DAERAH JAWA TIMUR RESOR NGANJUK
Nomor : R/01/IPP.10.1.1/VI/2023/Intelkam
LAPORAN – ATENSIA
Tentang
GESEKAN YANG MELIBATKAN WARGA PERGURUAN PENCAK SILAT DI WILAYAH KAB. NGANJUK
PERIODE BULAN JANUARI – 23 Juni 2023
I. PENDAHULUAN.
Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional bangsa Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini dan masyarakat Kab. Nganjuk masih memegang teguh dan mengembangkan seni budaya warisan leluhur tersebut, sehingga banyak para pemuda di wilayah Kabupaten Nganjuk yang mengikuti pelatihan seni Pencak silat sebagai sarana dalam bela diri serta membentuk pribadi yang bermental kuat serta memiliki Budi pekerti yang luhur sesuai dengan ajaran dalam pencak silat yang tidak hanya pada olah ketubuhan saja tetapi juga menanamkan pola olah kebatinan / kerohanian.
Di Kab. Nganjuk terdapat beberapa perguruan pencak silat yang melakukan kegiatan pelatihan seperti, Persaudaraan Setia Hati Terate, Pagar Nusa, Kera Sakti, Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dan lain sebagainya, sedangkan Perguruan pencak silat yang mempunyai warga pengikut yang cukup banyak di Kab.
Nganjuk adalah perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati dan Pagar Nusa.
Dari kelompok perguruan silat yang mempunyai pengikut yang cukup besar tersebut memiliki sejarah konflik yang panjang dan periodik yang diakibatkan oleh berbagai macam alasan / latar belakang permasalahan. Konflik yang berujung pada bentrokan kedua perguruan pencak silat ini terlihat pada saat pengadaan acara pengesahan warga baru, tasyakuran ataupun kegiatan masyarakat lainnya yang mendatangkan massa pengunjung dari warga Perguruan Pencak silat.
Dalam kurun waktu dari Tahun 2023 ( Januari s.d 23 Juni 2023 ), di wilayah Kab.
Nganjuk seringkali terjadi beberapa permasalahan gesekan / bentrokan antara anggota Perguruan Pencak Silat dimana mayoritas gesekan tersebut melibatkan warga / anggota Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Pagar Nusa, adapun jumlah kejadian selama tahun 2023 adalah sebanyak 9 kali gesekan.
A. Berdasarkan data dari Intelijen Polres Nganjuk, diperoleh keterangan data terkait dengan kejadian bentrokan / gesekan antara anggota Perguruan Pencak Silat di Wilayah Kab. Nganjuk selama periode Januari s.d 23 Juni 2023 adalah sebanyak 9 Kejadian dengan perincian antara lain sebagai berikut :
1. Bulan Januari sebanyak 3 Kejadian.
a. Pada hari Jum’at tanggal 7 Januari 2023 sekira pukul 02.30 Wib, telah terjadi pelemparan Tugu milik Pagar Nusa di Dsn. Bulung Ds.
Ngumpul Kec. Bagor yang memicu terjadinya pengerahan massa dari Pagar Nusa ke TKP, diduga pelaku adalah sekelompok pemuda oknum PSHT.
b. Pada hari Minggu tanggal 9 Januari 2023 sekira pukul 16.30 Wib, TKP Desa Gandu Kec. Bagor Kab. Nganjuk, sebanyak ± 200 orang massa dari Komunitas PSHT sehabis melakukan acara Kopdar di Desa Selorejo Kec. Bagor melakukan aksi pawai / arak arakan kemudian melakukan pelemparan di Desa Gandu Kec. Bagor ( basis Pagar Nusa )
c. Pada hari Minggu tanggal 30 Januari 2023 pukul 12.15 Wib, Pasca pelaksanaan kegiatan pengesahan warga baru Pagar Nusa PAC Berbek di Ds. Sumberwindu, massa dari warga Pagar nusa melakukan pawai / arak arakan dan terlibat gesekan dengan warga PSHT antara lain di Ds. Balongrejo Kec. Berbek, Ds. Candirejo Kec. Loceret serta Ds. Ngrawan Kec. Berbek.
2. Bulan Februari sebanyak 2 Kejadian
a. Pada hari Rabu tanggal 2 Februari 2023 sekira pukul 02.30 wib, TKP persawahan Dsn. Bulung, anggota Sat Intelkam Polres Nganjuk membubarkan sebanyak 200 orang pemuda dari kelompok PSHT yang hendak melakukan penyerangan ke Dsn.
Bulung Ds. Ngumpul Kec. Bagor (buntut permasalahan Tugu dan rasis di Medsos ) dan setelah dilakukan penyisiran bersama dengan Polsek Bagor selanjutnya mengamankan 2 orang pelaku dan 16 unit SPM, kemudian dilakukan pengembangan oleh Polsek Bagor dan didata sebanyak 31 orang pemuda dari oknum warga PSHT Kec. Bagor.
b. Pada hari Senin tanggal 7 Februari 2023 pukul 20.30 Wib, TKP jalan umum Ds. Sudimoroharjo Kec. Wilangan, sekitar ± 20 orang pemuda dari kelompok oknum Pagar Nusa melakukan penganiayaan terhadap 4 orang warga PSHT yang melintas di jalan tersebut dan mengenakan Kaos organisasi, hal ini memicu terjadinya gesekan yang melibatkan anggota Perguruan silat.
4. Bulan April sebanyak 1 Kejadian.
a. Pada hari jum’at tanggal 29 April 2023 pukul 22.00 wib, TKP Jalan Citandui Babadan Kel. Werungotok Kab. Nganjuk telah terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh sekitar ± 20 orang pemuda diduga Pagar Nusa terhadap 2 orang warga / anggota PSHT.
5. Bulan Mei sebanyak 3 Kejadian.
a. Pada hari senin tanggal 2 Mei 2023 pukul 01.00 wib, TKP Dsn.
Satak Ds. Ngepung Kec. Patianrowo Kab. Nganjuk telah terjadi aksi saling serang antara kelompok pemuda diduga dari anggota PSHT Dsn. Ngepung dengan pemuda Dsn. Satak yang merupakan anggota dari Pagar Nusa.
b. Pada hari Jum’at tanggal 6 Mei 2023 pukul 00.30 wib, TKP Dsn.
Mbudug Ds / Kec. Berbek telah terjadi gesekan antara anggota PSHT sebanyak 6 orang yang melintas pasca mendatangi hajatan dengan pemuda setempat dari kelompok Pagar Nusa, kejadian sempat berkembang menjadi bentrokan yang lebih besar akan tetapiu sudah diselesaikan / dimediasi oleh Polsek Berbek dan MWCNU Berbek.
c. Pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2023 pukul 23.30 Wib, TKP Kel.
Cangkringan Kec / Kab. Nganjuk, telah terjadi bentrokan antara anggota PSHT yang sehabis acara halal bi halal melaksanakan pawai, saat kepulangan terlibat bentrokan dengan anggota Pagar Nusa yang merupakan pemuda Kel. Cangkringan.
6. Bulan Juni sebanyak 1 Kejadian.
Pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2023, TKP Ds. Gandu Kec. Bagor kab.
Nganjuk, telah terjadi aksi saling lempar batu antara oknum kelompok PSHT dengan oknum kelompok Pagar Nusa di Desa Gandu.
B. Adapun Gesekan / bentrokan tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah Kab.
Nganjuk, dan mayoritas gesekan antara anggota Perguruan tersebut melibatkan Perguruan Pagar Nusa dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT ), dimana kedua Perguruan tersebut mempunyai massa anggota yang sangat banyak yaitu di wilayah Kab. Nganjuk untuk PSHT sebanyak ± 70.000 orang dan Pagar Nusa sebanyak ± 30.000 orang, sedangkan perguruan lain yang juga pernah terjadi bentrokan adalah IKSPI Kera Sakti dengan jumlah anggota di Kab. Nganjuk sekitar 10.000 orang.
Pencak silat antara lain :
1. PSHT dengan PN sebanyak 6 kali 2. PN dengan Masyarakat sebanyak 2 kali
D. Data tersebut diatas adalah data yang dilaporkan ke Polres Nganjuk, tetapi masih terdapat beberapa kasus gesekan kecil antara anggota Perguruan yang dapat diselesaikan di tingkat Desa dan tidak dilaporkan ke pihak Kepolisian ( penyelesaian permasalahan secara ADR / Mediasi)
E. Bahwa jumlah anggota PSHT di wilayah Kab. Nganjuk menyebar di semua wilayah, dan banyak daerah di pedesaan yang menjadi basis dari Perguruan tersebut, sehingga dengan jumlah anggota yang banyak dan tersebar di seluruh wil Kab. Nganjuk, anggota PSHT berpotensi sering terlibat dalam terjadinya bentrokan dengan Perguruan lain.
F. Bahwa seringkali pengerahan massa dari anggota Perguruan dilakukan melalui ajakan yang disebar lewat WA Group dan Flyer ( E Flyer ) yang disebar melalui group group media sosial masing masing Perguruan Pencak silat, sehingga dengan cepat terjadi mobilisasi massa Pergruan untuk mendatangi suatu kegiatan tertentu dan berpotensi mengumpulkan massa dalam jumlah besar.
G. Dengan sering terjadinya bentrokan antara anggota Perguruan di wilayah Kab.
Nganjuk, dilihat dari hal yang melatarbelakangi bentrokan adalah dikarenakan ego sektoral / Fanatisme yang tinggi dari masing – masing anggota Perguruan yang menganggap bahwa Perguruannya paling baik dibandingkan dengan Perguruan lainnya, selain itu rasa fanatik dan solidaritas yang kuat antara sesama anggotanya juga ikut menambah potensi gesekan berubah menjadi konflik menjadi lebih besar.
H. Permasalahan gesekan antara anggota Perguruan pencak silat pertama kali dipicu oleh permasalahan dari anggota yang masih muda yang berumur masih dibawah 20 tahun bahkan masih tergolong kategori anak usia sekolah, dari kenakalan Remaja oknum anggota Perguruan tersebut selanjutnya dibawa ke ranah Organisasi dan dapat memicu bentrokan yang lebih besar dengan melibatkan massa anggota Perguruan Pencak silat di Kab. Nganjuk.
I. Dari 22 TKP gesekan / bentrokan antara anggota Perguruan di wilayah Kab.
Nganjuk periode Januari – 23 Juni 2023, dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan antara lain dilatarbelakangi oleh permasalahan:
1. Pelemparan sebanyak 2 TKP.
2. Permasalahan Perusakan Tugu Perguruan sebanyak 1 TKP;
3. Pengeroyokan terhadap anggota Perguruan sebanyak 2 TKP;
4. Dendam antara anggota Perguruan ( aksi Balasan ) sebanyak 2 TKP.
5. Aksi Konvoi saat anggota Perguruan sebanyak 2 TKP.
dilakukan mediasi dengan melibatkan Forpimka maupun tiga pilar ditingkat desa dengan pengurus Perguruan yang berseteru, akan tetapi permasalahan kembali muncul ketika ada kegiatan yang memobilisasi anggota Perguruan dalam jumlah banyak selanjutnya melakukan perusakan tugu atau Ujaran Kebencian kepada perguruan lain, yang dapat memicu terjadinya Konflik yang lebih besar.
K. IPSI Kab. Nganjuk sudah seringkali memberikan kegiatan – kegiatan yang bersifat menyalurkan bakat, seperti kegiatan Kejurda Pencak silat Dandim Cup, Kapolres Cup, kejuaraan Internal dalam pencarian bibit atlit dan kegiatan pertandingan tingkat daerah, akan tetapi yang berminat untuk ke jalur prestasi hanya sedikit sedangkan gesekan yang terjadi lebih disebabkan oleh ulah dari oknum anggota Perguruan yang mempunyai pemahaman kurang dalam berorganisasi serta cenderung menganggap Perguruannya lebih dari perguruan Pencak silat lainnya.
L. Saat ini terdapat beberapa Kegiatan yang berpotensi mendatangkan massa dalam jumlah banyak dari masing – masing perguruan antara lain adalah :
1. Perguruan silat Setia Harti Terate (PSHT)
a. Kegiatan Tasyakuran warga Baru PSHT yang merupakan agenda rutin tahunan di masing - masing rayon maupun ranting dengan Hiburan Orkes Melayu / Electone.
b. Kegiatan tradisi Perguruan yang dilaksanakan di Pusat Madiun (Nyekar, Wisata Religi di Padepokan Agung Madiun).
c. Kegiatan Tes kenaikan tingkat di masing – masing ranting / cabang.
d. Kegiatan dari kelompok Komunitas Perguruan / Kopdar.
2. Perguruan Silat Nahdlatul Ulma’ Pagar Nusa (PSNU PN)
a. Kegiatan Latihan Gabungan di masing – masing Rayon yang diikuti oleh anggota dari beberapa kecamatan.
b. Kegiatan Pencak Dor ( Tarung Bebas )
c. Kegiatan Istighosah / Pengajian umum yang mengatasnamakan IPNU Pagar Nusa
d. Kegiatan Pengesahan warga Baru
e. Kegiatan Ijazah Kubro masing – masing tokoh Kultural Pagar Nusa M. Dengan adanya berbagai macam permasalahan yang timbul sebagai akibat dari
konflik antar pengikut perguruan membawa dampak sebagai berikut :
1. Keresahan warga masyarakat seperti rasa was-was saat keluar malam takut adanya aksi konvoi maupun pengerusakan
2. Munculnya opini bahwa wilayah Kab. Nganjuk khususnya basis massa perguruan rawan terjadinya kerusuhan bentrok fisik.
klarifikasi penanganan perkara yang melibatkan warga perguruan
4. Di era saat ini peran media sosial dinilai sangat berpengaruh utamanya untuk menyebarkan berita di kelompoknya secara sepihak oleh pihak- pihak tertentu yg tentunya hal tersebut rawan menimbulkan provokasi massa.
III. ANALISA.
A. Konflik yang terjadi antar anggota perguruan yang sering terjadi di wlayah Kab.
Nganjuk sungguh meresahkan masyarakat, karena secara langsung maupun tidak langsung masyarakat merasakan dampak dari konflik ini. Dalam Pasal 9 ayat (2) Undang – undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan “Setiap orang berhak hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin”. Dalam Pasal 30 juga menyatakan “Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
B. Bahwa selama kurun waktu Januari s.d 23 Juni 2023 di wilayah Kab. Nganjuk sudah terjadi gesekan antara Perguruan Pencak silat yang melibatkan kedua Perguruan dengan jumlah massa banyak yaitu PSHT dan Pagar Nusa, dimana jumlah kejadian gesekan terjadi sebanyak 22 Kejadian.
C. Beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya konflik antar anggota perguruan silat di wilayah Kab. Nganjuk antara lain :
1. Merasa yang paling benar.
2. Dalam pengaruh Miras / alcohol.
3. Adanya upaya provokasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab yang sering disebarkan melalui Media sosial.
4. Merasa diserang terlebih dahulu.
5. Kurangnya kontrol dari pusat / cabang terhadap masing-masing ranting yang menyebabkan kurangnya pemahaman dan ajaran yang diperoleh, pusat / cabang menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing ranting untuk mendidik dan mengajari ajaran dalam Perguruan silat.
6. Fanatisme yang cukup tinggi.
7. Munculnya issue-issue yang tidak benar / Hoax yang menyebar dengan cepat melalui medsos.
8. Adanya sikap yang berlebihan dari warga masyarakat yang melakukan kegiatan antisipasi karena merasa sudah jengah dengan tindakan arogansi pengikut perguruan silat saat melakukan aksi konvoi.
9. Adanya anggota Perguruan silat maupun warga masyarakat yang masih sakit hati karena menjadi korban sehingga melakukan aksi balas dendam.
10. Mayoritas anggota Perguruan silat kurang kemampuan dalam mengendalikan emosi sehingga bila ada permasalahan dengan mengatasnamakan rasa solidaritas dan rasa persaudaraan seasuhan, tidak jarang tanpa mencari tahu benar dan salah langsung ikut membantunya rekannya.
dibawah umur, sehingga dari kenakalan remaja tersebut dibawa keranah organisasi dan berujung pada bentrokan antara anggota Perguruan, selain itu waktu kejadian gesekan seringkali terjadi pada hari – hari Libur / weekend dimana para pelaku gesekan / bentrokan adalah kelompok warga Perguruan yang masih sekolah.
IV. PREDIKSI.
A. Mengingat saat ini terdapat kegiatan dari Perguruan Pencak silat PSHT dan Pagar Nusa di wilayah Kab. Nganjuk yang berpotensi mendatangkan massa dalam jumlah banyak, sangat dimungkinkan bentrokan antara anggota kedua Perguruan akan terjadi kembali, mengingat seringkali terjadi gesekan dan setiap moment kegiatan tersebut dijadikan sarana untuk melakukan aksi balasan / menyerang Perguruan lain, sehingga berdampak pada situasi Kamtibmas Kab.
Nganjuk.
B. Sangat dimungkinkan perselisihan antara anggota Perguruan PSHT dan Pagar Nusa di Kab. Nganjuk akan berdampak meluas ke daerah lain, karena setiap kali terjadi gesekan / bentrokan yang melibatkan massa dari kedua Perguruan cepat sekali meluas dan menyebar melalui Sosial Media ( WA Broadcast, Facebook, Instagram, Tweeter)
C. Tidak menutup kemungkinan Potensi Konflik yang terjadi akan dimanfaatkan oleh pihak – pihak tertentu untuk membenturkan massa dari kedua Perguruan, baik melalui penyebaran berita – berita Hoax yang bersifat provokasi serta menyebarkan berita yang bersifat penghasutan di kalangan anggota PSHT dan Pagar Nusa sehingga massa dari kedua Perguruan tersebut terlibat bentrokan dan dapat mengganggu Sit Kamtibmas di wilayah Kab. Nganjuk.
D. Sangat dimungkinkan kegiatan dari Perguruan Pencak silat yang dilaksanakan pada hari Libur ( weekend ) berpotensi mendatangkan massa Perguruan dalam jumlah besar dan didominasi kelompok usia sekolah, sehingga berdampak pada terjadinya aksi konvoi yang berujung pada terjadinya bentrokan antar anggota Perguruan silat dan hal ini dinilai sangat meresahkan masyarakat Kab. Nganjuk terutama saat hari weekend.
V. LANGKAH – LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN.
A. Melakukan pendataan kejadian gesekan yang melibatkan warga perguruan silat dengan perguruan silat lainnya dan warga masyarakat di wilayah Kab. Nganjuk.
B. Melakukan koordinasi dengan para pengurus dan Tokoh Perguruan C. Melakukan penyelidikan dan Pulbaket terhadap kejadian tersebut.
D. Melaporkan ke Kesatuan atas.
A. Penegakan hukum secara tegas, profesional & proporsional utamanya yang melibatkan warga perguruan pencak silat sehingga dapat memberikan efek jera dan pembelajaran bagi masyarakat yang lain khususnya para pengikut perguruan untuk tidak melakukan tindakan melanggar hukum.
B. Melakukan Penggalangan dan Koordinasi terhadap Tokoh, pengurus cabang dan ranting Perguruan pencak silat di Kab. Nganjuk utamanya PSHT dan Pagar Nusa agar mengendalikan anggotanya dan menyerahkan proses hukum kepada pihak Kepolisian selain itu agar anggota Perguruan pencak silat di Kab. Nganjuk tidak melakukan tindakan – tindakan ikutan yang dapat menimbulkan konflik massa yang lebih besar yang dapat berdampak pada Kamtibmas di Wilayah Kab. Nganjuk
C. Salah satu penyebab terjadinya konflik antar perguruan adalah pengerusakan tugu sehingga perlu kiranya diambil langkah dengan opsi untuk menghilangkan semua tugu perguruan yang ada di wilayah Kab. Nganjuk atau dengan membuat sebuah kebijakan dengan membangun sebuah tugu / monumen perguruan silat dalam satu tempat yang digunakan oleh semua perguruan silat yang ada di Kab.
Nganjuk sekaligus dikemas untuk dijadikan ikon Kab. Nganjuk sebagai kota Pendekar dan lambang persatuan dan persaudaraan antara perguruan satu dengan yang lainnya.
D. Disarankan kepada Pimpinan untuk sementara waktu sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan, agar semua bentuk kegiatan dari seluruh Perguruan Pencak silat di Kab. Nganjuk yang dilaksanakan pada hari Libur ( Weekend ) DITIADAKAN / DILARANG ( Tidak diijinkan) dan dihimbau kepada pengurus perguruan silat agar dalam pelaksanaan kegiatan dialihkan di hari kerja dengan batas waktu sampai dengan pukul 18.00 wib, hal ini sebagai langkah dalam mencegah terulangnya bentrokan / gesekan antar warga Perguruan Pencak silat dan dalam rangka menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Kab. Nganjuk.
E. Perlunya melibatkan peran aktif dari Forpimka dan pemerintahan Desa serta Tokoh Perguruan Pencak silat di daerah guna melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap oknum – oknum dari Perguruan pencak silat yang sering membuat permasalahan dan berpotensi terhadap terjadinya bentrokan, sehingga dapat menekan kenakalan dan dapat mencegah terjadinya bentrokan antara Perguruan.
Nganjuk, 23 Juni 2023 TARUNA LATJA