Gambaran Gejala Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan Tahun 2019/2020.
[2] Zulaiha, S., Rachman, I., & Marisdayana, R.
(2018). Pencahayaan, Jarak Monitor, dan Paparan Monitor sebagai Faktor Keluhan Subjektif Computer Vision Syndrome (CVS).
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 12(1), 38-44.
[3] Maryono Dwi, Theory and Application of ICT, Penerbit Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Jakarta, 2009, hal 95-102
[4] Barar A, Apatachioaie ID, Apatachioaie C, Marceanu-Brasov L, Ophthalmologist and
“computer vision syndrome”, oftalmologia, 2007, page : 104-9
[5] Bali J, Navin N, Thakur BR, Computer Vision Syndrome : a study of the knowledge, attitudes and practices in Indian ophthalmologists. Indian J Ophthalmol. Jul- Aug 2007,55(4) : 289-94