• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI BLUD RSU KOTA BANJAR TAHUN 2023 - Repository Poltekkes Tasikmalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI BLUD RSU KOTA BANJAR TAHUN 2023 - Repository Poltekkes Tasikmalaya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi kesehatan yang memegang urgensi yang sangat penting dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan fungsi serta peran rumah sakit dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh bagi masyarakat yang membutuhkan. Rumah sakit sebagai institusi kesehatan yang memiliki peralatan medis dan tenaga medis yang terlatih, dapat memberikan pelayanan kesehatan yang sangat kompleks, mulai dari diagnosis, perawatan, sampai dengan pengobatan yang intensif. Rumah sakit dapat memberikan layanan kesehatan yang sama kepada semua pasien, tanpa terkecuali. Hal ini sangat penting untuk menjamin hak atas kesehatan bagi seluruh warga negara. Rumah sakit memiliki peran penting dalam menyediakan layanan kesehatan serta berfungsi sebagai salah satu metrik utama untuk menilai basis sumber daya manusia suatu negara. Rumah sakit yang berkualitas dapat menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat dan kualitas hidup yang lebih baik.

Rumah sakit juga berperan sebagai pusat rujukan untuk pasien yang membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih kompleks dan memerlukan penanganan oleh dokter. Rumah sakit perlu memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan rujukan yang cepat, akurat dan aman untuk pasien yang memerlukannya. Selain itu, rumah sakit memiliki bermacam tugas selain memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara menyeluruh dan paripurna, yaitu mencatat dan melaporkan seluruh aktivitas pengoperasian kedalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit melalui pelaksanaan rekam medis.

Rekam medis adalah kumpulan dokumen dan informasi medis yang terkait dengan kondisi kesehatan pasien termasuk riwayat kesehatan, hasil tes medis, diagnosis, pengobatan yang telah diberikan, serta catatan medis lainnya (Kementerian Kesehatan, 2022). Rekam medis juga mempunyai peran penting dalam mengambil keputusan medis yang tepat, seperti pengobatan dan perawatan yang seimbang dengan kesehatan pasien. Komponen penting yang

(2)

dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan medis berkualitas tinggi yang diberikan di rumah sakit adalah rekam medis yang baik.

Rekam medis bertujuan untuk memberikan informasi medis yang terperinci dan akurat mengenai kondisi kesehatan pasien kepada dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kementerian Kesehatan RI mengakui bahwa terdapat dua jenis rekam medis, yang terdiri dari rekam medis konvensional dan rekam medis elektronik (Berutu et al., 2020). Rekam medis konvensional merupakan rekam medis yang disimpan secara manual dan dalam bentuk file, sedangkan rekam medis elektronik, yang juga dikenal sebagai RME menyimpan rekam medis secara digital atau dalam komputer. Rekam medis elektronik juga dianggap sebagai bentuk dari perkembangan teknologi di bidang kesehatan untuk menunjang layanan kesehatan.

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangatlah cepat dan memapas beragam sektor. Tak terkecuali kesehatan, bentuk lain dari kemajuan teknologi informasi kesehatan adalah rekam medis elektronik. WHO (2016) menyatakan bahwa penggunaan rekam medis elektronik terus mengalami pertumbuhan dalam 15 tahun kebelakang dan telah terjadi kenaikan secara global dalam 5 tahun terakhir sebesar 46%. Di seluruh dunia, rumah sakit telah berhasil mengadopsi teknologi Rekam Medis Elektronik (RME) dalam pencarian informasi pasien, penggunaan peralatan medis, dan pengoperasian aplikasi kesehatan dan staf medis. Tujuan penerapan RME di Eropa dan Amerika Serikat adalah untuk meningkatkan keunggulan bisnis dengan memperbaiki keselamatan pasien dan mengurangi jumlah kesalahan medis. Lima rumah sakit di Taiwan dan dua rumah sakit di Singapura telah mengimplementasikan teknologi Rekam Medis Elektronik (Yunisar, 2013).

Pengaturan tentang Rekam Medis Elektronik di Indonesia ditetapkan dalam PMK No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, dalam era transformasi digital pelayanan kesehatan rekam medis konvensional dianggap kurang efisien karena membutuhkan ruang penyimpanan rekam medis yang sangat luas serta terkadang membutuhkan waktu yang lama dalam menghasilkan catatan pasien. Peraturan tersebut mengharuskan penggunaan Rekam Medis

(3)

Elektronik (RME) di Indonesia dengan memperhatikan aspek keamanan dan kerahasiaan data dan informasi. Selain itu, rumah sakit diwajibkan untuk menerapkan RME sesuai dengan Pasal 45 di dalam peraturan tersebut yang menegaskan bahwa semua fasilitas pelayanan kesehatan harus menggunakan RME pada atau sebelum tanggal 31 Desember 2023 (Kementerian Kesehatan, 2022).

Studi yang dilakukan Qureshi et al. (2019) menjelaskan bahwa RME sangat berharga bagi manajemen dalam menangani persoalan kesehatan karena data tersedia secara terintegrasi dan lebih akurat, sehingga dapat menjadi jalan keluar dalam menambah efisiensi biaya, dan akses serta mutu pelayanan di rumah sakit. Manfaat RME untuk tenaga medis yaitu sebagai asas dan atau pedoman untuk perencanaan dan analisis penyakit, perencanaan perawatan, pengobatan dan intervensi medis bagi pasien serta dapat meningkatkan mutu pelayanan.

Studi yang terjadi pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab 50% fasilitas pelayanan kesehatan gagal dalam menyelenggarakan rekam medis elektronik karena minimnya kesiapan rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis elektronik (Wirajaya & Dewi, 2020). Tantangan yang dihadapi sangat kompleks dalam proses penerapan RME di Rumah Sakit.

Tantangan tersebut antara lain berupa kurangnya pengetahuan pada petugas mengenai RME itu sendiri, kurang siapnya sebuah organisasi menjadi faktor utama kegagalan RME di industri kesehatan. Dalam penggunaan rekam medis elektronik dan informasi kesehatan, petugas yang bertanggung jawab dalam pembuatan rekam medis harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tersebut. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan memerlukan pengetahuan yang lebih luas dari perekam medis, yang dapat mempengaruhi sikap petugas dalam menghadapi penggunaan rekam medis elektronik.

(Nurjanah & Hastuti, 2013).

Hasil studi pendahuluan di RSU Kota Banjar menerangkan bahwa di instalasi rekam medis jumlah petugas D-1 Rekam Medis 1 orang, D-III Rekam

(4)

Medis 5 orang, D-IV Rekam Medis 2 orang, S1 non-Rekam Medis 6 orang, D- III non-Rekam Medis 1 orang, dan tingkat SLTA 15 orang. Kekhawatiran muncul mengenai kurangnya pengetahuan petugas dalam penggunaan rekam medis elektronik, terutama karena mayoritas petugas tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang rekam medis. Hal ini terbukti ketika peneliti bertanya kepada kepala instalasi rekam medis RSU Kota Banjar bahwa mayoritas petugas belum mengetahui secara benar mengenai teknis penyelenggaraan RME serta panitia penyelenggara RME yang belum terbentuk karena masih menunggu juknis dari pihak rumah sakit.

Oleh karena itu berdasarkan penjelasan latar belakang diatas peneliti merasa terdorong untuk melakukan sebuah studi dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Petugas Rekam Medis tentang Rekam Medis Elektronik di BLUD RSU Kota Banjar Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diidentifikasi menurut penjelasan latar belakang adalah bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap petugas rekam medis di BLUD RSU Kota Banjar pada tahun 2023 tentang rekam medis elektronik?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petugas rekam medis tentang rekam medis elektronik di BLUD RSU Kota Banjar pada tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang rekam medis elektronik di BLUD RSU Kota Banjar;

b. Mengetahui distribusi frekuensi sikap petugas rekam medis tentang rekam medis elektronik di BLUD RSU Kota Banjar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit dalam hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan rekam medis elektronik. Rumah sakit dapat melakukan tindakan korektif dan

(5)

penyempurnaan pada sistem rekam medis elektronik yang sedang diterapkan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, mengurangi kesalahan medis, meningkatkan produktivitas, serta membantu rumah sakit untuk mencapai target yang diinginkan. Penelitian ini dapat membantu rumah sakit dalam mencapai tujuan strategis mereka dan meningkatkan keunggulan kompetitif di bidang kesehatan.

2. Bagi Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (Institusi)

Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam hal pembaruan kurikulum dan pengembangan program pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat membantu pihak pengelola program pendidikan untuk memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh petugas dalam mengelola rekam medis elektronik sehingga kurikulum dapat diperbarui dengan materi yang relevan dan up-to-date untuk menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya. Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi pengembangan program pelatihan dan pengajaran yang efektif untuk memastikan bahwa petugas memiliki pengetahuan dan keterampilan yang penting dalam mengelola rekam medis elektronik secara efektif dan efisien.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti dalam hal pengembangan kemampuan penelitian, baik dalam melakukan desain penelitian, pengumpulan data, maupun analisis data. Selain itu, hasil penelitian ini dapat meningkatkan reputasi peneliti di bidang rekam medis dan informasi kesehatan, serta memperluas pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang implementasi RME di lingkungan rumah sakit. Hasil penelitian ini dapat melahirkan kontribusi yang berharga untuk pengembangan ilmu rekam medis dan informasi kesehatan, serta dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan topik yang sama.

(6)

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian No Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Rekam Medis Berdasarkan Standar MKI 19 (Nurjanah &

Hastuti, 2013)

Metode penelitian yang digunakan sama yaitu menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deksriptif.

Penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel pengetahuan untuk mengukur pengetahuan petugas rekam medis, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan dua variabel pengetahuan dan sikap.

2. Analisis Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik di Kartini

Hospital

Jakarta (Pribadi et al., 2018)

Sama-sama melakukan penelitian terkait Rekam Medis Elektronik di rumah sakit dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Penelitian sebelumnya menggali analisis kesiapan user dalam penerapan RME, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan lebih membahas mengenai gambaran pengetahuan dan sikap petugas rekam medis tentang Rekam Medis Elektronik (RME).

3. User’s E- Readiness for E-Health and Traditional Healthcare: A Case of Dera Ismail Khan, Khyber

Pakhtunkhwa, Pakistan

(Qureshi et al., 2019)

Sama-sama melakukan penelitian mengenai E-Health oleh pengguna elektronik sebagai solusi dalam permasalahan kesehatan.

Metode penelitian menggunakan metode kombinasi (kualitatif dan kuantitatif), sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif.

4. Analisis Kesiapan Rumah Sakit Dharma Kerti

Sama-sama melakukan penelitian terkait Rekam Medis Elektronik di rumah sakit.

Subjek penelitian yang menggunakan kuesioner dari DOQ-IT (Doctor’s Office Quality-Information

(7)

No Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan

Tabanan Menerapkan Rekam Medis Elektronik (Wirajaya &

Dewi, 2020)

Technology) yang dimodifikasi, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner hasil adopsi dari jurnal (Rahmatulloh, 2013) dan (Suhartini et al., 2021) serta kuesioner yang disusun sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

v Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Tasikmalaya Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Program Studi Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

v Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Tasikmalaya Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Program Studi Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan