• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOOD GOVERNANCE DAN MASYARAKAT MADANI

N/A
N/A
rira nuradhawati

Academic year: 2023

Membagikan "GOOD GOVERNANCE DAN MASYARAKAT MADANI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

Perbedaan Government dan Governance terletak pada konsepnya, yaitu Government lebih mengacu pada entitas yang mengatur suatu lembaga/instansi (pemerintah) sedangkan Governance lebih mengacu pada struktur pemerintahan dari pemerintah itu sendiri (Government). Tekanan dari lembaga donor (IMF, ADB, Bank Dunia) untuk menerapkan tata kelola yang baik bagi negara peminjam, termasuk Indonesia. Tuntutan dari masyarakat, LSM, pers, aktivis pro demokrasi, kelas menengah, swasta, tokoh masyarakat mengenai reformasi, demokratisasi, kedaulatan rakyat, good governance, anti KKN.

Di beberapa negara, penggunaan prinsip klasik administrasi publik semakin tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan dunia internasional yang semakin transparan. Hal ini juga sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang cepat dan efisien, sehingga waktu penyampaian informasi semakin singkat, dan kecanggihannya membuat seluruh aspek aktivitas dalam kehidupan dapat dengan mudah diketahui. Penerapan prinsip-prinsip good governance di Indonesia yang diperkenalkan pada masa reformasi, mengubah pola sentralisasi kekuasaan pada masa Orde Baru, menjadi pola desentralisasi dengan memberikan kewenangan pengaturan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Maksud pemberian kewenangan tersebut salah satunya antara lain adalah untuk

Untuk itu, transparansi pelaksanaan kegiatan sangat dituntut agar dapat

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

TIGA PROBLEM POKOK BANGSA

  • Merosotnya kewibawaan negara
  • Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional
  • Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian Bangsa
  • Peran pemerintah harus mampu menciptakan suatu iklim yang kondusif bagi terselenggaranya
  • sektor swasta akan berperan dibidang pengembangan

Peran pemerintah harus mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi terselenggaranya iklim yang kondusif bagi terselenggaranya berbagai kegiatan (ekonomi, politik, budaya, keamanan, peraturan).

Memiliki Visi jauh kedepan, sehingga mampu untuk menentukan kebijakan dan arah pembangunan yang

Menghormati dan mengakui supremasi hukum, yaitu melaksanakan semua proses berdasarkan

Keterbukaan informasi, atau transparansi, yaitu memungkinkan pihak-pihak berkepentingan

Mengutamakan kesepakatan pelaksanaan, yaitu berupaya agar setiap kepentingan dapat

Akuntabilitas, yaitu kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan. Termasuk dalam hal ini

Tata kelola mencakup seluruh mekanisme, proses dan institusi yang melaluinya warga negara dan kelompok masyarakat mengekspresikan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan. Meski banyak aktor yang terlibat, namun tidak ada satupun yang sangat dominan dalam menentukan gerak aktor lainnya. Dalam konsep pemerintahan, aktor bersifat tunggal atau hanya terfokus pada birokrasi pemerintahan yang mendominasi berbagai peran dan fungsi.

Istilah “governance” merupakan terminologi yang digunakan untuk menggantikan istilah “pemerintah” yang menunjukkan kewenangan politik, ekonomi, dan administratif dalam penyelenggaraan negara (Departemen Dalam Negeri dan Bappenas, 2000).

KESEIMBANGAN TIGA KOMPONEN

PRINSIP-PRINSIP TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

Kerjasama dengan institusi masyarakat sipil 3. Kebebasan berasosiasi dan berpartisipasi,

Sistem yudisial yang adil dan dapat dipercaya

PRINSIP-PRINSIP TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

Partisipasi masyarakat

Tegaknya supremasi hukum 3. Transparansi

Peduli pada stakeholder

Berorientasi pada konsensus 6. Kesetaraan

Efektifitas dan efisiensi 8. Akuntabilitas

Visi strategis

Demokratis

Mendorong partisipasi masyarakat

Komitmen pada tuntutan pasar 14. Komitmen pada lingkungan hidup

TRANSPARANSI

PARTISIPASI MASYARAKAT

PRINSIP AKUNTABILITAS: DEFINISI, INDIKATOR, DAN ALAT UKUR

  • Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan nilai berlaku, sesuai prinsip administrasi yang benar
  • Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program
  • Kejelasan sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan kelayakannya tersebut
  • Penyebarluasan informasi suatu keputusan melalui media massa 5. Pembukaan akses publik pada informasi keputusan dan
  • Sistem informasi manajemen dan monitoring hasil
  • Sistem dan mekanisme perencanaan, pengendalian pembangunan daerah
  • Kebijakan daerah (SK Gubernur, Perda) dalam pengadaan barang dan jasa, pajak dan retribusi, keuangan daerah, dll
  • Kotak pos pengaduan, berita-berita di media massa, pengaduan LSM, hasil riset, monitoring independen
  • Kriteria untuk mengukur performansi aparat
  • Perda partisipasi

Keakuratan dan kelengkapan informasi mengenai cara mencapai target suatu program Cara mencapai target suatu program. Kebijakan daerah (Keputusan Gubernur, Peraturan Daerah) di bidang pengadaan barang dan jasa, pajak dan retribusi, pendanaan daerah, dll. dan jasa, pajak dan retribusi, pendanaan daerah, dll. Kotak surat pengaduan, berita di media massa, pengaduan LSM, hasil penelitian, pemantauan independen LSM, hasil penelitian, pemantauan independen.

PRINSIP TRANSPARANSI: DEFINISI, INDIKATOR, DAN ALAT UKUR

  • Penyediaan infromasi yang jelas tentang prosedur- prosedur, biaya-biaya dan tanggung jawab
  • Kemudahan akses informasi
  • Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk
  • Meningkatkan arus informasi melalui kerja sama dengan media massa dan lembaga non pemerintah
  • Informasi yang disajikan: acuan pelayanan, laporan kegiatan publik, prosedur keluahan
  • Penanganan keluhan: berita di media massa, catatan responsif, personil, limit waktu respon, komentar untuk draft kebijakan, dll

Mengembangkan mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar, atau permintaan peraturan yang dilanggar, atau permintaan pemberian suap. Publikasi kebijakan publik melalui alat komunikasi: laporan tahunan, buletin, brosur, pusat informasi, telepon bebas pulsa, tahunan, buletin, pamflet, pusat informasi, telepon bebas pulsa, liputan media, pengumuman layanan, website, papan pengumuman, koran lokal . Penanganan pengaduan: berita media massa, memo tanggapan, staf, tenggat waktu tanggapan, komentar terhadap rancangan kebijakan, dll. staf, tenggat waktu tanggapan, komentar terhadap rancangan kebijakan, dll. 4.

PRINSIP PARTISIPASI: DEFINISI, INDIKATOR, DAN ALAT UKUR

Ada jaminan hukum dari pemerintah mengenai partisipasi masyarakat (perda)

Adanya forum untuk menampung aspirasi masyarakat yang representatif, jelas, dan terbuka

Kemampuan masyarakat terlibat dalam proses pembuatan, pelaksaan, dan pengawasan keputusan

Visi dan pengembangan berdasarkan pada konsensus antara pemerintah dan masyarakat

Terdapat akses bagi masyarakat untuk menyampaikan

Public Hearing (pemda-masyakarat , DPRD -masyarakat, atau bersama dengan kalangan swasta)

Pertemuan kelompok masyarakat (stakeholders meeting) 3. Jajak pendapat umum

Laporan penelitian dan kajian 5. Diskusi publik

IMPLIKASI PENERAPAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN

Pemerintah tidak lagi mendominasi (otoriter), diimbangi dengan peran masyarakat dan swasta yang saling bekerja sama dan mengawasi. Jika tidak dipersiapkan secara matang maka kinerja dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan akan tetap sama atau memburuk; tidak partisipatif, tidak akuntabel, tidak transparan, tidak efisien dan efektif, lambat, demokratis, penuh korupsi, tidak terkendali, dan sebagainya.

KRITIK TERHADAP KONSEP GOOD GOVERNANCE

REINVENTING PEOPLE

QUESTIONS

MASYARAKAT MADANI

Ketiga orang ini mulai mengorganisir pembangunan masyarakat sipil yang dapat melemahkan monarki otoriter – kekuasaan absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond. Cornelis Lay melihat isi masyarakat sipil mengacu pada pluralitas bentuk kelompok independen (asosiasi, kolektivis lembaga, perwakilan kepentingan) dan sekaligus sebagai cerminan opini publik dan komunikasi independen. Sementara itu, menurut Haynes, tekanan dari “masyarakat sipil” seringkali memaksa pemerintah untuk mengumumkan program demokrasi, mengumumkan agenda reformasi politik, merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan umum multi-partai, yang keadilannya dipantau oleh sekelompok pengamat internasional (Jeff Haynes.

Menurut AS Hikam, masyarakat sipil merupakan wilayah yang menjamin kemandirian perilaku, tindakan, dan pemikiran, tidak dibatasi oleh kehidupan materiil dan tidak tertanam dalam jaringan kelembagaan politik resmi. Dalam istilah politik, masyarakat sipil berupaya melindungi individu dari kesewenang-wenangan negara dan bertindak sebagai kekuatan moral yang menyeimbangkan praktik politik pemerintah dan lembaga politik lainnya. Dalam bidang ekonomi, masyarakat sipil berupaya melindungi masyarakat dan individu dari ketidakpastian global dan cengkeraman konglomerat dengan menciptakan jaringan ekonomi mandiri untuk memenuhi kebutuhan dasar, misalnya dalam bentuk koperasi.

Oleh karena itu prinsip masyarakat sipil bukanlah pencapaian kekuasaan, melainkan pelaksanaan prinsip demokrasi dan harus selalu menghindari kooptasi kekuasaan (Haryatmoko. Antara masyarakat sipil dan masyarakat sipil. Seperti yang telah dikemukakan di atas, masyarakat sipil adalah suatu istilah yang lahir untuk menerjemahkan konsep eksternal ke dalam “Islam”. Dilihat dari isi masyarakat sipil lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah – yang dijadikan pembenaran atas hal tersebut.

Perbedaan lain antara masyarakat sipil dan masyarakat sipil adalah bahwa masyarakat sipil merupakan buah dari modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; sebuah gerakan dalam masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Oleh karena itu, Maarif mendefinisikan masyarakat sipil sebagai masyarakat yang terbuka, egaliter, dan toleran berdasarkan nilai-nilai etika dan moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah (A.

Ciri-ciri Masyarakat Madani

1. Ruang publik yang bebas, yaitu masyarakat mempunyai akses penuh terhadap segala kegiatan publik, berhak bertindak secara mandiri dalam menyatakan pendapat, menggabungkan, mengumpulkan, dan mempublikasikan informasi kepada publik. 2. Demokratisasi, yaitu proses penegakan prinsip demokrasi untuk mewujudkan masyarakat demokratis. Untuk mendorong demokratisasi, warga masyarakat dituntut untuk mempunyai kesiapan berupa kesadaran pribadi, kesetaraan dan kemandirian, serta kemampuan berperilaku demokratis terhadap orang lain dan menerima perilaku demokratis orang lain. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat majemuk, disertai sikap ikhlas bahwa pluralisme merupakan nilai positif dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bebas dari teknik, intimidasi atau intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian dalam politik yang bertanggung jawab.

Konsep Masyarakat Madani

Salah satu gagasan penting yang melekat dalam konsep masyarakat sipil adalah keinginan untuk meningkatkan kualitas hubungan antara masyarakat dan lembaga-lembaga sosial di: sektor publik (pemerintah dan partai politik), sektor swasta (pelaku usaha) dan sektor sukarela ( organisasi non-pemerintah, organisasi keagamaan dan kelompok profesi). Secara politis, melalui konsep masyarakat sipil dapat tercipta bentuk relasi yang kurang lebih simetris, sehingga menguntungkan bagi terciptanya demokrasi. Secara ekonomi, melalui konsep masyarakat sipil, aktivitas dan hubungan ekonomi yang menciptakan kemandirian dapat dibangun.

Kemudian secara sosial, melalui masyarakat sipil, dapat dibangun keseimbangan kedudukan dan peran masyarakat sebagai individu dan anggota masyarakat, atau keseimbangan antara partisipasi individu dan kewajiban sosial. Dalam konteks ini, konsep masyarakat sipil kurang lebih setara dengan pengertian gemeinschaft (kelompok masyarakat) atau mezzo-struktur. Merupakan bentuk pergaulan sosial yang lebih kompleks dibandingkan dengan bentuk kekeluargaan, namun juga tidak terlalu kaku, tidak terlalu formal seperti biasanya.

Lahirnya gagasan masyarakat sipil seolah menjadi bagian dari kesadaran bahwa tidak mudah mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui negara. Nilai penting yang melekat pada masyarakat sipil adalah partisipasi politik dalam arti diperhitungkannya peran masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik atau masyarakat dapat mewarnai keputusan publik. Lebih lanjut, gagasan masyarakat sipil menghendaki lembaga-lembaga di sektor publik, swasta, dan sektor sukarela berbentuk forum atau perkumpulan perwakilan yang mempunyai arah jelas dan dapat dikontrol.

Melalui forum atau perkumpulan seperti itu, masyarakat sipil menjamin kebebasan mimbar, kebebasan menyebarkan atau penyebaran opini publik. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa masyarakat sipil merupakan kondisi awal yang sangat penting bagi eksistensi demokrasi. Walaupun ciri-ciri masyarakat sipil bertolak belakang dengan ciri-ciri masyarakat politik (yang menempatkan negara sebagai pusat), namun bukan berarti masyarakat sipil harus selalu melawan negara atau harus menghilangkan tanda-tanda politik yang dikonstruksi oleh negara. , sehingga status dan peran negara tetap diperlukan.

Merupakan bentuk pergaulan sosial yang lebih kompleks dibandingkan dengan bentuk kekeluargaan, namun juga tidak terlalu kaku, tidak terlalu formal, seperti yang biasa dikembangkan oleh negara.

Masyarakat Madani Dalam Islam

Setelah berdiri di kota hijrah, Nabi mengganti nama Yatsrib menjadi al-Madinat al-nabiy (kota Nabi). Dalam bahasa Arab, “peradaban” dinyatakan dengan kata “madaniyah” atau “tamaddun”, kecuali kata “hadharah”. Oleh karena itu, tindakan Nabi mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah pada hakikatnya merupakan pernyataan niat atau pernyataan bahwa beliau dan para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Ansar ingin mendirikan dan membangun masyarakat yang beradab.

Masyarakat Madani Di Indonesia

Oleh karena itu, menurut Nurcholish Madjid, terdapat beberapa poin penting dalam cara hidup demokratis, yaitu: 7) terjalinnya kerjasama dan sikap baik antar anggota masyarakat yang saling mempercayai niat baik satu sama lain. Menurut penulis, penguatan masyarakat sipil ini harus didorong oleh dua ormas besar yaitu NU dan Muhammadiyah.

Kewenangan, komitmen dan integritas pemimpin serta pengelolaan kepemimpinannya harus diimbangi dengan PNS, bahkan harus mampu memberikan contoh yang baik bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Dua hal ini, dari sekian banyak hal, menurut penulis, sangat konkrit dan mendesak bagi elemen masyarakat sipil, khususnya ormas, untuk melakukan perubahan. untuk dikerjakan.

Untuk membangun masyarakat maju dan berbudaya yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan keimanan dan ketakwaan, setidaknya harus ada tiga syarat: menciptakan inovasi dan kreasi, mencegah kerusakan sumber daya, dan memperkuat spiritualitas. Masyarakat sipil harus kreatif terhadap hal-hal baru, antisipatif dan preventif terhadap segala kemungkinan buruk, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama, mempunyai kesempatan yang sama, bebas menentukan arah hidupnya, tidak merasa tertekan oleh kekuasaan negara, mempunyai kesadaran hukum, bersikap toleran dan memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Sulitnya masyarakat sipil tumbuh dan berkembang pada masa Orde Baru akibat sentralisasi kekuasaan melalui korporatisme dan birokratisasi hampir di seluruh aspek kehidupan, terutama pembentukan organisasi sosial dan profesi dalam satu forum, seperti MUI, KNPI, PWI, SPSI, HKTI, dan sebagainya. Organisasi-organisasi tersebut tidak memiliki independensi dalam memilih pemimpin atau menyusun programnya, sehingga tidak mempunyai kekuasaan untuk mengontrol jalannya pemerintahan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat, dan investasi dalam bidang

-eu tlieuil lier lrludVlltCIII, 1'11 omelet Nudlll tie hctNIl lIntTUIllUI , \'''11 icIIuep, litl der COIII}niillÎII, V.n "/lU b'1llolilhei I lier ~Me klllUi.!.. IIlr, O,I'ill~do,