• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN SELF EFFICACY DAN RESILIENSI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG

N/A
N/A
Meita Rosita

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN SELF EFFICACY DAN RESILIENSI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

53

GAMBARAN SELF EFFICACY DAN RESILIENSI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG

OVERVIEWS OF SELF EFFICACY AND RESILIENCE IN ELDERLY AT PUCANG GADING NURSING HOME IN SEMARANG

Naufal Muhammad Agil1, Elis Hartati 2

1,2 Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Corresponding author: [email protected]

Abstract

The elderly need self-efficacy when carrying out mental activities to solve daily problems. The elderly also need resilience skills to maintain the stability of the system in themselves. Self- efficacy and resilience in holistic nursing are categorized on the psychological dimension.

Disruption of the psychological dimension as a system causes a domino effect on other dimensions. This results in the loss of existence and even transcendence of the elderly. Elderly with good self-efficacy and resilience have the ability to behave in an adaptive and positive manner so that they can achieve a productive and satisfying life. The description of self-efficacy and resilience provides benefits for researchers and parties around the elderly to help the elderly live their old age successfully. The purpose of this study was to identify self-efficacy and resilience in the elderly at Panti Wredha Pucang Gading Semarang. This study uses a descriptive quantitative research method. The sampling method is total sampling with a sample of 82 respondents. The results showed that the elderly had high self-efficacy as many as 50% of respondents, and 66% of respondents had low levels of resilience. The elderly can increase self- efficacy by implementing the Healthy Aging MBI program, practicing daily living (ADL) activities independently and spending time with close friends. Elderly can practice resilience skills by developing coping strategies and staying away from loneliness. The participation of all parties is expected to pay attention to the importance of self-efficacy and resilience of the elderly for a better quality of life.

Keywords: Self Efficacy, Resilience, Elderly PENDAHULUAN

Populasi lansia ditaksir akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu. BPS (Badan Pusat Statistik) memperkirakan bahwa jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2035 yaitu sekitar 48.2 juta dari total 305 juta penduduk (Sari et al., 2020). BPS Kota Semarang mengeluarkan data bahwa jumlah lansia di Kota tersebut sebanyak 165,3 ribu lansia pada tahun 2019 (Rahmahida, 2020). Lansia mengalami proses penuaan seiring bertambahnya usia dengan dibayangi kegagalan dalam

adaptasi terhadap perubahan. Kegagalan proses penyesuaian diri mempengaruhi kemampuan lansia dalam menjalani berbagai kegiatan yang ingin dilakukan (Susanto & Soetjiningsih, 2021). Lansia telah cukup lama dengan menghadapi berbagai permasalahan, penting bagi lansia untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi masalah. Permasalahan tersebut menuntut lansia untuk memperbaiki cara pandangnya dalam melihat hambatan dan tantangan. Lansia perlu dilatih agar menjadi lebih resilien

(2)

54 terhadap hambatan dan tantangan tersebut

(Susanto & Soetjiningsih, 2021).

Manusia membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menjaga kestabilan sistem dalam dirinya. Kemampuan ini membuat seseorang lebih mudah beradaptasi, tangguh, serta tetap teguh dalam situasi sulit. Banyak lansia yang kesulitan menghadapi dinamika ketidakpastian dan perubahan yang begitu cepat sehingga tidak bisa hidup sendiri dalam lingkup masyarakat (Budiyono & Abidin, 2020).

Beberapa kasus memperlihatkan lansia tidak nyaman tinggal di panti wredha karena tidak bisa berinteraksi bebas dengan lingkungan luar sehingga membuat lansia merasa depresi. Respon maladaptif dapat diatasi dengan meningkatkan keyakinan diri berupa self-efficacy (Pasmatzi, Koulierakis, & Giaglis, 2016).

Respon seperti stres berat, depresi, dan rasa terisolasi dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan depersonalisasi. Self- efficacy adalah teori tentang keyakinan kognitif akan kemampuan yang dimiliki (Bandura, 1997). Lansia yang memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi punya kecenderungan memiliki kemampuan resiliensi yang baik (Jaeh & Madihie, 2019).

Penelitian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga bahwa 57,6% lansia memiliki tingkat resiliensi yang rendah (Susanto & Soetjiningsih, 2021). Penelitian lain dikemukakan oleh Hildon, Montgomery, dkk. pada populasi berumur 68-82 tahun juga menemukan bahwa tingkat resiliensi tinggi hanya dimiliki oleh 31% (Netuveli, Wiggins, Montgomery, Hildon, & Blane, 2008). Penelitian- penelitian terdahulu membuktikan bahwa tingkat resiliensi pada lansia sangat rentan untuk tidak dimaksimalkan. Self-efficacy dan resiliensi dalam pandangan holisctic nursing masuk pada dimensi psikologis (Thornton, 2019). Gangguan pada salah satu dimensi berdampak pada dimensi yang lainnya. Self efficacy yang merupakan

aspek kognitif dan resiliensi yang merupakan hasil dari proses berfikir bersinggungan dengan perilaku, proses mental, dan fungsi mental individu.

Paradigma holistic nursing berusaha untuk membantu klien menggapai wellness (kesejahteraan) (Thornton, 2019). Salah satu aspek yang harus dibantu dalam proses pemenuhannya adalah kemampuan seorang klien untuk dapat resilien terhadap stimulus dengan self efficacy.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dan menggunakan desain penelitian survei deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.

Jumlah sampel sebesar 82 responden.

Variabel penelitian adalah self efficacy dan resiliensi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner self efficacy dan resiliensi yang terdiri dari 15 dan 7 pernyataan. Kuesioner yang dirancang sudah diuji validitas serta reliabilitas. Nilai uji validitas self efficacy dan resiliensi dengan r hitung 0,475-0,875 dan 0,323-0,387. Kedua rentang r hitung lebih besar daripada r tabel. Uji reliabilitas dinyatakan sangat reliabel dan cukup reliabel dengan nilai koefisien Alpha Cronbach 0,940 dan 0,630 (Rajagukguk, 2018; Sukma, 2020).

HASIL

1. Karakteristik Responden Tabel 1

Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Lama

tinggal di Panti, Agama, Status Pernikahan, dan Pendidikan Terkahir

n=82 responden

No. Karakteristik

Respoden Frekuen

si (f) Persentase (%) a. Usia

Usia 60-63 tahun Usia 64-67 tahun Usia 68-71 tahun Usia 72-75 tahun

17 17 23 11

21 21 28 13

(3)

55 No. Karakteristik

Respoden Frekuen

si (f) Persentase (%) Usia 76-79 tahun

Usia 80-83 tahun Usia 85-87 tahun Usia 88-91 tahun

7 4 2 1

9 5 2 1 b. Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan 35

47 43

57 c. Lama tinggal di

panti 0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun 6-7 tahun 8-9 tahun 10-11 tahun 12-13 tahun

40 20 11 6 1 2 2

49 24 13 7 1 2 2

d. Agama Islam Kristen Protestan Katolik Hindu Buddha Khonghucu

69 8 5 0 0 0

84 10 6 0 0 0 e. Status

Pernikahan Belum Menikah Tidak Menikah Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

13 18 31 5 15

16 22 38 6 18 f. Pendidikan

Terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi Lain-lain

36 13 12 19 2

44 15 16 23 2

Jumlah 82 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 60-71 tahun (70%) dan lebih dari separuh berjenis kelamin perempuan (57%).

Sebanyak 40 responden (49%) baru tinggal di panti kurang dari 1 tahun. Sejumlah 31 responden belum pernah menikah (38%).

84% responden beragama Islam. Mayoritas responden berpendidikan terakhir SD (44%).

2. Gambaran Tingkat Self efficacy dan Resiliensi

Tabel 2

Gambaran Tingkat Self efficacy n=82 responden

Self Efficacy Frekuensi (f) Presentase (%)

Tinggi 41 50

Rendah 41 50

Total 82 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa separuh responden memiliki tingkat self efficacy tinggi, separuhnya lagi rendah (50%).

Tabel 3

Gambaran Resiliensi n=54 responden

Resiliensi Frekuensi

(f) Presentase (%)

Tinggi 28 34

Rendah 54 66

Total 82 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden memiliki tingkat resiliensi rendah yaitu 54 responden (66%).

PEMBAHASAN 1. Self efficacy

Lansia yang memiliki self efficacy rendah dan tinggi, distribusinya seimbang yaitu 50%:50%. Penelitian itu serupa pada lansia di Puskesmas Kota Bandung tahun

2017 yang memperlihatkan

kecenderungan distribusi yang seimbang antara self efficacy tinggi dan rendah yaitu 50,7% banding 49,3% (Okatiranti, Irawan,

& Amelia, 2017). Penelitian pada lansia di Puskesmas 1 Kabupaten Kubu, Kalimantan Barat memperlihatkan bahwa self efficacy tinggi (17,3%), sedang (46,2%), dan rendah (36,5%)(Putu Agus Ariana, Hari Sujadi, 2019) sebaiknya dilatih secara konsisten agar memiliki self efficacy tinggi.

Panti wredha dapat menerapkan program Healthy Aging Mind Body Interaction (MBI)

(4)

56 yang dikembangkan oleh Massachusetts

General Hospital (MGH) (Ameli et al., 2020).

Program MBI terdiri dari 9 sesi yaitu: the mind body connection, starts with the breath, hurry up and relax, yoga, resiliency, change your mind, change your mood, nutrition, review and relapse prevention (Scult et al., 2015). Program sebaiknya dilengkapi dengan pola hidup sehat seperti konsisten diet rendah lemak, hindari merokok serta konsumsi alkohol (Borhan et al., 2018). Program latihan fisik dengan durasi 150 menit dalam seminggu juga dapat dilakukan pada lansia rerata 72 tahun dan sebanyak 43% lansia mampu memenuhi MVPA (maintenance of physical activity)(Kendrick et al., 2018). Lansia juga disarankan untuk menghabiskan waktu bersama teman selama di panti, sebab kesendirian berkorelasi negatif dengan self efficacy (r =−0,238; r =−0,527;

99%)(Gerino, Rollè, Sechi, & Brustia, 2017).

Kelompok lansia memiliki distribusi tingkat resiliensi yang berbeda pada setiap lingkungan penelitian. Penelitian di Panti Wredha Pucang Gading memperlihatkan data bahwa lansia yang resiliensinya tinggi sebesar 34%, sedangkan sisanya rendah.

Penelitian di San Diego, California yang melibatkan 1006 lansia usia 50-99 tahun memiliki kecenderungan sama yaitu lansia resiliensi tinggi sebesar 33,6% (Jeste et al., 2013). Penelitian dengan kecenderungan yang sama pada 174 lansia usia 68-82 dengan hasil berupa resiliensi tinggi sebesar 31% (Hildon, Montgomery, Blane, Wiggins, & Netuveli, 2010). Penelitian dengan kecenderungan berbeda pada lansia yang telah ditinggal mati oleh pasangannya di Puskesmas Rowosari menemukan bahwa 53,3% memiliki tingkat resiliensi tinggi (Lestari, Sonhaji, &

Baru, 2019). Penelitian di Panti Wredha Salib Putih Salatiga ditemukan bahwa resiliensi tinggi sebesar 58% (Susanto &

Soetjiningsih, 2021).

Panti wredha sebaiknya menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pengembangan strategi koping dalam rangka peningkatan kemampuan resiliensi (Fontes & Neri, 2019). Penelitian dengan metode studi cohort pada 32 lansia memperlihatkan kecenderungan 16 responden dengan resiliensi kuat menggunakan sumber daya sosial dan koping efektif dalam menghadapi rintangan hidup (Netuveli et al., 2008)(MacLeod, Musich, Hawkins, Alsgaard, & Wicker, 2016). Lansia juga dapat mengembangkan kemampuannya dalam menafsirkan kembali kesulitan masa lalu untuk membentuk pandangan konstruktif tentang hidup (Fontes & Neri, 2019) (Netuveli et al., 2008). Peneliti menyarankan agar lansia menghabiskan waktu bersama teman selama di panti, sebab kesendirian berkorelasi negatif dengan resiliensi (r =−0,422) (Gerino et al., 2017).

SIMPULAN

Separuh responden memiliki self efficacy tinggi, dan sebagian besar responden memiliki resiliensi rendah.

Lansia direkomendasikan untuk saling memberikan dukungan kepada sesama dalam menjalani kehidupannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup yang baik. Selain itu, panti wredha dapat mengembangkan program peningkatan kapasiatas diri self efficacy dan resiliensi.

Hasil penelitian juga menjadi referensi serta bahan evaluasi kepada profesi keperawatan dalam menyelenggarakan asuhan keperawatan lansia. Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan riset ini dengan baik, dapat meneliti lebih spesifik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi, maupun hubungan antar self efficacy dengan resiliensi.

(5)

57 REFERENSI

Ameli, R., Sinaii, N., West, C. P., Luna, M. J., Panahi, S., Zoosman, M., … Berger, A.

(2020). Effect of a Brief Mindfulness- Based Program on Stress in Health Care Professionals at a US Biomedical Research Hospital: A Randomized Clinical Trial. JAMA Network Open, 3(8), e2013424.

https://doi.org/10.1001/jamanetwor kopen.2020.13424

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. Self-Efficacy: The Exercise of Control., pp. ix, 604–ix, 604.

New York, NY, US: W H

Freeman/Times Books/ Henry Holt &

Co.

Borhan, A. S. M., Hewston, P., Merom, D., Kennedy, C., Ioannidis, G., Santesso, N.,

… Papaioannou, A. (2018). Effects of dance on cognitive function among older adults: A protocol for systematic review and meta-analysis. Systematic Reviews, 7(1), 1–5.

https://doi.org/10.1186/s13643-018- 0689-6

Budiyono, A., & Abidin, Z. (2020). Dinamika Psikologis Lansia yang Tinggal di Panti Jombo dan Implikasinya bagi Layanan Konseling Islam. Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam, 17(1), 101–114. https://doi.org/DOI:

https://doi.org/10.14421/hisbah.202 0.171-07

Fontes, A. P., & Neri, A. L. (2019). Coping strategies as indicators of resilience in elderly subjects: A methodological study. Ciencia e Saude Coletiva, 24(4), 1265–1276.

https://doi.org/10.1590/1413- 81232018244.05502017

Gerino, E., Rollè, L., Sechi, C., & Brustia, P.

(2017). Loneliness, resilience, mental health, and quality of life in old age: A structural equation model. Frontiers in Psychology, 8(NOV), 1–12.

https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.0 2003

Hildon, Z., Montgomery, S. M., Blane, D., Wiggins, R. D., & Netuveli, G. (2010).

Examining resilience of quality of life in the face of health-related and psychosocial adversity at older ages:

What is “right” about the way we age?

Gerontologist, 50(1), 36–47.

https://doi.org/10.1093/geront/gnp0 67

Jaeh, N. S., & Madihie, A. (2019). Self- efficacy and resilience among late adolescent. Journal of Counseling and Educational Technology, 2(1), 27–32.

https://doi.org/DOI:

https://doi.org/10.32698/0411 Jeste, D. V., Savla, G. N., Thompson, W. K.,

Vahia, I. V., Glorioso, D. K., Martin, A. S.,

… Depp, C. A. (2013). Association between older age and more successful aging: Critical role of resilience and depression. American Journal of Psychiatry, 170(2), 188–196.

https://doi.org/10.1176/appi.ajp.201 2.12030386

Kendrick, D., Orton, E., Lafond, N., Audsley, S., Maula, A., Morris, R., … Iliffe, S.

(2018). Keeping active: maintenance of physical activity after exercise programmes for older adults. Public Health, 164, 118–127.

https://doi.org/10.1016/j.puhe.2018.

08.003

Lestari, S. P., Sonhaji, S., & Baru, R. A.

(2019). Tingkat pengetahuan lansia berhubungan dengan resiliensi pada lansia yang di tinggal meninggal pasangan hidupnya. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 191.

https://doi.org/10.26714/jkj.7.2.2019 .193-198

MacLeod, S., Musich, S., Hawkins, K., Alsgaard, K., & Wicker, E. R. (2016).

The impact of resilience among older adults. Geriatric Nursing, 37(4), 266–

272.

https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2 016.02.014

Netuveli, G., Wiggins, R. D., Montgomery, S.

M., Hildon, Z., & Blane, D. (2008).

(6)

58 Mental health and resilience at older

ages: bouncing back after adversity in the British Household Panel Survey.

Journal of Epidemiology and

Community Health, 62(11), 987 LP – 991.

https://doi.org/10.1136/jech.2007.06 9138

Okatiranti, Irawan, E., & Amelia, F. (2017).

Hubungan Self Efficacy Dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi.

Jurnal Keperawatan BSI, 5(2), 130–

139. Retrieved from

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/inde x.php/jk 130

Pasmatzi, E., Koulierakis, G., & Giaglis, G.

(2016). Self-stigma, self-esteem and self-efficacy of mentally ill.

Psychiatrike = Psychiatriki, 27(4), 243–

252.

https://doi.org/10.22365/jpsych.201 6.274.243

Putu Agus Ariana, Hari Sujadi, N. K. Z. A.

(2019). Hubungan Efikasi Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION, 4(2), 148–153. Retrieved from

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/in dex.php/Midwinerslion/article/view/

129

Rahmahida, G. (2020). Profil Lansia Kota Semarang 2019. Kota Semarang:

Badan Pusat Statistik Kota Semarang.

Rajagukguk, E. L. (2018). Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth.

Sari, N. R., Maylasari, I., Dewi, F. W. R., Putrianti, R., Nugroho, S. W., & Wilson, H. (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020 (1st ed.; D. Susilo, I. E.

Harahap, & R. Sinang, Eds.). Jakarta:

Badan Pusat Statistik.

Scult, M., Haime, V., Jacquart, J., Takahashi, J., Moscowitz, B., Webster, A., … Mehta, D. H. (2015). A healthy aging program for older adults: effects on self-efficacy

and morale. Advances in Mind-Body Medicine, 29(1), 26–33.

Sukma, A. G. C. (2020). Hubungan Antara Resiliensi dengan Kesejahteraan Psikologis pada Lansia di Pondok Lansia Al-Islah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Susanto, T. I., & Soetjiningsih, C. H. (2021).

Successful Aging Lansia yang Tinggal di Panti Wreda: Peran Resiliensi dan Hardiness. PSIKODIMENSIA Kajian Ilmiah Psikologi, 20(1), 115–125.

https://doi.org/DOI:10.24167/psidim.

v20i1.3318

Thornton, L. (2019). A Brief History and Overview of Holistic Nursing.

Integrative Medicine (Encinitas, Calif.), 18(4), 32–33.

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang diajukan bagi: (1) Kepala Panti Wreda Pucang Gading Semarang, Jika memungkinkan dilakukan pemantauan dan pendampingan terhadap perilaku konsumsi gizi seimbang pada

Saran yang diajukan bagi: (1) Kepala Panti Wreda Pucang Gading Semarang, Jika memungkinkan dilakukan pemantauan dan pendampingan terhadap perilaku konsumsi gizi seimbang pada

GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) SERUM PADA LANSIA : Studi Kasus di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang Ida Fatimah 1 , Amallia Nuggetsiana Setyawati

besar lansia tinggi. 2) Kadar MDA pada jenis kelamin laki-laki lebih rendah dibandingkan. perempuan. 4) Kadar MDA pada kelompok overweight lebih tinggi

Rumusan masalah yang dapat diangkat pada penelitian ini “Apakah ada pengaruh meditasi dan relaksasi pasif (benson) pada lansia terhadap tekanan darah tinggi di panti

Dengan prevalensi hipertensi yang tinggi di Indonesia terutama pada lansia serta belum pernah dilakukan penelitian Pengaruh meditasi dan relaksasi pasif terhadap tekanan darah

Efektivitas Pemberian Terapi Rendam [email protected] 1 EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI AIR JAHE HANGAT TERHADAP PENURUNAN TE KANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN