• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA SUPIR BUS DI PANGKALAN BUN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA SUPIR BUS DI PANGKALAN BUN "

Copied!
58
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Definisi dan Klasifikasi Trigliserida
  • Metabolisme Trigliserida
  • Hubungan Supir Dengan Kadar Trigliserida Darah
  • Metode GPO-PAP
  • Analisis Deskriptif

Sintesis utama trigliserida adalah hati dan jaringan adiposa melalui jalur gliserol fosfat, yang mengandung VLDL dalam plasma (Mehta et al., 2017). Trigliserida dalam kilomikron dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL, diaktifkan oleh apoC-II) yang berasal dari kapiler di bagian endotel jaringan adiposa, jantung dan otot rangka, melepaskan asam lemak bebas. Zat lain dalam asap rokok seperti CO juga mempercepat pembentukan plak pembuluh darah (aterosclerotic plaques) sehingga menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.

Dinding pembuluh darah yang rusak memudahkan kolesterol dan lemak lainnya menempel di pembuluh darah. Akibatnya, timbunan lemak yang disebut plak akan mulai menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku (Barus et al., 2012). Namun gejala yang sering muncul adalah sakit kepala atau rasa berat di bagian belakang leher, pusing (vertigo), jantung berdebar, mudah lelah, pandangan kabur, telinga berdengung dan mimisan, serta hipertensi dapat menyebabkan diabetes melitus, dan lain-lain. penyakit yang berhubungan dengan diabetes mellitus, pembuluh darah, seperti aterosklerosis.

Lebih dari 80% pasien hipertensi mengalami penyakit penyerta tambahan seperti kelebihan berat badan/obesitas, intoleransi glukosa, hiperinsulinemia, penurunan kadar kolesterol HDL, peningkatan kadar kolesterol LDL dan peningkatan kadar trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi juga cenderung menyebabkan gangguan tekanan darah dan risiko diabetes melitus yang berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida. Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengontrol berat badan dan memperkuat sistem kardiovaskular.

Kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan peningkatan kadar HDL, LDL dan trigliserida (Harahap et al., 2017). Angka kejadian kadar trigliserida tinggi terutama pada populasi lanjut usia (lansia), berusia di atas 60 tahun, dengan prevalensi mencapai 60% hingga 80% populasi lansia (Arifin et al., 2016). Pria memiliki insiden kejadian kardiovaskular dan peningkatan kadar trigliserida tertinggi pada semua usia, wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL).

Pada wanita premenopause, hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan mulai berkurang sedikit demi sedikit. Endapan ini nantinya akan menumpuk di pembuluh darah menjadi plak yang akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Hal ini dikarenakan kajian trigliserida menggunakan spektrofotometri memiliki tingkat kesalahan yang lebih rendah (Hardisari et al., 2016).

Tabel 2.1  Klasifikasi Trigliserida menurut WHO (2006)  Total Trigliserida (mg/dl)  Kategori
Tabel 2.1 Klasifikasi Trigliserida menurut WHO (2006) Total Trigliserida (mg/dl) Kategori

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Hipotesis

Pada rentang usia tersebut, 1 orang (3%) memiliki kadar trigliserida normal dan 6 orang, 19%, memiliki kadar trigliserida tinggi. Responden pada rentang usia 30-39 tahun sebanyak 10 orang (31%), dimana 3 orang (9%) memiliki kadar trigliserida normal dan 7 orang (22%) memiliki kadar trigliserida tinggi. Dari 12 orang (38%) yang disurvey pada rentang usia 40 sampai 49 tahun, sebanyak 2 orang (7%) memiliki nilai trigliserida normal, sisanya 10 orang (31%) memiliki nilai trigliserida di atas normal.

Kadar trigliserida berdasarkan konsumsi makanan berlemak menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengonsumsi makanan berlemak yaitu 26 orang (81%) memiliki kadar trigliserida tinggi. Responden yang tidak berolahraga menunjukkan kadar trigliserida normal pada 1 orang (3%) dan tinggi pada 9 orang (28%). Kadar trigliserida berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi menunjukkan responden yang merokok ≤ 10 batang per hari sebanyak 19 orang (59%).

Sebagian besar responden memiliki kadar trigliserida tinggi yaitu 15 orang (47%) dan hanya sedikit responden yang memiliki kadar trigliserida normal yaitu 4 orang (13%). Responden yang merokok ≥ 20 batang per hari sebanyak 7 orang (22%), 2 orang (6%) memiliki kadar trigliserida normal dan sisanya 5 orang (16%) memiliki kadar trigliserida tinggi. 3 orang (9%) memiliki kadar trigliserida normal, selebihnya sebagian besar dari total responden yaitu 18 orang (57%) memiliki kadar trigliserida tinggi.

Responden dengan lama tidur > 7 jam per hari memiliki kadar trigliserida normal sebanyak 11 orang, sedangkan kadar trigliserida tinggi sebanyak 8 orang (23%). Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian tentang gambaran kadar trigliserida pada supir bus di Pangkalan Bun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar trigliserida pada pengemudi bus di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah.

Dari responden yang merokok ≥ 20 batang per hari terdapat 7 subjek (22%), 2 subjek (6%) memiliki kadar trigliserida normal dan sisanya 5 subjek (16%) memiliki kadar trigliserida tinggi. Berdasarkan data tersebut, 6 orang (19%) merokok ≤ 11 batang per hari dan semuanya memiliki kadar trigliserida tinggi. Pada penelitian ini lebih banyak responden yang merokok lebih dari 11 batang per hari memiliki kadar trigliserida yang normal.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah supir bus, variabel terikatnya adalah kadar trigliserida darah.

Kerangka kerja

Populasi, Sampel dan Sampling

Instrumen Penelitian

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis data

Data penelitian kadar trigliserida pada driver disajikan dalam dua kumpulan data, yaitu data umum dan data khusus. Kadar trigliserida saat berolahraga pada responden menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian kecil responden yaitu 5 orang (16%) yang rutin berolahraga memiliki kadar trigliserida yang normal. Kadar trigliserida dalam kaitannya dengan durasi tidur menunjukkan bahwa dari 32 orang yang disurvei, 21 orang (21%) tidur ≤ 7 jam sehari.

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa dari total 32 responden, hampir setengah dari responden yang berusia antara 40 sampai 49 tahun yaitu 12 orang (38%) memiliki nilai trigliserida tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 32 responden pengemudi bus di Kotawaring Barat, sebagian besar responden memiliki kadar trigliserida tinggi, 26 orang (81%) dan 6 orang (19%) memiliki kadar trigliserida normal. .

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi pekerja supir berdasarkan umur  umur (tahun)  Frekuensi  Persentase %
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi pekerja supir berdasarkan umur umur (tahun) Frekuensi Persentase %

HASIL DAN PEMBAHASAAN

Pembahasaan

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dimana jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasi (Sari, 2017). Tabung vakum atau tabung evakuasi adalah wadah vakum yang digunakan untuk mengambil darah, penelitian ini menggunakan tabung vakum berwarna kuning karena tabung vakum berisi gel pemisah (plasma separator tube/PST) yang berfungsi untuk memisahkan serum dan sel darah serta dilapisi dengan lithium heparin. antikoagulan (Arianda, 2013). Kadar trigliserida yang tinggi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia, jenis kelamin, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang salah berisiko mengalami penumpukan lemak dan trigliserida dalam tubuh (Ralston, 2006).

Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang salah berisiko menyebabkan penumpukan lemak yang menyebabkan peningkatan kadar trigliserida (Ralston, 2006). Menurut Adam (2009), salah satu faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida adalah kebiasaan makan makanan berlemak, makanan berlemak banyak mengandung trigliserida yang menyebabkan kadar trigliserida meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti, dkk (2016), jika seseorang mengkonsumsi energi kurang dari 7% dari total energi per hari, makanan berlemak (lemak jenuh) dapat mempercepat peningkatan kadar trigliserida.

Menurut (National Center for Chronic Disease Prevention and Health Romotion, 2015), aktivitas olahraga dapat menurunkan/menyeimbangkan kadar kolesterol, namun pada penelitian ini responden yang rutin berolahraga memiliki kadar trigliserida yang tinggi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan, salah satu faktor penyebab hipertensi adalah kadar trigliserida atau hipertrigliserida yang tidak normal. Hal ini karena konsumsi rokok > 11 batang per hari mampu mengubah nikotin dalam asap rokok menjadi profil lipid yang meningkatkan kadar trigliserida (Chakkarwar, 2011).

Menurut (Kuchel et al 2006), konsumsi buah dan sayur yang tinggi serat dan vitamin dapat menurunkan kadar trigliserida darah. Menurut Hanne et al (2013), hal ini dikarenakan pola tidur ≤ 7 jam dapat mengganggu sistem endokrin dan menyebabkan sekresi leprine rendah serta meningkatkan ghrelin sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Responden dengan durasi tidur ≤ 7 jam per hari, namun kadar trigliserida yang tinggi pada penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Sebelum pengambilan, pasien harus dipuasakan selama 8-12 jam, agar tidak terjadi kesalahan pengukuran akibat pengaruh lemak yang baru dikonsumsi (Wirawan, 2002) di atas 500 mg/dL.

Kesimpulan

Saran

  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Peneliti Selanjutnya

Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Petang 1 Kabupaten Bandung Tahun 2016. Hubungan pengetahuan perokok aktif tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa FKM dan FISIP UI. Hubungan kadar profil lipid dengan kajian hipertensi pada masyarakat suku minangkabau di kota padang tahun 2012.

Pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian hipertensi pada pria dewasa awal usia 18 sampai 40 tahun) di Puskesmas Bromo Medan tahun 2017. Determinan dan pengaruh durasi tidur pada anak dan remaja: Data Kiel European Obesity Prevention Study. Korelasi perilaku merokok dengan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) serum pada CV.

Gambar

Gambar 2.1  P embentukan Trigliserida (Komarudin, 2015)
Tabel 2.1  Klasifikasi Trigliserida menurut WHO (2006)  Total Trigliserida (mg/dl)  Kategori
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual   Keterangan :
Gambar 4.3 Kerangka Kerja (Frame Work)   Perumusan masalah/ penyusunan populasi
+5

Referensi

Dokumen terkait

"Spelling Corrector Bahasa Indonesia dengan Kombinasi Metode Peter Norvig dan N-Gram", Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika JEPIN, 2018 Publication Submitted to Universitas 17