• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Pencernaan pada Anak Perempuan Usia 13,5 Tahun

N/A
N/A
Yoland pharmasist

Academic year: 2024

Membagikan " Gangguan Pencernaan pada Anak Perempuan Usia 13,5 Tahun"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

KASUS

Seorang anak perempuan berusia 13,5 tahun dirujuk dengan keluhan utama gangguan pernapasan saat beraktivitas ditambah nyeri perut sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital normal, pucat dan nyeri tekan epigastrium. Berat badannya 51 kg. CXR- nya normal. Uji laboratorium menunjukkan Hb=6,5 g/dL, MCV=61 fL, AHP IgG=33 U/ml dan AHP IgM=92 U/ml. Setelah transfusi 450 ml sel dikemas, EGD dilakukan. Dia menderita maag dan tes urease cepat positif. Analisis histopatologi melaporkan adanya penyakit maag kronik dengan metaplasia usus dan infeksi H. pylori. Setelah menerima terapi tiga kali lipat yang serupa dengan pasien lain, gejala awalnya hilang dan berat badannya naik menjadi 54kg. Setelah enam bulan pengobatan, kadar hemoglobin dan temuan laboratorium lainnya menjadi normal.

Studi Kasus

1. Riwayat Pasien:

Usia : 13,5 tahun Jenis Kelamin : Perempuan

Riwayat Kesehatan: Tidak ada riwayat kesehatan sebelumnya Gejala : gangguan pernapasan, nyeri perut selama 3 bulan

2. Pemeriksaan:

Esofagogastroduodenoskopi (EGD): Gastritis kronis Rapid Tes urease : Positif

Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Hb ( untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah )

6,5 g/dL 9-14 gr/dL

MCV /Mean Corpuscular Volume ( untuk mengetahui kadar zat besi dalam darah )

61 fL 69-93 fL

AHP IgG (untuk mendeteksi infeksi bakteri H.Pylori)

33 U/ml <0,75 U/ml

AHP IgM (untuk mendeteksi infeksi bakteri H.Pylori)

92 U/ml <30 U/ml

Analisis Kasus

Infeksi H.pylori sebagian besar berhubungan dengan kejadian gastritis kronis dan mampu mengakibatkan terjadinya anemia defisiensi besi (ADB), karena H.pylori dapat mengganggu metabolisme besi dan dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan pada lambung. Penurunan zat besi juga akan mengganggu pembentukan hemoglobin, hingga pada akhirnya akan mencapai keadaan yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi.

Penyebab Potensial:

Anemia defisiensi besi dapat terjadi akibat adanya gangguan pada mukosa lambung, mengarah ke absorpsi zat besi yang menurun dan kehilangan zat besi yang meningkat. Kehilangan zat besi diyakini akibat gastritis kronis yang bersifat erosif, dan penurunan absorpsi zat besi akibat gastritis kronis dengan hypochlorhydria (defisiensi asam lambung). Bakteri H. pylori juga merupakan salah satu bakteri yang menjadikan zat besi sebagai faktor pertumbuhannya, sehingga dipercayai zat besi digunakan sebagai suplementasi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri H. pylori yang didapatkan dari inangnya.

(2)

Bakteri H. pylori ketika menuju lambung dan bertahan terhadap kondisi asam. Bahkan, kondisi asam tersebut dapat dinetralisir oleh bakteri H. pylori karena dapat mengaktifkan urease, yaitu memecah urea menjadi ammonia dan CO2 dan NH3 menjadi NH4+ (ammonia)

Pengobatan Medis:

Pemberian terapi obat Kombinasi menggunakan dua jenis antibiotik dengan PPI yaitu lansoprazole,klaritromisin, dan metronidazole.

Proton Pump Inhibitors (PPI):

Merupakan penekan sekesi lambung yang paling potensial. Contohnya lansoprazole,omeprazole,esomeprazole. Obat-obat golongan PPI dapat menghambat sekresi asam lambung dengan cara memblok adenosine triphosphatase yang terdapat di sel parietal lambung.

Obat ini dapat digunakan untuk terapi eradikasi H.Pylori yang dikombinasikan dengan antibiotik

Pemantauan dan Tindak Lanjut:

a. Pemantauan Gejala:

Memantau respons terhadap pengobatan selama beberapa minggu.

b. Evaluasi Ulang:

Jika gejala berlanjut atau memburuk, lakukan evaluasi lebih lanjut, termasuk kemungkinan tes tambahan atau EGD ulang.

Referensi

Dokumen terkait