• Tidak ada hasil yang ditemukan

Glukomanan Source From Araceae Family in Alas Purwo National Park

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Glukomanan Source From Araceae Family in Alas Purwo National Park"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber Glukomanan Dari Famili Araceae di Taman Nasional Alas Purwo

GUSTINI EKOWATIa), RODIYATI AZRIANINGSIHa)

a)Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia diterima 31 Januari 2010, direvisi 19 Maret 2011

ABSTRAK

Famili Araceae atau talas-talasan mencakup berbagai macam tumbuhan Monokotil dengan ciri khas bunga majemuk bertipe "tongkol" yang berseludang (spatha). Terdapat lebih dari 1000 spesies dari famili ini yang telah diidentifikasi, lebih 70 diantaranya ditemukan di Jawa. Penelitian sebelumnya telah mendapatkan variasi yang tinggi dari delapan spesies Araceae yang ditemukan di Jawa Timur. Namun sejauh ini, laporan tersebut belum mencakup wilayah hutan alami seperti Taman Nasional Alas Purwo. Sehingga kami mengeksplorasi tanaman-tanaman suku Araceae yang tumbuh di wilayah Taman Nasional Alas Purwo. Di Taman Nasional Alas Purwo ditemukan enam jenis Araceae yaitu Dieffenbachia sp., Amorphophalus variabilis, Amorphophallus campanulatus var. sylvestris, Colocasia gigantea, Alocasia sp., Xanthosomasagittifolia. Kadar glukomanan tertinggi ditemukan pada Dieffenbachia sp.(umbi putih) dengan kadar 2,24 % dan terendah dimiliki oleh umbiXanthosoma sagittifolia/mbothe hijau(umbi putih) dengan kadar 0,98 %.

Kata kunci:Araceae, Jawa Timur, talas, Taman Nasional Alas Purwo ABSTRACT

Araceae is a family of monocotyledonous flowering plants, often rhizomatous or tuberous, which flowers are borne on a type of inflorescence called a spadix. This Family has more than 1000 species, over 70 species were found in Java and eight species were found in East Java. But still no report whether the family grow in National Park of Alas Purwo, East Java. Furthermore we explored the Araceae family that grow in the National Park Alas Purwo. We found six species of Araceae in the National Park of Alas Purwo, there are Dieffenbachia sp., Amorphophalus variabilis, Amorphophallus campanulatus var. sylvestris, Colocasia gigantea, Alocasiasp., andXanthosomasagittifolia. The highest levels of glucomanan (2.24%) was found in Dieffenbachiasp and the lowest (0.98%) was found Xanthosoma sagittifolia.

Key word:Araceae, East Java, National park of Alas Purwo.

PENDAHULUAN

Famili Araceae atau suku talas-talasan adalah salah satu suku terbesar pada kelas Monocotyledoneae [1]. Beberapa spesies famili

ini sangat dikenal oleh masyarakat Jawa karena umbinya yang enak dimakan, seperti suweg (Amarphophallus campanulatus BL.), iles-iles (A. variabilis), talas (Colocasia esculenta Schott.), keladi/bentul (C. gigantean Hook.f), kimpul (Xanthosama violaceum Schott.) dan porang (A. blumei (Schott.) Engl.). Talas (C.

esculenta) memiliki banyak kultivar yang diperbanyak secara vegetatif dan tahan terhadap ---

*Coresponding author : Gustini Ekowati , E-mail: [email protected]

(2)

tanah yang basah. Jenis talas-talasan yang saat ini sedang marak dikembangkan adalah Porang (Amarphophallus muelleri Blume). Tumbuhan ini tumbuh dengan baik di Jawa Timur.

Kandungan glukomanan yang tinggi pada tepung umbinya dengan kadar mencapai lebih dari 60% [2] membuatnya sebagai komoditi ekspor penting di Jawa Timur serta pemasok bahan baku beberapa industri di dalam negeri [3]. Zat glukomannan ini antara lain bermanfaat sebagai bahan perekat, mie, konyaku-jelly, perekat tablet, pembungkus kapsul, penguat kertas, bahan peledak, kosmetik dan pembersih [4][3].

Di sisi lain, masih terbuka alternatif sumber glukomanan dari jenis tumbuhan Araceae lainnya, yang justru memungkinkan jenis lain ini lebih baik karena mendukung penanganan paska panen yang dikuasai ilmuwan Indonesia saat ini, dan lebih berbasis pada kearifan tradisional masyarakat setempat. Berdasarkan studi terdahulu, di Jawa Timur terdapat delapan spesies Araceae yang mengandung glukomanan pada umbinya [5]. Namun, dari 32 lokasi yang telah dijelajahi di Jawa Timur [6][7][5], belum mencakup wilayah hutan alami seperti Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Berdasarkan survei terdahulu, wilayah hutan taman nasional ini sangat potensial sebagai habitat tumbuhan Araceae, namun sejauh ini belum pernah ada laporan tentang keanekaragaman famili Araceae di wilayah tersebut. Sehingga, eksplorasi lanjutan famili Araceae di TNAP dipandang sangat penting untuk melengkapi informasi monograf flora di Jawa Timur. Lebih lanjut, dari informasi keanekaragaman Araceae di TNAP dimungkinkan ditemukan jenis/varian unggul sebagai sumber glukomanan potensial yang bermanfaat bagi ketahanan pangan nasional.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai November 2010. Survei vegetasi di lapang meliputi pengamatan morfologi, pengambilan sampel tanaman dan faktor lingkungannya dilakukan di area studi di Taman Nasional Alas Purwo

(TNAP), Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Pengamatan lebih lanjut struktur tumbuhan, dokumentasinya dan analisis biokimia umbinya dilakukan di Laboratorium Taksonomi dan Struktur Tumbuhan dan Laboratorium Fisiologi, Mikroteknik dan Kultur Jaringan Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Brawijaya.

Eksplorasi. Penjelajahan wilayah TNAP dilakukan dengan mengambil 40 titik/plot, kemudian dibuat transek sepanjang 10-50 m ke sisi kanan dan kiri (tergantung kondisi medan) dari ruas jalan lintasan wisata safari. Lintasan ini membentang dari gerbang utama, Pos Rowo Bendo, Pura Luhur Giri Salaka, Triangulasi, Jembatan Sunglon Ombo sampai Pancur, kemudian memutar ke Gua Istana, Gua Basora, Pondok Sadengan dan kembali ke Pura Luhur Giri Salaka. Sampel diambil dari lini transek sejauh yang memungkinkan dijangkau.

Pengukuran faktor lingkungan.

Pengukuran faktor lingkungan dilakukan di setiap area sampling. Faktor-faktor lingkungan yang diperiksa/diamati meliputi iklim (ketinggian, curah hujan, suhu, kelembaban, intensitas cahaya) dan kondisi/deskripsi habitat.

Informasi tentang kondisi lingkungan di area studi juga akan didapatkan dari data sekunder dari berbagai sumber yang dianggap terpercaya.

Pengamatan/pengukuran karakter dan identifikasi. Pengamatan morfologi sampel tumbuhan Araceae dilakukan baik kasat mata maupun dengan alat bantu kaca pembesar dan mikroskop. Karakter morfologi yang diamati meliputi tinggi tanaman, umbi, tangkai daun, daun dan bunga. Kadar glukomanan dianalisis berdasar formula dari [8]. Hasil pengamatan/pengukuran itu disusun dalam suatu tabel determinasi. Dari kunci tabel ini akan terlihat adanya perbedaan atau variasi struktur dan kadar nutrisi dari anggota famili Araceae yang ditemukan. Taksa-taksa yang ditemukan diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan mengacu pada [1][9] dan sumber- sumber lainnya.

Analisis Data. Data morfologi dan habitat dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk laporan keragaman Araceae di TNAP. Analisis varian (ANOVA) dilakukan untuk menentukan signifikansi perbedaan kadar glukomanan pada

(3)

jenis famili Araceae di TNAP dan pada jenis/varian Araceae .

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Araceae.Berdasarkan inventari- sasi jenis Araceae yang ditemukan di Taman Nasional Alas Purwo pada area geografis yang dijelajah, sampel tumbuhan talas-talasan yang ditemukan 6 spesies (Gambar 1) dilintasan yang membentang dari gerbang utama, Pos Rowo Bendo, Pura Luhur Giri Salaka, Triangulasi, Jembatan Sunglon Ombo sampai Pancur, kemudian memutar ke Gua Istana, Gua Basora, Pondok Sadengan dan kembali ke Pura Luhur Giri Salaka. Diskripsi karakter morfologi tumbuhan, kandungan glukomanan umbinya, serta kondisi habitat tumbuhan yang ditemukan dijelaskan sebagai berikut:

1. Dieffenbachia sp.Nama daerah : beras kutah (Jawa). Tumbuhan herba, tinggi 164 cm, mempunyai umbi batang di atas tanah yang tingginya dapat mencapai satu meter dengan diameter 10 cm, daging umbi warna putih, mengandung kadar glukomanan 2,08

%.Tangkai daun panjangnya 32cm,tangkai daun langsung berhubungan dengan helai daun, berwarna hijau bintik-bintik putih.

Helaian daun sepanjang 42 cm, lebar 19,5 cm, permukaan halus, pertulangan daun menyirip, susunan daun roset, tepi daun bergelombang,helaian daun bangun jorong, kedudukan tegak atau condong ke atas dan daun lebar (Gambar 1).

2. Amorphophalus variabilis Blume. Nama daerah : walur (Jawa). Merupakan tanamn dengan tinggi 144-147 cm. Umbinya tidak nampak diatas permukaan tanah, permukaan umbi berwarna coklat muda dan daging umbinya berwarna putih.Tangkai daun berwarna hijau muda,permukaan ada tonjolan- tonjolan halus dengan corak bulatan warna hijau muda. Helaian daun berwarna hijau, pertulangan daun menyirip, permukaan kasap dan tepinya bergelombang. Daun berbentuk oval dan ujung runcing.Daun tersusun menjadi bentukan payung. Kadar glukomanan tertinggi ditemukan pada Amorphophallus variabilis dengan kadar 2,24 %.

3. Amorphophallus campanulatus Bl. Nama daerah : Suweg (Jawa), Ileus (Sunda).

Herba dengan umbi yang tertanam dalam tanah. Umbi bulat, warna kulit coklat dengan akar-akar yang tumbuh di permukaannya. Daging umbi warna kuning muda, megandung getah dengan kadar glukomanan 3,2 %. Batang sangat pendek, terletak di pangkal tangkai daun. Daun hanya satu, tangkai daun satu tegak, berdaging, tebal, berwarna hijau cerah dengan bercak yang terbagi dalam tiga bagian; setiap bagian terdiri dari banyak anak helai daun yang berbentuk oblong dan ujungnya runcing.

4. Colocasia gigantea Hook F.Nama daerah : rombang. Hampir sama dengan jenis lainnya yang semarga, ialah Colocasia esculenta.

Perbedaannya ialah pada ukuran pohonnya yang lebih besar, bisa mencapai tinggi 2 meter dan tangkai daunnya yang ditutupi lapisan lilin putih, serta urat-urat daunnya yang lebih kasar. Umbi induknya cukup besar, akan tetapi tidak enak dimakan. Salah satunya yang telah dibudidayakan mempunyai ukuran pohon yang lebih kecil untuk digunakan daunnya, kultivar ini dikenal dengan nama talas Padang. Jenis ini berasal dari Malaysia. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan (25 – 1.500 m dpl), pada hutan campuran, hutan jati, di rawa-rawa dan pada padang alang-alang.

Menyenangi tempat yang agak terlindung dan lembab. Di Jawa terdapat dari barat sampai ke timur. C. gigantea yang dibudidayakan, dimanfaatkan tangkai dan daunnya saja. Umbinya, menurut analisa mengandung 0,8 % protein kasar. Buahnya yang baunya mirip laja (Alpinia malaccensis) menurut Heyne dapat dimakan.

Talas Padang diperbanyak dengan bijinya, anaknya atau bagian pangkal umbinya beserta bagian pelepahnya. Colocasia mempunyai bentuk daun yang membulat, tidak berbelah dan peltatus (bangun perisai).Tangkai daun berhubungan dengan helai daun di bagian tengah.Daun Colocasia lebih lemas apabila dibandingkan dengan daun Xanthosoma ataupun daun Alocasia 5. Alocasia sp. Nama daerah : sente merah

(Jawa). Tumbuhan herba besar, tinggi 2 m,

(4)

mempunyai umbi batang di atas tanah yang tingginya dapat mencapai satu meter dengan diameter 20 cm, daging umbi warna putih, mengandung kadar glukomanan 1,56

%.Tangkai daun panjangnya 1,0 – 1,2 m,tangkai daun berhubungan dengan helai daun di bagian tepi, berwarna hijau. Helaian daun sepanjang 0,8 – 1,0 m, lebar 0,6 – 0,8 m, permukaan bergelombang, pertulangan daun menyirip, susunan daun roset, tepi daun bergelombang, helaian daun bangun anak

panah berbelah, kedudukan tegak atau condong ke atas dan daun lebar. Dengan usia yang sama Alocasia (senthe) mempunyai penampilan terbesar apabila dibandingkan dengan Colocasia (talas) maupun Xanthosoma (kimpul). Daun sagittate-cordate/hastatus(bangun anak panah) berbelah, kedudukan tegak atau condong ke atas dan daun lebar. Tangkai daun berhubungan dengan helai daun di bagian tepi.

Dieffenbachia sp Amorphophalus variabilis

Colocasia gigantean Amorphophallus campanulatusvar.sylvestris

Xanthosoma sagittafolia Alocasiasp

Gambar 1. jenis Araceae yang ditemukan di Taman Nasional Alas Purwo

(5)

6. Xanthosoma sagittafolia. Nama daerah : mbote hijau (Jawa). Tumbuhan herba tinggi 30 – 150 cm, mempunyai umbi dalam tanah,umbi silinder berukuran 15 x 20 cm, berwarna putih dengan kadar glukomanan terendah dimiliki oleh umbi mbothe hijau dengan kadar 0,98 %.Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun dengan bagian tepi pelepah dan permukaan bagian belakang tangkai ungu, bangun daun sagittatus, ujung daun acutus, pangkal daun emarginatus, tulang daun pinately palmatus, tepi daun integer, daging daun herbaceus, warna daun hijau, permukaan daun laevis, warna tangkai daun hijau, tangkai daun dengan helai daun daun membentuk sudut.

Kadar Glukomanan Umbi Segar. Kadar glukomanan umbi segar dari enam jenis Araceae yang ditemukan di Taman Nasional Alas Purwo, berturut-turut dari yang tertinggi adalah Diffebanchia sp. (2,08%), Amorphophallus variabilis (1,84%), Colocasia gigantea/Rombang (1,60%), Amorphophallus campanulatus var. sylvestris (1,44%), Alocasia sp/Senthe hitam (1,28%) dan Xanthosomasagttifolia/Mbothe hijau (0,96%) (Gambar 7). Satu spesies Lindsay sp. tidak dianalisis glukomanannya karena tidak memiliki umbi.

Kandungan glukomanan yang cukup tinggi pada Diffebanchia sp. yang ditemukan di Alas Purwo belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Penelitian-penelitian sebelumnya kebanyakan terfokus pada umbi Araceae yang dimakan oleh penduduk seperti Amorphophallus, Colocasia, Alocasia dan Xanthosoma [8][6]. Karena itu, penelitian lebih lanjut untuk menguji kadar glukomanan pada umbi jenis Araceae yang tidak edible seperti Diffebanchia sp. perlu dilakukan. Apalagi di lokasi TNAP, spesies ini hanya ditemukan satu rumpun di Pancur, sehingga jumlah ulangannya kurang. Bila ternyata kandungan glukomanan yang cukup tinggi juga terdapat pada jenis Araceae yang tidak edible, maka kegiatan eksplorasi sumber glukomanan semestinya diperluas pada jenis- jenis Araceae berumbi pada tanaman hias dan liar lainnya.

Amorphophallus variabilis atau porang putih sudah dikenal dan dibudidayakan sebagai sumber glukomanan di samping A. muelleri.

Menurut studi sebelumnya, kandungan glukomanan spesies ini termasuk yang tertinggi setelah A. muelleri. Di antara spesies Araceae yang ditemukan di TNAP, kandungan glukomanan spesies ini termasuk yang tertinggi setelah Diffebanchia sp. Namun, karena warna umbi A. variabilis yang ditemukan di TNAP tidak seputih sample yang ditemukan di Madiun dan Nganjuk, maka kurang direkomendasikan sebagai umbi sumber glukomanan yang ideal untuk digunakan dalam produksi tepung glukomanan saat ini.

Gambar 2. Kadar glukomanan umbi segar jenis-jenis Araceae yang ditemukan di Taman Nasional Alas Purwo.

Meskipun kandungan glukomanan umbi jenis-jenis Araceae yang ditemukan di TNAP bukanlah yang tertinggi dibanding umbi dari sample sebelumnya yang ditemukan di Jawa Timur, tapi memberikan kontribusi bagi pemenuhan informasi tentang bahan baku umbi warna putih yang potensial mengandung glukomanan (Gambar 2 dan 3). Kecuali suweg kasar (Amorphophallus campanulatus var.

sylvestris), semua jenis Araceae yang ditemukan di TNAP memiliki daging umbi putih sampai keputihan.

2.08 1.84

1.6

1.44 1.28

0.96

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Araceae Pancur Suweg

putih Rombang Suweg Senthe hitam Mbothe

hijau Jenis Araceae

Kadar Glukomanan (%) per berat umbi segar

(6)

KESIMPULAN

Kesimpulan. Di Taman Nasional Alas Purwo ditemukan enam jenis Araceae yaitu Dieffenbachia sp., Amorphophalus variabilis, Amorphophallus campanulatus var. sylvestris, Colocasia gigantea, Alocasia sp.,Xanthosomasagittifolia.

Kadar glukomanan tertinggi ditemukan pada Dieffenbachiasp.(umbi putih) dengan kadar 2,24 % dan terendah dimiliki oleh umbi Xanthosoma sagittifolia/mbothe hijau(umbi putih) dengan kadar 0,98 %.

Saran. Diperlukan kegiatan eksplorasi sumber glukomanan pada jenis-jenis Araceae berumbi pada tanaman hias dan liar lainnya, sehingga didapatkan jenis yang berumbi putih dan kadar glukomanan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Backer, C.A. and Bakhuizen Van Den Brink, R.C., 1968. Flora of Java (Spermatophytes Only) Vol. 3. Wolters- Noordhoff NV, Groningen.

[2] Arifin, M.A. 2001. Pengeringan kripik umbi iles-iles secara mekanik untuk

meningkatkan mutu keripik iles-iles.

Thesis. Teknologi Paska Panen, PPS-IPB.

Bogor.

[3] Romli, H.U. 2002. Hutan lestari berkat tanaman porang. http://www. Pikiran- rakyat.com/cetak/0702/22/0607.htm.

Brisscoe, 1953. A Short Courses in Organic Chemistry. Indiana University.

Houghton Mifflin. Boston.

[4] Sufiani, S. 1992. Iles-iles (Amorphophallus); jenis, syarat tumbuh, budidaya dan setándar mutu ekspornya.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

[5] Ekowati, G., Rodiyati A., Hakim, L. 2009.

Karakterisasi Edible Araceae sebagai sumber glukomanan di Jawa Timur.

Universitas Brawijaya. Malang.

[6] Rodiyati, A., T. Wahono dan G. Ekowati.

2008. Seleksi Varian Porang (Amorphophallus oncophyllus Hook.f.) berdasarkan Karakter Morfologi, Kadar Glukomanan dan Ca-oksalat Umbinya.

Universitas Brawijaya. Malang

[7] Harijati, N., Rodiyati A., S. Widyarti.

2010. Eksplorasi Amorphophallus spp.

Endemic Jawa Timur yang tinggi

Gambar 3. Kadar glukomanan umbi segar dari jenis-jenis Araceae yang ditemukan di Jawa Timur.

9.92

3.39 3.20

2.60 2.41 2.08

1.84 1.81 1.66 1.6 1.44 1.39 1.36 1.28 0.96 0.64 0.00

2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

A.muelleri

A. campanulatus var. hortensis A. variabilis

A. campanulatus var. sylvestris Bentul Araceae Pancur

A. variabilis Tales

Xanthosoma sagittifolia Colocasia gigantea

A. campanulatus var. sylvestris Colocasia gigantea

Alocasia sp. Alocasia sp.

Xanthosoma sagittifolia Endro

Jenis Araceae

Kadar Glukomanan (%) Umbi Segar

(7)

glukomanan dan rendah alergenitasnya.

Proceeding of 7thBasic Science Seminar 3:

134-145.

[8] Chairul dan Chairul, S. M. 2006. Isolasi glukomanan dan dari dua jenis Araceae:

Talas (Colocasia esculenta(L.) Schott) dan Iles-iles (Amorphophallus campanulatus Blumei). Berita Biologi 8(3): 171-178.

[9] Yuzammi. (2000). A Tacsonomic Revision On The Terestrial And Aquatic Aroids (Araceae) in Java. Thesis. School of biological Science,Faculty of Life Science.

University of New South Wales.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Plot yang digunakan berukuran 10 m x 10 m untuk tumbuhan berkayu dengan diameter ≥ 10 cm, 5 m 5 m untuk tumbuhan berkayu dengan diameter 2 cm – 9 cm, 1 m x 1 m untuk tumbuhan bawah