• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SUPIR BUS DI PANGKALAN BUN BERDASARKAN DURASI TIDUR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SUPIR BUS DI PANGKALAN BUN BERDASARKAN DURASI TIDUR "

Copied!
62
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada supir bus di Pangkalan Bun berdasarkan durasi tidur. Merokok merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kadar hemoglobin tidak normal dalam darah. Merokok merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kadar hemoglobin tidak normal dalam darah.

Penelitian Nodenberg (1990) menyimpulkan bahwa merokok menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin dalam darah. Dalam penelitian ini, peneliti menghipotesiskan gambaran kadar hemoglobin pengemudi bus di Pangkalan Bun berdasarkan durasi tidur. Pada penelitian yang dilakukan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.2.1 didapatkan kadar hemoglobin responden menurut lama tidur.

6 responden (12,5%) memiliki kadar hemoglobin rendah, 6 responden (12,5%) memiliki kadar hemoglobin normal dan 5 responden (15,62%) memiliki kadar hemoglobin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar hemoglobin berdasarkan lama tidur supir bus di Pangkalan Bun dalam darah.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

TINJAUAN PUSTAKA

  • Hemoglobin
    • Definisi Hemoglobin
    • StrukturHemoglobin
    • Pembentukan Hemoglobin
    • Fungsi Hemoglobin
    • Hal-hal Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
  • Hubungan Pekerja Supir Bus dengan Kadar Hemoglobin Darah
  • Cara Pengukuran Kadar Hemoglobin
  • Analisis Deskriftif

Eritrosit adalah sel darah merah, atau jenis sel darah yang paling melimpah, dan berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan tubuh melalui pembuluh darah. Hemoglobin memiliki sifat menggabungkan oksigen membentuk oksihemoglobin dalam sel darah merah, hemoglobin dalam tubuh tergantung pada kemampuan untuk mengikat dengan oksigen alami di paru-paru dan kemudian melepaskan oksigen ke dalam jaringan kapiler dimana tekanan gas oksigen sangat rendah dari pada di paru-paru. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, fungsi ini tergantung dari jumlah hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah (Roger (2002) dalam Zufrianingrum (2016)).

Selain itu, kadar hemoglobin lebih banyak dipengaruhi oleh faktor hemostatik seperti aktivitas atau olahraga. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe atau zat besi maka sel darah yang dihasilkan akan meningkat, sehingga hemoglobin dalam darah akan meningkat dan sebaliknya (Zarianis, 2006). Pada umumnya pria memiliki nilai Hb yang lebih tinggi dibandingkan wanita.

Penduduk di dataran tinggi cenderung lebih aktif memproduksi sel darah merah untuk meningkatkan suhu tubuh dan lebih aktif mengikat O2 yang kadarnya lebih rendah dibandingkan dengan penduduk di dataran rendah (Zarianis, 2006). Hubungan antara aktivitas fisik yang dilakukan seseorang terhadap kadar hemoglobin pada suatu penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga, terjadi peningkatan aktivitas metabolisme yang tinggi, jumlah asam yang dihasilkan (ion hidrogen, asam laktat) meningkat. bahkan lebih besar, mengakibatkan penurunan pH. Sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gm/dl sel (Nugrahani, 2013).

Disimpulkan bahwa merokok menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin yang terlalu tinggi/di atas normal dalam darah. Jika seseorang sering tidak tidur pada malam hari, berarti akan mengganggu produksi kedua hormon tersebut dalam tubuh kita, yang akan berdampak serius pada kondisi kesehatan kita, termasuk anemia atau kurang darah, hal ini disebabkan oleh terganggunya hormon dan sel darah merah. produksi sebagai akibat dari metabolisme tubuh yang tidak seimbang (Zarianis, 2006). Pemeriksaan ini berdasarkan warna darah karena Hb berperan dalam memberikan warna pada eritrosit, konsentrasi Hb dalam darah berbanding lurus dengan warna darah, maka pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membandingkan warna darah dengan warna standar yaitu konsentrasi hemoglobin yang diketahui dalam satuan persentase.

Metode ini bersifat kualitatif, sehingga penentuan kadar Hb pada umumnya hanya digunakan untuk penentuan kadar Hb pada donor atau pemeriksaan massal. Reagen yang digunakan bernama Drabkins yang mengandung berbagai jenis senyawa kimia sehingga tidak bereaksi dengan darah dan menghasilkan warna yang sebanding dengan kadar Hb dalam darah. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Cyanmthemoglobin karena keunggulan metode ini akurat, reagen dan alat untuk mengukur kadar hemoglobin dapat dikontrol dengan larutan baku yang stabil.

KERANGKA DAN HIPOTESIS

Kerangka Konseptual

  • Penjelasan Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konsep di atas diambil sampel darah dari supir bus untuk diperiksa kadar hemoglobinnya dengan menggunakan spektrofotometer dan menggunakan metode cyanmethemoglobin. Pemeriksaan hemoglobin pengemudi bus menggunakan metode cyanemthemoglobin untuk mengetahui kadar hemoglobin, dan hasilnya dikategorikan normal dan abnormal, dan yang abnormal dibagi menjadi rendah dan tinggi.

Hipotesis

Metode: Photometric cyanmethemoglobin adalah metode yang paling akurat untuk memperkirakan kadar hemoglobin (Chairlain & Estu, 2011). Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada durasi tidur supir bus yang termasuk dalam 2 PO di Pangkalan Bun yaitu PO.Logos dan PO.Agung Mulya menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20. Responden dengan durasi tidur ≥ 7 jam berjumlah 15 responden (21,87%), dimana 7 responden (21,87%) memiliki kadar hemoglobin rendah, 8 responden (25%) memiliki kadar hemoglobin normal, dan tidak ada responden yang memiliki kadar hemoglobin tinggi.

Berdasarkan Tabel 5.1 hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kadar hemoglobin normal yaitu 14 responden (43,75%), sedangkan yang memiliki kadar hemoglobin rendah sebanyak 13 responden (40,62%), sedangkan yang memiliki kadar hemoglobin tinggi hemoglobin sebanyak 5 responden (15,62%). Menurut Falista (2017), kadar hemoglobin tinggi yang tidak normal terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi atau kehilangan cairan. Berdasarkan pengamatan Bapak Ru dan Su, jarang minum air putih menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga kadar hemoglobin menjadi tinggi.

Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki kadar hemoglobin normal sebanyak 14 proband dengan rata-rata lama tidur 7 jam berhubungan dengan Tn. Nilai minimal pemeriksaan kadar hemoglobin adalah 9 g/dl dan nilai maksimal pemeriksaan kadar hemoglobin adalah 21 g/dl. Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran kadar hemoglobin sopir bus di Pangkalan Bun berdasarkan lama tidur, dapat disimpulkan bahwa dari 32 responden, 37,5% memiliki kadar hemoglobin normal, 34,37% memiliki kadar hemoglobin rendah dan 15,62% memiliki kadar hemoglobin yang tinggi.

Diharapkan masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai sopir bus dapat menjaga kadar hemoglobin dengan durasi tidur yang cukup dan menghindari rokok. Melalui penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitiannya dengan memperhatikan penyakit yang mendasari sebagai faktor yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Dapat dijadikan literatur untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan tentang bahaya peningkatan kadar hemoglobin dalam darah dan pemeriksaan kesehatan.

Gambaran kadar hemoglobin pada pedagang makanan pada malam hari di Wilayah Anduonohu ​​Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Perbedaan kadar hemoglobin setelah dan sebelum konsumsi tablet FE pada ibu hamil term II di Puskesmas Kendungmendu. Hubungan kadar hemoglobin dengan status gizi dan produktivitas pada pekerja wanita bagian percetakan dan pengemasan di UD x Sidoarjo.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Desain Penelitian

Kerangka Kerja

Populasi, Sampel dan Sampling

  • Populasi
  • Sampel
  • Sampling

Instrumen Penelitian dan Prosedur Kerja

Identifikasi Variabel

Kegunaan pemeriksaan kadar hemoglobin adalah untuk menilai tingkat anemia, perkembangan penyakit, dan respon terhadap terapi anemia yang berhubungan dengan anemia dan polisitemia. Anemia didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin dalam darah di bawah kadar normal.Klasifikasi anemia yang paling umum adalah anemia sangat ringan (Hb 10 g/dl kurang dari normal), anemia ringan (Hb 8-9,9 g/dl dl). ), anemia sedang (Hb 6-7,9 g/dL), anemia berat (Hgb < 6 g/dL). Sedangkan polisitemia adalah peningkatan hemoglobin yang melebihi batas atas kisaran nilai normal yaitu Hb > 18,5 g/dl untuk pria dan > 16,5 g/dl untuk wanita (Hoffbrand (2013) dalam Norsiah (2015)).

Menurut Hawkins et al (2019) Pada pria usia 20-30 tahun dengan intensitas makanan normal dan metabolisme tubuh yang baik, rata-rata kadar hemoglobin dalam tubuh adalah 14,4-15 g/dl. Berdasarkan Tabel 5.1, responden yang memiliki kadar hemoglobin di bawah normal sebesar 40% idealnya tidur selama 8 jam agar sistem kerja tubuh dapat berfungsi optimal keesokan harinya. Maka secara tidak langsung dikatakan bahwa merokok dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah.Berdasarkan informasi diatas diketahui bahwa resiko merokok berhubungan dengan kadar hemoglobin dalam darah dalam tubuh (Asyraf, 2010).

Dari hasil uji statistik deskriptif yang telah dilakukan dari 32 sampel yang telah diteliti didapatkan rerata kadar hemoglobin sebesar 14,88 g/dl, nilai median (median) data sebesar 14,00 g/dl. Hubungan merokok dengan kadar hemoglobin darah pada penduduk laki-laki usia 18-40 tahun yang berdomisili di Bandung Putra Betam Kepala Perbatasan Pulau Pinang Malaysia. Pengaruh Pemberian Suplementasi Zat Besi Vitamin C dan Vitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Dasar Anemia di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

Rencana Pengolahan, pengumpulan dan Analisa Data

Etika Penelitian

Informed consent atau persetujuan untuk menjadi responden, dimana subjek harus mendapatkan informasi yang lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan, berhak untuk berpartisipasi secara bebas atau menolak untuk menjadi responden.

Keterbatasan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Februari sampai dengan 21 Februari 2020 di Pangkalan Bun dan laboratorium STIKes di Base Bun dengan jumlah responden sebanyak 32 orang menggunakan fotometer dengan metode cyan methemoglobin.

Hasil Penelitian

  • Data
  • Data Penelitian

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambar dan tabel kemudian menggunakan software SPSS versi 20 untuk mengetahui apakah data yang diperoleh normal atau tidak. Pada penelitian yang dilakukan, hasil pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa kadar hemoglobin responden berdasarkan lama tidur.

Pembahasan

Ar memiliki kadar hemoglobin 20 g/dl dengan durasi tidur 6 jam sesuai dengan jumlah rokok yang dihisap, Pak Ar memiliki kebiasaan mengkonsumsi 11 batang rokok per hari, berbanding lurus dengan penelitian yang dilakukan oleh Makawekes dkk. (2016). ), membenarkan bahwa peningkatan kadar hemoglobin pada perokok berat terjadi karena refleks mekanisme kompensasi tubuh untuk kadar oksigen rendah, yang mengikat hemoglobin sebagai akibat perpindahan karena adanya karbon monoksida, yang memiliki ikatan lebih kuat daripada oksigen. Su dan Ru memiliki kadar hemoglobin 21 dan 22 gr/dl dengan durasi tidur 6 jam, setelah dilakukan observasi, Pak Ru dan Su memiliki riwayat dehidrasi.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Peneliti Selanjutnya
  • Bagi Institusi

Kapas yang dibasahi dengan alkohol digunakan untuk mendisinfeksi permukaan kulit tempat darah vena akan diambil. Pengambilan sampel darah dilanjutkan dengan memipet 20 ul hemoglobin yang valid ke dalam tabung berisi 5 ml reagen Darkkin. Darah yang telah dicampur dalam tabung reagen Dabkin, kemudian diinkubasi selama 5 menit.

Referensi

Dokumen terkait

Konseptual Model Penelitian Kerangka konseptual yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan sebuah model yang disusun berdasarkan teori kesusksesan sistem informasi yang sudah