ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
Volume 03. Nomor 02. Desember 2022
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
19
EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
SCAFFOLDING TERHADAP HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS VIIIB SMP YP PGRI 4 MAKASSAR
The Effectiveness of implementing Scafolding learning strategy for Math for the eighth- grade students of SMP YP PGRI 4 Makassar
on SPLDV Material
Katharina Mbut1, Rizky Ramadhana2, Abdul Hadi3, Andika Saputra4 Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)
Email1: [email protected] Email2: [email protected] Email3: [email protected]
Email4: [email protected]
Abstrak
This research aims at finding out the Effectiveness of implementing Scaffolding learning strategy for Math for the eighth-grade students of SMP YP PGRI 4 Makassar on SPLDV Material. This research is a pre-experimental design with the one-group pretest-posttest.
The sample of the research is 17 students in academic year 2021/2022. The data is analyzed using descriptive and inferential statistics. Descriptive analysis found that 1) the average score before scaffolding learning is 46.71 as categorized low. 2) The average of learning achievement after implementing scaffolding is 80.06 as categorized high. 3) Students’ activity during learning process is 87.5% as categorized good. 4) Teacher’s activity during teaching is 83.85 as categorized very good. 5) Students’ response during learning process is 90.59% as categorized as very positive. 6) Students’ learning achievement improves from pretest to posttest with the gain value is 0.63 as categorized as average. The inferential analysis gained for learning achievement𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 4.177 >
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 1.7396, as H1 is accepted and value gain is 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 11.15 > 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 1.75, so H1 is accepted. Therefore, it can be concluded that the implementation of scaffolding learning model is effective to improve math learning achievement for the eight grade students of SMP YP PGRI 4 Makassar particularly on the SPLDVmaterial.
Keywords: Effectiveness, strategy, scaffolding.
(Received: 03-06-2022; Reviewed: 30-07-2022; Revised: 03-08-2022; Accepted: 30-09-2022; Published: 01-12-2022)
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
20 Pendahuluan
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar maupun perguruan tinggi. Tujuan mempelajari matematika adalah untuk mengembangkan pola berpikir siswa secara bertahap sehingga siswa mampu dan terampil memecahkan masalah dan bisa mengaplikasikannya di masyarakat. Matematika sangat penting untuk dipelajari karena dalam kehidupan selalu berhubungan dengan matematika. Oleh karena itu, matematika merupakan mata pelajaran wajib sebagai bekal atau pegangan dalam kehidupan bermasyarakat (Susanto, 2016:183). Mengingat pentingnya matematika tersebut sehingga mendapat perhatian yang sangat serius, namun masih banyak siswa yang menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit dan susah untuk dipelajari, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi penulis di SMP YP PGRI 4 Makassar pada bulan Agustus 2020, didapatkan informasi dari guru bidang studi matematika mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal masih sangat rendah hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain: 1) daya ingat siswa kurang, 2) sering ribut, 3) malu bertanya, 4) kurangnya daya serap siswa. Agar proses pembelajaran lebih baik, bermutu serta membekas lama di ingatan para siswa maka guru harus pandai menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga siswa tidak muda bosan dan tidak menganggap pelajaran matematika sulit untuk di pelajari bahkan harus dapat membuat siswa selalu ketagihan untuk ingin selalu belajar matematika.
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti menerapkan Strategi pembelajaran scaffolding agar proses pembelajaran lebih efektif. Menurut Bruner, scafolding sebagai suatu proses dimana seseorang siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kamampuan yang lebih. Dalam hal ini strategi pembelajaran scaffolding merupakan strategi pembelajaran yang dapat memberikan layanan pembelajaran sesuai kemampuan yang dimiliki siswa. Siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga mereka dapat mengerjakan soal-soal yang diperoleh dengan baik dan benar. Kemudian menurut Sunarsosno mendefenisikan scaffolding sebagai bantuan atau suport kepada seorang anak dari seorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar siswa mampu mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitanya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang bersangkutan. Melalui strategi pembelajaran scaffolding ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang diberikan oleh guru atau orang yang memiliki kemampauan yang lebih.
Strategi pembelajaran scaffolding adalah pemberian bantuan secukupnya kepada siswa yang didasarkan pada bentuk kesulitan yang dialami oleh siswa sehingga Vygotsky mengutarakan gagasan ZONA of Proximal Development (ZPD) yang dikatan sebagai jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi. Tingkat perkembangan actual dan tingkat perkembangan potensial yang dimaksud adalah tingkat perkembangan actual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri sedangkan tingkat perkembangan potensial tanpak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkaloborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Scaffolding Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar”
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
21 Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pre eksperimen. Karena pada penelitian ini, penelitiannya menggunakan kelas eksperimen tanpa adannya kelas kontrol, dan hanya mengukur efektivitas strategi pembelajaran scaffolding pada siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP YP PGRI 4 Makassar pada semester genap kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar
Desain penelitian ini adalah one grup pretest-posttestdesaign yaitu eksperimen yang dilakukan satu kelompok saja tanpa kelompokpembanding.
Tabel 1. Desain protest dan posttest dalam satu kelompok Pretes Treatmen Posstest
T1 X T2
(Suryabrata, 2014)
Keterangan
T1 = hasil belajar sebelum (pretest) menerapkan strategi pembelajaranscaffolding X =penerapan strategi pembelajaran scaffolding
T2=hasil belajar setelah (posttest) menerapkan strategi pembelajaran scaffolding
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP YP PGRI 4 Makassarberjumlah 17 0rang yang terdiri dari 5 laki-laki dan 12 perempuan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persipan terdiri dari membuat kesepakatan dengan guru bidang study matematika dan penyusunan perangkat pembelajaran. Pembuatan kesepakatan dengan guru bidang study matematika pada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, meliputi; Kelas yang akan digunakan untuk penelitian yaitu kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar, dan Materi yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi: Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pembelajaran atau tema tertentu yang mancsakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,indokator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah suatu rencana yang berisi prosedur danlangkah- langkah kegiatan guru dan sisws yang disusun secara sistemaris untuk digunakan sebagai pedoman sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini RPP disusun dengan strategi pembelajaran scaffolding.
LKS disusun untuk memberi kemudahan bagi pendidik dalam mengakomodasi tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda. Dengan adanya LKS ini pendidik lebih muda dalam proses pembelajaran matematika yang digunakan dalam SKS ini sesui dengan materi yang diterapkan pada RPP yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Pretest adalah tes hasil belajar siswa belum menerapkan strategi pembelajaran scaffolding. Pretest ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menerapkan strategi pembelajaran scaffolding.
Pretest dalam penelitian ini terdiri dari 5 nomor berupa tes uraian dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Penerapan strategi pembelajaran scaffolding dalam proses pembelajaran akan meningkatkan keaktifan siswa yang berimplikasi pada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga diharapkan bahwa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Posttest yaitu hasil belajar kepada siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scaffolding. Tujuan posttest adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scaffolding. Tes hasil belajar dalam penelitian ini adalah tes uraian yang terdiri dari 5 nomor dengan materi sistem
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
22 koordinat. Stelah semua proses dilaksanakan, jawaban siswa dievaluasi sesuai dengan pedoman
penskoran yang dipakai.
Defenisi konseptual dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu semua pencapaian yang diperoleh siswa berupa nilai atau angka setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran scaffolding yang diukur dengan tes hasil belajar berupa tes uraian pada siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar, Aktifitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunaka strategi pemembelajaran scaffolding, Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah reaksi, sikap dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran scaffolding, dan Keterlaksanaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kegiatan baik fisik maupun mental yang dilakukan guru atau peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran scaffolding.
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah: Hasil belajar matematika merupakan tingkat keberhasilan berupa nilai (angka) yang diperoleh siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar, setelah melalui serangkain kegiatan belajar mengajar matematika, Aktivitas siswa merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung didalam kelas, Respon siswa merupakan suatu reaksi atau pendapat siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran scaffolding dalam pembelajaran matematika kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar, dan Keterlaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru (peneliti) selama proses pembelajaran berlangsung dengan strategi pembelajaran scaffolding pada siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar.
Kisi kisi instrumen dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator materi yang terdapat didalam silabus. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tes hasil belajar dengan jenis ( pretest) yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa. Tes hasil belajar diberikan sebelum diterapkan strategi pembelajaran scaffolding dan (pottest) sebelum diterapkan strategi pembelajaran scaffolding, dengan tujuan untuk dapat membandingkan hasil yang diperoleh siswa dan untuk mengetahui tingkat prestasi hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran scaffolding. Instrumen Non Tes: Observasi aaktivitas Untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi siswa di gunakan untuk melihat dan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran scaffolding, Angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan siswa selama pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran scaffolding dan sebelim penerapan strategi pembeljaran scaffolding. Aspek respon siswa menyangkut suasana belajar, minat mengikuti pelajaran berikutnya, dan cara guru mengajar, dan Keterlaksanaan pembelajaran merupakan segala kegiatan yang dilakukan guru atau peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran scaffolding. Tujuan lembar kererlaksanaan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tanggapan atau reaksi guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran.
Efektifitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, maka perlu ditetapkan kriterian keefektifan. Adapun kriteria keefektifan menurut sonda et al. (2016). Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassarsetelah menerapkan strategi pembelajaran scaffolding mencapai KKM yaitu 70 dan ketuntasan klasikal minimal 85%, Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar setelah menerapkan startegi pembelajaran scaffolding minimal mencapai kategori sedang, Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran scaffolding pada kategori minimal baik, Respon siswa terhadap proses pembelajaran saat menerapkan starategi pembelajaran berada pada kategori positif, dan Keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran scaffolding pada kategori minimal baik.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
23 Hasil dan Pembahasan
Hasil
Penelitian ini menggunakan desain one group pretest-posttest desaign yang melibatkan dua variabel, yaitu 1) variabel pretes yang merupakan data hasil belajar matematika siswa yang diperoleh sebelum menerapkan strategi pembelajaran scafolding, dan 2) variabel posttest yang merupakan data hasil belajar siswa matematika siswa sesudah menerapkan strategi pembelajaran scafolding. Untuk mengukur hasil belajar siswa, maka siswa diberikan tes hasil belajar SPLDV. Dari hasil tes tersebut diperoleh data berupa rata-rata hasil belajar SPLDV. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika yang diperoleh dari tes hasil belajar sebelum dan sesudah menerapkan strategi pembelajaran scafolding. Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Menerapkan Strategi Pembelajaran Scafolding. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP YP PGRI Makassar, peneliti dapat mengumpulkan data melalui instrumen tes dan memperoleh data hasil belajar berupa nilai hasil belajar matematika siswa sebelum menerapkan strategi pembelajaran scafolding. Tes hasil belajar pada meteri SPLDV yang diberikan pada 17 siswa diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa 46,70 dengan standar deviasi 12,408 yang menunjukan bahwa penyimpangan data dari nilai rata-rata sebesar 46,70. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 26. Jangkauan yang merupakan selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah adalah 40.
Berdasarkan keseluruhan nilai pretest, jika dikelompokan kedalam empat kategori hasil belajar, maka distribusi frekuensi, persentase, dan kategori hasil belajar seperti pada tabel 1. berikut.
Tabel 2. Distribusi frekuensi, persentase, kriteria kategori hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar sebelum diajarkan menggunakan strategi pembelajaran scafolding
Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
90-100 0 0 Sangat baik
80-89 0 0 Tinggi
70-79 0 0 Sedang
<70 17 100 Rendah
Sumber: data diolah
Tabel 3. Distribusi frekuensi, persentase, dan kategori hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding Sumber: data diolah
Interval Frekuensi Persentase Kategori
90-100 3 17,66 Sangat baik
80-89 6 35,29 Tinggi
70-79 6 35,29 Sedang
<70 2 11,76 Rendah
17 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa adalah 80,06. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa berada pada interval 80 - 89 kategori tinggi yang berarti hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran scafolding berada pada kategori tinggi.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
24 Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah
menerapkan strategi pembelajaran scafolding
Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Pretest Posttest Pretest Posttest
90-100 0 3 0 17,66 Sangat baik
80-89 0 4 0 35,29 Tinggi
70-79 0 8 0 35,29 Sedang
<70 17 2 0 11,76 Rendah
18 18 100 100
Sumber: data diolah
Tabel 5. Analisis deskripsif aktivitas siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran scafolding Skor pertemuan Total Skor maksimal Persentase
(%)
Kategori I II III
20 21 22 63 72 87,5% Baik
Sumber: data diolah
Tabel 6. Analisis deskripsif aktivitas siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran scafolding Skor pertemuan Total Skor maksimal Persentase
(%)
Kategori I II III
20 21 22 63 72 87,5% Baik
Sumber: data diolah Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP YP PGRI 4 Makassar dan yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar yang berjumlah 17 orang. Penelitian ini dimulai tanggal 14 Desember 2021 yang terdiri dari 5 kali pertemuan. Pertemuan awal peneliti memberikan tes berupa soal uraian berjumlah 5 nomor pada materi SPLDV (pretest). Pada pertemuan kedua, ketiga, dan keempat peneliti menerapkan strategi pembelajaran scafolding. Dan pada pertemuan kelima peneliti memberikan tes setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding.
Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan oleh peneliti kepada 17 siswa sebelum menerapkan strategi pembelajaran scafolding pada materi SPLDV, hasil belajar matematika siswa belum memenuhi ketuntasan klasikal dan tidak memenuhi KKM dengan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 46,71 berada pada kategori rendah dan skor rata-rata hasil belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran scafolding meningkat menjadi 80,06 berada pada kategori tinggi dan melebihi KKM dan mengalami ketuntasan klasikal sebesar 88,23%. Hal ini menunjukan bahwa terjadinya peningkatan dari rata- rata hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding Selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus normal gain dengan menghitung nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa dari pretest ke posttest.
Berdasarkan hasil uji normal gain peningkatan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,63 dan kriteria pengkategorian nilai gain menurut Lestari dan Yudhanegara (2018:234-235) berada pada kategori sedang.
Peneliti juga menggunakan lembar observasi aktivitas siswa selama memberi perlakuan dan kemudian dianalisis. Dari hasil analisis diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 87,5% berada pada kategori baik. Hasil keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran scafolding yang menilai aktivitas guru dalam mengajar tersebut menunjukan rata-rata sebesar 83,85% berada pada kategori sangat baik. Respon siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding berada pada kategori sangat positif. Angket respon siswa diberikan pada pertemuan terakhir dengan jumlah 10
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
25 pertanyaan setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding. Kemudian data yang diperoleh akan
dianalisis untuk mengetahui persentasenya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh persentase respon siswa sebesar 90,59% berada pada kategori sangat positif
Berdasarkan rumusan hipotesis pertama yang dikaitkan dengan hasil penelitian yang diuji dengan statistik inferensial diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙berarti 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dan rumusan hipotesis kedua diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dan dengan adanya teori kognitif yang mendukung pembelajaran konstruktivistik, siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada dalam materi SPLDV yang dibimbingan oleh guru atau kerjasama dengan teman, sehingga penerapan strategi pembelajaran scafolding efektif diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar pada materi SPLDV. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Shabryana (2016) dengan hasil penelitian yaitu penerapan strategi pembelajaran scaffolding dapat meningkatkan hasil belajar. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Nadia Iswara (2012) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran scaffolding dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Berdasarkan kajian analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran scafolding efektif diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar pada materi SPLDV karena telah memenuhi criteria kefektifan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disumpulkan bahwa strategi pembelajaran scafolding efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar. Hal tersebut diperoleh berdasarkan terpenuhinya kriteria keefektifan berikut: Hasil belajar siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar sebelum menerapkan strategi pembelajaran scafolding (pretest) dikategorikan rendah dengan rata-rata sebesar 46,71dan setelah penerapan strategi pembelajaran scafolding (posttest) dengan rata-rata sebesar 80,06pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa hasil siswa dengan penerapan strategi pembelajaran scafoldinglebih tinggi dari KKM yaitu 70, Hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding menunjukan peningkatan pretest ke posttest dengan nilai gain sebesar 0,63 berada pada kategori sedang, Aktivitas siswa selama penerapan strategi pembelajaran scafolding dengan persentase sebesar 87,5 % berada pada kategori baik, Keterlaksanaan pembelajaran selama menerapkan strategi pembelajaran scafolding berada pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 83,85%, Respon siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding berada pada kategori sangat positif sebesar 90,50%, dan Pada hasil analisis inferensial setelah menerapkan strategi pembelajaran scafolding berdistribusi normal dengan 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 12,720 𝑑𝑎𝑛 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 19,7 uji hipotesis pertama 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,992 dan𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,75 uji hipotesis kedua 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 11,15 dan𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 1,75 jadi, 𝐻1 diterima dan 𝐻0 ditolak.
Saran
Sebaiknya siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran karena dengan hal terseebut siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga memahami materi yang diajarkan, Bagi pendidik atau guru matematika untuk mencoba mengajar dengan menerapkan strategi pembelajaran scafolding dalam proses pembelajaran untuk mengikatkan hasil belajar siswa, dan Bagi peneliti agar memahami langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran scafolding, dan ciptakan suasana yang bisa menghidupkan semangat siswa agar mereka tertarik mengikuti pembelajaran.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
26 Ucapan terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian maupun penulisan artikel ini.
Referensi
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2018). Penelitian Pendidikan Matematika. Refika Aditama.
Suryabrata, S. (2014). Metodologi Penelitian (ke-25). PT RajaGrafindo Perada.
Susanto.(2016). Teori Belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Prenadamedia Group.
Sonda,R.,dkk, (2016). Efektivitas Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).Jurnal Daya Matematis
Info lebih lanjut
Hubungi
LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar